Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

Perancangan Job Description Pada Proyek Instalasi Feeder Fiber Optic Menggunakan Metode Raci Matrix Di Pt.abc Rizka Alifiani Soenredi; Devi Pratami; Ika Arum Puspita
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Keberadaan teknologi kabel tembaga dalam jaringan akses telekomunikasi saat ini sudah tidak mampu melayani kebutuhan arus data yang tinggi sehingga menyebabkan inovasi di bidang teknologi yang melahirkan teknologi fiber optik yang mampu melayani kebutuhan bandwith yang tinggi termasuk data, suara dan video dalam skenario jaringan akses fiber to the home. PT. ABC merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Proyek yang sedang dijalani oleh PT. ABC adalah proyek pemasangan feeder fiber optic. Feeder fiber optic merupakan kabel penghantar layanan jaringan, yang merupakan bagian dari FTTH (Fiber To The Home). Pada kasus yang dialami oleh PT. ABC adalah keterlambatan (delay) dalam penyelesaian proyek instalasi feeder fiber optic sehingga mengakibatkan kendala salah satunya yaitu dari aspek stakeholder. Stakeholder menjadi hal yang penting dalam sebuah perusahaan atau organisasi terutama proyek karena pada dasarnya sumber daya manusia yang bergerak untuk mengelola sebuah perusahaan atau proyek. RACI merupakan salah satu metode teknik dan alat untuk mendukung perencanaan matriks penugasan pada proyek. Metode RACI yang terdiri dari Responsibility, Assignment, Consult, dan Informed memiliki manfaat yaitu dapat dicapai sepenuhnya jika tim manajemen proyek memahami dan menggunakannya sesuai dengan konteks organisasi. Hasil dari bisnis proses aktivitas proyek disesuaikan pada proyek yang sedang berlangsung. Aktivitas proyek dipetakan dengan RACI Matrix untuk menentukan peran dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan. Output dari RACI Matrix berupa job description untuk stakeholder yang terdapat pada proyek yang sedang berjalan. Kata Kunci : RACI Matrix, Stakeholder Management, Proses Bisnis, Job Description. Abstract The existence of copper technology in telecommunication access networks is currently not able to serve the needs of high data flows, causing innovation in the field of technology that gave birth to fiber optic technology capable of serving high bandwidth requirements including data, voice and video in fiber to the home access network scenarios . PT. ABC is one of the largest telecommunications companies and providers of telecommunications and network services in Indonesia. The project that is being undertaken by PT. ABC is a fiber optic feeder installation project. A fiber optic feeder is a network service delivery cable, which is part of FTTH (Fiber To The Home). In the case experienced by PT. ABC is a delay (delay) in the completion of a fiber optic feeder installation project so that one of the obstacles is the stakeholder aspect. Stakeholders are an important thing in a company or organization, especially a project because basically human resources are engaged in managing a company or project. RACI is one of the technical methods and tools to support the planning of assignment matrices on the project. The RACI method consisting of Responsibility, Assignment, Consult, and Informed has benefits that can be achieved fully if the project management team understands and uses it in accordance with the organizational context. The results of the business process project activities are adjusted to the ongoing project. Project activities are mapped with the RACI Matrix to determine roles and responsibilities in each position. The output of the RACI Matrix is a job description for stakeholders found on the ongoing project. Keywords: RACI Matrix, Stakeholder Management, Business Processes, Job Description.
