Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGARUH FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI DAN PSIKOLOGIS TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PASIEN NAIK KELAS RAWAT INAP DI RSU BUNDA BMC PADANG Intan Kamala Aisyiah; Ratni Prima Lita; Ida Rahmah Burhan
Procuratio : Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 7 No 4 (2020): Procuratio : Jurnal Ilmiah Manajemen
Publisher : Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the era of National Health Insurance, inpatient installation is one of the hospital's potential revenue centers that are expected to support the hospital revenue. The patient as the consumer is the control holder when buying a health service. When the patient decides to upgrade the inpatient class, of course, there are many things that they should consider because in choosing a purchase, the consumers have different actions according to the characteristics of consumers. This research aims to analyze the influence of cultural factors, social factors, personal factors and psychological factors on the patient decision process to upgrade the inpatient class at General Hospital Bunda BMC Padang. In this research, the sample is the consumer who decided to upgrade the inpatient class at General Hospital Bunda BMC Padang in 2019 period. The data collection method uses a questionnaire method that has distributed to 100 respondents. For the data analysis technique, the researcher uses multiple linear regression analysis, t-test and the coefficient determination using SPSS Version 16. The hypothesis test result using t-test shows us that H1, H2, H3, and H4 have accepted, it means that the variable of cultural factors, social factors, personal factors, and psychological factors have significant influence on the patient decision process to upgrade the inpatient class. The coefficient determination is 60.6%. These four variables influence the dependent variable as much as 60.6%, while 39.4% is influenced by other variables that do not discuss in this research. Di era Jaminan Kesehatan Nasional, instalasi rawat inap merupakan salah satu potential revenue center bagi rumah sakit yang diharapkan dapat mendukung pendapatan rumah sakit.Pasien selaku konsumen adalah pemegang kendali dalam menentukan pembelian suatu layanan kesehatan. Pada saat pasien mengambil keputusan untuk naik kelas rawat inap,tentu akan ada banyak hal yang dipertimbangkan karena dalam melakukan keputusan pembelian, konsumen memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap proses keputusan pasien naik kelas rawat inap di RSU Bunda BMC Padang. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengambil keputusan naik kelas rawat inap di RSU Bunda BMC Padang periode tahun 2019.Metodepengumpulandatadalampenelitianiniadalahmetodeangketyangdisebarkan kepada 100 orang responden. Teknik analisa data yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda, uji t, dan koefisien determinasi dengan pemanfaatan program SPSS Versi 16. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t, disimpulkan H1, H2, H3, dan H4 diterima, menunjukkan bahwa variabel faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis memiliki pengaruh terhadap proses keputusan pasien naik kelas rawat inap. Koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah 60,6%. Keempat variabel ini mempengaruhi variabel dependen sebesar 60,6%, sedangkan 39,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Faktor Predisposisi Terhadap Kepatuhan Penggunaan APD Level 3 Dokter Gigi di Masa Pandemi Covid-19 Intan Kamala Aisyiah; Nurmaines Adhyka; Wulan Anggestia
Jurnal Pembangunan Nagari Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian and Pengembangan (Balitbang), Padang, West Sumatra, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30559/jpn.v16i01.248

Abstract

Selama pandemic COVID-19, dokter gigi kebanyakan terinfeksi saat melakukan perawatan gigi yang menghasilkan aerosol sebagai mediator penularan. Alat pelindung diri level 3 digunakan untuk mencegah penularan virus COVID-19 tidak hanya bagi dokter gigi tetapi juga pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi yaitu usia, tingkat pendidikan, masa kerja, pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD level 3 pada profesi dokter gigi dalam masa pandemi COVID-19 di Kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Perhitungan jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel adalah 77 orang dokter gigi dan metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan masa kerja (p-value < 0,05) dan tidak terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sikap (p-value > 0,05) dengan kepatuhan penggunaan APD level 3 pada dokter gigi di Kota Padang. Disarankan bagi dokter gigi untuk dapat membiasakan diri menggunakan APD level 3 saat melakukan tindakan medis agar dapat terhindar dari resiko terinfeksi COVID-19 dan saling mengingatkan sesama sejawat dokter gigi lainnya dalam hal kepatuhan menggunakan APD level 3 dalam masa pandemi COVID-19.
GAMBARAN KEPATUHAN PETUGAS IGD RSUD X TERHADAP PROTOKOL KESEHATAN Nurmaines Adhyka; Intan Kamala Aisyiah
Menara Medika Vol 4, No 1 (2021): VOL 4 NO 1 SEPTEMBER 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v4i1.2798

