Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

CONTROL OF COCOA POD BORER AND PHYTOPHTHORA POD ROT USING DEGRADABLE PLASTIC POD SLEEVES AND A NEMATODE, Steinernema carpocapsae Rosmana, Ade; Shepard, Merle; Hebbar, Prakash; Mustari, Anita
Indonesian Journal of Agricultural Science Vol 11, No 2 (2010): October 2010
Publisher : Indonesian Agency for Agricultural Research and Development - MOA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cocoa pod borer (CPB; Conopomorpha cramerella) and Phytophthora pod rot (PPR; Phytophthora palmivora) are serious pest and disease on cocoa plantations in Indonesia. Both pest and disease have been controlled with limited success using cultural practices such as pruning, frequent harvesting, sanitation, plastic sleeving, and chemical pesticides. An experiment was conducted on cocoa plantings in Pinrang Regency, South Sulawesi during the wet season of 2008/09 to test the effect of pod sleeving (with transparent degradable and non-degradable plastic bags) and nematode application on CPB and PPR infestation. The nematode, Steinernema carpocapsae (10,000 active juveniles per pod) was sprayed three times at intervals of 10 and 20 days. Pod damage by CPB was observed at harvest time, while PPR disease incidence was evaluated every week until harvest time. Results showed that all pods in the field were infested by CPB as indicated in control samples. Pod sleeving using both non-degradable and degradable plastics significantly reduced pod damage by CPB, from 62.3% in the control treatment compared to 8.4% in the CPB treatment. A combination of pod sleeving and nematode application had a synergistic reduction of pod damage by CPB resulting in totally healthy pods. Pod sleeving with degradable and non-degradable plastics also reduced pod damage by PPR significantly. Pod sleeving with non-degradable plastic suppressed the disease incidence almost zero until 6 weeks after sleeving and the rate of disease incidence was 3.6% per week. However, with degradable plastic, the disease suppression was even longer (7 weeks after sleeving), indicating that the degradable plastic is more effective. Combination of sleeving and nematode application slightly increased PPR infection. Sleeved pods in general had lower rates of PPR infection compared to pods treated with nematode or untreated pods (control). In these two applications, the rate of disease incidence was 7.8% and 8.3% per week respectively. The study implies that biological control using entomopathogenic S. carpocapsae and degradable plastic sleeves are effective and environmentally-friendly to control C. cramerella and P. palmivora on cocoa.
Eksplorasi Fusarium Spp yang Berasosiasi Dengan Aquillaria Spp di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara N, Nurbaya; Kuswinanti, Tutik; B, Baharuddin; Rosmana, Ade; Millang, Syamsuddin
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fusarium spp adalah salah satu isolat cendawan yang berasosiasi dengan tanaman Aquillaria spp untuk menghasilkan gaharu sebagai hasil hutan bukan kayu. Penelitian ini mengambil sampel dari batang Aquillaria spp yang menunjukkan gejala pembentukan gaharu yang tumbuh secara alami pada ketinggian yang berbeda, mulai dari ketinggian 0-2000 mdpl, yang ada pada empat Kecamatan yaitu: Kecamatan Nunukan Selatan (0-100 mdpl), Lumbis (100-500 mdpl), Krayan Induk (1000-1500 mdpl), Krayan Selatan (1000-2000 mdpl) di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai isolat-isolat Fusarium pembentuk gaharu dari batang Aquillaria spp. Isolat Fusarium diperoleh dengan mengamati pertumbuhan morfologi cendawan pada media PDA. Hasil yang diperoleh diidentifikasi secara molekuler menggunakan jenis primer LSU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada batang Aquillaria spp yang tumbuh pada ketinggian 0-100 mdpl terinfeksi oleh F. solani, ketinggian 100-500 mdpl terinfeksi oleh Fusarium sp, F. fujikuroi dan F. oxysporum, ketinggian 1000-1500 mdpl terinfeksi oleh F. solani, sedangkan Aquillaria spp yang tumbuh pada ketinggian 1000-2000 mdpl terinfeksi oleh F. solani, F. oxysporum dan F. ambrosiumKata Kunci: Aquillaria spp, cendawan, eksplorasi, Fusarium.
Uji Kecepatan Pertumbuhan Fusarium spp. pada Media Organik dan Media Sintetis ., Nurbaya; Kuswinanti, Tutik; ., Baharuddin; Rosmana, Ade; Millang, Syamsuddin
bionature Vol 15, No 1 (2014): April
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.744 KB) | DOI: 10.35580/bionature.v15i1.1548

