Dyah Prasetiani
Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Published : 43 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Neny; ANALISIS VERBA DERU SEBAGAI POLISEMI DALAM NOVEL BOTCHAN Handayani, Neny; Nurhayati, Silvia; Prasetiani, Dyah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 5 No 2 (2017): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v5i2.19498

Abstract

ABSTRAK Polisemi (多義語) adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu dan setiap makna tersebut satu sama lainnya memiliki keterkaitan yang dapat dideskripsikan. Bahasa Jepang mempunyai kata yang berpolisemi. Misalnya verba deru yang memiliki makna dasar keluar. Karena  verba deru ini merupakan verba polisemi maka verba deru tidak bermakna keluar saja, tetapi akan mengalami perluasan makna. Perluasan makna ini sering menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang dalam mengartikan dan memahami kalimat berverba polisemi. Hal tersebut akan menghambat proses pembelajaran bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan makna yang terdapat pada kalimat berverba deru berserta hubungan antar makna dasar dan makna perluasan verba deru. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan teknik catat. Data yang dijadikan objek penelitian adalah kalimat berverba deru dalam novel Botchan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pilah unsur penentu sebagai teknik dasar dan teknik hubung banding sebagai teknik lanjutan. Untuk menganalisis data, yang pertama dilakukan adalah menentukan objek yang akan diteliti dari sumber data. Setelah itu mencari dan mengumpulkan kalimat berverba deru serta menentukan makna dasar dan makna perluasannya. Terakhir, mendeskripsikan hubungan antar makna dasar dan perluasan yang dimiliki verba deru dengan majas yang mempengaruhi perluasan makna. Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber data yang digunakan dapat disimpulkan bahwa terdapat kemunculan verba deru 22 kalimat. Makna dasar (keluar) terdapat 5 kalimat dan 9 makna perluasan verba deru. Makna perluasan verba deru yaitu bergabung muncul satu kali, berangkat satu kali, pergi 6 kali, muncul 2 kali, terjadi satu kali, timbul satu kali, tiba/sampai 3 kali, hadir satu kali, dan kambuh satu kali. Perluasan makna yang terjadi pada verba deru dipengaruhi oleh majas metafora.   ABSTRACT   Polysemic 「多義語」is a word that has more than one meaning and each of these meanings are relate to each other and can be described. In Japanese language there are many words that have more than one meaning. As example is verb deru (out), verb deru in another sense has been undergone and got extension meaning. Japanese language leaner usually found out that there was hard to interpret and understand about polysemic’s sentences. This situation hamper the process of Japanese language learning. This study was conducted to describe the meaning which include in verb deru and also the relation between the basic meaning and the expansion meaning of verb deru. in this research, bibliography method and note method was being used. The object of this research is sentences that in Botchan’s novel which has polysemic verbs. The analytical method that has been used in this research is a determining method which is used as a basic technique and as a equivalent relate technique. To analyze, the first thing to do is to decide the object which will be investigated from the data resource. Then, search and collect the sentences that has verb deru and decide the basic meaning, after that figure out the expansion meaning of verb deru. Finally, describe the relation between basic meaning and expansion meaning which has verb deru as a figure of speech that leverage the expansion meaning. Based from the data which has been got from data resource, the conclusion is resource come out 22 sentences. The basic meaning of deru is out 5 sentences, and as the expansion meaning has 9 meanings, there are join 1 sentence , go 1 sentence , leave 6 sentences, appear 2 sentences, happen 1 sentence, arise 1 sentence, arrive 3 sentences, attend 1 sentence, relapse 1 sentence. The expansion meaning is leveraged by metaphorical figure of speech.
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA BANTU BILANGAN (JOSUUSHI) SISWA KELAS 11 SMK BAGIMU NEGERIKU SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Putri, Emfina Arditiya; Nurhayati, Silvia; Prasetiani, Dyah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 1 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i1.22578

