Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS TERJADINYA MINYAK KOTOR PADA KEMASAN LITHOS (Studi Kasus : PT.PERTAMINA (PERSERO) Production Unit Cilacap – Lubricant) Septiana Dwi Swastiyardiani; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. PERTAMINA (PERSERO) Production Unit Cilacap - Lubricant adalah perusahaan minyak dan gas bumi milik negara yang memproduksi pelumas untuk industri dan otomotif. Permasalahan yang sering muncul dalam proses pengisian adalah terjadinya ceceran pelumas yang tidak dapat digunakan kembali. Data minyak kotor produk lithos atau botol yang dihasilkan periode November 2011 s/d Oktober 2012  memiliki nilai yang lebih besar yaitu 16 drum dibanding produk DFO atau drum yang hanya 8 drum. Sehingga pada penelitian ini difokuskan kepada produk lithos yang memiliki jumlah minyak kotor lebih besar dibanding produk DFO.Langkah pertama dalam penelitian adalah membuat Fishbone Diagram untuk mengetahui cakupan kategori penyebab masalah. Kemudian digunakan Fault Tree Analysis untuk mengetahui akar penyebab terjadinya minyak kotor. Langkah selanjutnya adalah analisis lanjutan untuk mengetahui aspek-aspek yang memerlukan tindakan perbaikan melalui teknik Barrier Analysis.Hasil penelitian menunjukkan akar penyebab terjadinya minyak kotor adalah tidak adanya SOP untuk maintenance selang vacum, tidak ada SOP untuk maintenance selang penghubung bulk dan nossel, dan satu pekerja mengawasi mesin sekaligus melakukan pengecekan tutup botol.                                                     ABSTRACT          PT. Pertamina (Persero) Unit Production Cilacap - Lubricant is an oil and gas company owned by government which produce lubricant  for industrial and automotives. Problems often arise in the filling process  is the lubricant spills that can not be reused. Data dirty oil of lithos or bottle product produced in period November 2011 until  October 2012 had a value greater there are 16 drums than  DFO or drum product that only 8 drum. So in this study focused on lithos product that has a number greater than  DFO product.The first step in the research is to create a Fishbone Diagram to determine the scope category of cause problem. Fault Tree Analysis is then used to determine the root cause of the dirty oil. The next step is the follow-up analysis to determine those aspects that require remedial action through the Barrier Analysis techniques.The results showed the root cause of the dirty oil is no SOP for maintenance of hose vacuum, there is no SOP for maintenance of hose coupling bulk and nozzle, and one worker oversees the machine and to check the bottle cap at once. 
PERANCANGAN PROTOTYPE DAN QUALITY CONTROL MESIN BENDING PRODUK JOINT BREATHER MENGGUNAKAN METODE G. PAHL DAN W. BEITZ Ahady Ramadhan; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Nandya Karya Perkasa adalah industri di bidang manufaktur yang menghasilkan sparepart dan menggunakan tenaga manusia pada kerja bending produk joint breather. Target produksi dalam 1 hari adalah 5700 unit.  Dengan proses bending manual, dalam 3 hari didapatkan 200 unit cacat dikarenakan tidak memenuhi dimensi sehingga diperlukan pengerjaan bending lagi agar mendapatkan dimensi yang telah ditentukan. Oleh karena itu dibutuhkan rancangan mesin bending untuk produk joint breather sehingga dapat mengurangi waktu proses dan mengurangi produk cacat agar stasiun kerja bending untuk produk joint breather dapat memenuhi target produksi. Pada Stasiun kerja bending didapatkan 10 operasi kerja dan memakan waktu 10,10 detik.Setelah melakukan perancangan mesin bending dengan menggunakan metode G. PAHL DAN W. BEITZ didapatkan pengurangan operasi kerja dan juga waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk joint breather yaitu 8 operasi kerja dan memakan waktu 6,88 detik untuk menghasilkan 1 unit produk joint breather. Dimensi yang dihasilkan oleh mesin joint breather sama dengan dimensi yang diinginkan oleh PT.Nandya Karya Perkasa, yaitu Centerline radius adalah R13 mm, Diameter luar joint breather 10 mm, Diameter dalam joint breather 10.1 mm, Panjang keseluruhan joint breather 38.5 mm.  
