Claim Missing Document
Check
Articles

Efektivitas relaksasi otot progresif pada stress pasien Covid-19: Tinjauan sistematis Dianita, Eka Mei; Sukartini, Titin; Pratiwi, Ika Nur; Fuadiati, Lie Liana; Sari, Purwanti Nurvita
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 8, No 2 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.8.2.26-35

Abstract

Pendahuluan:Coronavirus-2019 memberikan kontribusi stress bagi orang diseluruh dunia. Stres mempengaruhi mekanisme tubuh, otak, sistem hormon, menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Kendalikan stress menggunakan relaksasi otot progresif. Teknik ini memberikan ketegangan otot dan diikuti relaksasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas latihan relaksasi otot progresif terhadap stress. Metode: Tinjauan sistematis dilakukan pada penelitian ini menggunakan PRISMA. Lima database digunakan penelitian ini yaitu: SAGE, Pubmed, Proquest, Science Direct dan Spinger. Pencarian artikel antara tahun 2019 dan 2022. Kata kunci digunakan “relaksasi otot progresif” dan “stress” dan “covid-19”. Hasil:Delapan artikel terlibat ditemukan danditinjau menunjukkan relaksasi otot progresif dilakukan pada pasien covid-19 efektif menurunkan tingkat stres. Selain itu relaksasi ini mampu menurunkan kecemasan dan memperbaiki kualitas tidur. Simpulan:Relaksasi otot progresif berdampak positif pada pasien covid-19 untuk memperbaiki kondisi mental dan fisik sehingga menurunkan stres. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai kombinasi dan variasi relaksasi lain dan aman untuk mengoptimalkan penurunan tingkat stres. 
Kombinasi terapi totok waja dan aroma terapi lavender menurunkan kecemasan pada passem pre operasi Irawan, Arizka Dwi; Yusuf, Ah; Pratiwi, Ika Nur
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 9, No 1 (2023): Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.9.1.1-12

Abstract

Pendahuluan: Kecemasan pada pasien pra operasi dapat mengakibatkan operasi tidak terlaksana atau dibatalkan, selain itu kecemasan dapat meningkatkan tekanan darah pasien. Peran perawat penting dalam mengurangi kecemasan pasien di IBS salah satunya dengan terapi non farmakologis menggunakan terapi totok wajah dan aroma terapi lavender. Metode: Penelitian ini merupakan quasy experimental dengan rancangan penelitian menggunakan one group pre test and post test design, teknik pengambilan sample menggunakan teknik purposive random sampling dengan jumlah 26 responden. Sebelum diberikan Terapi totok wajah dan aroma terapi lavender pasien dikaji kecemasan menggunakan Zung Self-Anxiety Rating Scale (Z-SAS) kemudian diberikan Terapi totok wajah dan aroma terapi lavender selama 10-15 menit, kemudian setelah dilakukan pengkajian kecemasan ulang di akhir sesi. Uji normalitas menggunakan uji saphiro wilk dan uji analiss menggunakan Dependen T-test dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0.05). Hasil: Hasil penelitian Uji normalitas menggunakan uji saphiro wilk dengan skor tingkat kecemasan sebelum nilai 0,307 dan sesudah 0,301 dan uji analisis menunjukan nilai signifikansi P value (0,000) < (0,05) yang dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian terapi totok wajah dan aroma terapi lavender terhadap penurunan tingkat kecemasan di ruang tunggu pasien(holding room). Simpulan: Terapi totok wajah dan aroma terapi lavender mampu menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi.
Pengembangan dokumentasi intervensi keperawatan OTEK berbasis EMR untuk peningkatan kinerja perawat: Tinjauan sistematis Wardani, Indrasari; Nihayati, Hanik Endang; Pratiwi, Ika Nur; Suraya, Andi Safutra
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 9, No 1 (2023): Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.9.1.60-70