Abstract

Kosakata bahasa Jepang berdasarkan asal-usulnya dapat dibagi menjadi tiga macam yakni wago, kango, dan gairaigo. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan mengenai goi dalam bahasa Jepang yaitu suushi (numerial) dan josuushi (kata bantu bilangan). Kata bantu bilangan atau josuushi (助数詞) biasanya digunakan untuk menyatakan barang, orang, kendaraan, waktu, dan lain-lain. Karena banyaknya kata bantu bilangan dalam bahasa Jepang mengakibatkan pembelajar melakukan kesalahan dalam penggunaan josuushi dengan tepat, khususnya siswa kelas 11 SMK Bagimu Negeriku Semarang tahun ajaran 2016/2017. Sehingga melalui penelitian ini penulis berharap dapat menjelaskan kesalahan penggunakan josuushi pada siswa kelas 11 dan faktor penyebab yang mempengaruhi kesalahan tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes kemudian peneliti menggunakan metode wawancara. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis tentang kesalahan siswa kelas 11 SMK Bagimu Negeriku dalam penulisan kata bantu bilangan untuk menit ~fun dengan prosentase 87.5% kesalahan terbanyak pada penulisan じゅっぷん juppun, kesalahan terbanyak dalam penggunaan konteks kyoudai dengan prosentase 70.8% , dan kesalahan dalam membedakan penggunaan kata bilangan tujuh pada kata bantu bilangan dengan rata- rata prosentase 41.8%. Faktor penyebab terjadinya kesalahan antara lain, pemahaman siswa mengenai bentuk perubahan bunyi kata bantu bilangan masih kurang, pemahaman siswa mengenai kata bantu bilangan dalam pemilihan kata bilangan masih kurang, dan penguasaan siswa dalam menulis huruf hiragana masih kurang khususnya pada huruf dengan bunyi rangkap soku on (っ) dan penggunaan huruf yang memiliki daku on dan handaku on (ぷ、じ、dst).
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGUBAH MASUKEI MENJADI TAKEI DI SMA KESATRIAN 1 Fransiska, Riska; Prasetiani, Dyah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 1 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i1.22580

Abstract

Takei is a verb from that showed events or deed in which tense. Takei having some rules the changes have it is quite hard to learned by repetition without any. However, takei is very important tobe studied, because takei much used in a pattern of a sentence Japanese language. From the result of interviews who have been done on teacher Japanese language in Kesatrian 1 senior high school, known that most of the students have gone so wrong in changing takei. Based on these problems, we need to hold research. This research attempts to knows all of error and what caused the errors of students in changing masukei become takei at the senior high school Kesatian 1. So that it can be will be an evaluation for the Japanese language learner in to context of reducing error changing takei. This research used the quantitative descriptive. Population in this research is all a students of class XII Kesatrian 1 senior high school, that came up with 362 students. Sample in this research was a students of class XII MIPA 3 Kesatrian 1 senior high school, which consisted of 33 students. The technique of data colletion during of this research is a test and questionnaire. Based on the research done, it is known that students everage score of the test namely 51,06. A errors change masukei become takei the most often done a students to lose their rural namely in the change verbs the group 1 and the group 2. The cause of the error students rarely read the books of changes takei, and a students  rarely made up conversation about changes takei.   Abstrak ___________________________________________________________________ Takei adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau perbuatan di masa lampau. takei memiliki beberapa aturan perubahan yang cukup sulit dihafalkan. Namun demikian, takei sangat penting untuk dipelajari, karena takei banyak digunakan dalam pola kalimat bahasa Jepang. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap guru mata pelajaran bahasa Jepang di SMA Kesatrian 1, diketahui bahwa sebagian besar siswa sering melakukan kesalahan dalam mengubah takei. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diadakan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kesalahan dan apa penyebab kesalahan siswa dalam mengubah takei di SMA Kesatrian 1, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi bagi para pembelajar bahasa Jepang dalam rangka mengurangi kesalahan penggunaan takei. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII SMA Kesatrian 1 Semarang yang berjumlah 362 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA 3 yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah tes dan angket. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil tes siswa yaitu 51,06. Dari penelitian ini kesalahan mengubah masukei menjadi takei yang paling sering dilakukan siswa yaitu dalam mengubah kata kerja golongan I dan kata kerja golongan II. Penyebab kesalahan yaitu karena siswa jarang mengulang kembali pelajaran, jarang  membaca buku pelajaran mengenai perubahan takei, dan jarang melakukan percakapan mengenai perubahan takei.
ANALISIS KESESUAIAN MODUL UJI COBA BAHASA JEPANG KELAS X SMA TARUNA NUSANTARA DENGAN SILABUS BAHASA JEPANG KURIKULUM 2013 Arisman, M Afhiyan; Prasetiani, Dyah; Oesman, Andy Moorad
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 2 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i2.22597

