Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA LABUHAN HAJI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ETNIS CINA PASCA G 30 SEPTEMBER 1965-1966 Ahmad Afandi
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2017): Desember
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.845 KB) | DOI: 10.31764/historis.v2i2.190

Abstract

Tulisan ini menggambarkan tentang terjadinya peristiwa G 30 septemberyang sempat mengguncang kehidupan politik Indonesia yang berakibat pula terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Indonesia, khususnya di Daerah Nusa Tenggara Barat yaitu Desa Labuhan Haji Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur ikut merasakan dampak dari peristiwa G 30 september tahun 1965. Sebelum terjadinya G 30 September masyarakat Labuhan Haji pernah melakukan hubungan sosial, ekonomi dan budaya dengan Etnis Cina, hubungan tersebut tidak berjalan lama, pada tahun 1965 para pengusaha Cina diusir secara paksa oleh masyarakat Lombok, karena dianggap sebagai antek PKI, hal ini disebabkan karena di Negara Cina berkembang partai Komunis. Karena adanya peristiwa G 30 september tahun 1965 para pengusaha Cina yang ada di Desa Labuhan Haji di curigai   sebagai   antek   PKI   dan   diusir   dari   daerah   Labuhan   Haji   yang mengakibatkan terpuruknya kehidupan masyarakat Labuhan Haji dan sekitarnya khususnya masyarakat Desa Labuhan Haji. This paper describes the occurrence of the events of G 30 September which had shook the Indonesian political life that also affected the social, economic and cultural life of Indonesian people, especially in West Nusa Tenggara, Labuhan Haji, Labuhan Haji Sub-District, East Lombok Regency, felt the impact of the September 30, 1965 G. events. September Labuhan Haji community once conducted social, economic and cultural relations with the Ethnic Chinese, the relationship did not go long, in 1965 Chinese businessmen were forcibly expelled by Lombok society, because it is considered as PKI's henchman, this is because in the developing Chinese Party Communist. Because of the events of G 30 September 1965 the Chinese businessmen in Labuhan Haji Village were suspected of being PKI's henchmen and expelled from Labuhan Haji area which resulted in the decline of Labuhan Haji and surrounding communities, especially the people of Labuhan Haji Village.
LAND USE AS A HEALTH EDUCATION EFFORT FOR ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Haifaturrahmah Haifaturrahmah; Muhammad Nizaar; Ahmad Afandi; Halus Mandala; Linda Ayu Darmurtika; Khosiah Khosiah; Roni Kurniawan; M. Iqbal
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 3 (2021): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i3.5676

Abstract

Abstrak: Tujuan kegiatan pengabdian untuk memanfaatkan dengan optimal lahan yang ada disekolah khususnya di SDN 2 Jembatan Kembar, Lombok Barat. Seperti yang kita ketahui bahwa sekolah merupakan salah satu lembaga formal untuk para siswa melakukan proses pembelajaran dibawah pengawasan guru. Proses belajar tidak hanya dilakukan oleh siswa didalam kelas, namun siswa juga dapat belajar di taman sekolah (outdoor). Sekolah harus dapat memanfaatkan dengan optimal lahan yang ada sebagai sumber belajar siswa, khususnya berkaitan dengan tanaman. lahan yang ada dapat ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang berfungsi sebagai sayur maupun obat, dan hal ini merupakan salah satu proses pembelajaran sebagai edukasi kesehatan bagi siswa sekolah dasar.Abstract: The purpose of the devotional activities is to make optimal use of the land in schools, especially at SDN 2 Jembatan Kembar, West Lombok. As we know that the school is one of the formal institutions for students to conduct the learning process under the supervision of teachers. The learning process is not only done by students in the classroom, but students can also learn in the school park (outdoor). Schools should be able to make optimal use of existing land as a source of learning for students, especially about plants. Existing land can be planted with various types of plants that serve as vegetables and medicines, and this is one of the learning processes as health education for elementary school students.
Stratifikasi Sosial (Sistem Sosio Kultur) Masyarakat Sasak di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat Ahmad Afandi
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v5i1.4796

