Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Studi Literatur: Potensi Daya Bunuh Tanaman Keluarga Asteraceae Terhadap Larva Aedes Aegypti: Literature Review: The Killing Power Potency of Asteraceae Plants Againts Aedes Aegypti Larvae Muhammad Noer Perdana Sakti Widodo; Indria Augustina; Elsa Trinovita; Ratna Widayati; Arif Rahman Jabal
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v9i2.3837

Abstract

Aedes aegypti is the main transmitter of dengue hemorrhagic fever which is an important health problem in Indonesia and the world. The main vector of dengue hemorrhagic fever (DHF) is the Aedes aegypti mosquito which originated from Africa and discovered in Indonesia in 1968 in Surabaya. DHF continues to spread to all 472 districts or cities in 34 provinces in Indonesia. Data on dengue cases recorded until the 49th week of 2020 were 95,893 cases and 661 cases of death. Biological control using natural ingredients which is Asteraceae family plants that have larvicidal activity is one of the methode to prevent transmission and reproduction of the main vector. The object of this study is to know the potential of Asteraceae family plants as larvicides against Aedes aegypti. The method of this study is systematic review. The data sources used are secondary data obtained from Google Scholar. The keywords are Asteraceae, Aedes aegypti and larvicide. There are 17 literatures which fulfill the criteria. Synthesis of data is using SPIDER. The result of this study is, from 17 international and national journals reviewed, there were 9 (52,95%) journals shows that Asteraceae family plants have low potential to become Aedes aegypti larvicides and 8 (47,05%) journals shows that Asteraceae family plant have the potential to become Aedes aegypti larvicides, this is based on the LC50 value >1000ppm which indicates that the larvicidal activity is low. Asteraceae family plants have low potential to become Aedes aegypti larvicides.
DISTRIBUSI LARVA NYAMUK DI DESA HENDA KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH INDONESIA Arif Rahman Jabal; Indria Augustina; Agnes Immanuela Toemon; Arini Ratnasari
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 9 No. 1 (2024): Bioma : Januari - Juni 2024
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mosquitoes are adaptable vectors that can survive in a variety of environments, and both tropical and subtropical regions of the planet are now home to them. Aedes sp. and Culex sp. mosquitoes are two vectors for the significant health issue known as arbovirus in humans. The purpose of this study is to map out the species distribution of mosquito larvae in Henda Village, Pulang Pisau Regency. This study has a cross sectional design and is a descriptive observational study. The Biomedical Laboratory, located in the Faculty of Medicine at Palangka Raya University, was used to conduct the sampling by looking for all mosquito larvae breeding places both inside and outside the home. Maps are used to visually represent data analysis and are displayed using descriptive distribution analysis. According to the study's findings, Ae. aegypti and Ae. albopictus larvae were discovered inside the home, and Ae. albopictus, Cx. Quinquefasciatus, and Cx. vishnui larvae were discovered outside. The breeding habitats for each species are unique. Through an integrated vector management scheme, the spread of arbovirus vectors discovered in Henda Village, Pulang Pisau Regency, can be managed.
Pemberdayaan Ibu Dalam Pengolahan Dan Pemasaran MPASI Lokal Untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Balita Di Kelurahan Panarung Francisca Diana Alexandra; Indria Augustina; Agnes Frethernety
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v4i1.158

Abstract

Mitra kegiatan  pengabdian adalah ibu-ibu yang tinggal di kelurahan  Panarung, yang mampu berpartisipasi dalam seluruh proses operasional perumusan masalah, mencari solusi, merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan serta mengkomunikasikan hasil kegiatan kepada seluruh masyarakat. Permasalahan di daerah ini adalah ketidaktahuan ibu-ibu tentang stunting, pengolahan makanan pendamping ASI (MPASI) dari bahan lokal yang bernilai gizi tinggi dan harga yang murah. Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini dimana nutrisi yang tepat dan aman dibutuhkan tidak hanya untuk pertumbuhan tetapi juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Solusi dari permasalahan tersebut adalah sosialisasi ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI, pelatihan pengolahannya, pelatihan pemasaran produk sebagai penunjang usaha lokal di masa pemulihan pandemi Covid-19. Kegiatan ini dilakukan di aulakelurahan Panarung melalui metode penyuluhan, pelatihan, penyebaran brosur, penilaian pre dan post tes. Berdasarkan hasil pre test dan post test, ditetapkan 27 ibu mengalami peningkatan skor post test, dan tiga memiliki skor tetap serta terdapat perbedaan yang signifikan antar nilai pre dan post test pada penyuluhan Kesimpulan dari kegiatan pengabdian adalah semua peserta merasakan manfaat dari pelatihan dan termotivasi. Peserta juga berharap mendapatkan pelatihan tentang produk olahan lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Edukasi dan Pemeriksaan Kecacingan Arif Rahman Jabal; Indria Augustina; Agnes Immanuela Toemon; Arini Ratnasari
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2023): Agustus
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v6i1.1926