Abstract

Pendahuluan: Penulisan intervensi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan dianggap sangat memakan waktu, tidak ringkas, sehingga dokumentasi asuhan keperawatan yang ada ingin disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan menurut PPNI. Dokumentasi asuhan keperawatan menurut standar merupakan salah satu bagian dari kinerja perawat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan untuk memanfaatkan rekam medis elektronik (electronic medical record/EMR) untuk praktik klinis, penelitian, pendidikan dan surveilans.Metode: Tinjauan sistematis dilakukan pada penelitian ini menggunakan PRISMA. Database yang digunakan adalah Scopus, Science Direct, Proquest dan Pubmed. Pencarian artikel dari 2018-2022 dengan kata kunci "dokumentasi keperawatan" dan "rekam medis elektronik" dan "kinerja perawat". Tinjauan Sistematis ini menggunakan 20 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Rekam medis elektronik (EMR) dapat memberikan kontribusi penting untuk meningkatkan kualitas layanan. Simpulan: Hasil tinjauan sistematis ini memberikan bukti bagi pembuat kebijakan untuk dapat mempertimbangkan pengembangan dokumentasi intervensi keperawatan OTEK berbasis EMR untuk peningkatan kinerja.
PROGRAM PEER HEALTH COACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN KADER, KELUARGA DAN PASIEN DIABETES MELLITUS Widyawati, Ika Yuni; Pratiwi, Ika Nur; Fauziningtyas, Rista; Dewi, Lingga Curnia; Tristiana, Rr Dian
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 7: Desember 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v4i7.9261

Abstract

Diabetes Melitus (DM) memerlukan pemahaman secara komprehensif dan konsisten dalam untuk menghindari komplikasi penyakit. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk memberikan edukasi dan pelatihan Peer Health Coaching dalam upaya meningkatkan pengetahuan pada kader, keluarga dan pasien DM. PKM ini menggunakan pendekatan Community Based Research (CBR) dilakukan edukasi dan pelatihan dengan menerapkan peer health coaching di Kalidami, Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Jawa Timur. Evaluasi PKM dengan membandingkan pengetahuan tentang penatalaksanaan DM dari Kuesioner DKQ-24 (Diabetes Knowledge Questionnaire). Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 32 orang dimana pengukuran tingkat pengetahuan didapatkan p<0.001 (p<0,05) sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan dan pelatihan dalam hal peningkatan pengetahuan terkait penatalaksanaan DM. Pendidikan dan pelatihan peer health coaching mampu meningkatkan pengetahuan terkait manajemen penyakit, pasien DM dan keluarganya untuk mampu menjalankan efikasi diri yang baik dalam manajemen DM.
Effectiveness of Progressive Muscle Relaxation on Sleep Quality: A Systematic Review Farida, Novi; Bakar, Abu; Pratiwi, Ika Nur
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 13 No 2 (2025): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v13i2.253

Abstract

Progressive muscle relaxation (PMR) is a therapeutic technique that involves sequentially tensing and relaxing muscle groups to promote physical and mental relaxation. It is widely used to improve sleep quality, particularly in adults experiencing sleep disturbances. This systematic review aimed to examine the effectiveness of PMR in enhancing sleep quality. A systematic literature search was conducted using four electronic databases—ScienceDirect, Scopus, PubMed, and CINAHL—covering publications from 2017 to 2022. The keywords used were “progressive muscle relaxation” and “sleep quality.” A total of 1,085 articles were initially identified. After applying inclusion and exclusion criteria based on the PICOT framework (Population, Intervention, Comparison, Outcome, and Time), and following a multi-stage screening process, seven studies were included in the final analysis. The included studies consisted of randomized controlled trials (RCTs) and clinical observational studies involving adult participants. The methodological quality of each study was assessed using the Joanna Briggs Institute (JBI) critical appraisal checklist. All seven studies reported statistically significant improvements in sleep quality following the implementation of PMR. However, variations were found in participant characteristics, duration and frequency of the PMR intervention, and the use of adjunct therapies. Progressive muscle relaxation, when performed under professional supervision, is an effective non-pharmacological intervention to improve sleep quality in adults.
Effectiveness of Early Warning Score (EWS) in Pre, Intra, and Post Dialysis: A Systematic Review Maharani, Evi Kartika; Widyawati, Ika Yuni; Pratiwi, Ika Nur
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 4 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i4.6358