PEMILIHAN PARAMETER PRETREATMENT PADA PENGAWETAN BAMBU SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF MEBEL MENGGUNAKAN BAHAN ORGANIK DAUN MIMBA DENGAN METODE DESAIN EKSPERIMEN FAKTORIAL Winda Andreina; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 1, Nomer 1, Tahun 2012
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Bambu merupakan salah satu sumber daya alam Non-Hutan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Bambu dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pengganti kayu untuk mengatasi kelangkaan pasokan bahan baku kayu bagi Industri perabotan. Salah satu kelemahan bahan baku bambu adalah tingkat keawetan alami yang rendah sehingga rentan terhadap organisme perusak seprti kumbang bubuk dan rayap. Pemanfaatan bahan insektisida organik daun mimba merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan keawetan bambu sebagai bahan baku produk mebel yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba dan mendapatkan konsentrasi ekstrak yang optimal dalam pengawetan bambu. Model penelitian yang dilakukan metode desain eksperimen faktorial untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak dan lama perendaman bambu dalam proses pengawetan untuk meningkatkan keawetan bambu dari serangan organisme perusak. Daun mimba segar dicampurkan dengan air untuk menghasilkan variabel konsentrasi 100, 200, 300, 400, dan 500 gram/liter. Pada penelitian ini, bambu direndam dalam larutan konsentrasi ekstrak mimba dengan lama perendaman 30 menit dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan berat bambu yang  signifikan terjadi pada pengawetan bambu dengan konsentrasi ekstrak mimba 20% (200 gram/liter) selama 30 menit. Pengawetan bambu yang efektif dapat dilakukan dengan konsentrasi ekstrak mimba 30% selama 30 menit.
OPTIMASI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROGRAM LINIER (Studi Kasus CV Piranti Works Temanggung) Farid Prawira putra; Denny Nurkertamanda
Industrial Engineering Online Journal Volume 1, Nomer 1, Tahun 2012
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada CV Piranti works ditemukan permasalahan yaitu perusahaan belum dapat merealisasikan rencana produksi yang optimal. Produksi yang dilakukan hanya berdasarkan permintaan tanpa mempertimbangkan kapasitas produksi. Hal itu dapat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan bauran jumlah produksi yang menentukan keuntungan optimal perusahaan. Oleh karena itu penelitian membahas optimasi penentuan jumlah produksi dengan metode program linier. Diharapkan dengan metode tersebut dapat mengatasi permasalahan yang ada.   From the observation that was done on CV Piranti Works, the problem indicated that the company had not been able to make an optimal production plan. The company only produce based on demand without considering its production capacity. Consequently it affected the company to determine production amount of each product type and it influenced the companay to get optimum benefit. Therefore, reaserch discussed optimization of production amount using linear programming. Hopefully with this method the company will able to solve the problem.
PENDAMPINGAN MANAJEMEN PRODUKSI BAGI SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH Yusuf Widharto; Singgih Saptadi; Arfan Bakhtiar; Denny Nurkertamanda; Sriyanto Sriyanto
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bermitra dengan sentra industri kecil menengah yang memproduksi jamu. Lokasi mitra berada di bagian utara Kabupaten Sleman, tepatnya berada di Dusun Merdikorejo Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman. Sentra ini baru saja dikukuhkan pada tahun 2018 sebagai salah satu sentra IKM di Kabupaten Sleman. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini diberikan gambaran dan pendampingan mengenai bagaimana komponen – komponen berusaha yang diadopsi dari proses kegiatan belajar mengajar di Departemen Teknik Industri UNDIP mulai dari proses peramalan yang menjadi dasar dalam pengabidan masyarakat ini sampai dengan proses e-commerce di kemudian hari.  Diharapkan dengan pendampingan yang berkesinambungan maka dapt meningkatkan produktifitas dari sentra dalam berusaha.
