Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PROSES PRODUKSI ALMOND CRISPY UBI JALAR Sandy Tri Wibowo; Bara Yudhistira; Nur Her Riyadi Parnanto
Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis Vol 23, No 11 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.974 KB) | DOI: 10.20961/jkb.v22i12.26624

Abstract

Almond Crispy of sweet potato was inovation of food that included into the cookies product. The processing of Almond Crispy itself carried out with adding of violet sweet potato and yellow sweet potato already through powdering to give new taste towards flavor and content of Almond Crispy product. The process of manufacturing Almond Crispy of sweet potato included the mixing process, the adding of arid ingredient, the casting of dough, the roasting, the colling and the last packaging. The testing of delight sensory carried out to know the level of delight and the potency of consumer accepting. The sample that chosen on sensory testing included the sample of Almond Crispy adding to violet sweet potato, the sample was F3 (50% = 75 gramme) and the sample of Almond Crispy adding to yellow sweet potato, the sample was F1 (30% = 45 gramme). To determine the characteristic of the last product did the testing of antioxidant activity and the sample of violet sweet potato there was (16,45%) and the sample of yellow sweet potato there was (11,83 %), along with the testing of total calorie on violet sweet potato sample that was (4,940 kkal/g) and yellow sweet potato sample that was (5,190 kkal/g). Based on the calculation of economy analysis that did determining concern of HPP,BEP, ROI, POT, NPV and IRR so this effort of Almond Crispy Sweet Potato production can profitable and suitable for operation.
KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK VEGETABLE LEATHER CABAI HIJAU (Capsicum annuum var. annuum) DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI PEKTIN Putri Devi Permatasari; Nur Her Riyadi Parnanto; Dwi Ishartani
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.374 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v10i1.17488

Abstract

Vegetable leather is a thin sheet-shaped product made of vegetables (puree) are processed by drying method. Green chilli contains high vitamin C, low calories value 23 cal/100 gr and contain fibers which is quite high as 1.3 g/100 g. In this study, pectin hydrocolloid was added to improve less plastic texture in vegetable leather. The purpose of this research is to identify the influence of the variation concentration of pectin against physical characteristics (tensile strength), chemical (water activity, moisture content, ash contain, vitamin C, fiber and calories value) and organoleptic (colour, flavour, taste, texture, and overall) vegetable leather green chilies as well as knowing the best concentration of pectin that based on physical, chemical and organoleptic characteristics of vegetable leather green chilies. Experimental design used in this research was Completely Randomized Design (CRD) based upon one factor which was the effects of pectin concentration addition. Research data were analyzed by one way ANOVA method and continued using DMRT analysis on the significance level α = 0.05,  if there were significant differences between the means. The result showed that variations in the concentration of pectin have significant effect on water activity, moisture content, ash contain, and fiber. However, the variations of pectin concentration does not affect the value of tensile strength, vitamin C and calories value. Based on the analysis of physical, chemical, and organoleptic shows the vegetable leather green chili with the addition of 0.3% pectin is the best formula. Vegetable leather green chilies with 0.3% pectin concentration has tensile strength 4.6866 N, water activity 0.55, moisture content (wb) 14.959%, ash contain (db) 19.209%, food fiber (db) 15.795%, calories value 3.015,551 cal/g.  
KARAKTERISTIK SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) DIMODIFIKASI SECARA ASETILASI DENGAN VARIASI KONSENTRASI ASAM ASETAT SELAMA PERENDAMAN Novita Sari Dewi; Nur Her Riyadi Parnanto; Akhmad Ridwan Ariyantoro
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.553 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13014

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi asam asetat (0,10%; 0,15%; 0,20%; 0,25%) selama perendaman terhadap sifat fisik (derajat putih), sifat kimia (kadar air) dan fisikokimia ((daya serap, kelarutan (sollubility), swelling power, dan sifat amilografi) tepung bengkuang termodifikasi dibandingkan dengan kontrol. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi konsentrasi asam asetat. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA) dengan tingkat signifikasi 5%.Apabila terdapat beda nyata yang signifikan antar perlakuan dilakukan uji dengan Duncan Multiple Range Test(DMRT) dengan tingkat signifikasi5%. Hasil uji sifat fisik (derajat putih) tepung modifikasi menunjukkan semakin tinggi konsentrasi asam asetat, maka nilai derajat putih tepung bengkuang semakin meningkat. Sifat kimia (kadar air) pada tepung modifikasi menunjukkan semakin tinggi konsentrasi asam asetat maka nilai kadar air semakin meningkat. Sifat fisikokimia tepung modifikasi menunjukkan semakin tinggi konsentrasi asam asetat maka nilai daya serap air, swelling power, kelarutan dan suhu awal gelatinisasi semakin meningkat. Namun viscositas balik semakin menurun.Kata Kunci :Bengkuang, Tepung bengkuang, Asetilasi
KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SNACKBARS DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG TEMPE DAN BUAH NANGKA KERING SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN CFGF (CASEIN FREE GLUTEN FREE) Nur Her Riyadi Parnanto; Rohula Utami; Rizki Amalia
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.244 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13596

