Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Pembinaan Kelompok Masyarakat Pemulung Dalam Pembuatan Teluk Pabokabe (Teknik Lukis Pada Botol Kaca Bekas) Dengan Menerapkan Ornament Batak Toba Sebagai Elemen Interior Ruangan Di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan Sumatera Utara Rosramadhana, Rosramadhana; Aricindy, Argitha; Siregar, Purnama Sari; Loviarara, Jennica; Maulina, Dinna
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 2 No 2 (2018): JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Dosen Indonesia JATIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.498 KB) | DOI: 10.36339/je.v2i2.149

Abstract

At this time there are a lot of garbage which is getting more and more increasing every day, such as the numberof used glass bottles which are also increasing in number. This problem is both a challenge and an opportunity for thePKM-M team to carry out service activities in the field of community empowerment in the village 01 Paya Pasir MedanMarelan North Sumatra. This activity aims to provide understanding to the community to utilize used glass bottles as adecoration of interior elements by using painting techniques and adding Toba Batak ornaments and motifs to the glassbottle. The activity began with a visit by the PKM-M team accompanied by a supervisor, then the PKM-M Teamcooperated with the Kelurahan management for technical implementation. The implementation method used includes twomajor things: the preparation stage and the core stage. The results of the implementation that have been achieved are allsessions in the preparation and core programs of socialization, inauguration, core activities and evaluation of activitieshave been carried out well. The indicator that has been reached is that the community has understood and is able to makethe Teluk Pabokabe and planned to be further developed
Management Strategy of Paloh Naga Traditional Culinary Tourism in Denai Lama Village, Pantai Labu District Sudirman, Sudirman; Sinaga, Amelia Sari Alam; Rosramadhana, Rosramadhana; Saepudin, Asep
Journal of Nonformal Education Vol 8, No 1 (2022): February: Education Equity, Adult Education
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jne.v8i1.33982

Abstract

This study found the novelty of the fact that the enthusiasm of visitors was high enough to come just to enjoy a traditional culinary breakfast. The purpose of this study is to contribute to knowledge of the strategies used in the Paloh Naga traditional market. The type of research used is descriptive with a qualitative approach with the research subject of two (two) managers. Interviews, observation, and documentation are the data collection techniques used. The results show that the planning carried out in the traditional market is running quite well, as evidenced by the achievement of the goals that have been achieved, and the manager is also planning in as much detail as possible until the development plan is finalized. In organizing, there are still overlapping tasks in the division of tasks. The movement carried out by the manager is to hold regular meetings to motivate traders. Supervision has been carried out quite well, but there are still shortcomings that cause management to not be good enough.
TRADISI PEMBUATAN TANGKAL UNTUK IBU HAMIL PADA SUKU MELAYU DI DESA SEI BEROMBANG KECAMATAN PANAI HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU Rosramadhana Rosramadhana; Waston Malau; Payerli Pasaribu
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 5, No 1 (2013): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v5i1.471

Abstract

Pada masyarakat pesisir yang dinamakan orang Melayu yang tinggal di desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu ada suatu tradisi yang harus dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil yaitu membuat “Tangkal”. Tradisi ini masih tetap dipertahankan sampai saat ini, bahkan uniknya untuk membuat tangkal itu ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh orang yang dipercaya untuk membuatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ritual kepercayaan yang dilakukan khususnya menggambarkan tentang proses pelaksanaan ritual kepercayaan pembuatan dan pemakaian tangkal pada ibu hamil, untuk mengetahui fungsi dan makna tangkal bagi masyarakat Melayu khususnya tangkal ibu yang sedang mengandung. Rancangan penelitian ini akan disusun dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etik dan emik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Dianalisis secara kualitatif, Penelitian ini juga akan melakukan audit trail untuk menguji keakuratan data (catatan lapangan, hasil rekaman dokumen, dan foto. Dan dilakukan member check dengan informan. Tangkal juga diletakkan di bagian rumah yang disarankan seperti di atas pintu masuk di sudut ruangan dan di dapur. Menurut ibu Jurmiah Kalimantan (pembuat tangkal) setelah ritual sumpit selesai dilaksanakan dan diberikan kepada ibu hamil langsung dipakai dan tidak boleh dilangkahi. Selanjutnya beberapa macam tangkal seperti (1)kunyit (2) kunyit bungle, (3) jariango,(4) kencur, (5) duri landak,(6) kuku bajang, (7)pinang sundari, (8) buah kemiri, (9) bawang putih tunggal, (10) barang merah tunggal, (11) gambir, (12) kapur, (13) sirih, (14) bambu kuning, (15) Sogar ono/bargot, (15) ijok, (16) lidi gila, (17) sambok daro,  (18) benang 3 warna (hitam,kuning,merah) dimasukkan kedalam sumpit dan tidak boleh ditutup agar setan takut.
PENGARUH BUDAYA DAN AGAMA TERHADAP PENGGUNAAN SUSU LEMBU DALAM RITUAL KEAGAMAAN SUKU PUNJABI PENGANUT AGAMA SIKH DI KOTA MEDAN Rosramadhana Rosramadhana; Dedi Andriansyah; Ayu Febryani; Sonya Indri Sebayang
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 4, No 2 (2012): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial) DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v4i2.553