Abstract

The Early Warning Score (EWS) is a crucial tool for detecting early signs of clinical deterioration in hemodialysis (HD) patients. However, previous research has primarily focused on the intra-dialysis phase, necessitating a systematic review to explore the effectiveness of EWS across all phases (pre, intra, and post-dialysis). Objective: This study aims to assess the effectiveness of EWS in detecting complications in hemodialysis patients across these three phases and to evaluate its impact on morbidity, mortality, length of hospital stays, and readmission rates. Methods: This systematic review was conducted following PRISMA guidelines. Literature searches were performed in databases such as PubMed, Scopus, ScienceDirect, ProQuest, and Google Scholar. The keywords used in the search were “Early Warning Score” OR “EWS” AND “Hemodialysis” OR “Renal Dialysis” OR “Dialysis” AND “Pre-dialysis” OR “Intradialysis” OR “Post-dialysis” and can utilize Boolean logic (AND, OR, or NOT) to maximize search results. The screening of articles with respect to limitations including year 2016 - 2024. Results: Out of 1,246 identified articles, 15 studies met the inclusion criteria. The findings indicate that EWS is effective in detecting complications across all hemodialysis phases, with significant improvements in clinical management and reductions in morbidity and mortality rates. Conclusion: The comprehensive application of EWS in the pre, intra, and post-dialysis phases can enhance the safety of hemodialysis patients.
The Risk of Diabetic Peripheral Neuropathy among Patients with Type 2 Diabetes Mellitus in Urban and Rural Areas Qona'ah, Arina; Pratiwi, Ika Nur; Pawanis, Zulfayandi; Yamani, Laura Navika; Pratiwi, Eskarani Tri; Nursalam, Nursalam; Ramoo, Vimala
Nurse Media Journal of Nursing Vol 15, No 2 (2025): (August 2025) [In Progress]
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nmjn.v15i2.56936

Abstract

Background: Diabetic Peripheral Neuropathy (DPN) is a common complication of type 2 diabetes mellitus (T2DM) and is closely linked to poor glycemic control. However, little is known about how environmental and lifestyle differences between urban and rural settings affect the risk of DPN.Purpose: This study aimed to identify and compare the risk factors of DPN among T2DM patients living in rural and urban areas.Methods: A comparative cross-sectional design with purposive sampling was used to recruit 156 T2DM patients from both urban (Surabaya) and rural (Lamongan) areas of East Java, Indonesia. Data were collected using the Vascular Quality of Life-6 (VQ-6), Diabetic Neuropathy Symptom (DNS), Diabetic Neuropathy Examination (DNE), and Ankle-Brachial Index (ABI). Logistic regression was performed, with a significance level set at p<0.05.Results: The mean age of rural participants was 55.8 years, slightly younger than that of urban participants. Urban residents had higher levels of education (37.7%) but engaged less in regular physical activity (51.9%). The risk of DPN differed significantly between rural and urban participants. Vascular function (ABI, OR = 4.526, range = 0.7–4.00), peripheral nerve symptoms (DNS, OR = 2.838, range = 0–2), neurological deficits (DNE, OR = 1.571, range = 0–5), and neuropathy-related quality of life (VQ-6, OR = 0.663, range = 0–24, p=0.020) were more pronounced among rural participants.Conclusion: Rural T2DM patients are at greater risk of DPN due to vascular and neuropathic complications, combined with sociodemographic disadvantages. These findings highlight the importance of early detection and tailored education programs for rural communities to prevent and manage DPN.
Predictors of Prediabetes Among Young Adults in East Java of Indonesia: A Cross-sectional Study Pratiwi, Ika Nur; Widyawati, Ika Yuni; Nursalam, Nursalam; Pawanis, Zulfayandi; Qonaah, Arina; Lee, Bih-O
Nurse Media Journal of Nursing Vol 14, No 2 (2024): (August 2024)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nmjn.v14i2.56904

