Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Penerapan Booklet Kunjungan pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang Nurrasyidah Nurrasyidah; Benny Hasan Purwara; Herry Herman; Farid Husin; Tono Djuwantono; Irvan Afriandi; Hadyana Sukandar
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 3, No 1 (2016): Maret
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.786 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v3i1.50

Abstract

Tingkat keberlangsungan penggunaan alat kontrasepsi/ KB suntik 3 bulan semakin rendah dibandingkan kontrasepsi lain. Booklet kunjungan merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan informasi tentang KB suntik 3 bulan yang bertujuan untuk meningkatkan keberlangsungan penggunaan secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan peningkatan pengetahuan, sikap, dan pengaruhnya terhadap ketepatan waktu kunjungan ulang.Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain quasi eksperiment dengan non equivalent pre-test post-test control group design, dengan jumlah sampel 31 orang/kelompok dengan teknik consecutive samplingdi Puskesmas Kejuruan Muda Aceh Tamiang pada periode 3 Juli‒28 Oktober 2015. Data dianalisis dengan UjiT tidak berpasangan atau ujiMann-Whitney(jika data tidak berdistribusi normal) untuk menguji perbedaan peningkatan pengetahuandan sikap,sedangkan uji Chi Square untuk menguji pengaruh penerapan booklet kunjungan terhadap ketepatan waktu kunjungan ulang. Instrument yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan sikap adalah kuesioner. Sedangkan ketepatan waktu kunjungan ulang dilakukan pengamatan melalui catatan kunjungan ulang yang dimiliki akseptor.Hasil analisis diperoleh persentase peningkatan pengetahuan pada kelompok perlakuan sebesar 33,3% sedangkan kelompok kontrol sebesar 25%. Pada sikap diperoleh persentase peningkatan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebesar 0%.Perbedaan peningkatan pengetahuan dan sikap secara statistik tidak bermakna (p>0,05). Penerapan bookletkunjungan berpengaruh terhadap ketepatan waktu kunjungan ulang (p<0,05).Bookletkunjunganmerupakan media pendidikan kesehatan yang tidak berbeda dengan informasi yang disampaikan secara lisan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap, namun berpengaruh terhadap ketepatan waktu kunjungan ulang akseptor KB suntik 3 bulan. Dengan penerapan yang maksimal akan lebih meningkatkan pengetahuan, dan sikap serta lebih menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan KB suntik 3 bulan yang berkesinambungan.
Effect of Methotrexate on Anti-Mullerian Hormone Levels, β-hCG and Tumor Size in Women with Low-Risk Gestational Trophoblast Disease Madjid, Tita Husnitawati; Masitoh, Imas; Harsono, Ali Budi; Purwara, Benny Hasan; Rinaldi, Andi; Mose, Johannes Cornelius; Sunardi, Sunardi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 7 Nomor 1 Maret 2024
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v7i1.610