Abstract

In the learning process on formal education institutions, teaching materials are needed as guidance in teaching, as the delivery of materials for teachers and as independent learning materials by students. And the teaching materials need to be checked for the compatibility with the current curriculum. Similarly, the self-contained module trial version of the Japanese language class for 1st grader written by the teacher and used in Taruna Nusantara High School. The book has not been tested yet  in conformity with the Japanese syllabus of the 2013 curriculum. Therefore this research explains the analysis of the compatibility of the 1st grader Taruna Nusantara High School trial version Japanese module book with the Japanese syllabus Curriculum 2013. In this qualitative evaluative study, 6 Basis Competencies (KD) contained in the Japanese syllabus of the 2013 curriculum is used as a guidance rubric for compatibility assessment of the material content of the 1st grader Taruna Nusantara High School trial version Japanese module book. The results found are module books are good because there are 3 chapters that match the KD, and 1 chapter that is not in accordance with KD due to lack of material delivered. However there are 2 materials contained in KD but not available in the module. Therefore, it would be better if  the 1st grader Taruna Nusantara High School trial version Japanese module book is checked again suitability and added to be in accordance with the syllabus of the Japanese Curriculum 2013.   Dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan formal, bahan ajar diperlukan sebagai pedoman dalam pengajaran, sebagai penyampaian materi bagi guru maupun sebagai bahan pembelajaran mandiri oleh siswa. Dan bahan ajar tersebut perlu diperiksa kesesuaiannya dengan kurikulum yang sedang berlaku. Begitu pula dengan modul mandiri versi uji coba bahasa Jepang kelas X yang ditulis oleh guru dan digunakan di SMA Taruna Nusantara. Buku tersebut belum sempat diuji kesesuaiannya dengan silabus bahasa Jepang kurikulum 2013. Karena itu penelitian ini menjelaskan mengenai analisis kesesuaian modul uji coba bahasa Jepang kelas X yang digunakan di SMA Taruna Nusantara Magelang dengan silabus bahasa Jepang Kurikulum 2013. Dalam penelitian kualitatif evaluatif ini, 6 Kompetensi Dasar(KD) yang terdapat dalam silabus bahasa Jepang kurikulum 2013 digunakan sebagai pedoman rubrik penilaian kesesuaian konten materi buku modul uji coba kelas X bahasa Jepang SMA Taruna Nusantara. Hasil yang ditemukan adalah buku modul sudah baik karena terdapat 3 bab yang sesuai dengan KD, dan 1 bab yang tidak sesuai dengan KD dikarenakan terdapat kekurangan materi yang disampaikan. Namun terdapat 2 materi yang terdapat dalam KD tetapi tidak tersedia dalam modul. Oleh karena itu, akan lebih baik lagi bila buku modul uji coba bahasa Jepang kelas X SMA Taruna Nusantara ini diperiksa kembali kesesuaiannya dan ditambahkan sehingga menjadi sesuai dengan silabus bahasa Jepang Kurikulum 2013.
M Mengajarkan Nilai Humanisme Dalam Sakubun prasetiani, dyah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 7 No 1 (2019): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v7i1.28643