Perancangan Perencanaan Manajemen Proyek Berdasarkan Aspek Pemangku Kepentingan Dan Komunikasi Pada Proyek Ftth Pt Telkom Andhy Pramadana Prawansa; Devi Pratami; Ika Arum Puspita
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Salah satu proyek yang dikembangkan oleh PT Telkom Indonesia adalah proyek Fiber to the Home (FTTH). Untuk mendukung pengembangan dan bentuk antisipasi terjadinya kegagalan dalam proyek tersebut, diperlukan sebuah perancangan perencanaan manajemen proyek. Data terkait pemangku kepentingan diolah menggunakan beberapa metode yang terdiri atas Power Interest Grid, Salience Model, dan Engagement Assessment Matrix. Dan data terkait perencanaan komunikasi diolah dengan menggunakan model perancangan dan metode komunikasi yang diterapkan. Disimpulkan bahwa pada proyek FTTH PT Telkom terdapat 57 pemangku kepentingan yang terdiri dari 46 pemangku kepentingan internal dan 11 pemangku kepentingan eksternal. Berdasarkan Power Interest Grid, pemangku kepentingan digolongkan menjadi tiga kuadran yang terdiri atas Manage Closely, Keep Satisfied, Monitor. Berdasarkan Salience Model, pemangku kepentingan digolongkan menjadi 5 kategori yang terdiri atas Definitive, Dominant Dependent Demanding, dan Dangerous. Berdasarkan Engagement Assessment Matrix diketahui bahwa terdapat pemangku kepentingan berada pada kondisi yang tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkan sehingga dibutuhkan penanganan. Terkait komunikasi, disimpulkan bahwa perancangan komunikasi sangat membantu dalam pengelolaan pemangku kepentingan, yang mana perancangan ini harus diberikan kepada setiap pihak yang memiliki kepentingan dengan baik sehingga alur komunikasi menjadi lebih efektif. Kata Kunci : Manajemen proyek, Pemangku kepentingan, Komunikasi Abstract One of the projects developed by PT Telkom Indonesia is the Fiber to the Home (FTTH) project. To support the development and anticipation of failure in the project, project design planning is needed. Data related the stakeholders was processed using several methods consisting of; the Power Interest Grid, Salience Model, and Engagement Assessment Matrix. And data related communication planning was processed using the design model and the method of applied communication. It was concluded that at the FTTH project PT Telkom has 57 stakeholders, consisting of 46 internal stakeholders and 11 external stakeholders. Based on the Power Interest Grid, stakeholders are classified into three quadrants, consisting of Manage Closely, Keep Satisfied, Monitor. Based on the Salience Model the stakeholder is classified into 5 categories consisting of Definitive, Dominant Dependent Demanding, and Dangerous. Based on the Engagement Assessment Matrix it is known that there are stakeholders who are in a condition that is not in accordance with the expected conditions so that handling is needed. Related to communication, it is concluded that communication design is very helpful in managing stakeholders, which this design must be given to each party that has a good interest so the communication flow becomes more effective. Keywords: Project Management, Stakeholders, Communication
Perancangan Quality Metrics Dengan Metode Internal Control Untuk Melakukan Control Quality Proyek Pemasangan Odp Di Sto Rancaekek Gilang Pradana; Imam Haryono; Devi Pratami
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT XYZ bekerja pada bidang konstruksi pembangunan dan manage service infrastruktur jaringan di Indonesia. Dalam rangka pemasangan jaringan telekomunikasi di Indonesia terpenuhi, PT XYZ berusaha mengoptimalkan proyek pengadaan jaringan telekomunikasi di daerah – daerah untuk menggapai pelanggan yang belum memiliki internet dengan menggunakan kabel fiber optic. Pemasangan Optical Distribution Point (ODP) membantu PT XYZ untuk mencapai pelanggan di daerah yang belum terpasang fiber optic. Pada pelaksanaan proyek, pemangku proyek tidak merencanakan alat manajemen kualitas, tim proyek tidak memiliki alat untuk membantu dalam melakukan control quality. Aktivitas proyek yang berjalan tidak memiliki pengawasan dan dokumentasi standar kualitas yang harus dicapai agar pekerjaan sesuai dengan spesifikasi. Sehingga kemungkinan proyek akan mengalami hasil kualitas yang buruk dan tidak sesuai standar yang diharapkan menjadi tinggi. Jika hal itu terjadi, maka perusahaan harus melakukan pekerjaan ulang atau perbaikan untuk mencapai standar yang diharapkan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dirancang suatu quality metric sebagai alat bantu dalam mengukur kinerja suatu proyek dengan menggunakan metode internal control. Hasil