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisikokimia dan sensori (penerimaan konsumen)snackbars dengan bahan dasar tepung tempe dan buah nangka kering dengan tiga variasi perbandinganpenggunaan tepung tempe dan buah nangka kering yaitu 40:60, 50:50, dan 60:40. Karakteristik fisikokimia yangdiuji meliputi tekstur, kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, serat pangan, total fenol, aktivitas antioksidandan total kalori. Karakteristik sensori yang diuji meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan tepung tempenya maka tekstur snackbars akansemakin kompak (keras) dan kadar abu, protein, lemak, serat pangan, total fenol, aktivitas antioksidan dan totalkalorinya semakin meningkat sedangkan kadar air dan kadar karbohidratnya semakin menurun. Sedangkan padakarakter sensori, semakin banyak penggunaan tepung tempenya maka warna, aroma, rasa, tekstur dankeseluruhannya semakin tidak disukai.
PENGARUH PENGGUNAAN UBI JALAR UNTUK SUBSTITUSI TERIGU YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L. DC) DALAM PEMBUATAN MIE KERING Achmad Ridwan Ariyantono; Sri Handajani; Nur Her Riyadi Parnanto
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.262 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13514

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh substitusi ubi jalar dan pengayaan tepung koro pedangterhadap tepung terigu pada kandungan kimia dan sifat sensoris mie kering. Perlakuan pada penelitian ini adalahvariasi penggunaan ubi jalar kukus (0 %, 5 %, 10 % dan 15 %) terhadap tepung terigu dan konsentrasi tepungkoro pedang (0 %, 5 %, 10 % dan 15 %) dari tepung campuran. Analisis kimia meliputi kadar air, abu danprotein serta uji sensoris (warna, rasa, aroma, elastisitas dan keseluruhan) mie kering. Penelitian inimenggunakan rancangan faktorial dan selanjutnya data dianalisis secara statistik dengan Anova dan DMRT.Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi penambahan ubi jalar kukus, maka semakin tinggi kadar air dankadar abu mie kering, tetapi semakin rendah kadar protein mie kering serta semakin menurunkan penilaianpanelis terhadap warna, rasa, aroma, elastisitas dan keseluruhan mie kering. Semakin tinggi penambahan tepungkoro pedang yang digunakan, maka semakin tinggi kadar protein dan kadar abu mie kering, tetapi semakinrendah kadar air mie kering serta semakin menurunkan penilaian penelis terhadap warna, rasa, aroma, elastisitasdan keseluruhan mie kering. Mie kering yang terdiri dari 100 % tepung terigu, 0 % ubi jalar kukus dan 5 %tepung koro pedang (T0K1) tidak berbeda nyata dengan kontrol (100 % tepung terigu) dan mie kering yangterdiri dari 95 % tepung terigu, 5 % ubi jalar kukus dan 0 % tepung koro pedang (T1K0) juga tidak berbedanyata dengan kontrol dari segi penilaian keseluruhan. Mie kering tersebut memenuhi syarat mutu mie keringsesuai dengan SNI 1992. Untuk T0K1 mempunyai kadar air sebesar 10,412 % bk, kadar abu sebesar 1,430 % bk,dan kadar protein sebesar 16,222 % bk, sedangkan T1K0 mempunyai kadar air sebesar 10,795 % bk, kadar abusebesar 1,209 % bk, dan kadar protein sebesar 16,801 % bk.
KAJIAN PENINGKATAN MUTU BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ALAT PENGERING TIPE RAK BERBAHAN BAKAR BIOMASSA Dimas Rahardian Aji Muhammad; Nur Her Riyadi Parnanto; Fanny Widadie
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.463 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13500