REVITALISASI PERALATAN PRODUKSI DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SENTRA IKM JAMU Denny Nurkertamanda; Bakhtiar Arfan; Singgih Saptadi; Yusuf Widharto
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengambil lokasi dan bermitra dengan IKM yang berada di  sentra industri kecil menengah jamu. Lokasi mitra berada di Kabupaten Sleman, tepatnya berada di Dusun Merdikorejo Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman. Sentra ini telah dikukuhkan pada tahun 2018 sebagai salah satu sentra IKM di Kabupaten Sleman. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berangkat dari keinginan untuk meningkatkan produktivitas sentra tersebut.  Salah satu cara yang kami laksanakan adalah dengan melakukan revitalisasi peralatan produksi yang ada. Peralatan ini telah ada di sentra tersebut selama beberapa waktu dan belum dapat digunakan secara optimal dikarenakan adanya perbedaan spesifikasi antara kondisi mesin yang ada dan kondisi yang ada di lapangan.  Diharapkan dengan kegiatan pengabdian ini maka utilisasi mesin dapat meningkat dan pada akhirnya produktivitas masyarakat juga meningkat.
ANALISIS POTENSI BAHAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA PROSES PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT INDOJAYA AGRINUSA (JAPFA) Fathurrahman, Alif; Nurkertamanda, Denny
Industrial Engineering Online Journal Vol 13, No 1 (2024): WISUDA PERIODE JANUARI TAHUN 2024
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKeselamatan dan kesehatan kerja adalah peran yang paling utama dalam pekerjaan. PT Indojaya Agrinusa (JAPFA) adalah satu dari perusahaan yang bergerak dalam produksi pakan ternak. Melihat hasil survey dan wawancara terdapat beberapa potensi kecelakaan kerja yang dapat terjadi disaat bekerja. Adapun potensi bahaya yang ada dapat diakibatkan karena kelalaian pekerja, suhu yang tidak bersahabat, lantai produksi licin serta ketidakpatuhan dalam menggunakan APD lengkap.Stasiun kerja yang diamati adalah stasiun intake bahan baku, stasiun bagging off dan stasiun lantai microdosing.Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Job Safety Analysis (JSA) dimulai dari identifikasi bahaya, penilaian dampak dan resiko serta rekomendasi penilaian resiko. Hasil dari penelitian diketahui bahwa potensi bahaya tertinggi terdapat pada proses membuka bungkus karung, pengangkatan karung pada penjepit dan pengangkatan vitamin dari lift yang dimana proses pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan luka bahkan kehilangan nyawa karena bahan baku yang berat dapat menimpa pekerja serta kehilangna oksigen akibat tekanan suhu yang panas pada area produksi. Kemudian, dari analisis yang dilakukan dapat memberikan rekomendasi perbaikan guna mengurangi terjadinya potensi bahaya.Kata kunci: Job Safety Analysis, Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko, Pengendalian Risiko, K3, Risk MatrixAbstractK3 is the most important thing to implement in companies, including manufacturing companies. CV. Era Baru Panel is a manufacturing company engaged in the production of Public Street Lighting (PJU), box panels and guardrails. However, the implementation of K3 in this company is still not optimal, because work accidents still occur. This is also made worse by the absence of an K3 division to monitor occupational safety and health. This research aims to carry out risk identification, risk assessment and risk control using the HIRARC method. The research results show that there are potential dangers such as hot room temperatures, distractions and slippery workplaces as well as existing risks such as dehydration and excessive sweating, hearing loss and slips or bruises. In the risk assessment process there are 25 risks including 3 risks in the low category (low), 5 risks in the medium category (medium), 11 risks in the high category (high), and 6 risks in the extreme category (very high). Risk control to prevent work accidents can be carried out by using personal protective equipment in the factory area, technical engineering in the factory environment to minimize danger and administration such as installing danger signs and creating an K3 division so that occupational safety and health in the company can be managed well.Keywords: HIRARC; Work Accident; Occupational Health and Safety; Risk
Usulan Perbaikan Postur Kerja Assessor Premium Seedling Quality Assessment dengan Menggunakan Pendekatan Nordic Body Map, REBA, dan Antropometri (Studi Kasus: PT ITCI Hutani Manunggal) Arifin, Muhammad Faiz Noor; Nurkertamanda, Denny