studi ini menunjukkan bahwa dengan alat bantu control quality yaitu quality metric, membantu proyek mencapai kualitas standar dan melacak progress dari setiap aktivitas sehingga proyek berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Kata kunci : quality metric, internal control, control quality ,kualitas, proyek Abstract PT XYZ works in the field of construction and manages network infrastructure services in Indonesia. In order to fulfill the telecommunication network in Indonesia, PT XYZ requires the allocation of telecommunications projects in the regions to reach customers who do not have internet using fiber optic cables. Optical Distribution Point (ODP) installation helps PT XYZ to reach customers in areas that have not installed optical fiber. During project implementation, project involvement does not involve quality management tools. During the project, the project team did not have the tools to help carry out quality control. Running project activities have no supervision and quality that must be agreed to in accordance with specifications. So the possibility of the project will experience poor quality results and not according to the expected standards is high. If that happens, the company must make rework or repair to achieve the expected standards. Therefore, in this study a quality metric was designed as a tool in determining the acquisition of a project using internal control methods. The results of this study indicate that with quality control tools namely quality metrics, help projects achieve standard quality and direct the progress of each activity so that the project runs in accordance with the plans that have been made Keywords: quality metric, internal control, quality control, quality, project
Perancangan Resource Management Plan Sebagai Baseline Untuk Proyek Elearning Pada Universitas X Dengan Acuan Pmbok Edisi Ke-6 Zahroh Oliviany Fadilah Thomas; Devi Pratami; Atya Nur Aisha
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak E-Learning merupakan media pembelajaran di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Sesuai dengan Undang-Undang Perguruan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 31 tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) menjelaskan bahwa PJJ merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut maka Universitas X melakukan perencanaan pembuatan proyek e-Learning yang akan menunjang pembelajaran mahasiswa di universitas. Proyek e-Learning yang direncanakan akan dimulai pada bulan April 2018 dan berakhir pada tahun 2020, akan tetapi proyek dijalankan memiliki kendalan sehingga mulainya proyek pada April 2018 mundur menjadi Oktober 2018. Mundurnya jadwal mulai proyek dikarenakan dokumen resource management plan belum lengkap. Data yang dibutuhkan pada dokumen resource management plan yaitu WBS, Work package, WBS dictionary, SOW, gantt chart, activity list, struktur organisasi, job desriptions. Data yang dibutuhkan diolah menjadi proses bisnis, RACI, resource requirement plan, resource histogram, training needs. Data yang diolah menghasilkan resource management plan yang dibutuhkan untuk melengkapi dokumen proyek yang belum lengkap pada proyek e-Learning yang akan dilakukan. Kata Kunci : E-Learning, RACI, resource requirement plan, resource histogram, training needs. Abstract E-Learning is a learning media in the field of communication and information technology. In accordance with the Law on Higher Education Number 12 of 2012 Article 31 on Distance Education (PJJ) explains that PJJ is a teaching and learning process carried out remotely through the use of various communication media. In accordance with the Law, University X plans to make e-Learning projects that will support student learning at the university. The e-Learning project is planned to begin in April 2018 and end in 2020, but the project has a constraint so that the project start in April 2018 will be postponed to October 2018. The delay in the project start schedule is due to the incomplete resource management plan document. The data needed on the resource management plan document are WBS, Work package, WBS dictionary, SOW, gantt chart, activity list, organizational structure, job desriptions. The data needed is processed into a business process, RACI, resource requirements plan, resource histogram, training needs. The data that is processed produces a resource management plan that is needed to complete the project documents that are not yet complete in the e-Learning project to be carried out. Keywords: E-Learning, RACI, resource requirement plan, resource histogram, training needs.