Abstract

Universitas Negeri Semarang mencanangkan nilai karakter yang harus dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah nilai humanisme. Nilai karakter tersebut perlu dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam studi ini penulis mencoba untuk menginternalisasikan nilai humanisme ini dalam pembelajaran sakubun (menulis), karena melalui menulis, mahasiswa dapat menuangkan ide dan kreativitasnya. Diharapkan studi ini dapat memberikan gambaran  mengenai pengajaran menulis (sakubun) yang bermuatan nilai humanis. Hasil yang diperoleh yakni sample dapat menulis sebuah karangan yang bertema humanisme, namun kegiatan latihan menulis ini masih perlu dikembangkan lagi dalam bentuk latihan menulis yang lebih sering. Agar mahasiswa terbiasa.   Kata kunci: sakubun, humanisme                  Universitas Negeri Semarang proclaims character values ​​that must be developed in learning activities. One of them is the value of humanism. These character values ​​need to be included in learning activities. In this study, the author tries to internalize the value of humanism in sakubun learning (writing), because through writing, students can express their ideas and creativity. It is hoped that this study can provide an overview of teaching writing (sakubun) which contains humanist values. The results obtained that the sample can write an essay with theme of humanism quite well, but this writing exercise activity still needs to be developed in the form of more frequent writing exercises. So that students get used to it.   Keywords: sakubun, humanism
PENINGKATAN KOMPETENSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU BAHASA JEPANG SMA/SMK SE-KOTA SEMARANG Prasetiani, Dyah
Jurnal Abdimas Vol 18, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan seorang mencakup; kemampuan pedagogik, kemampuan kepribadian, kemampuan sosial dan kemampuan professional yang didapat melalui melalui pendidikan profesi. Kemampuan tersebut tertulis dalam UU No.14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1. Sama halnya dengan dosen maka guru sebagai pengajar/pendidik disebut profesianalisme, apabila telah memiliki kemampuan dalam melaksanakan Tri Darma, 1) guru harus terampil mengajar, 2) guru harus mempunyai kemampuan melaksanakan penelitian atau karya ilmiah, 3) guru harus memiliki kemampuan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai guru yang memiliki tugas menyampaikan ilmu. Dalam menyampaikan ilmu, tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas. Salah satunya, ilmu yang disampaikan oleh guru lebih bermanfaat apabila disampaikan melalui karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah tidak hanya dapat dinikmati oleh peserta didik, tetapi juga oleh masyarakat luas. Karya ilmiah juga merupakan nilai profesionalisme dari seorang guru, karena kegiatan menulis karya ilmiah mendukung profesi guru, baik dalam proses belajar dan mengajar ataupun dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah tertentu yang diajukan. Permasalahan yang diidentifikasi pada program pengadian kepada masyarakat ini adalah: 1) Pengetahuan dan pemahaman para guru tentang Penelitian Tindakan Kelas masih kurang, 2) Pengalaman guru dalam hal penelitian tindakan kelas masih kurang, 3) Pengalaman menyusun proposal masih kurang, 4) Budaya dalam hal kegiatan penelitian di lingkungan sekolah masih kurang. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan ini yaitu terdapat peningkatan pemahaman para guru bahasa Jepang SMA/SMK dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas se-Kota Semarang, peningkatan kemampuan para guru bahasa Jepang di SMA/ SMK dalam menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas se-Kota Semarang, dan terdapat peningkatan kemampuan para guru bahasa Jepang SMA/SMK seKota semarang dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
THE EFFECTIVENESS OF USE THE KANJI CARDS IN KANJI SHOKYU LEARNING Diner, Lispridona; Prasetiani, Dyah
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 32, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v32i1.5705

Abstract

Japanese character (hiragana, katakana, kanji, and romaji) is difficult for the students who learn Japanese as a foreign language, especially the kanji. Kanji has stroke order, and also Chinese and Japanese ways of reading. Moreover one character of kanji is presenting one meaning, thus the amount of kanji is massive. The informal interview conduct in some students on Semarang State University, Japanese Department, 2 semester, reveal that they got problems in memorizing the meaning and also the ways of reading and writing kanji. The reasons are there are too many kanji character and kanji compound they had to memorize in a short time during the class. It was not easy for them to memorize all the kanji. It was like memorizing the new vocabulary. Some words they didn’t familiar with will cause any further problems such as they didn’t know how to apply it into the sentence. Sometimes they ask the teacher, sometimes they didn’t. If they ask to the peer, they didn’t get the answer because the peer didn’t know either. Actually, the text book they use has reading and writing practice sections which is enough and proper to learn by themselves. But sometimes students need to make they own sentences in order to make their memory of kanji more lasting. Since the students admitted that they lacks of practice making sentences themselves nor with their peer, inside or outside the class, therefore, we conducted an quasi experiment in a class, using roundtable cooperative learning technique combine with kanji card in order to overcome the student’s problems mentioned above. This technique encourages students to: produce sentences which using the memorized kanji, working together in groups, students feel fun in learning kanji. nd But, this technique not quite suitable if we conduct it in a large class.
􀰸􁩥􁏛􂩦􀡟􀠾􀡅􀡿􀼠􀴾􁼲􀡢􃐠􂏝 (COLLABORATIVE WRITING IN TEACHING SAKUBUN) Prasetiani, Dyah
Language Circle: Journal of Language and Literature Vol 6, No 1 (2011): October 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lc.v6i1.2048

Abstract

This study was intended to find out how collaborative writing gives better effects to thestudent’s Japanese ability in writing. There were three aspects that investigated: (1) Teachinglearning process, (2) Learner and teacher finding problems in collaborative writing, (3)Student’s suggestion of collaborative writing. This study employed descriptive qualitativedesign by using classroom observations and interview method to collect the data. The majorfindings of this study are: (1) Collaborative writing enable student to practice and developwriting skills, however, the lack of grammar ability cause peer correction not appropriate, (2)Teaching learning sakubun becomes more various by using this technique.
フラッシュカードで漢字(熟語)の覚え方 (USING FLASHCARDS TO MEMORIZE THE KANJI JUKUGO) Prasetiani, Dyah
Language Circle: Journal of Language and Literature Vol 7, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lc.v7i2.2601

Abstract

Learning kanji is generally difficult for the Japanese learners because its figure, stroke order, and pronounce (onyomi and kunyomi) are difficult to remember. Moreover, every object in the world is presented by kanji. Thus, practically there are large in numbers of kanji. Remembering all the kanji and also the jukugo is not easy. Most of the students may easily forget it soon after they learn it. Therefore, they have to find effective, fun, and easy learning methods to improve their ability in mastering kanji. The bottom line is that they must consistently review the kanji they have learned to ensure that they would never-ever forget them. Otherwise, no matter how memorable the kanji are, they make up its nature to start forgetting and lose track of them once they start learning their 500th kanji and beyond. Flashcards could be a good solution to overcome the problem. It could help students consistently review the kanji, especially the jukugo.
LEARNING THE KANJI VOCABULARY BASED ON COOPERATIVE LEARNING Diner, Lispridona; Prasetiani, Dyah
Language Circle: Journal of Language and Literature Vol 10, No 1 (2015): October 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lc.v10i1.4163

Abstract

多くの外国語学習のために、漢字には画数・部首・筆順、読み方などのユニークな特性を持っているので、学び、記憶するのことは難しい。スマラン国立大学の学生に観察とインタビューの結果に基づき、漢字を読み書き方や意味を記憶するが難しいである。その理由は授業で勉強した漢字が多すぎる。今まで漢字の授業では面白いメディァを使用しているが、漢字の読む練習に中心した。授業時間が足りないので書く練習は自分で自宅でさせる。一方、日本語文に漢字を応用するのはあまりしない。 上記の事実に基づき、著者は協同学習方法で漢字学習に関する研究を行った。本研究では代替の教育漢字を提供し、その結果、学生協同の能力を向上させることができ、漢字語彙(熟語)を習得する能力を向上させることができ、積極的に学習グループに関与していることが期待されている。テストの結果はそのメソッドが熟語習得を向上させることができ、日本語文に漢字を適用する学生の能力を向上させることができることを表す。