Abstract

Introduction: This study aimed to evaluate the effect of methotrexate (MTX) chemotherapy on anti-mullerian hormone (AMH) levels, human chorionic gonadotropin (HCG) levels, and tumor size in women with gestational trophoblastic disease (GTD). Method: This study was conducted at Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, West Java, from April to October 2020. The AMH level, beta human chorionic gonadotropin (ß-hCG) and tumor size in women with a low risk of GTD prior to and after MTX chemotherapy treatment were measured and compared.Results: Our study found a reduction in mean AMH level to 0.82 ng/ml after the MTX chemotherapy. The mean AMH level after chemotherapy in women with low-risk GTD decreased to 0.82 ng / ml. In addition, ß-hCG level decreased after chemotherapy with MTX. There was a negative relationship between ß-hCG level and tumor size before and after chemotherapy. Higher ß-hCG levels and tumor size before chemotherapy resulted in a further increase in AMH after chemotherapy.Discussion: There was a decrease in AMH and ß-hCG levels after three cycles of MTX chemotherapy in women with low-risk GTD. Tumor size and ß-hCG correlated with post-chemotherapy AMH results.Pengaruh Metotreksat terhadap Kadar Hormon Anti Mullerian, β-hCG dan Ukuran Tumor pada Wanita dengan Penyakit Trofoblas Gestasional Risiko RendahAbstrakPendahuluan: Penelitian ini mengevaluasi efek kemoterapi metotreksat (MTX) terhadap kadar hormon anti-mullerian (AMH), kadar human chorionic gonadotropin (HCG), dan ukuran tumor pada wanita yang didiagnosis penyakit trofoblas gestasional (GTD) risiko rendah.Metode: Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, dari bulan April hingga Oktober 2020. Kadar AMH, beta human chorionic gonadotropin (ß-hCG), dan ukuran tumor pada wanita dengan GTD risiko rendah sebelum dan sesudah pengobatan kemoterapi MTX diukur dan dibandingkan.Hasil: Pada penelitian kami menemukan penurunan kadar AMH rata-rata menjadi 0,82 ng/ml setelah kemoterapi MTX. Rata-rata kadar AMH setelah kemoterapi pada wanita dengan GTD risiko rendah menurun menjadi 0,82 ng/ml. Selain itu, kadar ß-hCG juga menurun setelah kemoterapi dengan MTX. Terdapat hubungan negatif antara kadar ß-hCG dan ukuran tumor sebelum kemoterapi dan AMH setelah kemoterapi. Kadar ß-hCG yang lebih tinggi dan ukuran tumor sebelum kemoterapi menunjukkan peningkatan lebih tinggi pada AMH setelah kemoterapi.Kesimpulan: Terjadi penurunan kadar AMH dan ß-hCG setelah tiga siklus kemoterapi MTX pada wanita dengan GTD risiko rendah. Ukuran tumor dan kadar ß-hCG berkorelasi dengan hasil kadar AMH setelah kemoterapi.Kata kunci: Kemoterapi, Metotreksat, Hormon anti-mullerian, ß-hCG, Tumor trofoblas gestasional
Vitamin D Levels and Incidence of Preterm Labor Aziz, Muhammad Alamsyah; Syahbana, Chandra Garnida; Effendi, Jusuf Sulaeman; Purwara, Benny Hasan; Madjid, Tita Husnitawati; Susiarno, Hadi
Majalah Kedokteran Bandung Vol 56, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v56.3070

Abstract

One pathophysiology of preterm delivery is maternal or fetal hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) axis activation. The HPA axis can be affected by vitamin D, which increases uterine contractions and affects the body’s immune mechanism against bacterial infections. A lower level of vitamin D in pregnant women is suspected to contribute to the incidence of premature conditions. This study aimed to compare the 25-hydroxy-vitamin D3 concentration in preterm parturient with non-preterm parturient, and the correlation between vitamin D level and the incidence of preterm labor. This comparative analytic study used a cross-sectional approach and involved 46 subjects who were divided into case and control groups. This study was conducted in August–September 2017 at Dr. Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, Indonesia. The Electro-chemiluminescence Immunoassay (ECLIA) method was used to examine the serum 25-hydroxy-vitamin D3 concentration in case and control groups, demonstrating that 25-hydroxy-vitamin D3 concentration in case group (17.26 ng/mL) was significantly (p<0.0001) lower than in control group (24.30 ng/mL). The correlation coefficient between the 25-hydroxy-vitamin D3 and the incidence of preterm labor was -0.837 (p<0.001).  Thus, there was a correlation between the 25-hydroxy-Vitamin D3 level and the incidence of preterm labor that vitamin D supplementation in pregnant women must be considered.
Perbedaan Pendidikan Kelompok Sebaya tentang Pendewasaan Usia Perkawinan di Perkotaan dan Perdesaan Follona, Willa; Raksanagara, Ardini S.; Purwara, Benny Hasan
Kesmas Vol. 9, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja berisiko terhadap pernikahan usia dini namun informasi tentang pendewasaan usia perkawinan masih kurang. Pendidikan kelompok sebaya merupakan metode pendidikan kesehatan yang sesuai untuk remaja, namun belum terlaksana di lingkungan masyarakat baik perkotaan maupun perdesaan. Selain itu, belum terfokus pada pendewasaan usia perkawinan, sehingga perlu diketahui perbedaan pengetahuan dan sikap tentang pendewasaan usia perkawinan setelah pendidikan kelompok sebaya pada remaja di perkotaan dan perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendidikan kelompok sebaya tentang pengetahuan dan sikap mengenai pendewasaan usia perkawinan antara remaja di wilayah perkotaan dan perdesaan. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pretest-posttest pada 60 remaja yang dipilih secara acak sederhana di Desa Cileungsi (perkotaan) dan Desa Mampir (perdesaan) Kecamatan Cileungsi pada bulan Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kelompok sebaya dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja perkotaan serta perdesaan dengan p < 0,001. Namun tidak terdapat perbedaan bermakna pada peningkatan pengetahuan maupun sikap dengan p > 0,05. Pendidikan kelompok sebaya dapat dilaksanakan di berbagai wilayah sehingga diperlukan dukungan berbagai pihak untuk pelatihan pendidik sebaya bagi remaja dan pengembangan di lingkungan masyarakat. Adolescents are at risk of having early marriage, but they still lack of information about maturation age of marriage. Peer education is a suitable method to provide adolescents with health education. However, health education given to adolescents both in urban society and rural society has never used this method, and has not been focused on maturation age of marriage. Therefore, it is necessary to find out the difference between knowledge and attitude of urban adolescents and those of rural adolescents about maturation age of marriage after peer education method is used. This study was aimed to analyze the difference impacts of peer education on maturation age of marriage among urban and rural adolescents. This is a quasi experimental study using pre-test and post-test design on 60 adolescents who are selected using a simple random sampling, from Cileungsi Village (urban area) and Mampir Village (rural area) in Cileungsi Sub-district in March 2014. The results show that peer education is able to improve the knowledge and attitude about maturation age of marriage of adolescents with p < 0.001. However, it does not show any significant difference with p > 0.05 in both knowledge and attitude. Peer education can be implemented in all regions. Therefore, supports from all stakeholders is necessary to make some training for trainers in peer education for teenagers and its development in society.
Co-Authors Abdurrahman, Muniroh Adhi Pribadi Alamsyah Aziz Andi Rinaldi Anita Deborah Anwar Ardini S. Raksanagara Ardini S. Raksanagara, Ardini S. Astri Novianti Atiek Novianty Aziz, Muhammad Alamsyah Bharata Yudha Birgitta M. Dewayani Budi Handono Budi Setiabudiawan Cytta Nirmala Dian Tjahyadi Edwin Armawan Elsa Pudji Setiawati Elsa Pudji Setiawati Elsa Pudji Setiawati Eppy Darmadi Achmad Farid Husin Ferina Ferina Ferina Ferina Ferina, Ferina Fitria Fitria Hadi Susiarno Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hanom Husni Syam Harsono, Ali Budi Herman Susanto Herry Herman Indra Gazali Irvan Afriandi Johanes Cornelius Mose Johannes Cornelius Mose Jusuf Sulaeman Effendi Jusuf Sulaeman Effendi Jusuf Sulaeman Effendi Jusuf Sulaeman Effendi M. Rizkar Arev Sukarsa Madjid, Tita Husnitawati MARINGAN DIAPARI LUMBAN TOBING Masitoh, Imas Melia Juwita Adha Mira Dyani Dewi Mose, Johannes Cornelius Muniroh Abdurrahman Muniroh Abdurrahman Nurlina Juniar Nurrasyidah Nurrasyidah Queen Khoirun Nisa Mairo, Queen Khoirun R. M. Sonny Sasotya Rachmat Zulkarnain Raden Tina Dewi Judistiani Radiastomo Samekta Budi Ruswana Anwar Sari Puspa Dewi Sefty Mariany Samosir Setyorini Irianti Sofie R. Krisnadi Sri Endah Rahayuningsih Sunardi Sunardi Susiarno, Hadi Syahbana, Chandra Garnida Teuku Kyan Nuryasin Tita Husnitawati Madjid Tita Husnitawati Madjid Tono Djuwantono Tuti Wahmurti Vita Murniati Tarawan Willa Follona Windy Puspa Kusumah Wiryawan Permadi Yudi Mulyana Hidayat Zulvayanti Zulvayanti