Industrial Engineering Online Journal Vol 13, No 1 (2024): WISUDA PERIODE JANUARI TAHUN 2024
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPT ITCI Hutani Manunggal merupakan perusahaan swasta yang terletak di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Perusahaan ini bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri dan memiliki salah satu prosesnya yaitu pembibitan. Bibit tanaman yang akan ditanam harus melalui proses penilaian kualitas terlebih dahulu dengan proses yang disebut Premium Seedling Quality Assessment. Ditemui bahwa assessor Premium Seedling Quality Assessment sering kali ditemui assessor yang melakukan penilaian bibit dalam posisi jongkok dikarenakan tidak tersedianya meja yang dapat digunakan. Apabila hal ini terus terjadi secara berulang-ulang dapat berisiko menyebabkan musculoskeletal disorders. Untuk itu dilakukan pengukuran keluhan menggunakan Nordic Body Map dan penilaian postur kerja menggunakan REBA. Hasil yang diperoleh adalah postur kerja assessor 1 memiliki tingkat risiko tinggi dan assessor 2 memiliki tingkat risiko sedang. Keduanya membutuhkan perbaikan postur kerja sehingga dilakukan perancangan alat bantu kerja berupa kursi dan meja yang dapat dipindah sesuai lokasi yang dibutuhkan berdasarkan dimensi antropometri. Hasil penilaian postur kerja setelah penggunaan alat bantu kerja menunjukkan perubahan dimana postur kerja assessor 1 menjadi memiliki tingkat risiko sedang dan assessor 2 menjadi memiliki tingkat risiko rendah.Kata kunci: antropometri, musculoskeletal disorders, nordic body map, REBA, postur kerjaAbstract[Proposed Improvement to Work Posture of Premium Seedling Quality Assessment Assessors Using the Nordic Body Map, REBA and Anthropometric Approaches (Case Study: PT ITCI Hutani Manunggal)] PT ITCI Hutani Manunggal is a company located in Penajam Paser Utara, East Kalimantan. The company is engaged in Industrial Plantation Forest and has one of its processes called Premium Seedling Quality Assessment, which involves evaluating the quality of seedlings before planting. It was found that assessors conducting the Premium Seedling Quality Assessment often assess the seedlings in a crouched position due to the unavailability of a seeds table. If this continues repeatedly, it may pose a risk of musculoskeletal disorders. Therefore, complaints were measured using the Nordic Body Map, and the work posture was assessed using the Rapid Entire Body Assessment (REBA). The results obtained showed that the work posture of assessor 1 had a high-risk level, and assessor 2 had a moderate-risk level. Both require improvements in work posture, so working tools in the form of chair and table that can be moved according to the required location are designed based on anthropometric dimensions. The results of the work posture assessment after using working tools showed changes where the work posture of assessor 1 now having a moderate-risk level and assessor 2 having a low-risk level.Keywords: anthropometry, musculoskeletal disorders, nordic body map, REBA, work posture
USULAN PERBAIKAN PENJADWALAN MESIN STAMPING DENGAN METODE JOBSHOP AKTIF GUNA MEMINIMASI WORK IN PROCESS (WIP) PADA PT BIMUDA KARYA TEKNIK Kirono, Wintang; Nurkertamanda, Denny
Industrial Engineering Online Journal Vol 13, No 3 (2024): WISUDA PERIODE JULI TAHUN 2024
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPT. Bimuda Karya Teknik merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang menerapkan sistem produksiMake To Order (MTO) sehingga part yang diproduksi bervariasi tiap harinya. Aspek yang perludiperhatikan agar PT. Bimuda Karya Teknik mampu mengikuti kondisi tersebut adalah penjadwalanproduksi. Penjadwalan produksi yang dilakukan PT. Bimuda Karya Teknik belum menggunakan dasarteori yang jelas sehingga output penjadwalan harian tidak sesuai dengan kondisi dilapangan.Permasalahan lainnya adalah member departemen produksi sulit membaca penjadwalan yang diubuatoleh departemen PPIC. Untuk mengatasi hal tersebut, metode penjadwalan produksi yang digunakan untuk mengatasi penumpukan Work In Process (WIP) adalah job shop aktif. Selain itu dibutuhkanformat baru untuk penjadwalan produksi yang mudah dipahami oleh member produksi. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa perbaikan makespan, waiting time, dan work in process (WIP) pada penjadwalantanggal 9 januari. Penjadwalan departemen PPIC menghasilkan makespan sebesar 10,2 jam, waitingtime 3 jam, dan WIP 2 part. Sedangkan metode job shop aktif menghasilkan WIP 8,3 jam, waiting time3 jam dan WIP 1 part. Metode job shop aktif merupakan metode terpilih dan diterapkan padapenjadwalan selanjutnya. Pada penjadwalan tanggal 11 januari didapatkan makespan sebesar 5 jam,waiting time 1,8 jam, dan tidak didapati WIP dalam proses produksi..Kata kunci: Jobshop, Jobshop Aktif, Penjadwalan, Penjadwalan produksi, WIP Abstract PT. Bimuda Karya Teknik is a manufacturing company that implements a Make To Order (MTO)production system so that the parts produced vary every day. Aspects that need to be considered so thatPT. Bimuda Karya Teknik is able to follow these conditions, namely production scheduling. Productionscheduling carried out by PT. Bimuda Karya Teknik has not used a clear theoretical basis so that thedaily scheduling output is not in accordance with the conditions in the field. Another problem is that itis difficult for members of the production department to read the schedules made by the PPICdepartment. To overcome this, the production scheduling method used to overcome Work In Process(WIP) is an active job shop. In addition, a new format is needed for production scheduling that is easilyunderstood by production members. The results of the study showed that the improvements in makespan,waiting time, and work in process (WIP) were scheduled for January 9. PPIC department schedulingresults in a makespan 10.2 hours, a waiting time of 3 hours, and a WIP of 2 parts. While the active jobshop method produces a WIP of 8.3 hours, a waiting time of 3 hours and a WIP of 1 part. The active jobshop method is the method chosen and applied to the next scheduling. On January 11 scheduling, amakepan of 5 hours was obtained, a waiting time of 1.8 hours, and no WIP was obtained in theproduction processKeywords: Jobshop, Active Jobshop, Scheduling, Production Scheduling, Work in Process
RANCANGAN MATERIAL HANDLING EQUIPMENT (MHE) UNTUK MENCEGAH GANGGUAN OTOT DAN RANGKA PADA KEGIATAN PALLETIZING KARDUS BOTOL AIR MINUM MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Nuryawan, Daffa Adhimas; Nurkertamanda, Denny
Industrial Engineering Online Journal Vol 13, No 4 (2024): WISUDA PERIODE OKTOBER TAHUN 2024
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakAir minum berkualitas sangat penting bagi kesehatan, terutama dengan pertumbuhan penduduk Indonesiayang diperkirakan mencapai 281 juta jiwa pada 2024, sehingga diperlukan 562 juta liter air minum perhari. Konsumsi air minum dalam kemasan meningkat dari 13% pada 2009 menjadi 36% pada 2018. Salah satu produsen air minum, AMDK PDAM Kota Semarang, menghadapi tantangan musculoskeletal disorders(MSDs) pada pekerja akibat material handling manual (MMH) saat pengemasan. Penelitian inimengidentifikasi keluhan MSDs dan menganalisis postur pekerja menggunakan metode REBA, dengan skor10 yang menunjukkan risiko tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, dirancang alat bantu ergonomismenggunakan metode QFD dan data antropometri. Simulasi penggunaan alat bantu melalui softwareCATIA menunjukkan penurunan skor REBA dari 10 menjadi 6, yang menunjukkan perbaikan postur pekerjadan pengurangan risiko MSDs.Kata kunci: Material Handling; Postur Bekerja; Muculoskeletal Disorders; Quality Function Deployment;House of Quality Abstract[Title: Design of Material Handling Equipment (MHE) to Prevent Musculoskeletal Disorders inPalletizing Activities of Bottled Water Boxes Using the Quality Function Deployment (QFD) MethodWith an Ergonomic Approach] High-quality drinking water is essential for health, especially withIndonesia's population expected to reach 281 million by 2024, necessitating 562 million liters of drinkingwater per day. The consumption of bottled water increased from 13% in 2009 to 36% in 2018. One of thebottled water producers, AMDK PDAM Kota Semarang, faces challenges related to musculoskeletaldisorders (MSDs) among workers due to manual material handling (MMH) during packaging. This studyidentifies MSD complaints and analyzes workers' postures using the REBA method, with a score of 10indicating high risk. To address this issue, ergonomic assistive tools were designed using the QFD methodand anthropometric data. Simulation of the assistive tool usage through CATIA software showed a reduction in the REBA score from 10 to 6, indicating improved worker posture and reduced MSD risk.Keywords: Material Handling; Working Posture; Muculoskeletal Disorders; Quality FunctionDeployment; House of Quality