Abstract

Infeksi cacing parasit dapat mempengaruhi konsentrasi siswa sekolah dasar dalam menerima pelajaran di sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi cacing parasit yang menginfeksi siswa SDN 2 Kereng Bangkirai di Kota Palangka Raya. Spesies cacing yang ditemukan cacing Ascaris lumbricoides, hookworm, Trichuris trichiura, Enterobius vermucularis, dan Trichostrongylus orientali. Adapun solusi pertama adalah memberikan edukasi pencegahan kecacingan kepada siswa kelas 1-3. Luaran dari kegiatan ini memberikan pelatihan dalam bentuk materi dan diskusi. Kedua, memberikan edukasi mengenai jenis cacing dan siklus hidup parasit pada anak sekolah dasar kelas 1-3. Luaran kegiatan yaitu materi berupa video. Ketiga, melakukan pemeriksaan feses siswa kelas 1-3. Luaran yaitu mendeteksi telur cacing pada feses siswa. Terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi kecacingan pada kelas 1-3. Terdapat siswa yang terinfeksi kecacingan sebesar 35% dan siswa kelas 3 yang terbanyak terInfeksi kecacingan. Jenis cacing terbanyak menginfeksi siswa yaitu Toxocara sp. sebesar 79,4%.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL 96% AKAR SALUANG BELUM TERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA SECARA IN VITRO Permatasari, Silvani; Tangdibali, Annisa Zaskia Alexandra; Indria Augustina; Septi Handayani; Astrid Teresa
Majalah Kesehatan Vol. 12 No. 1 (2025): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2025.012.01.1

Abstract

Kasus infertilitas terbanyak ditemukan karena adanya masalah pada laki-laki. Salah satu pengobatan alternatif pada infertilitas yaitu menggunakan bahan herbal akar Saluang Belum (Luvunga sarmentosa). Tanaman ini ditemukan di Kalimantan Tengah yang diketahui dapat mencegah infertilitas dan dipercaya oleh masyarakat suku Dayak dapat meningkatkan vitalitas pada laki-laki. Senyawa yang terdapat pada akar Saluang Belum dapat mencegah kematian sel sehingga meningkatkan kualitas spermatozoa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 96% akar Saluang Belum terhadap viabilitas pada spermatozoa manusia in vitro. Akar Saluang Belum diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Setelah didapatkan ekstrak kental kemudian dianalisis kandungan senyawa metabolit sekunder dengan uji fitokimia. Sampel yang digunakan adalah spermatozoa manusia in vitro dari donor nomozoospermia yang diambil sebanyak 15 secara consecutive sampling. Data diuji statistik menggunakan one way variance (ANOVA) dilanjutkan dengan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat di dalam ekstrak etanol 96% akar Saluang Belum adalah terpenoid, flavonoid, steroid, fenolik dan alkaloid. Jumlah viabilitas sperma meningkat secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,05), dengan konsentrasi efektif adalah 100 ng/mL. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% akar Saluang Belum (Luvunga Sarmentosa) dapat meningkatkan viabilitas spermatozoa manusia in vitro.
Case Report: A Man (47 Years Old) With Vivax Malaria, Hypotension, Anemia, Thrombocytopenia, Hypokalemia And Renal Insufficiency Karina Agusta Putri; Indria Augustina
The International Journal of Medical Science and Health Research Vol. 16 No. 8 (2025): The International Journal of Medical Science and Health Research
Publisher : International Medical Journal Corp. Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70070/rsvv8570

Abstract

Vivax malaria is an infectious disease caused by the Plasmodium vivax parasite that lives and reproduces in human blood cells and is transmitted through the bite of a female Anopheles mosquito. Malaria can reduce work productivity. In 2022, malaria in Indonesia was highest in the regions of East Kalimantan, East Nusa Tenggara, and Papua. Central Kalimantan itself is categorized as having mild-to-moderate endemicity. There were 47 cases of malaria in the Murung Raya region, Central Kalimantan in 2023. The typical clinical manifestation of malaria fever is the malaria triad. Diagnosis is made by finding the plasmodium on microscopic examination. A 47-year-old man presented with a 10-day fever; the fever was intermittent, accompanied by complaints of chills followed by cold sweats, weakness, and headache. On physical examination, decreased blood pressure and reduced motor status were found. Laboratory examinations revealed normocytic normochromic anemia, thrombocytopenia, hypokalemia, and increased creatinine; a microscopic blood smear was positive for Plasmodium vivax. The patient was diagnosed with vivax malaria. Pharmacological therapy consisted of antimalarials (a combination of dihydroartemisinin for three days and primaquine for fourteen days). Management was adjusted according to the malaria management guidelines issued by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia.