Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

RELEVANSI PENDIDIKAN AGAMA ANAK-ANAK BANGSA YAHUDI BAGI PROSES PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA Lasmaria Lumban Tobing
Jurnal Christian Humaniora Vol 2, No 1 (2018): Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v2i1.105

Abstract

Pendidikan agama mendapat tempat yang sentral dalam kehidupan umat Yahudi. Oleh karena itu untuk menjaga keberlangsungan pendidikan agama tersebut, orangtua memiliki kewajiban untuk mengajarkan pendidikan agama kepada anak-anaknya. Di samping orangtua, sekolah-sekolah Yahudi juga mendapat tempat sentral untuk mendidik anak-anak Yahudi untuk mempelajari tradisi bangsanya dan juga untuk mengetahui kebesaran Tuhan dalam sejarah hidup nenek moyang bangsanya. Pendidikan agama yang berkesinambungan adalah merupakan hal yang penting. Firman Tuhan untuk mengajarkan berulang-ulang adalah benar, sebab anak-anak akan mudah mengingat apa yang diajakan kepadanya. Dengan demikian, PAK dalam keluarga masa kini haruslah menjadi perhatian. Relevansi pendidikan agama anak-anak bangsa Yahudi bagi proses pendidikan agama Kristen untuk anak-anak adalah: orangtua merupakan pendidik utama, PAK kepada Anak-Anak harus berkesinambungan, menggunakan metode yang tepat, menggunakan bahan mengajar yang tepat, dan menyediakan suasana belajar yang mendukung. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi pendidikan agama anak-anak bangsa Yahudi bagi proses pendidikan agama Kristen dalam keluarga. Diharapkan penelitian ini akan memberikan kontribusi yang penting bagi peningkatan pendidikan agama Kristen dalam keluarga.Kata Kunci: Pendidikan agama anak-anak bangsa Yahudi, Pendidikan agama Kristen dalam keluarga
Pengembangan Prodi Manajemen Pendidikan Kristen: Sebuah Studi Kasus Lasmaria Lumban Tobing; Nasib Tua Lumban Gaol; Rogate Gultom; Marudut Situmorang; Robert Juni Tua Sitio
Didache: Journal of Christian Education Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/djce.v2i2.421

Abstract

Since its establishment in 2018, Christian education management has begun to develop continuously in the educational context of Indonesia. However, it still requires studying more. Accordingly, this research aims to investigate how the department of Christian education management may be developed at the Christian higher education. The qualitative research, in particular, a case study was conducted to investigate the topic. Seven participants were involved and a manual book of Christian educational management department was used as the source of data. Based on the result of the study, it was found four themes that need to pay attention seriously in order to develop further the department of Christian educational management in Christian higher education, namely vision, mission, purpose, curriculum, collaboration, and alumnus. On the other side, for improving the knowledge on the management of Christian education organizations, contributions of this study for further research, practitioners and policy-makers are provided 
Yesus sebagai Role Model bagi Guru Pendidikan Agama Kristen: Studi Eksposisi Matius 5-7 Lasmaria Lumban Tobing
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 5, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v5i2.326

Abstract

Abstract. This paper aimed to analyze the teaching model of Jesus in the Sermon on the Mount, in order to provide a teaching paradigm that originates from Jesus himself. This study was conducted by using Matthew 5-7exposition. The exposition resulted several effective ways in which Jesus taught. It can be concluded that Jesus worthy to be called as the Great Teacher, because it was not only the content of His great teachings but also in the way He taught that showed Him as a perfect teacher.Abstrak. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji model pengajaran Yesus dalam Khotbah di Bukit, dalam rangka memberikan paradigma pengajaran yang bersumber dari Yesus sendiri. Kajian ini dilakukan dengan metode eksposisi terhadap Matius 5-7. Dari eksposisi terhadap teks tersebut dihasilkan beberapa cara efektif dalam pengajaran yang dilakukan oleh Yesus. Dapat disimpulkan bahwa Yesus disebut sebagai Guru Agung, oleh karena bukan hanya isi ajaran-Nya yang agung tetapi juga dalam cara-Nya mengajar yang menunjukkan Ia sempurna sebagai seorang guru.
Pengembangan Kurikulum Prodi Pastoral Konseling Berbasis Kearifan Lokal Ratna Saragih; Rencan Carisma Marbun; Masniar Hernawati Sitorus; Rogate Artaida Tiarasi Gultom; Lasmaria Lumban Tobing
Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 6, No 2: September 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46307/rfidei.v6i2.121

Abstract

This study aims to develop a Pastoral Counseling curriculum based on local wisdom. The respondents in this study were Pastoral Counseling lecturers and experts in Pastoral Counseling. The research instruments used were interviews and closed questionnaires. The research method used in this study is Research and Development (R&D), using the Olive Model with the following steps: Statement of philosophy, Statement of goals, Statement of objectives, Design of plan. After conducting interviews with research respondents, a curriculum development for the Pastoral Counseling Study Program was arranged in the form of a draft Book of the Pastoral Counseling Study Program Curriculum. Then the draft of the Pastoral Counseling Study Program Curriculum Book was validated by three counseling pastoral experts. After the validation instrument is given to the validator, the data is collected and analyzed. Based on the results of the analysis of the assessment data of the three Pastoral Counseling experts, the percentage of eligibility is 92.13%, namely the very feasible category. So based on this, the Pastoral Counseling Study Program Curriculum Book that has been developed is feasible to use.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kurikulum Pastoral Konseling berbasis kearifan lokal.Responden dalam penelitian ini adalah dosen-dosen Pastoral Konseling IAKN Tarutung sebanyak dua orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara dan angket tertutup. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D), dengan menggunakan Model Olive dengan langkah-langkah: Statement of philosophy, Statement of goals, Statement of objectives, Design of plan. Setelah dilakukan wawancara dengan responden penelitian, maka disusun pengembangan kurikulum Prodi Pastoral Konseling yaitu berupa draf Buku Kurikulum Prodi Pastoral Konseling. Kemudian draf Buku Kurikulum Prodi Pastoral Konseling tersebut divalidasi oleh tiga orang ahli pastoral konseling. Setelah instrumen validasi diberikan kepada validator, maka data dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil analisis data penilaian ketiga ahli Pastoral Konseling, menunjukkan persentase kelayakan 92,13% yaitu kategori sangat layak. Maka berdasarkan hal tersebut, maka Buku Kurikulum Prodi Pastoral Konseling yang sudah dikembangkan sudah layak untuk dipergunakan.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Desa Huta Gurgur tentang Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan Putri Damero Sitorus; Lena Simanungkalit; Lasmaria Lumban Tobing
DOULOS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wujud dari pelaksanaan pembangunan dituangkan dengan mewajibkan setiap mahasiswa semester akhir untuk mengikuti kegiatan pelatihan seminar pengabdian. Kuliah Praktek dan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk mengabdi, belajar dan menerapkan ilmu serta keahlian yang dimiliki untuk pengabdian masyarakat dan melaksanakan bersama-sama dengan masyarakat pedesaan. Metode kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan angka dan data statistik untuk menganalisis fenomena dan hubungan antara variabel. Dalam konteks kegiatan pelatihan seminar pengabdian, metode kuantitatif dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data yang terkait dengan indikator pembangunan desa atau masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Melalui kegiatan pelatihan seminar pengabdian, mahasiswa dapat memanfaatkan kedua metode tersebut sebagai sarana menerapkan ilmu yang didapatkan di kampus dan membentuk mental yang kuat dalam menghadapi kondisi masyarakat di lapangan.Tujuan utama”kegiatan pelatihan seminar pengabdian” adalah mempersiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang mampu memahami dan menghadapi permasalahan masyarakat pedesaan serta membantu mempercepat pembangunan di wilayah tersebut.”kegiatan pelatihan seminar pengabdian” memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu dan pengalaman di lapangan, serta memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dalam hal peningkatan pengetahuan, kesadaran lingkungan, dan partisipasi dalam pembangunan desa.
Deductive Thematic Analysis of Educational Leadership Styles in Indonesian Religious School Nasib Tua Lumban Gaol; Lasmaria Lumban Tobing; Vera Winda Pardede; Danny Philipe Bukidz; Murni Sianturi; Enricho Fiktorando Purba
Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran Vol 9, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jk.v9i3.8790