Perancangan Schedule Baseline Beserta Pengukuran Kinerja Menggunakan Evm (Earned Value Managementt) Pada Proyek E-Learning Universitas X Panji Agda; Devi Pratami; Wawan Tripiawan
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Proyek e-Learning merupakan proyek dari Universiras X yang bertujuan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. E-learning sendiri merupakan proyek yang terbilang baru di Universitas X. Belum adanya pengalaman terkait proyek serupa membuat kemungkinan gagal semakin besar. Proyek e-Learning harusnya mulai berjalan pada bulan April 2018, namun pada kenyataannya proyek e-Learning baru berjalan di bulan Oktober 2018. Padahal untuk fase 1 sampai fase 4 yang ditargetkan selesai pada Januari 2020. Berdasarkan pengumpulan data, Proyek e-Learning ini tidak memiliki panduan proyek sebagai acuan pengerjaan proyek. Untuk meminimalisir keterlambatan proyek, maka dilakukan perancangan schedule baseline dengan menggunakan CPM (Critical Path Method) untuk menghitung total durasi proyek beserta aktivitas apa saja yang termasuk kegiatan kritis. Ketika proyek berjalan dilakukanlah proses monitoring and controlling untuk memantau performansi dari proyek tersebut. Monitoring and controlling dilakukan dengan membandingkan kegiatan proyek aktual terhadap schedule baseline dengan menggunakan pendekatan EVM (Earned Value Management). Berdasarkan hasil penelitian pada minggu ke 26 didapatkan SV sebesar -2.857.927.835 dan SPI sebesar 0,52 mengindikasikan proyek terlambat senilai Rp 2.857.927.835 dan performansi proyek sebesar 52% dari yang direncanakan. Berdasarkan hasil perhitungan juga didapatkan penambahan waktu pelaksanaan selama 62 minggu sehingga waktu penyelesaian menjadi 129 minggu. Kata Kunci: Schedule Baseline, e-Learning, Critical Path Methode, Earned Value Management Abstract E-Learning Project is a project from X University which is intended to support teaching and learning activities. E-learning is a new project in X University. There is no experience regarding similar project which can cause the failure possibility greater. The e-Learning project should start in April 2018, but in the implementation it starts in October 2018. Even though for phase 1 until phase 4, will be completed in January 2020. Based on the data, e-Learning Project does not have any project guide as the guide to do this project. In order to minimize project delays, the baseline schedule is carried out by using a CPM (Critical Path Method) to calculate the total duration of the project related to any activities that include critical activities. When running the project. a monitoring and controllimg process is carried out to see the performance of the project. Monitoring and controlling is done by comparing actual project activities to the baseline schedule using approaching Earned Value Management (EVM). Based on the results of the research in the 26th week, SV was obtained at -2,857,927,835 and SPI of 0.52 project proposals received Rp.2,857,927,835 and project performance was 52% of those which supported. the calculation, it also obtained an implementation time of 62 weeks so that the completion time was 129 weeks. Keywords: Schedule Baseline, e-Learning, Critical Path Methode, Earned Value Management
Analisis Kelayakan Pengembangan Bisnis Secara Online Dan Offline Pada Produsen Pakaian Muslim Pria Al Buchory Dini Nuraisyah; Endang Chumaidiyah; Devi Pratami
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Al Buchory merupakan produsen pakaian muslim pria yang berdiri sejak 2010. Produk yang ditawarkan Al Buchory berupa pakaian muslim berjenis koko, jasko, dan pakistan. Al Buchory memasarkan produknya secara offline tetapi seiring perkembangan zaman pertumbuhan sistem belanja online semakin pesat sehingga mendorong Al Buchory untuk mengembangkan bisnisnya dengan memasarkan produk secara online. Dalam menjalankan rencana pengembangan bisnis ini sebuah penelitian dilakukan untuk menjamin kelayakan dari pengembangan bisnis yang dilakukan. Menggunakan studi literatur, studi lapangan, dan kuesioner untuk mengumpulkan data maka dilakukan analisis kelayakan pengembangan bisnis yang ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial. Dilakukan juga peramalan menggunkan metode