Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati

The Life Cycle and Sensitivity of the Local Copepod, Apocyclops sp to Tributyltin Exposure D. Sumilat, J. Rimper, Inneke F.M. Rumengan,N.D. Rumampuk,
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 2 (2009): June 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.713 KB) | DOI: 10.24002/biota.v14i2.2367

Abstract

Uji toksisitas tributiltin secara akut telah dicobakan pada kopepoda tropis Apocyclops sp. yang diisolasi dari tambak Manembo-nembo Bitung, Sulawesi Utara. Kopepoda dikultur dalam kondisi laboratorium (25-27oC, 30 ppt dan tanpa penerangan) dengan pemberian mikroalga Nannochloropsis oculata sebagai pakan. Semua individu kopepoda yang digunakan sebagai hewan uji berasal dari sepasang induk jantan dan betina. Kopepoda untuk eksperimen tributiltin (TBT) diberi perlakuan dalam air laut dan selama eksperimen tidak diberi pakan, dan larutan stok TBT-Cl dilarutkan dalam aseton. Pengaruh starvasi (tanpa pemberian pakan) dan aseton diamati sebelum uji toksisitas TBT dilakukan. Setiap eksperimen, 10 kopepoda dewasa (5 jantan dan 5 betina) dari satu kohort dimasukkan ke dalam cawan petri (diameter 3 cm) berisi masing-masing 10 ml air laut. Ternyata perlakuan tanpa pemberian pakan tidak mempengaruhi kopepoda selama periode eksperimen. Dalam uji toksisitas TBT, hanya 3 individu yang dapat bertahan sampai akhir eksperimen (8 jam) walaupun dengan konsentrasi terendah (0.0001 ng.l-1). Kebanyakan individu telah mati sebelum 8 jam diekspos ke konsentrasi TBT 0.01 ng.l-1. Pada konsentrasi TBT yang lebih tinggi (0.1 dan 1 ng.l-1), tingkat kelulusan hidup kopepoda hanya 50% dalam waktu kurang dari satu jam, sedangkan kopepoda yang sisa masih hidup semuanya sebelum mati jam ke-4 yang diberi perlakukan. Dalam uji toksisitas ini, semua konsentrasi yang dicobakan ternyata lebih kecil dari rata-rata konsentrasi TBT di alam (10 ng.l-1). Kisaran konsentrasi TBT yang lebih lebar masih perlu diuji-cobakan untuk mengklarifikasi efek akut TBT agar dapat diperoleh konsentrasi untuk uji toksisitas secara kronis.
THE LIFE CYCLE AND SENSITIVITY OF THE LOCAL COPEPOD, APOCYCLOPS SP TO TRIBUTYLTIN EXPOSURE Rumengan, Inneke F.M.; Rumampuk, N.D.; Sumilat, D.; Rimper, J.
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 2 (2009): June 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.026 KB) | DOI: 10.24002/biota.v14i2.2690

Abstract

Uji toksisitas tributiltin secara akut telah dicobakan pada kopepoda tropis Apocyclopssp. yang diisolasi dari tambak Manembo-nembo Bitung, Sulawesi Utara. Kopepodadikultur dalam kondisi laboratorium (25-27oC, 30 ppt dan tanpa penerangan) denganpemberian mikroalga Nannochloropsis oculata sebagai pakan. Semua individukopepoda yang digunakan sebagai hewan uji berasal dari sepasang induk jantan danbetina. Kopepoda untuk eksperimen tributiltin (TBT) diberi perlakuan dalam air lautdan selama eksperimen tidak diberi pakan, dan larutan stok TBT-Cl dilarutkandalam aseton. Pengaruh starvasi (tanpa pemberian pakan) dan aseton diamatisebelum uji toksisitas TBT dilakukan. Setiap eksperimen, 10 kopepoda dewasa (5jantan dan 5 betina) dari satu kohort dimasukkan ke dalam cawan petri (diameter 3cm) berisi masing-masing 10 ml air laut. Ternyata perlakuan tanpa pemberian pakantidak mempengaruhi kopepoda selama periode eksperimen. Dalam uji toksisitas TBT,hanya 3 individu yang dapat bertahan sampai akhir eksperimen (8 jam) walaupundengan konsentrasi terendah (0.0001 ng.l-1). Kebanyakan individu telah mati sebelum8 jam diekspos ke konsentrasi TBT 0.01 ng.l-1. Pada konsentrasi TBT yang lebihtinggi (0.1 dan 1 ng.l-1), tingkat kelulusan hidup kopepoda hanya 50% dalam waktukurang dari satu jam, sedangkan kopepoda yang sisa masih hidup semuanya sebelummati jam ke-4 yang diberi perlakukan. Dalam uji toksisitas ini, semua konsentrasiyang dicobakan ternyata lebih kecil dari rata-rata konsentrasi TBT di alam (10 ng.l-1).Kisaran konsentrasi TBT yang lebih lebar masih perlu diuji-cobakan untukmengklarifikasi efek akut TBT agar dapat diperoleh konsentrasi untuk uji toksisitassecara kronis.
The Life Cycle and Sensitivity of the Local Copepod, Apocyclops sp to Tributyltin Exposure Inneke F.M. Rumengan,N.D. Rumampuk, D. Sumilat, J. Rimper
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 2 (2009): June 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v14i2.2367