Abstract

Rumah sakit merupakan ujung terakhir upaya dalam pencegahan penularan Covid-19. Instalasi gawat darurat (IGD) merupakan pelayanan awal bagi pasien Covid-19 dan non Covid-19 yang menderita sakit dan cedera yang dapat mengancam keberlangsungan hidupnya. Petugas IGD akan terpapar dengan virus ini selama bertugas. Kehilangan petugas kesehatan karena sakit akibat keterpaparan Covid-19 merupakan kerugian besar bagi rumah sakit. Oleh karenanya, perlu diperhatikan kepatuhan petugas terhadap protokol kesehatan agar petugas tidak terpapar dengan virus Covid-19 ini. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kepatuhan petugas terhadap protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 pada perawat IGD di RS X. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan angket yang diisi oleh seluruh petugas yang berdinas di IGD. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana didapatkan gambaran kepatuhan petugas IGD terhadap protokol kesehatan sebesar 56,25%. Kepatuhan petugas terhadap protokol kesehatan dilihat dari Tindakan 5M yang dipromosikan pemerintah. Tindakan menggunakan masker memiliki tingkat kepatuhan paling tinggi dari jawaban selalu dari responden sedangkan tindakan menghidari berkerumun memiliki jawaban selalu paling rendah. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi kepatuhan petugas dalam melaksanakan protokol Kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 dilingkungan dan luar lingkungan rumah sakit.
Sosialisasi Tata Cara Pemasangan dan Pelepasan Alat Pelindung Diri di Klinik Arafah Padang Intan Kamala Aisyiah; Nurmaines Adhyka; Novia Zulfa Hanum; Rahmanita Yusman; Rika Amran Amran; yudabbirul Arif
DHARMA RAFLESIA Vol 20, No 1 (2022): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v20i1.21031

Abstract

Peningkatan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat, sehingga WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Salah satu  upaya dalam memutus mata rantai penyebaran  COVID-19  terutama di fasilitas pelayanan kesehatan adalah dengan penggunaan APD yang sesuai, baik pemasangan maupun pelepasan APD. Survey awal pada Klinik Arafah Kota Padang adalah tidak pernah dilakukannya sosialisasi pemasangan dan pelepasan APD, petugas tidak mengetahui tatacara pemasangan dan pelepasan APD dengan benar. Dalam sosialisasi ini dilakukan pre-test dan post-test dengan penyebaran kuesioner dalam peningkatan pengetahuan petugas. Kegiatan dilakukan dengan metode pemaparan materi, pemutaran video, diskusi dan simulasi. Dari kegiatan ini diketahui telah  terjadi  peningkatan  pengetahuan  petugas  akan  tatacara  pemasangan  dan pelepasan APD serta penggunaan APD sesuai tempat pelayanan. Petugas juga diketahui secara perlahan dan konsisten patuh dalam penggunaan APD di tempat pelayanan, pemasangan APD serta pelepasan APD. Disarankan sosialisasi ini dapat dilakukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang tata cara pemasangan dan pelepasan APD kepada petugas kesehatan terutama di klinik pratama.
Pelatihan Penggunaan Alat Hurdle drills dan Ladder Drills Bagi Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pembelajaran Penjas di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Yudabbirul Arif; Michael J. H. Louk; Erwin S Neolaka; Jurdan Martin Siahaan; Intan Kamala Aisyiah
DHARMA RAFLESIA Vol 19, No 2 (2021): DESEMBER (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v19i2.18218