Abstract

Briket arang tempurung kelapa merupakan salah satu sumber energi alternatif yang diminati oleh pasarekspor. Sebagai komoditas ekspor, mutu briket arang harus stabil dan dapat memenuhi persyaratan mutu pasaryang dituju. Implementasi alat pengering tipe rak berbahan bakar biomassa diperlukan untuk menghasilkanbriket arang dengan kadar air yang konstan dan memenuhi persyaratan mutu pasar. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat pengering tipe rak berbahan biomassa terhadap briket arangdibandingkan dengan pengeringan matahari. Analisa yang dilakukan meliputi kadar air, kadar abu, dan kadarkarbon terikat. Hasil analisa menunjukkan bahwa aplikasi alat pengering dapat meningkatkan mutu briket arangapabila dibandingkan dengan pengeringan matahari.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIMIKROBA EKSTRAK MELINJO (Gnetum gnemon L.) Chandra Dewi; Rohula Utami; Nur Her Riyadi Parnanto
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.547 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13554

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi pelarut air (30°C, 45°C, 60°C)terhadap total fenol, aktivitas antioksidan, dan aktivitas antimikroba dari bagian tanaman melinjo (daun, biji,kulit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa total fenol, aktivitas antioksidan, dan antimikroba pada biji, daun,dan kulit biji tanaman melinjo semakin meningkat seiring dengan peningkatan suhu ekstraksi. Perlakuan suhuekstraksi 60oC memberikan hasil total fenol, aktivitas antioksidan, dan antimikroba pada biji, daun, dan kulit bijitanaman melinjo paling tinggi. Dari semua perlakuan, diketahui bahwa pada suhu 30, 45, dan 60oC, total fenoldan aktivitas antimikroba tertinggi terdapat pada biji melinjo sedangkan daun menghasilkan aktivitas antioksidanyang paling tinggi.
DIVERSIFIKASI DAN KARAKTERISASI CITARASA BAKSO IKAN TENGGIRI (Scomberomus commerson) DENGAN PENAMBAHAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA Nur Her Riyadi Parnanto; Windi Atmaka
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.624 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13612

Abstract

Kecenderungan konsumen terhadap produk pangan bercitarasa asap semakin meningkat. Bahkan akhir-akhir inimuncul produk pangan bercitarasa asap yang dahulu tidak lazim diperdagangkan seperti nasi bakar, tahu bakardan kelapa bakar. Namun, pengasapan cara langsung memungkinkan terbentuknya senyawa karsinogenik.Penggunaan asap cair merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki proses tersebut sehingga dihasilkanproduk pangan bercitarasa asap yang aman bagi kesehatan. Ikan tenggiri mempunyai tingkat produksi dankandungan gizi yang cukup tinggi. Bakso ikan merupakan salah satu bentuk diversifikasi produk perikanan.Bakso merupakan salah satu produk yang paling digemari. Namun, sejauh ini citarasa bakso masih standarsehingga berpotensi untuk dikembangkan. Salah satunya adalah dengan cara menambahkan citarasa asap padaproduk bakso ikan tenggiri.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dan konsentrasi pemberian asap cair pada bakso ikantenggiri yang memiliki tingkat kesukaan paling tinggi, mengetahui karakter sensoris (warna, aroma asap, rasaasap, kekenyalan dan keseluruhan) serta untuk mengetahui karakter fisik (tekstur) dan karakter kimia (kadar air,lemak, protein dan fenol) terhadap bakso ikan tenggiri citarasa asap yang paling disukai. Rancangan yangdigunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu variasi metodepenambahan asap cair (pencampuran, pencelupan dan penyemprotan) serta variasi konsentrasi asap cair (3%, 5%dan 7%). Analisis data secara statistik dengan ANOVA pada α=5% serta dilanjutkan dengan uji DMRT apabilaada beda nyata.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi metode serta konsentrasi pemberian asap cair pada bakso ikantenggiri tidak memberikan pengaruh beda nyata terhadap sifat sensori warna, kekenyalan serta keseluruhan tetapimemberikan pengaruh bervariasi terhadap sifat sensori aroma asap dan rasa asap. Bakso ikan tenggiri denganmetode penyemprotan asap cair 3% merupakan metode serta konsentrasi pemberian asap cair yang memilikitingkat kesukaan paling tinggi. Karakteristik kimia bakso ikan tenggiri dengan penyemprotan asap cair 3% telah sesuai dengan persyaratan SNI bakso ikan yaitu: kadar air 75,06%, kadar protein 10,16% dan kadar lemak0,86%. Mengandung fenol alami sebesar 0,07061% dan masih jauh di bawah batas maksimal kadar fenol yangdiperbolehkan dalam bahan makanan (0,02-0,1%) sehingga aman untuk dikonsumsi serta dapat diterimakonsumen dari karakter sensoris, fisik dan kimia.
PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN PADA EKSTRAK SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP KARAKTERISTIK SENSORI DAN ANTIOKSIDAN BAKSO IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) CITA RASA ASAP Nur Her Riyadi Parnanto; Mohamad Luqman Hakim; Dimas Rahardian AJi Muhammad
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.166 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13558

