Aksesibilitas menjadi aspek penting dalam merancang fasilitas kesehatan untuk memastikan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan bagi semua pengguna, termasuk penyandang disabilitas. Gedung rawat inap RS Karima Utama menghadapi sejumlah masalah terkait aksesibilitas, seperti tangga darurat yang tidak sesuai standar, ukuran ramp yang tidak memadai, dan jarak antar pintu masuk yang kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengoptimalkan desain aksesibilitas gedung tersebut berdasarkan prinsip Aksesibilitas dan Universal Design. Penelitian ini menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD), diawali dengan kajian terhadap denah bangunan serta survei langsung ke lapangan. Berdasarkan data yang diperoleh, dibuat tiga alternatif desain baru yang kemudian dibahas melalui proses FGD. Dari hasil diskusi, alternatif kedua dipilih karena dinilai paling efektif dalam meningkatkan kemudahan akses. Penelitian menunjukkan bahwa gedung tersebut memerlukan perbaikan karena belum sepenuhnya memenuhi standar yang berlaku. Perbaikan yang direkomendasikan antara lain memperlebar tangga darurat dari 1 meter menjadi 1,2 meter agar sesuai standar, menambah pintu utama di sisi timur gedung untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan, serta memperpanjang ramp dari 6 meter menjadi 8 meter dan memperlebar ramp dari 1,17 meter menjadi 1,2 meter, menyesuaikan dengan prinsip aksesibilitas dan Universal Design. Meskipun alternatif kedua memiliki kekurangan berupa hilangnya dua ruang rawat inap, hal ini tidak berdampak signifikan karena sejak awal jumlah ruang rawat inap sudah dirancang lebih dari kebutuhan minimum, sehingga pengurangan dua ruangan tidak akan mengganggu fungsi utama gedung.