Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

PERAN JOB EMBEDDEDNESS TERHADAP KINERJA DENGAN KETERIKATAN KERJA DAN KEINGINAN UNTUK MENETAP SEBAGAI MEDIATOR Elvina Pekasa; Rostiana Rostiana
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1635

Abstract

Kinerja adalah salah satu hal kunci yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan. Banyak variabel yang sudah terbukti dapat memprediksi kinerja, namun penelitian selama satu dekade terakhir ini mulai mengembangkan sebuah konsep baru yaitu job embeddedness. Job embeddedness diasumsikan berhubungan dengan kinerja melalui keterikatan kerja dan intention to stay akan tetapi belum ada penelitian yang membuktikan hal ini. Penelitian ini dilakukan di PT X, sebagai salah satu perusahaan manufaktur otomotif terbesar di Indonesia. Jumlah sampel yang digunakan sejumlah 305 orang. Metode analisis dilakukan dengan regresi ganda. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa peran job embeddedness terhadap kinerja dimediasi secara parsial oleh keterikatan kerja dan keinginan untuk menetap.
PERAN PERSEPSI DUKUNGAN ATASAN TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL KARYAWAN DENGAN SELF-EFFICACY SEBAGAI MEDIATOR Mutia Kusuma Dewi; Rostiana Rostiana
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1625

Abstract

Sumber utama untuk mendukung daya saing dan kinerja organisasi ditentukan oleh kinerja individual yang tinggi. Dengan tingginya kinerja individual, maka dapat dipastikan kinerja tim dan organisasi juga meningkat, dengan demikian produktivitas dan kemampuan bersaing perusahaan pun meningkat, dan secara tidak langsung dapat meningkatkan pergerakan pada sektor ekonomi kearah yang positif. Oleh karena itu, tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk dapat menelaah lebih dalam keterkaitan variabel kinerja individual karyawan dengan persepsi dukungan atasan dalam sebuah model mediasi dimana self-efficacy sebagai mediator. Data dikumpulkan dari 130 karyawan millennials di sebuah perusahaan Konsultan di Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ), Supervisor Support Scale, Occupational SelfEfficacy. Pengolahan data dengan menggunakan regresi linier telah membuktikan bahwa hubungan persepsi dukungan atasan memiliki tingkat keterkaitan yang rendah dan signifikan dengan kinerja individual karyawan. Namun dalam analisis mediasional, self-efficacy mampu meningkatkan keterkaitan antara kedua variabel tersebut, sehingga disimpulkan bahwa self-efficacy merupakan mediator penuh (full mediator). Dengan demikian, secara keseluruhan temuan ini dengan jelas membuktikan bahwa persepsi dukungan atasan karyawan mampu meningkatkan kinerja individual karyawan millenials dengan adanya mediasi dari self-efficacy.
PERAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN GRIT TERHADAP KETERIKATAN KERJA PADA GENERASI MILLENIAL DI INDUSTRI PERBANKAN Stella Tiara; Rostiana Rostiana
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1631

Abstract

Dalam dua dekade terakhir, keterikatan kerja menjadi perhatian bagi dunia industri. Keterikatan kerja merupakan suatu keadaan pikiran yang positif terkait pekerjaan yang dicirikan dengan vigor, dedication, dan absorption. Keterikatan kerja pada penelitian ini dilihat dari sisi psikologi positif, sehingga peneliti tertarik untuk melihat peranan konsep psikologi positif seperti kualitas kehidupan kerja dan grit, yang merupakan konsep baru di Indonesia, terhadap keterikatan kerja. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 219 orang generasi millenial (N=219). Subyek yang bekerja di bank swasta berjumlah 109 orang dan 110 subyek yang bekerja di bank pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yaitu Utrecht Work Engagement Scale (UWES) untuk keterikatan kerja, yang sudah divalidasi di banyak negara di dunia. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini terlihat bahwa kualitas kehidupan kerja dan grit memiliki peranan positif terhadap keterikatan kerja. Kualitas kehidupan kerja memiliki peranan sebesar 29% (R 2 = 0.29, p<0.01) terhadap keterikatan kerja dan grit memiliki peranan sebesar 22% (R 2 = 0.22, p<0.01) terhadap keterikatan kerja.
PERAN SELF-INADEQUACY TERHADAP PHUBBING DENGAN DISTRES PSIKOLOGIS SEBAGAI MEDIATOR Merry Ningtias; Rostiana Rostiana; Abdul Malik Gismar
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i2.19176.2022

Abstract

Adanya distres psikologis yang dialami diasumsikan berperan dalam pembentukan fenomena phubbing. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran self-inadequacy terhadap phubbing serta untuk mengetahui peran distres psikologis sebagai mediator dalam hubungan antara self-inadequacy dan phubbing. Penelitian ini dilakukan pada 320 partisipan berusia 14-48 tahun. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi Phubbing Scale dari Karadag (2015) dalam Bahasa Indonesia, adaptasi The Forms of Self-Criticism/Self-Reassuring Scale dari Gilbert (2004) dalam Bahasa Indonesia, dan adaptasi The Kessler Psychological Distress-10 (K-10) dari Kessler (2002) dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada peran yang signifikan dan positif antara self-inadequacy dan phubbing (R2 = 0.099, F = 35.061, B = 0.354, p = 0.000 < 0.05). Artinya, semakin tinggi self-inadequacy yang dimiliki oleh seseorang maka akan semakin tinggi kecenderungan untuk melakukan phubbing, begitu pula sebaliknya. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa distres psikologis berperan sebagai mediator dalam hubungan antara self-inadequacy dan phubbing. Artinya, kontribusi self-inadequacy terhadap phubbing akan semakin besar ketika individu mengalami distres psikologis.
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI DAN BERSYUKUR TERHADAP KETERIKATAN KERJA (STUDI PADA KARYAWAN PERUSAHAAN XY) Suyasa, Putu Tommy Y.S; Mangarondang, Meina Evelin; Rostiana, Rostiana
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i2.8954.2023

Abstract

This study aims to study at the role of perceived organizational support and gratitude towards work engagement. Work engagement refers to individual involvement and satisfaction with enthusiasm at work (Schaufeli, 2013). With good work engagement, Workers are expected to work optimally in difficult situations such as those experienced by workers during the WFH period related to the COVID-19 pandemic. To support the needs of work in undergoing the WFH period, XY Company Management has provided several forms of convenience and assistance. A work environment that supports employees to work well can be seen as a Perceived of Organizational Support. In this study, the researcher will involve other aspects of the Worker's inner self that can affect work engagement but are rarely researched, gratitude. This research is a quantitative study with data collection methods using convenience sampling techniques. From research conducted on 64 participants (27 women and 37 men) using the Spearman 's rho correlation test, it was found that both perceived organizational support and gratitude have roles in work engagement. In the condition of the COVID-19 pandemic, gratitude can be a factor that explains why individuals have work engagement.