Abstract

Komponen dasar dari sistem sosio kultur adalah suprastruktur idiologis, struktur sosial dan infrastruktur material. Keberadaan komponen-komponen dari sistem sosio kultur ini beserta bagian-bagiannya walaupun dalam spasial yang sama namun tidak akan kita dapatkan pada waktu yang sama. Struktur sosial masyarakat pada masyarakat sasak terdapat juga stratifikasi sosial, baik antara sesama maupun stratifikasi dengan etnis yang berbeda. Di Lombok pemisahan antara masyarakat bangsawan sangat kentara. infrastruktur masyarakat Sasak tradisional menggunakan teknologi yang relatif sederhana yang secara langsung menggunakan bahwan dari alam tempat tinggal mereka. Sehingga masyarakat tradisional selalu di identikkan dengan alam dimana mereka tinggal.Kata Kunci: Stratifikasi Sosial, Sasak
PENGGUNAAN MEDIA GAME ONLINE “LINGOKIDS” UNTUK MENGENALKAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA SISWA TAMAN KANAK-KANAK Hidayati Hidayati; Rima Rahmaniah; Ilham Ilham; M Hudri; Ahmad Afandi
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 3 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i3.9621

Abstract

Abstrak: Penggunaan gadget bagi anak bagai dua mata pisau. Di satu sisi memberikan dampak yang berbahaya bagi pengembangan karakternya, namun di sisi lain juga memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak, namun. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan social anak maka dapat dikatakan bahwa penggunaan aplikasi Lingokids ini sangat membantu dalam memperkaya dan meningkatkan pengetahuan kosakata bahasa inggris. Ada hal penting dengan menerapkan aplikasi ini yaitu anak pada umumnya memiliki sikap positif terhadap pembelajaran seperti kosakata melalui ponsel, walaupun di sisi lain, keterbatasan teknologi dan aktivitas pembelajaran yang tidak biasa dapat menghalangi kemampuan anak khususnya dalam mengenalkan dan meningkatkan kosakata anak.Abstract:  The use of gadgets like two blades for children. On the one hand, it has a harmful impact on their character development, but it provides many benefits for children's development also. Therefore, to develop language and social skills, it can be said that the use of this lingokids application helps students in enriching and increasing knowledge of English vocabulary. There is an important thing by applying lingokids games in vocabulary learning, namely that students generally have a positive attitude towards learning through smartphones, although, technological limitations and unusual learning activities can hinder children's abilities, especially in English vocabulary.
Kearifan Lokal Pusat Pertanian Terintegrasi “Satnite” Sebagai Usaha Pemberdayaan Masyarakat Saribaye Lombok Barat Dian Eka Mayasari; Ilmiawan Ilmiawan; Ahmad Afandi; Rosada Rosada
Jurnal Artefak Vol 9, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.934 KB) | DOI: 10.25157/ja.v9i2.8797

