Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kronis pada anak balita yang umumnya tampak nyata setelah usia dua tahun. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi berkepanjangan serta dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi, dan berdampak serius terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan definisi, penyebab, metode penilaian, dampak, serta strategi pencegahan stunting, sekaligus menganalisis hubungan antara faktor ibu dan rumah tangga dengan kejadian stunting di Nagari Ampuan Lumpo, Sumatera Barat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik korelatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) pada bulan Agustus 2024. Sebanyak 60 balita usia 24–36 bulan menjadi responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur, dan status gizi dinilai berdasarkan indikator antropometri standar WHO. Analisis dilakukan untuk melihat hubungan antara stunting dengan jenis kelamin, berat badan lahir, tingkat pendidikan ibu, dan status sosial ekonomi. Hasil: Sebanyak 8,3% balita mengalami stunting. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara status gizi dengan jenis kelamin, berat badan lahir, dan status sosial ekonomi (p > 0,05). Namun, terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting (p < 0,005). Kesimpulan: Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang bersifat multidimensi. Pendidikan ibu terbukti berperan penting dalam pencegahan stunting. Oleh karena itu, intervensi yang terintegrasi melalui edukasi gizi, peningkatan akses layanan kesehatan, perbaikan sanitasi, dan perlindungan sosial sangat diperlukan, khususnya pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.