Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Survey Of Psychological Disorders During Postpartum Pratiwi, Yopi Suryatim; Zulfiana, Yesvi
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 12 (2024): Volume 10 No.12 Desember 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i12.18588

Abstract

Latar belakang: Masa nifas merupakan masa yang sangat rentan terhadap berbagai masalah psikologi. Permasalahan psikologi  pasca  melahirkan  diklasifikasikan  sebagai postpartum blues,  depresi postpartum, dan psikosis postpartum. Kejadian postpartum blues dapat berlanjut menjadi depresi postpartum, bahkan psikosis postpartum.  Program Pemerintah yaitu melakukan kunjungan ulang pada masa nifas yang dilakukan minimal 4 kali meliputi deteksi dini, pencegahan dan menangani komplikasi. Skala depresi pascanatal Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) adalah salah satu upaya untuk mendiagnosis masalah psikologi masa nifas.Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi kejadian gangguan psikologi masa nifas pada ibu nifasMetode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan quota sampling.Jumlah sampel yang penulis tentukan adalah 86 ibu nifas. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS).Hasil: Hasil penelitian didapatkan usia 20-35 tahun sebanyak 52 orang (60,5%). Pendidikan sebagian besar SMA yaitu sebanyak 33 orang (38,4%). Pekerjaan sebagian besar ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 51 orang (59,3%). Paritas sebagian responden Multipara yaitu sebanyak 52 orang (60,5%). Jenis persalinan sebagian besar responden persalinan spontan yaitu sebanyak 57 orang (66,3%). Dukungan keluarga sebagian besar responden mendapatkan dukungan yaitu sebanyak 77 orang (89,5%). Hasil survey terkait gangguan psikologi masa nifas didapatkan 77 responden memiliki kondisi normal, dan 9 responden mengalami postpartum blues.Simpulan: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami gangguan psikologi masa nifas. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner EPDS sebagian besar dengan rentang nilai 5-9 pada nifas normal, dan rentang nilai 11-13 pada postpartum blues.Saran: Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi kejadian gangguan psikologi pada masa nifas Kata Kunci: Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), Gangguan psikologi, Nifas ABSTRACT Background: The postpartum period is a period that is very vulnerable to various psychological problems. Postpartum psychological problems are classified as postpartum blues, postpartum depression, and postpartum psychosis. The occurrence of postpartum blues can progress to postpartum depression, even postpartum psychosis. The Government program is to conduct repeat visits during the postpartum period which are carried out at least 4 times including early detection, prevention and handling of complications. The Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) is one of the efforts to diagnose postpartum psychological problems.Objective: The objective of this study was to identify the incidence of postpartum psychological disorders in postpartum mothersMethod: This study used a quantitative descriptive method. Sampling was carried out by quota sampling. The number of samples determined by the author was 86 postpartum mothers. The data collection tool used in this study used the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) questionnaire.Results: The results of the study obtained 52 people aged 20-35 years (60.5%). Most of the education was high school, namely 33 people (38.4%). Most of the mothers' occupations were unemployed, namely 51 people (59.3%). Parity of some respondents was Multipara, namely 52 people (60.5%). The type of delivery was mostly spontaneous delivery, namely 57 people (66.3%). Most respondents received family support, namely 77 people (89.5%). The results of the survey related to postpartum psychological disorders showed that 77 respondents had normal conditions, and 9 respondents experienced postpartum blues.Conclusion: The results of this study showed that most respondents did not experience psychological disorders during the postpartum period. This can be seen from the results of the EPDS questionnaire, most of which had a value range of 5-9 in normal postpartum, and a value range of 11-13 in postpartum blues.Suggestion : Further researchers are advised to conduct research on factors that influence the incidence of psychological disorders during the postpartum period Keywords: Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), Psychological disorders, Postpartum 
Developmental Identification In Toddler Fatmawati, Nurul; Zulfiana, Yesvi
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 12 (2024): Volume 10 No.12 Desember 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i12.18565

