Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

PENDEKATAN KULTURAL DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN BANJIR PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN SETIA KECAMATAN BINJAI KOTA KOTA BINJAI Dwi Lani Lubis, Aksella; Rosramadhana, Rosramadhana
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 11, No 12 (2024): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v11i12.2024.5127-5137

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pendekatan Kultural Dalam Menghadapi Permasalahan Banjir Pada Masyarakat di Kelurahan Setia Kecamatan Binjai Kota Kota Binjai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif.  Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Banjir yang terjadi di Kelurahan Setia dikarenakan curah hujan yang tinggi di hulu sehingga banjir kiriman datang dari hulu, kondisi wilayah dengan tanah yang rendah, dan sebagian masyarakat masih membuang sampah dan limbah rumah tangga ke sungai. Strategi dalam pendekatan kultural yang dilakukan masyarakat sebelum banjir dimulainya kebiasaan tidak membuang sampah kesungai, melakukan gotong royong membersihkan parit dan sungai. Saat terjadinya banjir, mengevakuasi para korban dan memindahkan barang-barang korban ketempat yang aman. Selanjutnya kebiasaan saat pasca banjir adalah melaksanakan gotong royong membersihkan sampah-sampah dari sisa banjir, membantu mengeluarkan barang-barang yang terendam banjir untuk dijemur dan mengangkat barang-barang yang diungsikan kembali masuk kedalam rumah, serta membantu di dapur umum. Kemudian bentuk pengawasan yang dilakukan pemerintah setempat adalah melakukan pemantauan di sungai-sungai ketika hujan turun terus-menerus, ketika banjir terjadi akan segera didata, dibangunnya dapur umum serta posko kesehatan. Permasalahan banjir belum dapat terselesaikan karena wilayah Kelurahan Setia yang memang diapit oleh dua sungai serta rata-rata masyarakatnya tinggal di bantaran sungai. 
Liminality in Women and Men After Love-bombing on Social Media Safira, Nabila; Rosramadhana, Rosramadhana
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 3, No 2 (2024): December 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v3i2.3811

Abstract

This study aims to uncover the phenomenon of love-bombing and how it triggers liminality in victims, as well as analyze the love-bombing process experienced by men and women on social media. This study also explores the differences in psychological impacts after love-bombing on both genders, especially among teenagers and young adults in the context of Indonesian urban culture. The method used is qualitative with a virtual ethnography approach, which allows the author to understand cultural phenomena in online spaces, especially on platforms such as WhatsApp and TikTok. Data collection techniques include participant observation, in-depth interviews, literature studies, and digital data archiving. The results of the study show that victims of love-bombing, both men and women, receive excessive attention from the perpetrators who aim to gain control over the victim or simply overcome their boredom. Love-bombing causes profound psychological impacts: men experience trauma and decreased self-esteem, while women face a long recovery process to rebuild independence. The liminality phase is characterized by changes in the perpetrator's behavior that create confusion and uncertainty, making men feel lost and women experience emotional dependence.
Dominasi Perempuan Etnis Karo Dalam Pendidikan pada Jenjang Perguruan Tinggi di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Ginting, Arya; Rosramadhana, Rosramadhana
Jurnal Akuntansi Hukum dan Edukasi Vol 1, No 2 (2024): November 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jahe.v1i2.3821

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis dampak yang ditimbulkan dari dominasi perempuan Etnis Karo dalam pendidikan di desa Sukamandi kecamatan Merek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini dilakukan di desa Sukamandi kecamatan merek kabupaten Karo. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya dominasi perempuan etnis Karo dalam pendidikan di perguruan tinggi disebabkan beberapa faktor yaitu perubahan zaman, motivasi, pergaulan laki-laki, sistem patriarki, perubahan pola pikir, dan warisan.dampak yang terjadi akibat dari fenomena dominasi perempuan pada saat ini berdampak pada masyarakat dan keluarga di lingkungan di Desa Sukamandi, adapun damapak tersebut adalah terdapat melemahnya nilai sistem patriarki pada etnis Karo di desa Sukamandi, adanya kesetaraan gender pada etnis Karo, menerima kesetaraan gender, kesadaran HAM, naiknya derajat perempuan ataupun kedudukan perempuan di masyarakat, berubahnya pola mikir masyarakat terhadap sistem pendidikan pentingnya pendidikan terkait kesetaraan gender dan kesadaran HAM.
MENTAL HEALTH REMAJA PEREMPUAN PENGGUNA APLIKASI TIKTOK DI KELURAHAN LIMAU SUNDAI KOTA BINJAI Loisah Hutasoit, Reka; Rosramadhana, Rosramadhana
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 2 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i2.2025.754-762

