Claim Missing Document
Check
Articles

Pemanfaatan Limbah Organik Tumbuhan dan Hifa Fungi Rhizopus sp. pada Struktur Bantalan Kemasan Barang dengan Metode Eksperimen Faktorial Aninditya Wisnuputri; Denny Nurkertamanda; Wiwik Budiawan
Industrial Engineering Online Journal Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Styrofoam lazim digunakan sebagai bahan pelindung dan penahan getaran barang-barang yang fragile, seperti elektronik. Bahaya styrofoam bahkan lebih besar dibandingkan bahaya plastik. Hal ini karena styrofoam merupakan salah satu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh alam. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Seperti, CFC yang merupakan senyawa gas yang disebut sebagai penyebab timbulnya lubang ozon di planet Bumi. Padahal, di sisi lain, jumlah limbah organik di Indonesia sangat melimpah dan mudah kembali ke alam tetapi kurang dimanfaatkan. Perumusan masalah adalah dampak lingkungan kerusakan alam karena sampah anorganik khususnya styrofoam sedangkan kebutuhan akan pengemasan barang semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk membuktikan kelebihan perpaduan material hifa fungi Rhizopus sp. dan sampah organik dan mencari komposisi yang tepat. Tujuannya adalah untuk menggantikan styrofoam sebagai bahan baku utama dalam pengemasan.Dalam usaha menumbuhkan fungi pada limbah organik dibutuhkan faktor-faktor yang berperan aktif didalamnya. Berdasarkan hasil eksperimen didapatkan dua faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan hifa fungi pada limbah organik, yaitu jumlah substrat dan jumlah bibit fungi. Untuk mencari komposisi perpaduan limbah organik, bibit fungi dan substrat yang tepat digunakan Metode Desain Eksperimen Faktorial untuk memperoleh produk berdasarkan Design untuk Lingkungan.ABSTRACTStyrofoam commonly used as a protective material and anchoring vibration fragile items , such as electronics. Styrofoam’s danger even more dangerous than plastic . This is because Styrofoam waste can not be recycled by nature. Data from EPA ( Environmental Protection Agency ) in 1986 mentions, there are so much hazardous waste generated from Styrofoam’s manufacturing process. Such as, CFC gases which are compounds known as the cause of the ozone hole in the Earth. Whereas, in other side, the amount of organic waste in Indonesia was very abundant and easy to get back to nature but underused. The problem’s formulation is the environmental impact and nature destruction from anorganic waste especially styrofoam packaging goods while demand of packaging needs is increasing. Therefore, this study has the purpose to prove the excess material blend hyphae of fungi Rhizopus sp. and organic waste and found the right composition . The goal is to replace styrofoam as the main raw material in the packaging needs .In an effort to grow the fungi in organic waste takes the factors that play an active role in it. Based on the experimental results, obtained two factors which influence the growth of fungal hyphae on the organic waste, the amount of substrate and the amount of fungi seeds. To find the composition of a blend of organic waste, fungi seeds and proper substrate used Factorial Experiment Design Method for getting Design for Environmental product.