Abstract

Latar Belakang : Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan   atau   fungsi   semua   sistem   organ   tubuh akibat  bertambahnya  kematangan  fungsi  sistem  organtubuh.  Perkembangan  bersifat reversible (dapat  balik) serta kualitatif. Pada tahun 2018, 149 juta anak di bawah usia lima tahun menderita stunting, 49 juta  anak di bawah usia lima tahun menderita kurus dan 40 juta anak di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk. Pada tahun 2018, 22% dari seluruh anak balita mengalami stunting, dan pada tahun 2018 jumlah anak balita yang kelebihan berat badan meningkat sebesar 45% di Afrika dan 33% di Asia sejak tahun 2000. Tumbuh Kembang Anak Angka pertumbuhan dan keterlambatan tumbuh kembang  di Indonesia masih  cukup tinggi, yakni berkisar 5-10%. Populasi anak di Indonesia berjumlah sekitar 83 juta orang atau sekitar 33% dari total penduduk, dan jumlah anak tersebut terus meningkat setiap tahunnya.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan pada batita.Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Desain penelitian yang di gunakan yaitu simple random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki batita sejumlah 55 anak batita.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar batita berjenis kelamin laki-laki, sedangkan untuk status gizi sebagian besar bersatus gizi normal dan sebagian besar perkembangan batita menunjukkan sesuai.Kesimpulan dan saran : Bahwa sebagian besar perkembangan pada batita adalah normal. Salah satu cara untuk melihat perkembangan pada batita adalah dengan menggunakan KPSP.KPSP adalah alat  atau instrumen yang dapat digunakan untuk  mengetahui apakah tumbuh kembang anak normal atau tidak normal. Sehingga ibu dapat melihat atau memantau bagaimana perkembangan anaknya. Kata Kunci : Perkembangan, Batita ABSTRACT Background: Development is an increase in the ability or function of all body organ systems due to increasing maturity in the function of the body's organ systems.  Development is reversible and qualitative. In 2018, 149 million children under the age of five suffered from stunting, 49 million children under the age of five suffered from wasting and 40 million children under the age of five suffered from malnutrition. In 2018, 22% of all children under five experienced stunting, and in 2018 the number of children under five who were overweight increased by 45% in Africa and 33% in Asia since 2000. Child Growth and Development Rates of growth and developmental delays in Indonesia still quite high, namely around 5-10%. The population of children in Indonesia is around 83 million people or around 33% of the total population, and the number of children continues to increase every year.Objective: This research aims to identify development in toddlers.Method: This research uses descriptive quantitative research methods. The research design used was simple random sampling. The population in this study were mothers who had 55 toddlers.Results: The results of the study show that the majority of toddlers are male, while the nutritional status of most of them is normal nutritional status and the majority of toddlers' development shows appropriate.Conclusions and suggestions: That most of the development in toddlers is normal. One way to see development in toddlers is to use KPSP. Keywords : Development, Toddler 
Pendidikan Kesehatan pada Ibu Hamil sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan tentang Gangguan Psikologi Masa Nifas Suryatim pratiwi, Yopi; Sri Handayani; Yesvi Zulfiana
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3543

Abstract

The postpartum period or postpartum is a transitional period that can cause a life crisis in some mothers, because many mothers experience physical and psychological changes. This period is a period that is very vulnerable to various psychological disorders such as postpartum blues, postpartum depression, and postpartum psychosis. The problem in Jempong Baru Village, Mataram City is that many pregnant women still do not understand the psychological disorders that usually occur during the postpartum period. Health education activities on postpartum psychological disorders were carried out on November 9, 2024 in Jempong Baru Village, Sekarbela District, Mataram City. The method used in this community service activity uses the lecture method, and the media uses power point and leaflets. The posttest results obtained by pregnant women showed an increase in knowledge after being given health education on postpartum psychological disorders. After the community service activity, pregnant women are expected to be able to independently identify the symptoms of psychological disorders experienced during the postpartum period, so that more serious disorders do not occur.   ABSTRAK Masa postpartum atau nifas merupakan masa peralihan yang dapat menimbulkan krisis kehidupan pada sebagian ibu, karena ibu banyak mengalami perubahan fisik dan psikis. Masa ini merupakan masa yang sangat rentan terhadap berbagai gangguan psikologi seperti postpartum blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum. Permasalahan di Kelurahan Jempong Baru, Kota Mataram masih banyak ibu hamil yang belum memahami terkait gangguan psikologi yang biasanya terjadi selama masa nifas. Kegiatan pendidikan kesehatan tentang gangguan psikologi masa nifas dilaksanakan pada tanggal 9 November 2024 di Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah, dan untuk media yaitu menggunakan power point dan leaflet. Hasil posttest didapatkan ibu hamil mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang gangguan psikologi masa nifas. Setelah kegiatan pengabdian ibu hamil diharapkan dapat mengidentifikasi secara mandiri terhadap gejala gangguan psikologi yang dialami selama masa nifas, sehingga tidak terjadi gangguan yang lebih serius.
Pendidikan Kesehatan Tentang Masalah Status Gizi Balita Melalui Penyuluhan Partisipatif Zulfiana, Yesvi; Fatmawati, Nurul; Pratiwi, Yopi Suryatim
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v5i1.1416