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak penggunaan aplikasi TikTok terhadap mental health remaja perempuan di Kelurahan Limau Sundai Kota Binjai. Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Limau Sundai Kota Binjai. Teknik pengumpulan data yaitu observasi partisipasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja perempuan di Kelurahan Limau Sundai menghabiskan waktu antara tiga hingga delapan jam sehari di TikTok. Penggunaan TikTok tersebut berkaitan dengan jenis konten yang disukai remaja perempuan, seperti fashion, dance challenge, tutorial make-up, skincare, dan vlog a day in my life. Dampak penggunaan aplikasi TikTok terhadap mental health remaja perempuan di Kelurahan Limau Sundai Kota Binjai yaitu kecenderungan melakukan perbandingan sosial pada konten di TikTok. Hal ini berakibat adanya insecure dan kurang percaya diri karena konten kecantikan tidak realistis seperti kulit putih, tinggi dan tubuh langsing atau orang-orang yang meraih kesuksesan di usia muda dijadikan standar dan dianggap ideal oleh remaja perempuan. Selain itu dampak penggunaan TikTok yaitu perilaku berbelanja yang meningkat.
TRADISI MBESUR-MBESURI PADA IBU HAMIL DI DESA KINANGKONG KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO Chaiya Br Sembiring, Chally; Rosramadhana, Rosramadhana
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 3 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i3.2025.1227-1232

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap simbol dan makna dalam proses pelaksanaan tradisi mbesur-mbesuri di Desa Kinangkong Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini dilakukan di Desa Kinangkong Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi mbesur-mbesuri merupakan ritual yang dilakukan oleh etnis Karo pada usia kehamilan tujuh bulan, dengan tujuan mendoakan kesehatan ibu dan keselamatan bayi yang dikandung. Tradisi ini juga berupaya untuk memberi kesiapan pada ibu hamil saat melahirkan dan suami siap menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangga. Proses acara ini melibatkan perlengkapan, makanan, serta kehadiran keluarga dari ibu dan ayah. Salah satu makanan utama dalam tradisi ini adalah Manuk Sangkepi, berupa ayam yang dimasak bersama berbagai makanan pelengkap seperti nasi kuning, bunga kelapa, nangka muda, daun ubi rebus, serta buah-buahan yang lainnya. Tradisi ini mengandung simbolisme yang mendalam, seperti Manuk Sangkepi yang melambangkan kelimpahan, kesuburan, dan berkah untuk ibu dan bayi. Pasangan suami istri yang mengikuti tradisi ini duduk di atas tikar putih, mengenakan pakaian tradisional, yaitu beka buluh untuk laki-laki dan uis nipes untuk perempuan, yang memiliki simbol keberanian, kekuatan, dan semangat hidup melalui warna merah pada pakaian tersebut. Selain sebagai doa untuk keselamatan, tradisi ini juga menandakan kebersamaan keluarga dalam menyambut kelahiran bayi.
Implementasi Kesetaraan Gender Pada PSHT Dalam Kajian Interdisipliner Barus, Mira; Pasaribu, Henidar Nesya Ramona; Solin, Septi Nabila; Manalu, Valentino; Telaumbanua, Jordan; Rosramadhana, Rosramadhana
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 8, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v8i4.2024.%p

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi rekonstruksi kesetaraan gender dalam Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Kabupaten Deli Serdang. Metode mixed method dengan jenis Sequential Exploratory Designs digunakan untuk memahami pengaruh PSHT terhadap kesetaraan gender dalam warisan budaya pencak silat. Penelitian mengintegrasikan data kuantitatif dan kualitatif untuk menggambarkan harmoni antara tradisi dan rekonstruksi kesetaraan gender dalam PSHT. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan partisipasi perempuan dalam PSHT. Implementasi kesetaraan gender dalam PSHT mengurangi tindakan kriminalitas, meningkatkan kedamaian, dan memperkuat identitas budaya lokal. Strategi efektif yang digunakan termasuk sosialisasi melalui media sosial dan reformasi kebijakan internal organisasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa PSHT menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis, menjadi contoh bagi organisasi bela diri lainnya dalam melestarikan warisan budaya sambil mengedepankan nilai-nilai kesetaraan.Kata Kunci: Deli Serdang, Kesetaraan Gender, Pencak Silat, PSHT, Warisan Budaya.
Sandwich Generation : Studi Kasus pada Perempun Bekerja di Kota Tanjungbalai Nur Azmi, Siti Wardani; Rosramadhana, Rosramadhana
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 8, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v8i1.2024.217-222