regresi linier untuk mendapatkan estimasi demand offline. Pengembangan bisnis Al Buchory dinyatakan layak untuk dilakukan karena memenuhi kriteria kelayakan investasi dengan NPV Rp198.289.971 dengan IRR sebesar 24.98% dan PP selama 4 tahun 2 bulan dan 23 hari. Kata Kunci : Studi kelayakan, Peramalan, Al Buchory, Online Abstract Al Buchory is a muslim men's clothing manufacturer that was founded in 2010. The products offered by Al Buchory are in the form of muslim clothing such as koko, jasko, and pakistan. Al Buchory sells it’s products offline, but in the current technological era, online shopping systems are growing rapidly, encouraging Al Buchory to develop it’s own online marketing business. In carrying out this business development plan a study was conducted to ensure the feasibility of business development. Using literature studies, field studies, and questionnaires to collect data, a feasibility study is conducted on the market aspects, technical aspects and financial aspects Forecasting is also used with linear regression method to get an estimate of offline demand. Al Buchory's business development was declared feasible because it fulfilled the investment eligibility criteria with an NPV Rp198.289.971, IRR 24.98% and PP 4 years 2 months 23 days. Keywords: Feasibility Study, Forecasting, Al Buchory, Online
Perancangan Scope Baseline Dan Proses Integrated Change Control Di Proyek E-Learning Dengan Acuan Pmbok Edisi Ke-6 Fauziyyah Eka Sya'bani; Devi Pratami; Wawan Tripiawan
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Proyek e-Learning merupakan proyek yang dikelola Yayasan X dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di Universitas X dan terbagi menjadi dua tipe konten e-Learning; konten video dan konten non video. Proyek ini direncanakan akan rampung pada tahun 2020, namun dalam pengerjaannya sendiri masih terdapat kekurangan diantaranya tidak ada dokumen perencanaan proyek. Pada pengerjaan awal fase, terdapat banyak permintaan perubahan terutama pada bagian penandatangan kontrak surat (PKS). Untuk menghindari keterlambatan, dibuat dokumen perencanaan pada bagian scope baseline yang dimana mengatur perencanaan penentuan ruang lingkup proyek dan proses integrated change control yang berfokus pada alur proses perubahan secara. Komponen dari scope baseline antara lain project scope statement, work breakdown structure, dan work breakdown structure dictionary. Project scope statement berisi ringkasan dari kebutuhan dari proyek yang dijelaskan secara rinci. WBS dibuat dengan menggunakan metode dekomposisi dan dijabarkan tiap workpackagenya dalam bentuk Work Breakdown Structures Dictionary. Pada proses integrated change control, data perubahan ditampung kemudian dibuat menjadi proses perubahan secara umum. Hasil dari perancangan scope baseline dapat menunjukan rangkaian aktivitas yang membantu project team dalam mengeksekusi tahapan di proyek. Hasil dari proses integrated change control dapat membantu project team dalam mengelola permintaan perubahan yang masuk sehingga tidak menghambat pekerjaan yang sedang dilakukan. Kata kunci: Proyek e-Learning, Scope Baseline, Proses Integrated Change Control Abstract The e-Learning project is a project managed by Foundation X in supporting teaching and learning activities at X University and is divided into two types of e-Learning content; video content and non video content. This project is planned to be completed in 2020, but in the process itself there are still shortcomings including no project planning documents. At the beginning of the work phase, there are many requests for changes, especially in the letter signing contract (PKS). To avoid delays, a planning document is made in the scope baseline section which regulates planning the determination of the scope of the project and the integrated change control process that focuses on the flow process of the change in a manner. Components of the baseline scope include the project scope statement, work breakdown structure, and work breakdown structure dictionary. The project scope statement contains a summary of the needs of the project which are explained in detail. WBS is created using the decomposition method and is described in each workpackage in the form of Work Breakdown Structures Dictionary. In the integrated change control process, data changes are collected and then made into the process of change in general. The results of the design of the baseline scope can show a series of activities that assist the project team in executing stages of the project. The results of the integrated change control process can assist the project team in managing incoming change requests so as not to hamper the work being done. Keywords: e-Learning Project, Scope Baseline, Integrated Change Control Process