Abstract

Ritual keagamaan menjadi salah satu cara  manusia untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang memiliki kekuatan tersebut. Emosi keagamaan semakin terbangun, sehingga kepatuhan dalam menjalankan segala perintah agamanya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Tuhan akan semakin terlaksana. Begitu juga dengan Suku Punjabi penganut agama Sikh di Kota Medan. Suku Punjabi penganut agama Sikh adalah salah satu etnik yang berasal dari India Utara. Dalam ritual keagamaan yang dilakukan, umat Sikh tidak pernah terlepas dari penggunaan susu lembu baik ketika sembahyang di Gurdwara (rumah ibadah umat Sikh), maupun dalam ritual keagamaan lainnya. Menggunakan metode peneitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara tidak terstruktur dan analisis etnografi serta analisis domain, penelitian ini mengungkapkan pengaruh dan dampak terhadap penggunaan susu lembu dalam ritual keagamaan Suku Punjabi penganut agama Sikh di Kota Medan. Ternyata susu lembu menjadi penguat betapa sakralnya ritual keagamaan tersebut. Susu lembu diolah menjadi sebuah makanan (karha parsad) yang kemudian menjadi media pada saat dilakukan Ardas (prosesi berdoa). Karha parsad tersebut kemudian dipotong dan dibagikan kepada umat Sikh lainnya.
Pemanfaatan Batok Kelapa menjadi Cinderamata sebagai Alternatif Penanggulangan Kemiskinan Rosramadhana Rosramadhana; Anisa Rodia Harahap
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 6, No 2 (2014): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial) DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v6i2.2288

Abstract

Poverty can be  solved by various ways in which one of them conducted by using coconut shells  to be souvenirs that based on cultural values as an alternative method in decreasing poverty. Management of production does not spend more cost as the material used also could be found easily. Beside to help elevating economic of household producers, it also could be synergy with ‘go green’ program in recycling waste of coconut shells converting to high value objects. The souvenirs which have been produced, firstly would be sold to stakeholders such as wealther local communities, Non Governmental Organizations (NGOs), Regional-Owned Enterprise (ROEs), State-Owned Enterprises (SOEs), universities, and exported abroad.  Finally, using coconut shells to be cultural souvenirs, will have helped the Indonesia people as well as to know and to hold their culture
Pengetahuan Kearifan Lokal dalam Bercocok Tanam (Nuan-Nuan) Suku Karo di Desa Keling Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Rosramadhana Rosramadhana; Lidesty Natalia Zipora Sembiring; Nurul Atika; Kartika Sari; Musdiani Silalahi; Meisy Indah Lestari Manalu; Yunda Mustika
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 3, No 1 (2017): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v3i1.7498

Abstract

Local wisdom of planting into a legacy of the ancestral of the ancients. The knowledge traditional in gardening who often ignored when the knowledge of modern came and considered better. However, the public tribes if who inhabit the district independent and ethnicity Karo others in the district Karo still use that knowledge that have inherited by their parents were in to support activities of planting or gardening. Without refused and ignore the knowledge of modern also often in socialitation by local governments to them, the knowledge of local also keep doing and retained. The knowledge of traditional still applied by tribes Karo in the region turns into a background of the estate they can still provide the best to meet the needs of their daily, even also can give contributed to the needs of food in the district curry and in the North Sumatera of the other. Using the research kualitatif and teachnique collecting file thourgh of observation. Interviews are not structure and analysis etnografi as well as the domain. This study give experience the knowledge of the local wisdom in planting of nuan-nuan in the village Keling district Karo free. It turns out the knowledge that they had that is the legacy of their ancestors there are some who still can be used and used of planting that the produce a good product plants
Pemberdayaan Perempuan dalam Pemanfaatan Limbah Kulit Kerang Menjadi Keterampilan Keluarga di Kabupaten Batu Bara Sudirman Sudirman; Rusmawati Rusmawati; Rosramadhana Rosramadhana
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 7, No 2 (2022): Anthropos Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v7i2.32756

Abstract

Seashells are still a waste for some people in Batu Bara Regency, which can still be used as a skill for housewives so that they have economic value. The purpose of this research is to find out the results of women's empowerment in utilizing leather waste in family skills. This type of research is an experiment in the form of a Posttest Only Control Design. The sample size for this research is 30 housewives in Medang Village, Medang Deras District, Baatu Bara Regency. The data collection technique was carried out by structured observation and descriptive data analysis and tested using the t test. The results of the data analysis showed that the average value in the control class was 5.2, with the highest score of 7 and the lowest score of 3. While the average value of the experimental class was 9.53, with the highest score of 12 and the lowest score of 8. It can be concluded that empowerment activities for women in the experimental class are better than those in the control class. From the results of hypothesis testing, it was obtained that t count > from the t table, namely 12,964 > 1,771 at a level of = 0.05. Thus, the implementation of women's empowerment in the utilization of shell waste has an influence on family skills.
Fenomena Perkawinan Dini di Kalangan Perempuan Jawa Deli – Deli Serdang Nofriani Taufan; Rosramadhana Rosramadhana
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 2, No 1 (2016): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v2i1.5274

Abstract

Skripsi ini menjelaskan tentang proses terjadinya perkawinan dini, peranan orang tua dan tokoh masyarakat serta dampak perkawinan dini dengan keberlangsungan rumah tangga pelaku perkawinan dini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan penelitian yaitu perempuan Jawa Deli di desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang yang melakukan perkawinan di bawah usia 19 tahun, orang tua perempuan yang melakukan perkawinan dini, serta tokoh masyarakat. Sementara itu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan fenomena perkawinan dini terjadi karena faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor kepercayaan, faktor pergaulan. Dari faktor ekonomi dikarenakan penghasilan orang tua yang kurang memadai memutuskan untuk melaksanakan perkawinan dini guna membantu kehidupan keluarga. Faktor pendidikan yang tidak memiliki pendidikan yang cukup dan faktor kepercayaan yang takut menolak lamaran. Dari factor pergaulan adalah adanya kegiatan pacaran sehingga hamil di luar nikah. Kurangnya pengawasan orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengantisipasi perkawinan dini dan perceraian merupakan jalan yang banyak di tempuh karena kurangnya kesiapan psikis para penikah dini. Perceraian juga disebabkan beberapa faktor antara lain kekerasan fisik maupun pshikis, ekonomi finansial dan perselingkuhan. Kata Kunci: Fenomena; Perkawinan; Usia Dini; Perempuan Jawa
PEMBINAAN REMAJA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK PENCEGAHAN KAWIN ANOM SUKU BANJAR DI DESA PALUH MANAN KABUPATEN DELI SERDANG Rosramadhana Rosramadhana; Purnama Sari; Ilham Chandra Depari; Ayu Subandi; Sridevi Manalu
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 22, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v22i1.8636