Abstract

Perempuan yang harus bekerja serta bertanggung jawab dalam pengasuhan tiga generasi mengalami ketidakseimbangan dalam peran. Penelitian ini bertujuan untuk megeksplorasi fenomena sandwich generation studi kasus pada perempuan bekerja yang ada di Kota Tanjungbalai. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari penelitian ini ditemukan Kewajiban untuk memenuhi kebutuhan tiga generasi yang begitu besar membuat seseorang terjebak pada sandwich generation dikarenakan dana yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehingga generasi sandwich tidak memiliki tabungan masa depan. Hal ini juga dipengaruhi oleh konstruksi social bahwasanya anak adalah investasi masa depan. Adapun peran perempuan bekerja yang merupakan bagian dari sandwich generation yang ada Kota Tanjungbalai tidak hanya berperan pada sector domestic namun juga berperan pada sector public. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi konflik peran yang terjadi dalam kehidupan perempuan bekerja yang merupakan sandwich generation adalah dengan membuat aturan keluarga, mempekerjakan pembantu rumah tangga dan sopir, menjaga komunikasi dengan suami, mencoba bersikap lebih tegas terhadap putrinya, meminta bantuan orang tua dalam pengasuhan anak, mempekerjakan jasa luar (catering dan laundry), membuat jadwal harian, menyusun skala prioritas dan melibatkan keluarga dalam pengasuhan.Kata kunci: Sandwich Generation, Perempuan Bekerja, Konflik Peran
Konstruksi Sosial Anak Mbarep pada Etnis Jawa di Desa Blok 10 Kabupaten Serdang Bedagai Putri Siregar, Reza Selvina; Rosramadhana, Rosramadhana
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jsu.v17i1.31615

Abstract

Anak Mbarep, or the first-born child, is often eagerly anticipated and receives greater love and affection from their family and surroundings. However, being an anak Mbarep is not as enjoyable as imagined. This article aims to provide an overview of the significant responsibilities undertaken by anak Mbarep in Javanese culture and analyze them using Peter L. Berger's theory of social construction. This study utilizes a qualitative approach with a descriptive method, employing data collection techniques such as observation and interviews. The research was conducted in Blok 10 Village, Dolok Masihul District, Serdang Bedagai Regency. The findings of the study indicate that the burdens borne by anak Mbarep and the expectations placed upon them are part of the social construction within the community. This social construction is determined by the thoughts of the community, which are then manifested through the process of habituation. There are three significant moments in the formation of this social construction. Firstly, the moment of externalization, where the role of anak Mbarep as a representative of the parents is discussed and deliberated upon in interactions among parents, anak Mbarep, and the surrounding community. Secondly, the moment of objectification, where discussions about the role of anak Mbarep persist and become integrated into social interactions, resulting in the objective manifestation of anak Mbarep's culture in the community's perception. Lastly, the moment of internalization, where anak Mbarep assimilates the ongoing discussions within the community and incorporates them into their individual identity.AbstrakAnak Mbarep, atau anak pertama, seringkali dinanti dan diberikan cinta dan kasih sayang yang lebih oleh keluarga dan lingkungannya. Namun, menjadi anak Mbarep tidak semenyenangkan seperti yang dibayangkan. Artikel ini bertujuan untuk melihat gambaran tanggung jawab besar yang diemban oleh anak Mbarep dalam budaya Jawa, serta menganalisisnya dengan menggunakan teori konstruksi sosial Peter L. Berger. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Penelitian dilakukan di Desa Blok 10, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban yang ditanggung oleh anak Mbarep serta harapan yang diberikan oleh masyarakat merupakan bagian dari konstruksi sosial masyarakat. Konstruksi sosial ini ditentukan oleh pemikiran masyarakat yang kemudian dijalankan melalui proses pembiasaan. Terdapat tiga momen penting dalam pembentukan konstruksi sosial ini. Pertama, momen eksternalisasi, di mana peran anak Mbarep sebagai wakil orang tua didiskusikan dan diperbincangkan dalam interaksi antara orang tua, anak Mbarep, dan masyarakat sekitar. Kedua, momen objektivasi, di mana pembicaraan mengenai peran anak Mbarep terus berlanjut dan menjadi bagian dari interaksi sosial, sehingga budaya anak Mbarep terobjektivasi dalam pandangan masyarakat secara objektif. Ketiga, momen internalisasi, di mana anak Mbarep menyerap kembali realitas yang terus diperbincangkan oleh masyarakat, dan realitas tersebut menjadi bagian dari diri setiap individu.