Abstract

Background: Prediabetes is a condition that can be controlled and managed to prevent the occurrence of type 2 diabetes mellitus (T2DM). This condition can occur at all ages, especially in young adults. However, little is known about what factors increase the risk of prediabetes in young adults in East Java, Indonesia.Purpose: This study aimed to estimate the prevalence and the influential risk factors of prediabetes among young adults in East Java, Indonesia.Methods: This study used a cross-sectional design. The purposive sampling technique was used to recruit young adults in East Java Province, Indonesia. International physical activity questionnaire short-form version questionnaire (IPAQ-SF) and physical indicators for anthropometry were used to obtain data on sociodemographic characteristics, prediabetes knowledge, and physical activity. In addition, blood pressure, impaired fasting glucose (IFG), and body mass index (BMI) were measured. Multivariable logistic regression was employed in the analysis to determine risk factors associated with prediabetes.Results: There were 126 participants recruited, with 69 (54.8%) having prediabetes based on IFG levels. Age (p=0.035), regular exercise (p=0.015), activity level (p=0.026), body weight (p=<0.001), waist circumference (p=0.002), BMI (p=<0.001) and obesity (p=<0.001) were significant factors associated with prediabetes.Conclusion: The high prevalence of prediabetes in young adults is associated with age, routine exercise, activity level, body weight, waist circumference, BMI and obesity. It is crucial to implement strategies, such as regular IFG testing, to identify young adults with these risk factors for prediabetes screening.
Non-pharmacological Interventions for Wound-related Pain in Chronic Lower Limb Ulcers: A Systematic Review Qothrunnadaa, Azka; Sukartini, Tintin; Pratiwi, Ika Nur
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.50415

Abstract

Chronic lower extremity wounds impose significant physical, emotional, and socioeconomic burdens, with pain being a prevalent yet often neglected symptom. This systematic review examined the effectiveness of non-pharmacological interventions for wound-related pain in adults with chronic lower limb ulcers. A PRISMA-guided search was conducted across Scopus, PubMed, Web of Science, and ProQuest, including randomized controlled trials (RCTs) and quasi-experimental studies. Twelve RCTs published between 2011 and 2025 involving 1,078 participants were analyzed. Interventions ranged from single-session methods to multi-session therapies, behavioral programs, and modality-based treatments. Findings showed that stress balls and cold saline significantly reduced procedural pain, while electrical stimulation and motivational support provided sustained benefits. In contrast, virtual reality and heated saline offered limited pain relief but improved patient comfort. Overall, simple, low-cost approaches demonstrated promise for immediate relief, whereas structured behavioral and modality-based therapies supported longer-term pain management. These strategies, being safe and feasible, may complement standard wound care, particularly within nursing practice. Further high-quality, large-scale trials are warranted to refine their clinical application.
PROGRAM MINDFULNESS BREATHING DAN SUPPORTIVE EDUCATIVE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MENGATASI DISTRES DIABETES Ika Yuni Widyawati; Ika Nur Pratiwi; Sylvia Dwi Wahyuni; Rr Dian Tristiana
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2025): Nopember 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v5i6.11529

Abstract

Diabetes Melitus (DM) memerlukan pemahaman secara komprehensif dan konsisten karena sebagian besar mengalami kondisi distress diabetes, manajemen diri yang buruk dan kualitas hidup yang rendah. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk memberikan edukasi dan pelatihan mindfulness pernafasan dan suportif edukatif dapat menurunkan risiko distres diabetes Pasien Diabetes Mellitus dan meningkatkan pengetahuan kader, keluarga dan pasien DM. PKM ini menggunakan pendekatan Community Based Research (CBR) dilakukan edukasi dan pelatihan dengan menerapkan peer health coaching di RW 05, Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Jawa Timur. Evaluasi PKM dengan membandingkan pengetahuan dan skrining risiko distress diabetes. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 45 orang dimana pengukuran tingkat pengetahuan diperoleh p<0.001 (p<0,05) sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan dan pelatihan dalam hal peningkatan pengetahuan terkait penatalaksanaan DM. Pendidikan dan pelatihan mindfulness pernafasan dan suportif edukatif mampu meningkatkan pengetahuan terkait penyakit diabetes.