Abstract

AbstrakPendidikan karakter adalah suatu sistem penataan nilai-nilai karakter kepada warga meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut yang akan berguna bagi sesama manusia. Permasalahan di Desa Paluh Manan bagi suku Banjar adalah kawin anom (muda), hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi tentang dampak negative kawin anom. Kesadaran suku Banjar tentang bahaya kawin anom belum menunjukan hasil yang signifikan. Menikah di usia muda khususnya usia 14-17 rentan terhadap kesehatan reproduksi dan menyebabkan terjadinya masalah social budaya. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan: Survei Kelompok Sasaran, Persiapan Saranadan Prasarana, Pelaksanaan Kegiatan Aksi dan Evaluasi. Upaya yang dilakukan menjalin kerja sama dengan masyarakat Desa Paluh Manan, Kabupaten Deli Serdang dan Genre Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kegiatan dilakukan dengan melakukan sosialisasi secara langsung ataupun tidak langsung. Sosialisasi langsung dilakukan dengan kegiatan bekerjasama dengan Genre BKKBN untuk bertemu dan berinteraksi langsung dengan para remaja yang ada di desa Paluh Manan. Di dalam kegiatan ini juga dilakukan sosialisasi melalui media sosial. Kegiatan ini telah merubah pola piker dan tingkah laku warga secara gradual khususnya terkait dengan mengatasi dampak negatif dari pernikahan dini. Di masa depan diharapkan jumlah remaja usia sekolah di desa Paluh Manan semakin meningkat.Kata Kunci: Desa Paluh Manan, Genre BKKBN, Kawin Anom, Kawin Muda, RemajaAbstractThe character education which comprised of components of knowledge, self-awareness or willingness and further action to implement those values that will be beneficial for people’ life is dedicated to set the character values applied into the particular social community. More specifically, the tribe of Banjar who has lived in Desa Paluh Manan Kabupaten Deli Serdang has had an issue with the young marriage (popular as kawin anom in local term). This issue has a serious implication, especially for the youth since there has been less socialization conducted in the Desa Paluh Manan about the negative outcomes of married young. Married at a young age, especially in age of 14-17 is vulnerable to the health reproduction that further leads to many socio-cultural problems. The methodology applied in thischaracter education related activities consisted of Target Groups Survey, Preparation of facilities, and Implementation and Evaluation of Activities involving communities in Desa Paluh Manan, and Genre BKKBN. Varieties of social media channels were also occupied within the socialization activity. Theresults of implemented activities have shifted mindset and behavior of citizens gradually towards reducing the negative impact of early marriage. In the future, we are expecting to have an increase number of more educated young people from Desa Paluh Manan.Keywords: Genre BKKBN, Married Anom, Married Young, Teen, Village Paluh Manan
Pemberdayaan Perempuan Melalui Abon Kerang Dalam Mewujudkan Sdgs Di Era Digital Pada Komunitas Omak Kito Di Desa Bagan Asahan Baru Rosramadhana Rosramadhana; Sudirman Sudirman; Erlin Nainggolan; Siti Wardani Nur Azmi; Magdalena NW Manalu; Zulia Ningsih
E-Coops-Day Vol. 3 No. 1 (2022): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.392 KB) | DOI: 10.32670/ecoopsday.v3i1.1421 for articles

Abstract

Kerang merupakan jenis hewan yang memiliki cangkang yang memiliki daging tersembunyi dibalik sepasang cangkang tersebut (interverbrate moluska). Kerang merupakan bahan pangan yang bersumber dari perairan Indonesia yang tentunya memiliki aneka macam zat gizi yang berguna bagi tubuh. Namun, tidak sedikit masyarakat sekitar pesisir pantai yang mengetahui sekian banyak gizi yang terkandung dalamnya dan tidak mengetahui cara mengelola kerang tersebut jadi produk yang menarik. Salah satunya ialah Komunitas Omak Kito yang terdiri dari para perempuan yang merupakan istri dan anak nelayan di desa Bagan Asahan Baru. Metode pelaksanaan yang kami lakukan dalam pemberdayaan perempuan nelayan mengenai pembuatan abon kerang terdiri dari 3 tahapan, yaitu penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan IPTEK. Tim PKM-PM berusaha melakukan kegiatan tersebut secara luring, namun karena situasi yang tidak memungkinkan. Tim PKM-PM melakukan kegiatan tersebut secara blended. Tujuan pengabdian ini yaitu untuk mewujudkan SDGs masyarakat desa Bagan Asahan Baru khususnya pada poin “Mencapai Kesetaraan Gender dan Upaya Memberdayakan Seluruh Perempuan dan Anak Perempuan”. Selain itu, diharapkan setelah kegiatan ini, dapat mendukung pertumbuhan perekonomian masyarakat desa Bagan Asahan Baru yang inklusif dan berkelanjutan, seperti tujuan SDGs yang ke-8. Potensi yang dihasilkan dari pembuatan abon kerang didukung dengan lokasi desa Bagan Asahan Baru yang dekat dengan objek wisata yaitu Pantai Panton. Jadi dengan melihat potensi daerah wisata yang ada, maka produk abon kerang dari masyarakat desa Bagan Asahan Baru ini dapat menjadi buah tangan dari Pantai Panton tersebut dan menjadikannya sebagai camilan khas daerah tersebut.