Abstract

Kemungkinan besar siswa ini akan kurang motivasi untuk berolahraga atau tetap bugar karena pengalaman negatif mereka dalam pendidikan jasmani atau atletik. Hal lainnya yang sering terjadi ialah adanya keterbatasan guru penjasorkes di lingkup sekolah dasar, dimana karena keterbatasan guru penjasorkes. Target yang ingin dicapai tentunya adalah untuk meningkatkan SDM dari guru pendidikan jasmani. Manambah wawasan guru  pendidikan  jasmani dan guru mata pelajaran lain yang mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar ligkup Kota Kupang Nusa Tenggara Timur tentang Penggunaan Sarana hurdle drills dan leader drills dalam melatih pergerakan dan kesiapan kondisi fisik peserta didik yang mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani tanpa rasa takut dan trauma. Metode yang digunakan ada 3 tahapan penigkatan pengetahuan, peningkatan kecakapan, dan pendukungan serat pendampingan. Adapun implementasinya  perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan, yang pada gilirannya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup. Pemberian alat-alat berupa Hurdle drills, Ladder Drills untuk pelaksaannya didalam pendidikan jasmani.
Hubungan Peraturan dan Pengawasan Terhadap Kepatuhan Dokter Gigi dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Intan Kamala Aisyiah; Nurmaines Adhyka
Jurnal Riset Hesti Medan Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit Barisan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34008/jurhesti.v7i1.262

Abstract

Occupational safety and health behavior for health workers plays an important role because the slightest action can cause a number of hazards due to work. Dental and oral health services are one of the medical procedures that produce infectious aerosols and droplets so that dentists are one of the most risky professions of disease contamination. One of the standard precautions that must be applied by dentists is the use of personal protective equipment. Regulation and supervision are reinforcing factors to encourage someone to use personal protective equipment. The purpose of this study was to determine the relationship between regulation and supervision toward dentist compliance in the use of personal protective equipment. This study was conducted by using a quantitative approach with a cross sectional design. The sample was 77 dentists chosen by using the purposive sampling technique and calculated by using the Slovin formula. The data were analyzed by using the Chi Square statistical test. The results showed that there was a significant relationship between regulation and dentist compliance in the use of personal protective equipment (p-value ≤ 0.05) and there was no significant relationship between supervision and dentist compliance in the use of personal protective equipment (p-value > 0.05). ). Thus, the regulation and supervision toward dentist compliance in the use of personal protective equipment is expected to foster the discipline and awareness of the importance of occupational safety and health for dentists, patients, and work environment.
Sistem Antrian, Waktu Tunggu, dan Pelayanan Fast Track Rawat Jalan di RS X Kota Padang Nurmaines Adhyka; Bun Yurizali; Intan Kamala Aisyiah
Jurnal Pembangunan Nagari Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Badan Penelitian and Pengembangan (Balitbang), Padang, West Sumatra, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30559/jpn.v7i2.339

Abstract

The increasing numbers of outpatients resulted in increased queue system problems and patients waiting times. This issue happens due to the number of visitors exceed the capacity of health care facility. To shorten queues and waiting times, the hospital also gives fast track service for the patient with particular criteria. This research aims to discuss the queue system, waiting tine and service outpatient of fast track in the X Hospital of Padang City. The design of this research used the method of quantitative descriptive. The result of the research shows the queue system in the X Hospital of Padang City in a condition of 14% still found the patient was not in the queue. Whereas the waiting time to meet with the doctor got the result 20% the waiting time to meet with the doctor was very slow. In fast track service, age group categories are found that are not included in the criteria fast track service in the X Hospital of Padang City. This recommendation has a purpose to the hospital to rearrange the queue system of the waiting time can be minimalized and the hospital employee gives more attention to the criteria of the patient that include fast track service so that it can use based on the purpose.
SOSIALISASI MANFAAT KEPESERTAAN JKN DI LAPAS KLAS IIB PARIAMAN Rahmanita Yusman; Nurmaines Adhyka; Novia Zulfa Hanum; Intan Kamala Aisyiah; Yulianita Yulianita
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i1.1750