PEMILIHAN PARAMETER PRETREATMENT PEMBUATAN SERAT BAMBU SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF SERAT ALAMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Angga Hasmoro Hadi; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peranan bambu sebagai pengganti kayu dalam konstruksi bangunan sudah banyak di jumpai di Indonesia. Bambu memiliki struktur serat yang kuat sehingga dapat menjadi alternatif pengganti kayu. Model penelitian yang dilakukan Metode Taguchi untuk mengetahui pengaruh suhu, konsentrasi NaOH dan lama perebusan didalam proses degumming. NaOH dicampurkan kedalam air untuk menghasilkan variabel konsentrasi 3%, 4%, dan 5%. Pada penelitian ini, bambu direbus dalam larutan konsentrasi NaOH dengan lama perebusan 60, 90, dan 120 menit dengan suhu perebusan 60o, 80o, dan 100o celcius.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas yang dihasilkan dari proses degumming terbaik terjadi pada suhu 60o celcius, dengan konsentrasi NaOH 4% selama 60 menit dengan hasil kuat tarik rata – rata sebesar 7,87 kg.   ABSTRACT The role of bamboo as a substitute for wood in construction a building has been often able to be found in Indonesia. Bamboo has structure a strong fiber construction so that it can be alternative for substituting wood.Model study conducted to determine the influence of Taguchi method, temperature, concentration of NaOH and length of time of boiling in the degumming process. NaOH get mixed into water to produce concentration variable 3%, 4%, and 5 %. On the research, bamboo boiled in solution concentration NaOH with duration of boiling 60, 90, and 120 minutes with boiling temperature 60o, 80o, and 100o celcius.The result showed that quality resulted from the process degumming best occurs in temperature 60o celcius, by concentration NaOH 4 % for 60 minutes  with tensile test flattened of 7,87 kg.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi Kasus PT DIC Astra Chemicals, Jakarta) Nurul Dzikrillah; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan dalam dunia perdagangan di mana persaingan produk semakin ketat menyebabkan target-target yang begitu tinggi dari perusahaan kepada karyawan. Dengan demikian karyawan ini sangat diperlukan agar setiap  produk yang dihasilkan dapat dikenal dan tertanam dalam pikiran dan hati masyarakat. Ditambah lagi dengan era globalisasi yang menuntut perubahan yang serba cepat dan usaha yang besar untuk terus mempertahankan keeksistensian perusahaan menjadi beban tersendiri kepada karyawan perusahaan dalam mempertahankan keeksistensian perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh beban kerja terhadap stres kerja dan pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT DIC Astra Chemicals Jakarta. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat untuk melihat hubungan antar variabel. Pengukuran beban kerja menggunakan metode NASA-TLX, untuk stres kerja menggunakan kuesioner dengan mengangkat teori Cooper&Straw dan Sarafino, dan untuk kepuasan kerja menggunakan kuesioner dari Minnesota Satisfaction Questionarre (MSQ). Dari hasil perhitungan uji statistik diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja mental dengan stres kerja serta antara stres kerja dan kepuasan kerja pada karyawan PT DIC Astra Chemicals, Jakarta. Faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan stres kerja adalah kondisi pekerjaan, pengembangan karir, hubungan interpersonal dan penghargaan. Untuk populasi administratif aspek yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja adalah penggunaan kemampuan, pencapaian prestasi, otoritas, tanggung jawab, variasi pekerjaan, perasaan aman, kompensasi, teman kerja, pelayanan sosial, dan status sosial. Sedangkan untuk populasi factory yang paling dominan adalah aspek kompensasi, penerapan kebijakan, dan kemampuan atasan. ABSTRACTCommercial development, which is causing product competence, make a great deals on  company’s  goal. Thus, employees was very needed in order to every product which was made could be known in people in common. Globalization brings quick changes and big effort to maintain the existence of the company. This is undoubtedly make a great responsibility to employees. The purposes of this research are analyzing the influence of mental workload to the work stress and the influence of the work stress to work satisfaction with the employees of PT DIC Astra Chemicals Jakarta as the object of this research. This research use NASA TLX for workload measure, questionnaire which use Cooper&Straw’s and Sarafino’s theory. And for work satisfaction use Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ). The result shows that there is no significant relation between mental workload and work stress and between work stress and work satisfaction in PT DIC Astra Chemicals’ employees. Factors that have a high relation in work stress are work condition, carrier development, interpersonal relation and appreciation. For administrative population, work satisfaction’s aspect that have great influence in Job Satisfaction are, ability, achievement, authority, responsibility, job variance, security, compensation, humanl relation, social service, and social status. And for factory population are compensation, company policies, and technical lsupervision.  
ANALISA PENYEBAB KEGAGALAN PROSES ANYAMAN PRODUK KARUNG PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA) (Studi Kasus di PT. Poliplas Indah Sejahtera) Wenny Mahadmagandhy T; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 1, Nomer 2, Tahun 2012
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Poliplas Indah Sejahtera merupakan perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan karung plastik. Proses produksi yang terjadi meliputi proses pembuatan benang, penganyaman, pemotongan dan penjahitan, pencetakan, penyegelan, dan pengepakan. Kegagalan yang terjadi pada PT. Poliplas Indah Sejahtera secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni cacat anyaman, cacat cetakan, dan cacat potong dan jahit. Hingga saat ini, pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat melalui angka persentase kegagalan yang terjadi selama bulan Mei sampai Juli 2011. Secara berurutan, persentase tersebut adalah 3,35%, 3,28%, dan 3,22%. Dalam penelitian ini digunakan metode Root Cause Analysis (RCA) untuk menemukan dan mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengeliminasi masalah atau kejadian. Teknik yang digunakan Fault Tree Analysis dan Barrier Analysis. Dengan fokus pada akar penyebab, diharapkan masalah yang muncul dapat diminimalisasi dan mampu memberi rekomendasi tindakan pencegahan kegagalan yang kemungkinan akan muncul sebelum terjadi. Sebagian besar kegagalan yang terjadi pada proses anyaman Mesin Circular Loom yang dikelompokkan menjadi tiga, yakni cacat karung sarang laba-laba, cacat karung merampang lusi, dan cacat karung merampang skoci.  Akar penyebab kesalahan atau kegagalan pada proses anyaman karung plastik selain dari fakor sparepart mesin yang sudah melampaui batas maksimal pemakaian juga karena tidak telitinya operator maupun maintenance dalam  menjalankan atau mengoprasikan mesin pada saat setting awal mesin ketika mesin akan mulai dijalankan. Dan untuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah Kondisi mesin harus di cek sebelum proses produksi dimulai, SOP harus ditempel di ruang produksi untuk menghindari kesalahan prosedur operasi, Mengembangkan supplier bahan baku dan raw material yang terpercaya
ANALISIS EFEKTIFITAS DYNAMIC IN-GAME ADVERTISING PADA GAME ANDROID DENGAN METODE EYE-TRACKING Edosmitha Galuh Aulia; Denny Nurkertamanda; Wiwik Budiawan
Industrial Engineering Online Journal Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemunculan media advertising  pada game adalah awal mula In-game Advertising, sehingga perusahaan tertarik untuk memasang advertising produk mereka ke dalam IGA. Yang akan diteliti  adalah untuk membahas efektifitas In-game Advertising yang terdapat pada game Android berjenis dynamic. Keberhasilan penyampaian IGA akan diteliti pada penelitian ini dengan melihat hasil atensi dari beberapa responden. Hasil atensi yang dimasksud adalah jumlah interest area dan fixation map yang dihasilkan oleh perangkat eye-tracking. Penelitian ini menggunakan metode eye-tracking untuk pengolahan dan menganalisa untuk menghasilkan output berupa data interset area responden dan area atensi yang disebut fixation map. Hasil pada penelitian ini menghasilkan jumlah atensi yang ditunjukkan oleh besar jumlah total waktu yang dihabiskan responden pada suatu interest area pada satuan mili second sebesar 3,14% dan persentase dari trial time yang dihabiskan responden pada suatu interest area sebesar 3,38% yang berarti IGA pada game android tidak efektif. Ketidakefektifan IGA didalam game android ini juga ditunjukkan oleh hasil fixation map yang menunjukkan tidak adanya daerah warna merah, kuning atau hijau yang menunjukkan atensi responden ketika IGA muncul pada saat game berlangsung. Sehingga pada usulan penelitian ini penyampaian IGA pada game android disarankan ditampilkan secara utuh pada setiap jeda tampilan game bukan pada posisi di pojok bawah kiri atau kanan atau pada posisi di atas pojok kanan, tengah atau kiri. The emergence of advertising media in game is the beginning of the in game, so the company is interested in attaching their advertising product  to the IGA. An object that will be researched is to discuss the effectiveness of the in game advertising in android game typed dynamic. In this research, the success of the delivery will be discussed that is based on the result of the attention from several respondents. The result of attention in this research is the interest area and the fixation map resulted by eye tracking tool. To get the output data such as interest area and fixation map, this research used the eye tracking method in processing and analyzing data. This research resulted the amount of the attention showed by the number of total time spent by the respondents in an interest area in a mile second is 3,14% and the percentage of trial time spent by the respondents in an interest area is 3,38%. Based on that result, the using of IGA is not effective. The ineffectiveness of the using of IGA is also showed by the result of fixation map that shows that  there is no red color area, yellow color area, and green color area which shows the respondent’s attention when the IGA appearance and the game is running in the same time. In summary, the delivery of the IGA recommended be appeared as a whole in each of the pause of the game not in bottom left corner,  bottom right corner, or in the top left corner, top right corner or also in the middle.
Analisis Design for Assembly pada Proses Perakitan LCD TV/Monitor merk Vetro tipe LT-1571 menggunakan Metode The Boothroyd Dewhurst di PT Intech Anugrah Indonesia Afi Yuliati; Denny Nurkertamanda; Wiwik Budiawan
Industrial Engineering Online Journal Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekarang ini, semakin banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menarik perhatian konsumen dengan cara menciptakan produk yang berkualitas namun dengan waktu perakitan dan biaya produksi yang seminimal mungkin. Pada proses produksi VETRO LT-1571, perlu dilakukan minimasi waktu produksi, sehingga biaya produksi pun dapat seminimal mungkin. Untuk dapat mempersingkat waktu dan memangkas biaya perakitan, suatu perusahaan perlu melakukan redesign produk yang telah ada.Metode DFA digunakan untuk mengetahui waktu perakitan standar dari suatu produk. Salah satu metode DFA yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah The Boothroyd Dewhurst. Metode ini dipilih untuk digunakan karena dalam proses perhitungannya lebih detail, dimana penentuan waktu berdasar tabel memperhitungkan sudut-sudut insertion, ketebalan benda, dan ukuran benda.Melalui penelitian yang telah dilakukan dilakukan perbaikan desain dengan mengubah adjustment knob, area pemasangan loudspeaker, desain front cover dan back cover, serta perubahan desain trigger stand. Sehingga diperoleh perbandingan hasil jumlah waktu yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk LCD TV/ Monitor LT-1571 sebelum redesign sebesar 646,41 detik dengan efisiensi 13% dan biaya perakitan sebesar Rp 11.651,30. Sedangkan setelah dilakukan perbaikan desain, diperoleh waktu perakitan yang dibutuhkan adalah 550,16 detik dengan efisiensi 13% dan jumlah biaya perakitan Rp 8.785,52. Today, there are many companies vying for consumer attention by creating a quality product, with the assembly time and production costs to a minimum. This is one way of companies to be able to achieve profit maximization with the aim to promote the company. In the production process of VETRO LT-1571, most of the required production time spent on assembling activities. So the production time should be minimized in case the production cost can be minimized. In order to shorten the assembly time and reduce costs, a company needs to do a redesign of existing products. One method that can be used is Design for Assembly DFA).DFA method used to determine the standard assembly time of a product. One of the DFA method to be used in the present study is the Boothroyd Dewhurst. This method was chosen for use because the process is more detailed calculation, which takes into account the timing based on table insertion angles, the thickness of the object, and the object size. Moreover, in this method there is also the selection and manipulation of material factors which aims to shorten assembly times and show the result of a decrease in production cost.Through the research, there are repaired by changing the adjustment knob design, loudspeaker mounting area, design of front cover and back cover, as well as design changes of trigger stand. In order to obtain comparative results the amount of time required to produce one unit of product LCD TV/ Monitor LT-1571 before redesign for 646.41 seconds with 13% efficiency and assembly costs of Rp 11651.30. Meanwhile, after the improvement of design, obtained the required assembly time was 550.16 seconds with an efficiency of 13% and the number of assembly cost Rp 8785.52.