Abstract

Fusarium spp., adalah jenis cendawan yang dapat menginfeksi pembentukan gubal pada tanaman gaharu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan dengan jumlah spora yang dihasilkan cendawan pada media cair organik dan media cair sintesis, yang dapat dijadikan media inokulasi terbaik dalam pembentukan gubal pada tanaman gaharu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media air kelapa sebagi media organik memperlihatkan rata-rata jumlah spora tertinggi sekitar 8.83 spora/ml, sedangkan media CDA sebagai media sintetik memperlihatkan rata-rata jumlah spora terendah sekitar 6.85 spora/ml.
PEMANFAATAN BAHAN ALAMI BIOAKTIF TANAMAN (BABT) SEBAGAI BAHAN PESTISIDA NABATI DI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN GOWA Sjam, Sylvia; Dewi, Vien Sartika; Rosmana, Ade; Amrullah, Andi; Sulastri, Elsa; Fitriyanti, Nur Azizah; Wardihan, Muhammad Agung
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 9 No. 1 (2023): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 9 NO. 1 OKTOBER 2023
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v9i1.31421

Abstract

Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah sentra tanaman sayuran yang terletak di sebelah selatan Provinsi Sulawesi Selatan. Sayuran merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan  tetapi  pengelolaan tanaman sayuran bersifat konvensional dengan asupan senyawa kimia sintetik yang tinggi terrmasuk pupuk dan pestisida sintetik. Pengunaan bahan kimia sintetik yang tinggi dalam pengelolaan tanaman sayuran akan membahayakan kesehatan konsumen dan tidak ramah lingkungan. Keprihatinan terhadap isu lingkungan dan  preferensi  konsumen yang tinggi terhadap produk sayur organik maka Fresko Organik yang berlokasi di Desa Pacellekang Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa telah melakukan budidaya sayuran secara organik tetapi masih banyak kendala yang dihadapi sedangkan pada kelompok masyarakat (KWT ASYTA) adalah yang ada di lokasi tersebut juga tidak berkembang/produktif karena tidak mendapat pendampingan/bimbingan terutama bagaimana sistem budidaya sayuran yang ramah lingkungan semuanya masih mengandalkan penggunaan senyawa kimia sintetik. Dari hasil pengamatan dilapang dan  wawancara/diskusi, maka permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya pemahaman dan teknologi bagaimana memanfaatkan potensi sumber daya lokal yang ada misalnya pemanfaatan teknologi BABT terutama untuk pembuatan pupuk organik  dan untuk pengendalian/pengelolaan hama dan penyakit tanaman. Solusi yang ditawarkan adalah dengan melakukan pelatihan pembuatan pestisida dan pupuk organik yang berasal dari bahan alami bioaktif tanaman dan implementasi penggunaan BABT pada lahan Fresko organik sebagai tempat pembelajaran terhadap dampak penggunaan BABT dalam upaya mengurangi serangan hama. Pemanfaatan BABT mulai dari pengenalan jenis jenis BABT yang bisa dimanfaatkan sebagai pengendali hama dan pupuk organik kompos. Metode yang diterapkan adalah: penyuluhan, pelatihan, demonstrasi teknologi, aplikasi teknologi serta pendampingan yang dilakukan secara partisipatif. Kata kunci: Pestisida nabati, BABT, sayur organik. ABSTRACT Gowa Regency is one of the vegetable growing centers among the 23 regencies and municipalities in South Sulawesi Province and is located in the south of the province. Vegetables are one of the most widely cultivated horticultural crops, but the management of vegetable crops is conventional, with a high intake of synthetic chemical compounds, including synthetic fertilizers and pesticides. The high use of synthetic chemicals in the management of vegetable crops will endanger the health of consumers and is not environmentally friendly. Concerned about environmental issues and high consumer preferences for organic vegetable products, the organic frescoes are located in Pattalassang sub-district, Pacellekang village, and Pacellekang district. Gowa has been cultivating vegetables organically, but there are still many obstacles to face. The community group (KWT ASYTA) says that those in that location are also not developing or productive because they don't get assistance or guidance, especially since an environmentally friendly vegetable cultivation system still relies on the use of synthetic chemical compounds. From the results of field observations and interviews and discussions, the problems found are lack of understanding and technology on how to take advantage of the potential of existing local resources, for example, the use of BABT technology, especially for the manufacture of organic fertilizers and for the control and management of pests and plant diseases. The solutions offered are conducting training on making organic pesticides and fertilizers derived from natural bioactive plant ingredients and Implementation of the use of BABT on organic Fersko land as a place to learn about the impact of using BABT in an effort to reduce pest attacks. The utilization of BABT, starting with the introduction of the types of BABT that can be used as pest control and organic compost fertilizer. The methods applied are counseling, training, technology demonstration, technology application, and mentoring, which is carried out in a participatory manner. Keywords: Botanical pesticides, BABT, organic vegetables.
PENGENALAN TANAMAN LOKAL SEBAGAI SUMBER BIOPESTISIDA DI DESA BENTENG ALLA KABUPATEN ENREKANG Sjam, Sylvia; Surapati, Untung; Rosmana, Ade; Vien, Satika Dewi; Melina, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 3 No. 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2017
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v3i1.2984