Abstract

Uji toksisitas tributiltin secara akut telah dicobakan pada kopepoda tropis Apocyclops sp. yang diisolasi dari tambak Manembo-nembo Bitung, Sulawesi Utara. Kopepoda dikultur dalam kondisi laboratorium (25-27oC, 30 ppt dan tanpa penerangan) dengan pemberian mikroalga Nannochloropsis oculata sebagai pakan. Semua individu kopepoda yang digunakan sebagai hewan uji berasal dari sepasang induk jantan dan betina. Kopepoda untuk eksperimen tributiltin (TBT) diberi perlakuan dalam air laut dan selama eksperimen tidak diberi pakan, dan larutan stok TBT-Cl dilarutkan dalam aseton. Pengaruh starvasi (tanpa pemberian pakan) dan aseton diamati sebelum uji toksisitas TBT dilakukan. Setiap eksperimen, 10 kopepoda dewasa (5 jantan dan 5 betina) dari satu kohort dimasukkan ke dalam cawan petri (diameter 3 cm) berisi masing-masing 10 ml air laut. Ternyata perlakuan tanpa pemberian pakan tidak mempengaruhi kopepoda selama periode eksperimen. Dalam uji toksisitas TBT, hanya 3 individu yang dapat bertahan sampai akhir eksperimen (8 jam) walaupun dengan konsentrasi terendah (0.0001 ng.l-1). Kebanyakan individu telah mati sebelum 8 jam diekspos ke konsentrasi TBT 0.01 ng.l-1. Pada konsentrasi TBT yang lebih tinggi (0.1 dan 1 ng.l-1), tingkat kelulusan hidup kopepoda hanya 50% dalam waktu kurang dari satu jam, sedangkan kopepoda yang sisa masih hidup semuanya sebelum mati jam ke-4 yang diberi perlakukan. Dalam uji toksisitas ini, semua konsentrasi yang dicobakan ternyata lebih kecil dari rata-rata konsentrasi TBT di alam (10 ng.l-1). Kisaran konsentrasi TBT yang lebih lebar masih perlu diuji-cobakan untuk mengklarifikasi efek akut TBT agar dapat diperoleh konsentrasi untuk uji toksisitas secara kronis.
The Life Cycle and Sensitivity of the Local Copepod, Apocyclops sp to Tributyltin Exposure Inneke F.M. Rumengan; N.D. Rumampuk; D. Sumilat; J. Rimper
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 2 (2009): June 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v14i2.2690