Abstract

Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Sedangkan perlindungan terhadap kesehatan yang dijamin oleh pemerintah untuk setiap warga negara adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggerakan oleh BPJS Kesehatan. Dengan demikian, Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik.Tidak terlepas bagi warga binaan pemasyarakatan, pemerintah harus memperhatikan pemenuhan hak-hak warga binaan pemasyarakatan. Kegiatan pengabmas ini bertujuan untuk sosialisasi manfaat kepersertaan JKN di kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP). Metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan evaluasi dan monitoring hasil sosialisasi. Hasil kegiatan berupa peningkatan pengetahuan WBP sebelum dilakukan sosialisasi dengan skor rata-rata pengetahuan 7,652 sedangkan setelah dilakukan meningkat menjadi 19,04. Diharapkan rumah tahanan dapat memfasilitasi WBP dalam mengaktifkan kepesertaan JKN dan dapat memanfaatkan fasilitasnya
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Khusus Bedah X Kota Padang Intan Kamala Aisyiah; Nurmaines Adhyka
Jurnal Riset Hesti Medan Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit Barisan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34008/jurhesti.v7i2.288

Abstract

Hospitals are currently required to maintain their existence in the service field, so that they can maintain consumers or patients by paying attention to every factor that affects patient satisfaction. One of the ways hospitals can do this is by modifying the marketing mix and services that match patient expectations and satisfaction. The purpose of this research was to analyze the effect of the marketing mix on patient satisfaction at the X Surgical Specialty Hospital in Padang. This research was conducted by using a quantitative approach with a cross-sectional design. The study sample was 50 patients or families of adult patients, willing to fill out questionnaires, able to communicate well, and not employees of the X Surgical Specialty Hospital in Padang or their families, who were selected using accidental sampling techniques. The data were analyzed using the Chi-Square statistical test. The results showed that there was a significant influence between the marketing mix (product, price, place, people, physical evidence, process, promotion) on patient satisfaction at the X Surgical Specialty Hospital in Padang. Thus, the X Surgical Specialty Hospital in Padang needs to retain its consumers or patients so as not to switch to other hospitals.
Peningkatan Pengetahuan Remaja akan Stunting dan Pola Konsumsi di SMAN 1 Kab Sijunjung Nurmaines Adhyka; Bun Yurizali; Intan Kamala Aisyiah
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Mulawarman Vol. 1 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting is a nutritional problem that threatens the quality of life of the nation's next generation. The complexity of stunting problem, which is a link in the chain, starts with the parents' early knowledge on the importance of consumption patterns. Consumption patterns are important since adolescence in order to prevent the birth of babies with nutritional problems which are the cause of the growth of toddlers with stunting. The initial survey found high rates of stunting in Sijunjung District and there was no primary education by health workers about consumption patterns and how to prevent stunting from teenager. In this socialization, an assessment of knowledge about stunting was carried out by distributing pre-test questionnaires to students, counseling activities and discussion of material regarding stunting and consumption patterns in adolescents, as well as an assessment of students' knowledge after counseling was carried out by distributing post-test questionnaires. The results of this activity showed that there had been an increase in students' knowledge about stunting and consumption patterns. Seeing the enthusiasm of students and the importance of efforts to prevent stunting from adolescence by improving consumption patterns, it is suggested that this event should be carried out by health workers from local health service facilities on a regular basis to all students so that they can reach all adolescents in Sinjunjung Regency.