Abstract

Sayuran merupakan tanaman yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemenuhan gizi masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis.  Desa Benteng Alla adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu penghasil sayuran terbesar di Sulawesi Selatan dan membudidayakan sayuran dengan teknologi konvensional dengan dengan penggunaan pestisida sintetik yang tinggi antara 1 sampai 2 kali per minggu. Dari hasil wawancara sebelumnya diketahui petani belum memahami dan mengetahui alternatif pengganti pestisida sintetik padahal di desa tersebut terdapat beberapa sumber biopestisida nabati. Masalahnya petani tidak mengenal tanaman sebagai sumber biopestisida nabati dan tidak mengetahui bagaimana cara membuat dan mengaplikasikannya. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pengenalan bahan alami tanaman lokal disekitar pertanaman petani sebagai sumber biopestisida untuk dapat dimanfaatkan dalam upaya pengendalian hama dan penyakit pada tanaman sayuran. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengenalan, pemahaman, dan pengetahuan tentang tanaman lokal sebagai biopestisida yang dapat dimanfaatkan dalam budidaya sayuran petani untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetik. Ada lima jenis tanaman lokal yang didapatkan antara lain: Toona sureni, Ageratum conyzoides, Chromalaena odorata, Tithonia diversifolia, dan Tagetes erecta.Kata kunci: Tanaman lokal, biopestisida nabati, sayuran organik.
PROSES PRODUKSI SAYUR ORGANIK Sjam, Sylvia; Dewi, Vien Sartika; Rosmana, Ade
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 5 No. 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 1 OKTOBER 2019
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i1.9694

Abstract

Pertanian organik sebagai suatu solusi dalam sistem budidaya pertanian dengan menggunakan bahan alami dan tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Inovasi teknologi  yang  diterapkan dalam  sistem budidaya organik adalah dengan teknologi ramah lingkungan mulai dari perlakuan benih (seed treatment) dengan bahan alami bioaktif tanaman, pemanfaatan mikroorganisme dan bahan alami bioaktif tanaman untuk pembuatan pupuk organik (pupuk padat dan cair), pengendalian hama dan penyakit dan pengelolaan pertanaman. Kata Kunci: Sayur, organik, pupuk organik, bahan bioaktif tanaman
PENDAMPINGAN PETANI MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAKAO DI KABUPATEN BANTAENG Asman, .; Rosmana, Ade; Zainal, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 5 No. 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 2 MEI 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i2.10136