Abstract

Masa balita merupakan masa darurat dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sepertiga dari seluruh anak dibawah usia lima tahun mengalami berat badan yang kurang. Prevalensi tertinggi masalah gizi terdapat pada negara berkembang. Kurang gizi terjadi dalam 26 negara di seluruh dunia. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran orang tua, khususnya ibu, tentang pentingnya pemantauan status gizi balita serta praktik pemberian makanan bergizi seimbang Metode: Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan (penkes) dengan pendekatan partisipatif, di mana materi disampaikan secara interaktif menggunakan media audio-visual, diskusi kelompok. Serta memberikan rekomendasi intervensi lanjutan, seperti konseling gizi individual atau pelatihan memasak menu sehat untuk balita. Kegiatan ini dilaksanakan di Karang Pule dengan melibatkan 26 keluarga yang memiliki balita.Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terkait indikator status gizi, pentingnya pemberian ASI eksklusif, serta pola makan sehat untuk balita. Selain itu, peserta mampu menerapkan cara sederhana untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Kegiatan ini membuktikan bahwa penyuluhan kesehatan dengan metode partisipatif efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua untuk mendukung upaya perbaikan status gizi balita. Keberlanjutan program serupa diharapkan dapat mempercepat penurunan prevalensi balita gizi kurang dan stunting di masyarakat.
Pendidikan Kesehatan tentang Pemanfaatan Tanaman Herbal dalam Mengatasi Status Gizi pada Bayi dan Balita Nurul Fatmawati; Yesvi Zulfiana; Irni Setyawati; Sri Handayani
Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi (Desember)
Publisher : Insan Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57248/jilpi.v2i2.349

Abstract

Based on the weight for height index (WW/TB), the nutritional status of very thin toddlers is 3.5%, the nutritional status of underweight toddlers is 6.7%, and the nutritional status of obese toddlers is 8%. This service aims to provide health education about the benefits of herbal plants that pay attention to the nutritional status of babies and toddlers. This service method is participatory learning action, namely an approach to the learning process and interaction with the community or society. It is hoped that mothers can take advantage of these herbal plants because Moringa leaves, sweet potatoes and papaya contain many benefits, nutrients and vitamins that can improve the nutritional status of babies and toddlers. One of the benefits of papaya is that papaya can prevent digestive disorders in children's stomach organs which can affect their weight. The vitamin A content in Moringa leaf powder is 10 times higher than the vitamin A content in carrots and the vitamin C and iron content in sweet potatoes, making it beneficial for the growth and development of babies and toddlers. After implementing the PLA method service, the level of knowledge of mothers who had babies and toddlers with sufficient knowledge increased by 39% from 52% to 90.1%.
Identification Of Perineal Wound Healing Time Pratiwi, Yopi Suryatim; HandayanI, Sri; Zulfiana, Yesvi
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 6 (2025): Volume 11 No 6 Juni 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i6.20936

Abstract

Latar belakang: Luka perineum dapat menjadi tempat awalnya infeksi pada ibu pasca persalinan. Hal ini disebabkan adanya jaringan terbuka sehingga kuman dan bakteri mudah masuk. Proses penyembuhan luka perineum biasanya bervariasi, ada yang cepat dan lambat, hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu kondisi fisik ibu bersalin, status gizi, kondisi luka dan perawatannya. Pemeriksaan perineum yang sering digunakan adalah skala REEDA sebagai evaluasi pasca melahirkan dalam 7-10 hari. REEDA merupakan singkatan dari kata Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation.Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi lama penyembuhan luka perineum.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan quota sampling.Jumlah sampel yang penulis tentukan adalah 63 ibu nifas. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan skala REEDA dari kata Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation.Hasil: Hasil penelitian didapatkan usia 20-35 tahun sebanyak 49 orang (70,8%). Pendidikan sebagian besar SMP yaitu sebanyak 29 orang (46%). Pekerjaan sebagian besar ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 46 orang (73,1%). Paritas sebagian responden Primipara yaitu sebanyak 44 orang (69,9%). Hasil penelitian dari 63 responden didapatkan kondisi luka perineum yang dinilai menggunakan skala REEDA  pada hari ke 7 yaitu 39 responden memiliki penyembuhan luka baik, 21 responden penyembuhan luka kurang, dan 3 responden penyembuhan luka buruk.Simpulan: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki penyembuhan luka kurang, dimana hasil penilaian skala REEDA yaitu 1-5.Saran: Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lama penyembuhan luka perineum. Kata Kunci: Luka Perineum, Nifas, REEDA ABSTRACT Background: Perineal wounds can be the initial site of infection in postpartum mothers. This is due to the presence of open tissue so that germs and bacteria can easily enter. The healing process of perineal wounds usually varies, some are fast and some are slow, this can be influenced by several factors including the physical condition of the mother giving birth, nutritional status, wound condition and its care. The perineal examination that is often used is the REEDA scale as a postpartum evaluation within 7-10 days. REEDA is an abbreviation of the words Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation.Objective: The objective of this study was to identify the duration of perineal wound healing.Method: This study used a quantitative descriptive method. Sampling was done by quota sampling. The number of samples determined by the author was 63 postpartum mothers. The data collection tool used in this study was the REEDA scale from the words Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation.Results: The results of the study obtained an age of 20-35 years as many as 49 people (70.8%). Most of the education was junior high school, namely 29 people (46%). Most of the mothers' occupations were unemployed, namely 46 people (73.1%). The parity of some Primipara respondents was 44 people (69.9%). The results of the study from 63 respondents obtained the condition of the perineal wound assessed using the REEDA scale on the 7th day, namely 39 respondents had good wound healing, 21 respondents had poor wound healing, and 3 respondents had poor wound healing.Conclusion: The results of this study found that most respondents had poor wound healing, where the results of the REEDA scale assessment were 1-5.Suggestion : Further researchers are advised to conduct research on factors that affect the duration of perineal wound healing. Keywords: Perineal wound, Postpartum, REEDA
Identification Of Factors Causing Nutritional Status Problems In Toddlers Zulfiana, Yesvi; Fatmawati, Nurul; Pratiwi, Yopi Suryatim
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 5 (2025): Volume 11 No 5 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i6.20394

Abstract

Latar Belakang: Masalah status gizi pada balita merupakan isu kesehatan masyarakat yang sangat serius di Indonesia, di mana angka prevalensi gizi kurang dan stunting memiliki dampak jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak, serta kualitas sumber daya manusia di masa depan.Tujuan: untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah status gizi pada balita, dengan fokus pada umur ibu, pendidikan ibu, asi eksklusif dan penyakit infeksi.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini melibatkan sejumlah responden ibu balita yang diambil melalui teknik simple random sampling, dan data dikumpulkan melalui kuesioner yang dirancang untuk mengetahui faktor penyebab masalah status gizi pada balitaHasil : Hasil analisis menunjukkan bahwa: Umur ibu tidak berhubungan signifikan dengan status gizi balita (p > 0,05).Pendidikan ibu , Pemberian ASI eksklusif dan Riwayat penyakit infeksi juga menunjukkan hubungan signifikan dengan BB/U,TB/U,dan BB/TB.Kesimpulan  : Pendidikan ibu, pemberian ASI eksklusif, dan riwayat penyakit infeksi merupakan faktor yang berhubungan signifikan dengan status gizi balita. Saran: Intervensi gizi sebaiknya difokuskan pada peningkatan edukasi ibu serta pencegahan penyakit infeksi untuk mendukung pertumbuhan balita secara optimal. Kata Kunci: Asi Ekslusif, Balita, Status Gizi ABSTRACT Background: The problem of nutritional status in toddlers is a very serious public health issue in Indonesia, where the prevalence of malnutrition and stunting has a long-term impact on the growth and development of children, as well as the quality of human resources in the future.Purpose: to identify factors related to nutritional status problems in toddlers, with a focus on maternal age, maternal education, exclusive breastfeeding and infectious diseases .Method: The method used in this study is a quantitative approach with a cross-sectional design. This study involved a number of respondents of mothers of toddlers who were taken through a simple random sampling technique, and data were collected through a questionnaire designed to determine the factors causing nutritional status problems in toddlersResults: The results of the analysis showed that: Maternal age was not significantly related to the nutritional status of toddlers (p> 0.05). Maternal education, exclusive breastfeeding and history of infectious diseases also showed a significant relationship with BB/A, TB/A, and BB/TB.Conclusion: Maternal education, exclusive breastfeeding, and history of infectious diseases are factors that are significantly related to the nutritional status of toddlers.Suggestion: Nutrition interventions should be focused on improving maternal education and preventing infectious diseases to support optimal toddler growth. Keywords: Exclusive Breastfeeding, Toddlers, Nutritional Status 
The Effect of The treatment of Kanguru Method on Increse Weight in low Born Weight Fatmawati, Nurul; Zulfiana, Yesvi; Ulya, Yadul
Journal of Fundus Vol. 1 No. 1 (2021): Journal of Fundus
Publisher : STIKES Yarsi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/fundus.v1i1.128

Abstract

The incidence of low birth weight (LBW) is estimated at 15% of all births in the world with a range of 3.3% - 38% and is more common in developing countries or low socioeconomic conditions. Statistically, 90% of LBW incidence is found in developing countries and the mortality rate is 35 times higher than that of babies with birth weight of more than 2500 grams. LBW mortality rate in Indonesia is still high, around 27 per 1000 live births. LBW requires optimal care. Low Birth Weight (LBW) is the weight of a baby born less than 2,500 grams. The aim of this study was to examine the effect of kangaroo care on weight gain in low birth weight babies. This study is a literature review that attempts to explore the effect of kangaroo treatment on weight gain in low birth weight infants. Results from 5 articles show the significant results of kangaroo treatment on weight gain in low birth weight babies. It is suggested for mothers to apply the kangaroo treatment method as an effort that can be used to increase body weight at low birth weight newborns. In addition to increasing body weight, the kangaroo method can also increase oxygen saturation because an upright baby position can optimize respiratory function which is influenced by earth gravity so that it has an effect on the baby's ventilation and perfusion
Pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Arthyka Palifiana, Dheska; Fatmawati, Nurul; Zulfiana, Yesvi; Maemanah, Nihria
Journal of Fundus Vol. 2 No. 1 (2022): Journal of Fundus
Publisher : STIKES Yarsi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/fundus.v2i2.246

Abstract

Kementerian Kesehatan tahun 2018 Stunting merupakan suatu keadaan dimana anak balita mempunyai panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Keadaan ini diukur menggunakan satuan panjang atau tinggi badan yang lebih dari -2 SD median atau standar pertumbuhan anak dari WHO. Stunting merupakan kondisi kronis terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi yaitu 37,2%. Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%). Hasil analisis lanjut data Riskesdas 2013 pada kelompok usia 2-3 tahun menemukan prevalensi sebesar 42,38 persen. Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor pemberian MP ASI terhadap kejadian stunting. Metode dalam penelitian adalah lieratur review, yaitu mencoba untuk menggali bagaimana faktor pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunting. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 6 artikel yang telah di review menunjukkan terdapat pengaruh faktor pemberian MP ASI terhadap kejadian stunting pada balita.
Pengaruh Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Pencegahan Stunting Fatmawati, Nurul; Zulfiana, Yesvi; Julianti, Irna
Journal of Fundus Vol. 2 No. 2 (2022): Journal of Fundus
Publisher : STIKES Yarsi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/fundus.v3i1.251

Abstract

Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada balita (bayi dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya berdasarkan pada indeks tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan batas (z-score) kurang dari -2 Standar Deviasi. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya kejadian gizi kurang dan buruk pada Balita yaitu sebesar 17,7%. Balita sangat pendek dan pendek (Stunting) sebesar 30.8%. belum capai target (28%).Dampak stunting adalah menimbulkan gangguan perkembangan fisik anak yang irreversible, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan motorik anak, serta peningkatan kerentanan menderita suatu penyakit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh daun kelor (moringa oleifera) terhadap pencegahan stunting. Metode dalam penelitian adalah lieratur review, yaitu mencoba untuk menggali bagaimana faktor pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunting. Hasil review dari 5 jurnal menunjukkan bahwa terdapat hasil yang signifikan, pengaruh daun kelor (moringa oleifera) terhadap pencegahan stunting pada anak.