Abstract

This research aims to reveal the principal leadership styles of Christian religious secondary schools in Indonesia. This study used a qualitative descriptive approach. The informants in the study were teachers, vice principal, and school principal in a Christian religious secondary school. The data was collected through semi-structured interviews. Subsequently, the data was analyzed using deductive thematic analysis, and its validity was checked using triangulation. The study results showed that the principal implemented five leadership styles in a Christian religious secondary school: paternalistic, charismatic, servant, transformational, and autocratic. This study indicates that leadership styles are urgently needed to improve Christian religious education quality; however, they are still limited in the literature. Therefore, the Ministry of Religion Affairs, particularly the Directorate General for Christian Community Guidance, should create a concise policy on leadership competency for Christian religious school principals. Furthermore, each principal in Christian religious schools should carry out various leadership styles properly to enhance management and leadership practices in their educational organizations.
Pengaruh Perhatian Guru Pendidikan Agama Kristen Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 4 Siborongborong Tahun Pembelajaran 2023/2024 Tiurma Ulina Manik; Damayanti Nababan; Lasmaria Lumban Tobing; Tianggur M Napitupulu; Maria Widiastuti
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 4 (2023): November : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i4.191

Abstract

The aim of this research is to determine the positive and significant influence between the attention of Christian religious education teachers on the learning interest of class VIII students at SMP N 4 Siborongborong for the 2023/2024 academic year. The research method used is a quantitative research method. The population was 206 students in class VIII of SMP N 4 Siborongborong for the 2023/2024 academic year and a sample of 52 people was determined using random sampling techniques. Data was collected using a positive closed questionnaire with 32 items, namely 16 items for variable 2024: 1) Test the analysis requirements: a) positive relationship test obtained rxy = 0.550 > rtable(a=0.05,n=52) = 0.297. b) Testing a significant relationship obtained a value of tcount= 4.651 > ttable(a=0.05, dk=n-2=50)= 2.000. 2) Test the effect: a) Test the regression equation, obtained the regression equation Y ̂="27.20"+0.48X. b) Regression coefficient of determination test (r2) = 30.2%. 3) Test the hypothesis using the F test to obtain Fcount > Ftable=(a=0.05, dk numerator k=22, dk denominator=n-2=52-2=50) namely 21.63 > 1.39. Thus Ha is accepted and H0 is rejected.
Pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Keaktifan Belajar Pendidikan Agama Kristes (PAK) Dan Budi Pekerti Siswa Kelas XII SMK N 1 Laguboti Tahun Ajaran 2023/2024 Susi E Silalahi; Malani Simanungkalit; Elsina Sihombing; Lasmaria Lumbantobing; Rawatri Sitanggang
Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 1 No 5 (2023): Oktober : Jurnal Pendidikan Berkarakter
Publisher : LPPM Politeknik Pratama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/pendekar.v1i5.423