Abstract

In recent years, cocoa productivity in South Sulawesi has tended to decline, resulting in many farmers turning to other jobs and planting other commodities whose economic value is no better than cocoa. Various cocoa development programs have been launched, but significant improvements than expected productivity have not yet occurred. Bantaeng Regency has great potential in developing cocoa plants. Although positive results have been obtained for some cocoa farmers, the target of 2000 kg / ha has not been achieved. Various problems have been able to be mapped both at the on-farm level and at the off-farm level. The introduction of cocoa management technology and empowerment of farmers is an important key in increasing cocoa production, involving all stakeholders including universities will be an important and sustainable solution for the sustainability of people's cocoa. In addition, the government has the desire to develop organic cocoa. To support the achievement of productivity targets and organic cocoa, the improvement of the production system using non-chemical fertilizers and pesticides will be carried out in collaboration with the Faculty of Agriculture, Hasanuddin University. This activity will focus on good plantation practices, rejuvenation of planting and nursery management, manufacture of fertilizer from plant materials, composition of plant materials, and formulation of plant materials, multiplication of disease control microorganisms, mixing of microorganisms with composted plant material, and post-harvest management. This program has distributed cocoa plantation management technology and improved skills and knowledge to cocoa farmers, especially to students, farmers and farmer groups who were very satisfied with the arrival of KKN PPM DIKTI students who accompanied them to improve their gardens, activities and assistance materials were carried out well and Successful, students are very happy with this activity because of their increased knowledge and skills.  Keywords: Community services, Empowerment, Cacao Farmers, University students.ABSTRAK Dalam beberapa tahun belakangan, produktivitas kakao di Sulawesi Selatan cenderung menurun mengakibatkan banyak petani beralih ke pekerjaan lain dan menanam komoditi lain yang nilai ekonominya tidak lebih baik dari kakao. Berbagai program pengembangan kakao telah banyak diluncurkan, namun peningkatan signifikan daripada produktivitas yang diharapkan belum juga terjadi. Kabupaten Bantaeng memiliki potensi yang besar dalam pengembangan tanaman kakao. Walau hasil positif telah diperoleh bagi sebagian petani kakao, namun target 2000 kg/ha belum dicapai. Berbagai persoalan telah mampu dipetakan baik pada tingkat on-farm maupun pada tingkat off-farm. Introduksi teknologi pengelolaan kakao dan pemberdayaan petani menjadi kunci penting dalam peningkatan produksi kakao, pelibatan semua stakeholder termasuk universitas akan menjadi solusi penting dan berkelanjutan bagi kelangsungan perkakaoan rakyat. Selain itu pemerintah mempunyai keinginan untuk mengembangkan kakao organik. Untuk mendukung pencapaian target produktivitas dan kakao organik, maka perbaikan sistem produksi dengan penggunaan pupuk dan pestisida non kimia akan dilakukan dengan kerjasama Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Kegiatan ini akan difokuskan pada praktek perkebunan yang baik, peremajaan tanam dan manajemen pembibitan, pembuatan pupuk  dari bahan tanaman, komposisi bahan tanaman, dan formulasi bahan tanaman, perbanyakan mikroorganisme pengendali penyakit, pencampuran mikroorganisme dengan bahan tanaman yang dikomposkan, dan pengelolaan pasca panen. Program ini telah melakukan distribusi teknologi manajemen kebun kakao dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kepada petani kakao, terkhusus kepada mahasiswa, Petani dan Kelompok Tani sangat puas dengan kedatangan Mahasiswa KKN-PPM DIKTI yang mendampingi mereka memperbaiki kebun mereka, Kegiatan dan materi Pendampingan terlaksana dengan baik dan berhasil, Mahasiswa sangat senang dengan kegiatan ini karena bertambahnya pengetahuan dan keterampilan mereka.Kata kunci: Pengabdian masyarakat, Pemberdayaan, Petani Kakao, Mahasiswa.
PENYULUHAN TEKNIS PEMANGKASAN BENTUK DAN PEMANGKASAN PEMELIHARAAN TANAMAN KAKAO KLONAL DI KABUPATEN KOLAKA UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Nasaruddin, .; Musa, Yunus; Yassi, Amir; Rosmana, Ade; BDR, Muh. Farid; Mustafa, Ismail
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 6 NO. 1 OKTOBER 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v6i1.11501