Perancangan Master Plan Project Management Untuk Aspek Scope, Time, Resource Dan Cost Pada Proyek Konstruksi Ducting Fiber Optic Di Kawasan Summarecon Bandung Cluster Emily Tahap Ii Pt. Xyz Anisah Ridhayani Febri Kuntarsih; Devi Pratami; Putu Yasa
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Instalasi kabel Fiber Optic (FO) yang semula menggunakan sistem kabel udara diminta untuk diturunkan menjadi sistem bawah tanah dengan adanya pembuatan saluran bawah tanah (duct). Hal ini lah yang saat ini sedang dikerjakan oleh PT. XYZ sebagai kontraktor dalam proyek konstruksi ducting FO di Kawasan Summarecon Bandung, Cluster Emily Tahap II, Jawa Barat. Dalam pelaksanaannya, proyek yang dikerjakan PT. XYZ belum mendefinisikan perencanaan secara menyeluruh. Untuk menghindari kegagalan, PT. XYZ membutuhkan master plan project management sebagai perencanaan sebagai landasan dalam eksekusi proyek. Project management plan yang dihasilkan diantaranya, scope management plan yang mencakup project scope statement, Work Breakdown Structure (WBS), dan WBS dictionary. Selanjutnya yaitu schedule management plan yang mencakup gantt chart, milestone list, network diagram, serta hasil dari perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) yang menunjukkan adanya 9 aktivitas kritis, serta 2 lintasan kritis dengan durasi terpanjang 42 hari. Ketiga, yaitu resource management plan yang menghasilkan perencanaan sumber daya yang terlibat dan estimasi jumlah pekerja yang dibutuhkan setiap minggunya selama 9 minggu, dimana didapatkan jumlah pekerja paling sedikit dibutuhkan 4 orang pada minggu ke-9 dan paling banyak yaitu 41 orang pada minggu ke-7. Terakhir, yaitu cost management plan yang meliputi estimasi biaya proyek sebesar Rp771.072.945, kurva-S PV proyek dan funding limit reconciliation. Kata kunci: critical path method (CPM), ducting, fiber optic (FO), master plan project management
Perancangan Risk Register Dan Risk Response Terhadap Proyek Pengembangan Aplikasi Dana Pensiun Dengan Menggunakan Probability Impact Matrix Pada Pt.xyz Ghifari Naufal Rahman; Wawan Tripiawan; Devi Pratami
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menganalisis risiko kualitatif dari sebuah projek aplikasi dana pensiun dengan singkatan “Dapen” pada PT.XYZ dan Dapen PT.XYZ. Aplikasi Dana Pensiun adalah sebuah aplikasi yang berfokus terhadap informasi dana pensiun yang dialirkan kepada karyawan PT.XYZ yang telah pensiun atau habis masa jabatannya sebagai karyawan PT.XYZ. Dalam penegerjaan projek ini, terjadi perpanjangan waktu pengerjaan projek (adendum) yang disebabkan oleh banyaknya risiko yang terjadi selama masa proyek berlangsung. Hal ini disebabkan oleh belum adanya identifikasi risiko yang mampu menganalisis risiko lebih lanjut. Penenlitian dilakukan dengan cara mengumpulkan risiko dan membuat risk register projek aplikasi Dana Pensiun dan teridentifikasi sebanyak 41 risiko yang ada dalam projek Dapen. Kemudian setelah risk register ada, langkah berikutnya adalah membuat risk severity yang dinilai menggunakan metode expert judgement. Hasil dari risk severity adalah 28 risiko negatif yang memiliki severity medium 2 risiko positif dengan severity medium, dan 11 risiko dengan severity rendah. Kemudian dilanjutkan dengan strategi respon risiko dimana hasil dari pengolahan risk response ditemukan sebanyak 9 risiko dengan respon risiko avoid, 26 buah risiko dengan respon mitigate, 4 buah risiko dengan respon accept, dan 2 risiko dengan respon share. Maanfaat dari penelitian ini adalah sebagai tolak ukur untuk menilai dan acuan dalam melihat sebuah risiko di aplikasi Dana Pensiun versi 2. Kata kunci: Analisis risiko kualitatif, Risk Register, Risk Severity, Risk Response.