Abstract

The aim of this research is to determine the positive and significant influence of the Learning Strategy for Improving Thinking Ability (SPPKB) on students' active learning in class XII of SMK Negeri 1 Laguboti for the 2023/2024 academic year. The research method used is a quantitative inferential statistical method. The population is all class Data was collected using a positive closed questionnaire with 40 items, namely 20 items for variable 1 Laguboti 2023/2024 academic year: 1) Test analysis requirements: a) positive relationship test obtained rxy = 0.627> rtable(a=0.05,n=35)=0.334. b) Testing a significant relationship obtained tcount= 4.621> ttable(a=0.05,dk=n-2=33)=2.042. 2) Test the effect: a) Test the regression equation, obtained the regression equation Y ̂="31.62"+0.52X. b) Regression coefficient of determination test (r2) = 39.3%. 3) Test the hypothesis using the F test to obtain Fcount> Ftable=(a=0.05, dk numerator k=17, dk denominator=n-2=35-2=33) namely 21.24>1.62. Thus Ha accepted and H0 rejected.
Berbeda itu Indah: Berbeda itu Indah: Nilai-nilai Universal untuk Hidup dalam Kemajemukan menurut Kisah Para Rasul 10 Gultom, Rogate Artaida Tiarasi; Lumban Tobing, Lasmaria
Jurnal Salvation Vol. 4 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v4i2.102

Abstract

Abstract: This research aims to find out universal values ​​for living in diversity, so that an understanding is found that being different is beautiful. Acts 10 opens a new paradigm of diversity. The Apostle Peter, who strongly adhered to Jewish traditions, was able to change his perspective through dialogue with Cornelius. These two figures worship the same God in their own ways. Peter worshiped God by upholding Jewish traditions, while Cornelis, who was a pagan, worshiped God with the knowledge he knew. Through the Acts of the Apostles, universal things about differences are found, namely 1) Differences in character are beautiful, 2) Social differences, 3) Cultural differences and 4) Ethnic differences. All differences will be beautiful, if each other understands the universal values ​​of differences. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai universal untuk hidup dalam kemajemukan, sehingga ditemukan suatu paham bahwa berbeda itu indah. Kisah Para Rasul 10 membuka paradigma baru tentang perbedaan. Rasul Petrus yang sangat memegang teguh tradisi Yahudi dapat mengubah cara pandangnya melalui dialog dengan Kornelius. Kedua tokoh ini menyembah Allah yang sama dengan cara masing-masing. Petrus menyembah Allah dengan memegang teguh tradisi Yahudi, sementara Kornelis yang seorang kafir, menyembah Allah dengan pengetahuan yang dia ketahui. Melalui Kisah Para Rasul ini ditemukan hal yang universal tentang perbedaan yaitu 1) Perbedaan karakter itu indah, 2) Perbedaan sosial, 3) Perbedaan Budaya dan 4) Perbedaan Suku. Semua perbedaan itu akan menjadi indah, jika saling memahami nilai-nilai universal dari perbedaan.
Evaluative Study of Lecturer Competence in the Department of XYZ in Insitut Agama Kristen Negeri Tarutung Tobing, Lasmaria Lumban; Manullang, Tetti; Gaol, Idola H. Lumban; Simanjuntak, Maria Kristina; Simamora, Roswel Mika
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol 15 No 2 (2023): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v15i2.2691

Abstract

As providers of educational services, lecturers play a crucial role in tertiary institutions' operations. If lecturers possess legal competencies, tertiary institutions can perform well. This study aims to map the competence of lecturers in the XYZ study program, identify obstacles to developing lecturers' competence, and then offer suggestions for improving lecturers' competence. This study utilizes successive logical blended techniques (blend strategies consecutive illustrative). 72 students who were taught by lecturers (subjects) participated in the survey. Subjects, specifically three XYZ concentrate on program speakers, were then led to top-to-bottom meetings to have the option to recognize hindrances in the advancement of teacher abilities. The review and interview results were broken down to acquire research information. The consequences of the review show that the planning of speaker capabilities in the XYZ Study Program shows that the typical teacher skill is 67.07 where this worth is in the medium class. competence in education, with an average score of 59.92. Competence in the workplace, with an average score of 63.17. With an average score of 62.01, social competence is 61.07 social competence This leads us to the conclusion that, out of the four competencies, professional competence has the highest average, and pedagogical competence has the lowest average. Speakers face different impediments in creating academic, expert, character, and social abilities. These different deterrents come from inside the teachers, understudies, and the foundation.