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi implementasi pendidikan yang dilakukan oleh sekelompok komunitas petani milineal melalui Satnite “Pusat Pertanian Terintegrasi” di masyarakat yang diwujudkan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Secara umum tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi dan pengembangan inovasi pemberdayaan masyarakat melalui Satnite “Pusat Pertanian Terintegrasi”. Metode penelitian menggunakan studi kasus. Teknik pengumpulan data diperoleh secara langsung dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.  Adapun hasil penelitian ini adalah; 1) Strategi pemberdayaan masyarakat melalui Satnite “Pusat Pertanian Terintegrasi” memiliki sasaran pemberdayaan yaitu masyarakat Saribaye Lombok Barat yang bertujuan mengajak masyarakat dalam pengembangan dan pemanfaatan potensi SDA Saribaye, menghasilkan produk kreatif yang bertujuan mengangkat produk-produk lokal unggulan Saribaye yang dikemas disektor bisnis, pengembangan dibidang pertanian, peternakan, perikanan, agrowisata dan wisata budaya. Strategi pemberdayaan dilakukan dengan meningkatkan kapasitas individu dan kelompok dalam partisipasi menciptakan produk dan nilai -nilai keanekaragaman serta lingkungan yang kondusif. 2) Pengembangan inovasi dalam pemberdayaan masyarakat menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif oleh para penggiat UKM, mitra dan komunitas masyarakat dalam mengembangkan wirausaha kreatif berbasis kearifan lokal di Saribaye.
Pelatihan pembuatan media evaluasi berbantuan G-Form bagi guru di komunitas belajar Hidayati Hidayati; M. Hudri; Rima Rahmaniah; Dian Eka Mayasari Sri Wahyuni; Ahmad Afandi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.24634

Abstract

AbstrakPada masa pandemi COVID -19 saat lalu, sekolah menyelenggarakan proses pembelajarannya dengan menggunakan e-learning dimana media teknologi memiliki peran penting. Fungsi dari media teknologi secara umum adalah menampilkan sarana komunikasi dan informasi berupa teks, gambar, video, dan suara yang dapat diakses secara online. Mitra kami dalam melakukan kegiatan abdimas pada saaat ini adalah guru-guru di SMPN 1 Tanjung yang memiliki komunitas belajar. Mitra dihadapkan pada permasalahan sebagai berikut: para guru masih ragu bagaimana mengintegrasikan e-learning ke dalam pembelajaran mereka; dan masih awamnya guru untuk pembuatan soal sebagai alat evaluasi, anak-anak di SMP 1 Tanjung lebih sering menggunakan buku dan LKPD yang dibuat sekolah sehingga alat evaluasinya masih belum menerapkan paperless. Permasalahan berikutnya adalah keterbatasan dalam memberikan evaluasi yang tepat untuk mengevaluasi setiap siswa secara objektif dan tentunya dengan menggunakan Google Form lebih mudah untuk mengetahui hasilnya secara langsung di era digitalisasi ini. Berdasarkan hal tersebutlah, maka tim abdimas melakukan pendampingan pelatihan penggunaannya dalam pembuatan soal berbagai bentuk sebagai alat evaluasi bagi siswa. Persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi merupakan tiga tahapan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara luring dan daring dengan menggunakan Zoom. Dengan menggunakan survey dan wawancara maka hasil dari pelatihan ini menunjukkan bahwa para guru bersemangat untuk belajar dan mampu menggunakan Google Formulir untuk meningkatkan kemampuan serta memudahkan mereka dalam pembuatan soal untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Kata kunci: pelatihan; pembuatan soal; g-form; guru smp. Abstract During the previous pandemic, schools were able to organize their learning process by using e-learning in distance learning. The function of technical media in general is to provide text, images, video, and sound—all media kinds or forms that are exclusively available online—as a means of online communication and information. Teachers at SMPN 1 Tanjung have partnered with us for this community service project. Partners are faced with the following issues: kids at SMP 1 Tanjung exclusively use books and LKS from school; teachers are still unsure of how to integrate e-learning into their lessons; and teachers' incapacity to generate assessment questions. Since it is simpler to know the results immediately in this day of digitalization, the next issue is the limitations on providing appropriate evaluation in order to evaluate each student objectively. Using Google Classroom to create questions is a problem that can be solved by offering training. Preparation, execution, and assessment are the three phases of an activity. Using Zoom to provide video training and demonstrations on how to utilize Google Forms and Classroom, community service projects are implemented both online and offline. The exercise's outcomes showed that teachers are eager to learn and are able to use Google Classroom and Google Forms to enhance their abilities to support instructional activities Keywords: training; examination items; g-form; teachers.
Penyuluhan pendidikan lingkungan hidup kawasan ekonomi khusus mandalika Lombok Tengah Muaini Muaini; Rosada Rosada; Ahmad Afandi; Putri Maya Masyitah; Dian Eka Mayasari; Ilmiawan Mubin; Syukuriadi Syukuriadi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.26147