Abstract

North Kolaka is one of the largest cocoa producing districts in Southeast Sulawesi, however in the last 10 years, there has been a decline in the area and production of cocoa plants in North Kolaka. Cocoa is the main source of income for the people of North Kolaka, a source of regional income (PAD), and a provider of employment for the community. Currently, the government is temporarily revitalizing the people's cacao plants in an effort to restore the prestige of North Kolaka as a leading production center in Indonesia. Pruning is one aspect of cultivation that is important for good cocoa production. Pruning cocoa consists of pruning shapes, pruning maintenance and pruning production. So far, the community has not done shape pruning, especially for clonal cocoa from plant propagation using shoot grafting techniques. This is reflected in the condition of the plant growth system, especially in clonal plants. Community service activities are carried out by way of outreach and counseling about pruning and maintenance of cocoa farmer groups. The activity received a positive response from partner farmers who were very enthusiastic about participating in extension activities and hoped that the same activities would continue to be carried out not only in pruning, but all aspects of the election, especially in supporting the revitalization activities that were being carried out by the Government and the Community of North Kolaka.   Keywords: Cocoa, shape pruning, maintenance pruning, clonal tree.   ABSTRAK Kolaka Utara merupakan salah satu kabupaten penghasil kakao terbesar di Sulawesi Tenggara, akan tetapi dalam 10 tahun terakhir, terjadi penurunan areal dan produksi tanaman kakao di Kolaka Utara. Kakao merupakan sumber pendapatan utama masyarakat Kolaka Utara, sumber pendapatan asli daerah (PAD), dan penyedia lapangan kerja bagi masyarakat. Saat ini pemerintah sementara melakukan revitalisasi tanaman kakao rakyat dalam upaya pemerintah daerah mengembalikan pamor Kolaka Utara sebagai sentra produksi terkemuka di Indonesia. Salah satu aspek budidaya yang penting untuk mendapatkan produksi kakao yang baik adalah pemangkasan. Pemangkasan kakao terdiri dari pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. Selama ini masyarakat belum melakukan pemangkasan bentuk khususnya pada tanaman kakao klonal dari perbanyakan tanaman dengan teknik sambung pucuk. Hal ini tercermin dari kondisi sistem pertajukan tanaman khusunya pada tanaman klonal. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan jalan sosialisasi dan penyuluhan tentang pemangkasan bentuk dan pemeliharaan pada kelompok tani kakao. Kegiatan mendapat respon positif dari petani mitra yang sangat antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan mengharapkan kegiatan yang sama terus dilakukan tidak terbatas hanya pada pemangkasan, tetapi seluruh aspek pemiliharaan terutama dalam mendukung kegiatan revitalisasi yang sementara dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat Kolaka Utara.   Kata kunci: Kakao, pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, kakao klonal.
Pembuatan Pupuk Organik Berbasis Sumber Daya Alam Sekitar di Desa Galung Lombok, Kabupaten Polewali Mandar Arham, Ihsan; Kasim, Niken Nur; Zainuddin, Dian Utami; Syam'un, Elkawakib; Rosmana, Ade; Sjam, Sylvia; Sukmawati, Sri; Annisa, Nurul Wirid; Sulastri, Elsa; Arifin, Asia
MALLOMO: Journal of Community Service Vol 5 No 2 (2025): Juni-November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/mallomo.v5i2.2044