PERENCANAAN JADWAL PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PERALATAN SERTA BIAYA PADA PROSES PRODUKSI TABLET TABLET SALUT DAN KAPSUL (TTSK) PADA PT PHAPROS TBK Ardian Wiedilaksono; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Vol 8, No 3 (2019): WISUDA PERIODE JULI TAHUN 2019
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.852 KB)

Abstract

PT Phapros, Tbk merupakan perusahaan farmasi yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Dalam melaksanakan produksinya. Bidang tablet, tablet salut, dan kapsul (TTSK) mulai melaksanakan Tooling Management untuk mengurangi biaya investasi mengenai peralatan. Prinsip dari Tooling Management adalah Flexible Manufacturing System (FMS) dimana sistem produksi yang dijadwalkan akan mengikuti produk yang dibutuhkan pada saat itu. Pertama tama dilakukan analisis mesin untuk mengetahui apakah mesin sanggup untuk melakukan proses produksi berdasarkan anggaran penjualan yang telah ditetapkan. Setelah itu dilakukan perencanan kebutuhan alat agar rencana produksi dapat berjalan dengan lancar. Salah satu cara untuk menentukan perencanaan kebutuhan peralatan adalah dengan menggunakan metode Materials Requirement Planning (MRP). MRP merupakan suatu metode untuk melakukan perencanaan kebutuhan material agar sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan pada waktu yang tepat. Perhitungan dengan menggunakan MRP digunakan untuk tools yang membutuhkan pergantian lebih dari satu kali selama satu tahun. Sehingga dapat diltentukan bagaimana pembelian yang optimal terhadap tools yang membutuhkan pergantian lebih dari satu kali dalam satu tahun. Hasil akhir dari penelitian ini didapatkan bahwa metode MRP dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan peralatan, serta dari hasil perhitungan terdapat beberapa alat yang membutuhkan pengadaan lebih dari satu kali dalam satu tahun. Abstract [Production Schedule, Tools, and Cost Planning in Tablet, Coated Tablet, and Capsule Departement in PT Phapros, Tbk] PT Phapros, Tbk is a pharmaceutical company which is a subsidiary of PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). In carrying out its production, Tablet, Coated Tablet, and Capsule Departement (TTSK)  begin to implement Tools Management to reduce the investment cost of equipment. The principle of Tools Management is the Flexible Manufacturing System (FMS) where the production system is scheduled to follow the required product at that time. The first step to implementing those system is analyze the machine to determine if the machine is able to perform the production process based on a predetermined sales budget or not. The second step is planning the tools that needed for productiony. One way to determine equipment requirements planning is to use the Materials Requirement Planning (MRP) method. MRP is a method for planning material needs to match the required amount and at the right time. Calculations using MRP are used for tools that require replacement more than once for one year. So it can diltentukan how optimal purchases of tools that require turnover more than once a year. The final result of this research is obtained that MRP method can be used to calculate equipment requirement, and from calculation result there are some tools that need procurement more than once in one year.
EVALUASI IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA DELIVERYMAN BAGIAN DISTRIBUSI (Studi Kasus di PT CCAI Semarang, Jawa Tengah) Tatu Sartika Cenderakasih; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan persaingan pada industri proses beverages, menuntut PT CCAI Semarang  untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan. Dalam hal ini yang terpenting adalah mengelola sumber daya yang ada, dengan memperhatikan pengelolaan K3 bagi para pekerja. Tidak sedikit perusahaan yang memikirkan permasalahan K3 mengenai safety driving yang terjadi pada bagian distribusi khususnya pekerja sebagai deliveryman (petugas yang mengantarkan produk PT CCAI). Evaluasi implementasi K3 yang dilakukan pada deliveryman dilakukan dalam empat tahapan. Tahapan pertama pembuatan root cause analysis dari tiap kecelakaan kerja yang terbagi dalam tiga kategori yaitu ringan, sedang dan berat. Tahapan kedua adalah pembuatan kuesioner berdasarkan karakteristik pengemudi, safety driving, kondisi jalan dan kondisi cuaca serta pengolahan kuesioner untuk mendapatkan nilai prosentase. Tahapan ketiga adalah pembuatan score dari hasil prosentase ke tiga kategori tersebut yaitu safety driving 84.29%, kondisi jalan 81.05%, kondisi cuaca 88,15% dan didapatkan hasil sebesar 84.65%. Dan keempat adalah pendesainan nilai score melalui radar chart dan tabel Tingkat Implementasi Kecelakaan (TIK), dimana dari hasil pengolahan yang didapat masuk pada level tiga yang dikategorikan pada kondisi hati-hati dan sebaiknya dilakukan perbaikan. ABSTRACTIncreased competition in the beverages industry, requires PT CCAI Semarang to constantly improve the quality of service. In this case the most important thing is to manage existing resources, with respect to the management of K3 for workers. Not a few companies are thinking about driving safety K3 problems that occur in the distribution of workers in particular as a deliveryman (officers who deliver the product PT CCAI). Evaluations are done on the implementation of K3 deliveryman carried out in four stages. The first stage of the manufacture of root cause analysis of each accident are divided into three categories: mild, moderate and severe. The second stage is the making of a questionnaire based on the characteristics of the driver, driving safety, road conditions and weather conditions as well as the processing of questionnaires to obtain the percentage value. The third stage is the making of the score from the percentage of the three categories are driving safety 84.29%, road conditions 81.05%, weather conditions 88.15% and the obtained results by 84.65%. And the fourth is designing a value score through radar chart and table Level Implementation Accidents (ICT), which were obtained from the processing of incoming categorized at level three on the conditions carefully and should be repaired. 
ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN PADA SPROCKET VOEDING ROLL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA) Arif Bayu Herwindo; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 1, Nomer 1, Tahun 2012
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Madu Baru PG.Madukismo  merupakan pabrik gula di propinsi DIY. Dari hasil studi pendahuluan Kegagalan proses produksi, Kerusakan yang paling sering terjadi adalah pada bagian unit gilingan  sproket voeding roll. Dalam proses penggilingan sproket voiding roll merupakan as rol tebu yang prinsip kerjanya ikut berputar sesuai dengan putaran mesin untuk untuk memeras atau mengeluarkan nira sebanyak mungkin dari sel-sel tebu. Roll-roll karet yang selama ini digunakan pada sproket voeding roll merupakan roll-roll karet yang sudah pernah mengalami kerusakan. Penyebab kerusakan yang terjadi pada sprocket voeding roll karena kurang memperhatikan kondisi dan kualitas roll karet yang di gunakan pada ruber tube sehingga menyebabkan putaran roll mesin mati. Maka untuk meminimalkan masalah yang terjadi,  dilakukan analisa akar permasalahan dengan menggunakan metode RCA (Root Cause Analysis) Pada tahap ini dilakukan identifikasi root cause dengan mengunakan Causal Factor Charting dan Root cause Map. Causal factor charting merupakan sebuah struktur untuk mengorganisasikan dan menganalisa informasi yang dikumpulkan selama tahap investigasi dan identifikasi. Causal factor chart adalah diagram sederhana yang berisi tentang pemikiran logis yang menggambarkan kejadian yang dihubungkan dengan garis ke atas dan kondisi yang terjadi selama kejadian itu. Setelah semua causal factor berhasil diidentifikasi, investigator mulai mengidentifikasi root cause. Tahap ini menggunakan diagram keputusan yang dinamakan Root Cause Map yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab yang terjadi untuk setiap causal factor. cara dan Analisis Faktor kausal terdiri dari identifikasi serangkaian tugas atau tindakan dalam urutan waktu, serta kondisi lingkungan tugas yang mengarah ke suatu kejadian insiden cara yang dihasilkan dan grafik Faktor kausal memberikan representasi grafis dari hubungan peristiwa dan faktor-faktor kausal. Untuk membuat suatu rekomendasi perawatan mesin pada stasiun gilingan Perlunya penyusunan suatu  checklist untuk melakukan pengontrolan terhadap roll-roll yang selama ini digunakan. Karet yang digunakan pada rubber tube selama ini menggunakan karet yang sudah rusak yaitu karet yang sudah mengalami kebocoran, Sebaiknya perusahaan menggunakan karet baru yang memiliki daya tahan lebih baik. Selain itu, perlunya dilakukan pemeliharaan pada rubber tube setelah digunakan, Peningkatan terhadap pengawasan dan pengecekan program maintenance pada mesin ini ABSTRAK PT. Madu Baru PG.Madukismo a sugar mill in the province of Yogyakarta. From the results of a preliminary study of the production process station failure sugarcane mill that occurred due to several factors that affect engine damage. The most common damage is on the sprocket units voeding roll mill. In the process of voiding sprocket grinding roll is a roll of sugar cane as a principle of work involved in accordance with the rotary engine spinning to to squeeze as much as possible or remove sap from sugar cane cells. Roll-roll rubber which has been used on the sprocket voeding roll-roll is a roll of rubber that had been damaged. Causes damage to the sprocket voeding roll due to lack of attention to the condition and quality of rubber roll that is in use at ruber tube, causing the engine to die round roll. So to minimize the problems that occur, the root cause analysis performed using the RCA (Root CauseAnalysis) At this stage to identify the root cause by using Causal Factor Charting and Root Cause Map. Causal factor charting is a structure for organizing and analyzing information gathered during the investigation and identification. Causal factor chart is a simple diagram that contains the logical thinking that describes the events connected with the