Abstract

AbstractEnvironmental education consulting to the community aims to help the community in the tourist area by educating the importance of protecting the surrounding environment. Each individual must have a sense of responsibility for the environment and a caring attitude to protect the environment. The purpose of this activity is to increase the community's knowledge and insight in clean and healthy environmental awareness education. The level of awareness and community participation in the field of environmental protection is quite high, but the level of awareness still needs to be increased so that it can continuously influence knowledge and behavior and encourage widespread activity or real action in an effort to keep the environment clean. The method used to achieve the goals and objectives that have been set is by conducting training and counseling activities that are expected to be useful for the community and tourism managers. The results of the consultation activities can provide insights into science, understanding how to maintain the surrounding environment in the tourist area and preserve the surrounding natural environment from the impact of tourism development. The community enthusiastically participated in the extension activities in Sade Rembitan Village, Pujut District, Central Lombok Regency.  Keywords: environmental education; special economic zones.   AbstrakPenyuluhan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat bertujuan untuk membantu masyarakat dikawasan wisata dengan mengidukasi pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Setiap individu harus memiliki rasa tanggung jawab  terhadap lingkungan dan sikap peduli untuk menjaga  lingkungan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk  meningkatkan  pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai pendidikan penyadaran lingkungan bersih da sehat. Tingkat kependulian dan peran serta masyarakat dalam bidang pelestarian lingkungan sudah cukup tinggi, tetapi tingkat kependulian  tersebut masih perlu ditingkatkan sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan  dan perilaku secara terus menerus serta mendorong aktivitas atau tindakan nayata secara meluas dalam usaha menjaga kebersihan lingkungan. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan targetyang telah ditetapkan adalah dengan cara melaksanakan pelatihan dan penyuluhan yang diharapkan berguna bagi masyarakat dan pengelola wisata. Hasil dari kegiatan penyuluhan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan, pemahaman cara menjaga lingkungan sekitar yang berada di kawasan wisata  dan menjaga lingkungan alam sekitar dari dampak perkembangan pariwisata. Masyarakat antusias mengikuti  kegiatan penyuluhan di Sade Desa Rembitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.  Kata kunci: pendidikan lingkungan hidup; kawasan ekonomi khusus.  
Preserving Tradition and Celebrating the Prophet: An Ethnographic Study of the Mbelu’ Pandang Tradition West Sumbawa, Indonesia Fidlia Mae Sarah; Ilmiawan Ilmiawan; Ahmad Afandi; Ibrahim Ali; Mohamad Dindin Hamam Sidik
Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/rjsalb.v7i2.23668

Abstract

This ethnographic study delves into the Mbelu’ Pandang tradition, a unique cultural practice held in Labuan Kertasari Village, West Sumbawa, Indonesia. This tradition, which originated from the Selayar tribe, involves intricate rituals such as the rolling of pandan leaves and the slicing of pandanus, performed during the commemoration of the Prophet Muhammad’s birthday. The study aimed to explore the historical roots, philosophical meanings, and contemporary significance of the Mbelu’ Pandang tradition, emphasizing its socio-cultural and religious values. Data was collected over three months using participant observation, in-depth interviews with 13 key informants, including village elders, religious, and community leaders, and qualitative content analysis was employed to interpret the findings. Results indicate that the tradition serves multiple functions: fostering community cohesion, acting as a conduit for religious expression, and reinforcing cultural identity among the villagers. It also highlights the efforts to preserve this tradition through local festivals and community-based initiatives, which sustain cultural heritage and promote regional tourism. The study contributes to understanding the dynamics of cultural preservation within minority tribes and offers insights into the complex interplay between tradition, religion, and modernity in rural Indonesia.