Abstract

Pengolahan limbah organik yang berada pada sekitar lahan pertanian dapat menjadi jembatan antara dampak negatif dari limbah pertanian dengan kebutuhan unsur hara pada usaha tani. Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik berbasis sumber daya alam lokal ini terselenggara pada tanggal 4 – 5 November 2025, di Dusun Paluppung, Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra sasaran dalam membuat pupuk kompos melalui pemanfaatan sumber daya alam sekitar. Metode kegiatan dilakukan dengan tahapan (1) Identifikasi Sumber Daya Lokal; (2) Sosialisasi dan Edukasi; (3) Pelatihan Teknis Pembuatan Kompos; (4) Praktik Mandiri dan Pendampingan; dan (5) Monitoring dan Evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan pupuk organik secara signifikan.
Eksplorasi Cendawan Rhizosfer Tanaman Kakao Klon Lokal Kota Polewali Sulawesi Barat: Rhizosferic Fungal Exploration of Local Clone Cocoa (Theobroma cacao L.) from Polewali West Sulawesi Azis, Asti Irawanti; Dewi, Vien Sartika; Erna, Erna; Rosmana, Ade
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 13 No. 2 (2025): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v13i2.6402

Abstract

Mikroorganisme tanah, khususnya yang berasal dari daerah rhizosfer, merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem pertanian yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan tanaman secara alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi potensi cendawan rhizosfer dari tanaman kakao klon lokal asal Kota Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Sebanyak 13 isolat cendawan berhasil diisolasi dari tanah rhizosfer tanaman kakao sehat. Selanjutnya, dilakukan uji patogenisitas terhadap daun kakao untuk mengetahui potensi patogenik isolat. Hasil menunjukkan bahwa 2 dari 13 isolat berpotensi patogenik dan tidak digunakan pada pengujian lanjutan. Sebanyak 11 isolat non-patogenik diuji lebih lanjut untuk mengetahui potensinya dalam merangsang pertumbuhan tanaman uji (jagung varietas rentan), baik dengan maupun tanpa perlakuan fungisida. Pengujian ini menghasilkan data bahwa 4 isolat memiliki potensi tinggi, yaitu dua isolat (EG dan EX) mampu merangsang pertumbuhan tanaman hingga 90%, sedangkan dua isolat lainnya (EF dan EW) hingga 80%. Temuan ini menunjukkan bahwa isolat-isolat tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan karena mampu memperbaiki ekosistem tanah, meningkatkan efisiensi pemupukan, dan memperkuat ketahanan fisiologis tanaman terhadap stres lingkungan. Soil microorganisms, particularly those originating from the rhizosphere, are among the most important components of agricultural ecosystems due to their natural role in promoting plant growth. This study aimed to explore and evaluate the potential of rhizospheric fungi isolated from local-clone cocoa plants in Polewali City, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi, as plant growth promoters. This study aimed to explore and evaluate the potential of rhizospheric fungi from local cocoa clones originating from Polewali City, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi, as biological control agents and plant growth-promoting fungi. A total of 13 fungal isolates were successfully obtained from the rhizosphere of healthy cocoa plants. Pathogenicity tests on cocoa leaves revealed that 2 out of 13 isolates exhibited pathogenic characteristics potentially and were excluded from further analysis. The remaining 11 non-pathogenic isolates were subsequently tested for their growth-promoting effects on a susceptible maize variety, both with and without fungicide treatment. The results demonstrated that four isolates showed promising potential: two isolates (EG and EX) stimulated plant growth up to 90%, while two others (EF and EW) stimulated up to 80%. These findings indicate that the selected isolates have promising potential for development as plant growth-promoting agents. This approach aligns with the principles of sustainable agriculture, as it contributes to improving soil ecosystems, enhancing nutrient use efficiency, and strengthening the physiological resilience of plants to environmental stress.