Pengukuran Kompetensi Aspek Personal Manajer Proyek Dengan Acuan Project Manager Development Framework (pmcdf®) (studi Kasus : Pt Xyz) Nindytha Salsabila Kara Noor; Devi Pratami; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 7, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan konstruksi dan pengelolaan jaringan infastruktur. Pada perusahaan ini terdapat dua proyek yaitu proyek Shift To The Front (STTF) Batch II dan proyek digitalisasi SPBU. Namun kedua proyek tersebut belum mencapai target yang diharapkan. manajer proyek memiliki peranan penting dalam keberhasilan proyek dan tugas seorang manajer proyek mencakup berbagai aktivitas yang membutuhkan suatu kompetensi. Untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimiliki dari manajer proyek dapat dilakukan dengan penilaian berbasis kompetensi. Penilaian eksisting yang terdapat pada perusahaan memiliki kelemahan karena aspek competency kurang spesifik dan detail untuk menggambarkan kemampuan karyawan maka dilakukan pengukuran kompetensi aspek personal karena kompetensi personal lebih banyak digunakan saat mengelola proyek dengan menggunakan suatu kerangka yaitu Project Manager Competency Development (PMCD)® Framework. Penilaian dilakukan secara 360 derajat kepada atasan, peer, bawahan dan diri sendiri. Selain itu juga dlakukan bobot kepentingan kompetensi untuk mengetahui kompetensi yang diprioritaskan terhadap manajer proyek dengan menggunakan kuesioner Analytical Hierarhcy Process pada direktur dan manajer proyek. Hasil yang didapatkan pada rata-rata kompetensi pada manajer proyek memiliki nilai terkecil pada kompetensi effectiveness dan pada tingkat kepentingan effectiveness memiliki bobot tertinggi kedua Kata Kunci : Kompetensi Personal, metode umpan balik 360 derajat, AHP, PMCDF® Abstract PT XYZ is a company engaged in construction services and infrastructure network management. In this company there are two projects, namely the Shift To The Front (STTF) Batch II project and the SPBU digitization project. However, the two projects have not achieved the expected targets. The project manager has an important role in the success of the project and the task of a project manager includes various activities that require a competency. To find out the extent to which the project manager's competencies can be carried out with a competency-based assessment. The existing assessment in the company has weaknesses because the competency aspect is less specific and detailed to describe the employee's ability, so the personal aspect competency measurement is carried out because personal competence is mostly used when managing projects using a framework, namely the Project Manager Competency Development (PMCD) ® Framework. Assessment is carried out in 360 degrees to superiors, peers, subordinates and yourself. In addition, competency importance weights are applied to determine prioritized competencies for project managers using the Analytical Hierarchy Process questionnaire for project directors and managers. The results obtained on the average competency of the project manager have the lowest value on effectiveness competence and on the level of importance of effectiveness has the second highest weight. Keywords : Personal competence, 360 degree feedback method, AHP, PMCDF®
Co-Authors Achmad Fuad Bay Adelia Widiningrum Adityo Pratama Afifah , Zhahira Nur Afina Hardyanti Ageak Raporte Bermano Ainun Ulum Eristyanawati Alghifari Nuroni Ameilia, Talitha Putri Amelia Kurniawati Andhy Pramadana Prawansa Andi Muhammad Fachri Chaeruddin Anisah Ridhayani Febri Kuntarsih Anugerah, Zha Sha Putri Arvia Nisrina Efendi Atikah Sayyidatu Nisaa Atya Nur Aisha Bermano, Ageak Raporte Budi Sulistyo Budiarto, Sulistyo Danang Triantoro Murdiansyah Delvika, Rizka Hasna Dhiyo Ardhyan Herfirsta Dini Nuraisyah Endang Chumaidiyah Evriligar Rachmanto Fachri Fadlillah Fadillah, Fachri Faris Fathurahman Fariz Faturochman Fauziyyah Eka Sya'bani Favian Dewanta Fida Nirmala Nugraha Fitriana Rachmawati G. N. Sandhy Widyasthana Ghifari Naufal Rahman Gilang Pradana Haryono, Imam Ika Arum Puspita Imam Haryono Imam Haryono Intan Permatasari Irish Illenia Martha Ayudya Kenanda Ardhenariswari Subagya Litasari Suwarsono Litasari Widyastuti Suwarsono Litasari Widyastuti, Litasari M Firmansyah Maria Dellarosawati Idawicaksakti Mohammad Deni Akbar Muhammad Azani Hasibuan Muhammad Ihsan Caniago Muhammad Iqbal Muhardi Saputra Nadia Khairunnisa Nindytha Salsabila Kara Noor Nurfitri Ayu Puspitasari Nurfitri Ayu Puspitasari Nurul Ikhsan Oka Sutarto Putra Panji Agda Permatasari , intan Prodi, Putu Yasa Puteri , Aura Maharani Putri, Tantri Febiara Putu Yasa Putu Yasa Rahmad Dwi Putra Suhanda Ramadhan, Alvin Reanatami Irawan Reggie Nuravianta Haedar Reza Rendian Septiawan Rizka Alifiani Soenredi Rizka Hasna Delvika Sari, Maulida Permata Shidqi Rizqullah Feriansyah Suwarsono, Litasari Tantri Febiara Putri Umar Ali Ahmad Wanda Suci Utami Wawan Tripiawan Yati Rohayati Zahroh Oliviany Fadilah Thomas Zha Sha Putri Anugerah ZK Abdurahman Baizal