Abstract

Uji toksisitas tributiltin secara akut telah dicobakan pada kopepoda tropis Apocyclopssp. yang diisolasi dari tambak Manembo-nembo Bitung, Sulawesi Utara. Kopepodadikultur dalam kondisi laboratorium (25-27oC, 30 ppt dan tanpa penerangan) denganpemberian mikroalga Nannochloropsis oculata sebagai pakan. Semua individukopepoda yang digunakan sebagai hewan uji berasal dari sepasang induk jantan danbetina. Kopepoda untuk eksperimen tributiltin (TBT) diberi perlakuan dalam air lautdan selama eksperimen tidak diberi pakan, dan larutan stok TBT-Cl dilarutkandalam aseton. Pengaruh starvasi (tanpa pemberian pakan) dan aseton diamatisebelum uji toksisitas TBT dilakukan. Setiap eksperimen, 10 kopepoda dewasa (5jantan dan 5 betina) dari satu kohort dimasukkan ke dalam cawan petri (diameter 3cm) berisi masing-masing 10 ml air laut. Ternyata perlakuan tanpa pemberian pakantidak mempengaruhi kopepoda selama periode eksperimen. Dalam uji toksisitas TBT,hanya 3 individu yang dapat bertahan sampai akhir eksperimen (8 jam) walaupundengan konsentrasi terendah (0.0001 ng.l-1). Kebanyakan individu telah mati sebelum8 jam diekspos ke konsentrasi TBT 0.01 ng.l-1. Pada konsentrasi TBT yang lebihtinggi (0.1 dan 1 ng.l-1), tingkat kelulusan hidup kopepoda hanya 50% dalam waktukurang dari satu jam, sedangkan kopepoda yang sisa masih hidup semuanya sebelummati jam ke-4 yang diberi perlakukan. Dalam uji toksisitas ini, semua konsentrasiyang dicobakan ternyata lebih kecil dari rata-rata konsentrasi TBT di alam (10 ng.l-1).Kisaran konsentrasi TBT yang lebih lebar masih perlu diuji-cobakan untukmengklarifikasi efek akut TBT agar dapat diperoleh konsentrasi untuk uji toksisitassecara kronis.
Co-Authors Ahmad Ismail Akerina, J. Alfret Luasunaung Anggraeny, Dyta Anindito Leksono Ariyati H Fadel Budiyanto Budiyanto Calvyn F. A. Sondak, Calvyn F. A. Carolus Paulus Paruntu D. Sumilat Daniel Limbong Deiske Adeliene Sumilat, Deiske Adeliene Didit Dewanto Edi Suryanto Elvy L. Ginting, Elvy L. Emma Suryati Erly Kaligis Erly Kaligis F. Losung, F. Fallen B. Sandana Fembri, Fransiskus Gerung, Pramulya R.A Ginting, Elvy Like Gregoria S. S. Djarkasi Grevo S Gerung Harino, Hiroya Harino, Hiroya Henneke Pangkey Hens Onibala Herson, Nur Afiah Hety B Lahope Indra R.N. Salindeho Indriasari ., Indriasari Inoue, Koji Inoue, Koji Ixchel F Mandagi J. Rimper Jantje Pongoh John Kekenusa Johny Budiman Joice R.T.S.L Rimper Joppy Mudeng Julius Sampekalo K. W.A. Masengi Lahimade, Melisa Lintang, Rosita AJ Lucia Cecilia Mandey Lumuindong, Frans Luntungan, Aldian H. Luntungan, Aldian H. Makapedua, Daisy M. Manoppo, Victoria Manu, Lusia Markus T. Lasut Marseni Sulung Masengi, Akira W. R. Masengi, E. I. K.G. Masengi, K.W.A Melky R Pattiwael Mongan, Jemsi Mopay, Maratade N. D. Rumampuk, N. D. N.D. Rumampuk Nasution, Ali Napiah Nawangsari Sugiri Pangemaman, Trezya Nilam Sari Pangkey, Henneke D. Patricia Untu, Patricia Petrus P Letsoin Pipih Suptijah Rampengan, M. M.F. Rampengan, Royke Remy E. P Mangindaan RICHARDUS KASWADJI Rignolda Djamaluddin Rina Kundre Rinny Modaso Riny Modaso Rompas, Gebriela Roring, Jordan Iglesias Rudi Prabowo Rumampuk, N.D. Salindeho, Netty Salindeho, Netty Sammy N.J. Longdong Songgigilan, Anisha M.G Sri Yuningsih Noor Stenly Wullur Sumampouw, Eliza J Sumilat, Deiske A. A. Sumual, Maria Fransisca Talumepa, Anggun C. N. Trina Tallei Veibe Warouw Wattayakorn, Gullaya Wattayakorn, Gullaya Wilhelmina Patty Wulur, Stenly Yatsuzuka, Emi Yatsuzuka, Emi Zammrud Lantiunga Zebua, Nistiarni