line up and the conditions that occurred during the incident. After all the causal factors were identified, investigators began to identify the root cause. This stage uses decision diagrams called Root Cause Map that is used to identify the causes that occur for each causal factor. ways and causal factor analysis consists of identifying a series of tasks or actions in the order of time, task and environmental conditions that lead to an incident scene and how the resulting causal factor charts provide a graphical representation of therelationshipsofeventsandcausalfactors. To make a recommendation engine maintenance on the station mill Need for preparation of a checklist for controlling the roll-roll which has been used. Rubber used in rubber using the rubber tube has been damaged the rubber that has been leaking, the company should use a new rubber that has a better durability. In addition, the need to do maintenance on the rubber tube after use, improvement of supervision and checking of maintenance programs Of Thismachine.
ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL GURU SMA NEGERI 1 SEMARANG MENGGUNAKAN METODE SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) Nayudia Amaradana Febrina; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SMA Negeri 1 Semarang adalah salah satu sekolah favorit di Semarang dan termasuk dalam SMA RSBI. Keberhasilan SMAN 1 dalam memajukan prestasi siswa-siswanya tidak lepas dari peranan guru. Hampir semua guru-guru di SMAN 1 sudah bersertifikasi sehingga mengharuskan mereka agar dapat memenuhi jumlah beban mengajar sedikitnya 24 jam/minggu. RSBI menuntut perubahan pada sistem kurikulum baru dan kemampuan guru mengajar menggunakan bahasa inggris serta TIK. Dari permasalahan tersebut penulis menduga bahwa dengan adanya sertifikasi guru dan RSBI menyebabkan guru mengalami beban kerja mental. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui beban kerja mental guru SMAN 1 dalam melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dominan serta memberikan usulan perbaikan sistem kerja. Subjek dalam penelitian adalah 14 guru tetap yang sudah bekerja lebih dari satu tahun, sudah sertifikasi dan berusia lebih dari 50 tahun menggunakan metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) yang dikembangkan oleh Garry B. Reid dan Thomas Eric Nygren. Metode ini menggunakan tiga deskriptor, yaitu dimensi waktu (time), beban usaha mental (effort) dan beban tekanan psikologis (stress) dan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan skala (scale development) dan tahap pemberian nilai terhadap pekerjaan (event scoring). Beban kerja mental terbesar dialami guru SMAN 1 adalah pada saat melakukan kegiatan proses pembelajaran oleh pendidik sebesar 70.89. ABSTRACTSMA Negeri 1 Semarang is one of the popular schools in Semarang and included in SMA RSBI. SMAN 1 success in advancing their students' achievement is the role of the teacher. Almost all of the teachers at SMAN 1 already certified so that they require in order to meet the amount of teaching load at least 24 hours / week. RSBI demanding changes to the new curriculum system and the ability of teachers to teach using English and ICT. Of these problems the authors suspect that the presence of certified teachers and experienced teachers RSBI cause mental workload. Through this study the authors wanted to know the high mental workload of teachers of SMAN 1 in carrying out their duties and identify the dominant factors and provide suggestions for improvement work system. Subjects in the study were 14 permanent teachers who have worked more than one year, has been certified and aged over 50 years using the Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) developed by Garry B. Eric Thomas Reid and Nygren. This method uses three descriptors, namely the time dimension (time), the burden of mental effort (effort) and the burden of psychological distress (stress) and carried out in two stages, namely the stage of scaling (scale development) and phase assignment of the job