Abstract

Salah satu jenis bakso ikan yang paling populer di masyarakat adalah bakso yang terbuat dari ikantenggiri, meskipun tingkat penerimaan konsumen bakso ikan tengiri masih lebih rendah dibandingkan baksosapi. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena aroma amis yang ditimbulkan dari bakso ikan tengiri serta warnayang kurang menarik. Dengan demikian diperlukan perbaikan proses produksi pada pembuatan bakso ikantengiri untuk meningkatkan karakteristik sensorisnya agar lebih disukai oleh konsumen. Penggunaan asap cairtelah terbukti dapat memberikan citarasa asap dan mengurangi citarasa amis pada bakso ikan tengiri, sedangkanperendaman pada ekstrak secang diharapkan dapat memperbaiki warna, sekaligus meningkatkan aktivitasantioksidan pada bakso ikan tengiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstraksecang (50%, 75%, 100%) dan lama perendaman (5 menit, 10 menit, 15 menit) terhadap sifat sensori, total fenol,dan antioksidan bakso ikan tenggiri citarasa asap. Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaanpanelis paling tinggi terhadap bakso ikan tengiri citarasa asap yang telah direndam ekstrak secang. Setelahdidapat bakso yang paling disukai oleh panelis, dilakukan pengujian kapasitas Antioksidan dengan metodeDPPH, serta uji total fenol dengan metode Folin-Ciocalteu. Evaluasi nilai gizi bakso ikan tenggiri citarasa asapyang direndam ekstrak secang juga dilakukan dengan membandingkannya dengan kontrol. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor yaitu variasi konsentrasiekstrak secang dan lama perendaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bakso yang paling disukai panelisadalah bakso dengan konsentrasi ekstrak secang 50% dengan lama perendaman 5 menit. Perendaman ekstraksecang mampu meningkatkan kapasitas antioksidan dan total fenol bakso ikan tengiri citarasa asap. Perendamanekstrak secang tidak berpengaruh secara nyata terhadap kadar gizi bakso ikan tengiri citarasa asap.
POTENSI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI HIDROGEN PEROKSIDA (H 2 O ) DALAMPENGAWETAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) 2 Nur Her Riyadi Parnanto; Rohula Utami
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.98 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12880

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan karakteristik fisik (tekstur), kimia (kadar air, pH, TVB, fenol), dan organoleptik (tekstur, warna, aroma, keseluruhan) ikan tongkol dengan menggunakan pengawet asap cair dan H2Oserta untuk mengetahui konsentrasi asap cair (25%, 30%, 35%) yang pengaruhnya mendekati konsentrasi H2O2 (3%, 5%, 7%). pengamatan dilakukan selama 4 hari yaitu pada hari ke-0,1,2,3. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). 2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada karakteristik ikan tongkol perlakuan asap cair dan H secara fisik (kekerasan dan kekenyalan) tidak berbeda nyata, karakteristik kimia ikan tongkol perlakuan asap cair yaitu kadar air (71-77%), pH (5-6), TVB (48-480 mg/100g) dan fenol (250-530 mg/100g), sedangkan pada ikan tongkol perlakuan H2O kadar air (72-78%), pH (6-7) dan TVB (114-755 mg/100g). Kadar fenol ikan tongkol berkisar antara 251.283 mg/100g sampai 526.912 mg/100g. Pada karakteristik organoleptik (tekstur, aroma dan keseluruhan) ikan tongkol dengan perlakuan asap cair lebih disukai daripada perlakuan H2 , sedangkan pada parameter warna ikan tongkol dengan perlakuan H2O lebih disukai daripada perlakuan asap cair. Konsentrasiasap cair 25% mampu menyamai konsentrasi H 3%.Kata kunci: asap cair, hidrogen peroksida, ikan tongkol