Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Saintika Meditory

PENGARUH KONSUMSI JUS NANAS TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA ARTHRITIS GOUT Annita Annita; Honesty Diana Morika; Indah Komala Sari
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 2, No 1 (2019): November 2019
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v2i1.435

Abstract

Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia)merupakan factor utama terjadinya atritis gout. Salah satu cara untuk menurunkan kadar asam urat yaitu dengan pemberian jus nanas. Dimana nanas ini memiliki kandungan Vitamin C, alkaloid, Vitamin B6, Kalium, beserta enzim bromelain dimana kandungan yang terdapat dalam nanas tersebut yang berperan sebagai menurunkan kadar asam urat serta sebagai anti inflamasi (peradangan) pada sendi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh konsumsi jus nanas terhadap kadar asam urat pada penderita atritis. Jenis penelitian ini yaitu eksperimen design dengan rancangan one group pretest postest design.  Jumlah sample yaitu 16 responden yang dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data diolah secara komputerisasi dengan analisa univariat menggunakan statistic deskripstif dan analisa bivariat menggunakan uji t-test dependen dengan tingkat kemaknaan 95% (p value ≤ 0,05). Hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan rata-rata sebelum diberikan perlakuan sebesar 8.631 dan sesudah diberikan perlakuan sebesar 7.181 dengan nilai p= 0,000 dimana p ≤ 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adanya pengaruh konsumsi jus nanas terhadap kadar asam urat pada penderita artritis gout.
PENGARUH JUS SIRSAK TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA ARTRITIS GOUT Indah Komala Sari; Tiurmaida Simandalahi; Honesty Diana Morika
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 1, No 1 (2018): November 2018
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v1i1.251

Abstract

Artritis Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai oleh penumpukan asam urat. Gangguan akibat kadar asam urat yang tinggi mengakibatkan nyeri sendi kuat, pembengkakan sendi, peradangan pada sendi, dan kerusakan pada sendi. Salah satu tindakan untuk mengatasi Artritis Gout secara nonfarmakologi yaitu dengan jus sirsak. Sirsak mengandung asam malat dan antioksidan yang dapat menurukan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh jus sirsak terhadap kadar asam urat pada penderita Artritis Gout di wilayah kerja Puskesmas Lubug Begalung Padang tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah Quasy Exsperiment dengan pendekatan Non Equivalent Control Group yang telah dilaksanakan pada tanggal 19-26 Agustus 2018.Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita Artritis Gout di Wilayah Kerja Puskesmas Lubug Begalung Padang pada bulan Maret – Agustus 2018 dengan jumlah pasien 166 orang. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang penderita Artritis Gout yang mengkonsumsi obat.Data diolah secara komputerisasi dengan analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan ujiT-test independent.Hasil penelitian didapatkan terdapat perbedaan rata-rata kadar asam urat pada kelompok kontrol pengukuran pretest adalah 8,370 mg/dL dan posttest 6,830 mg/dL, sedangkan padakelompok intervensi setelah diberikan jus sirsak rata-rata kadar asam urat pretest adalah 8,550 mg/dL dan posttest 5,680. Berdasarkan uji statistik didapatkan p Value = 0,000 (P ≤ 0,05) yang berarti ada pengaruh antara jus sirsak dan kadar asam urat.Disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jus sirsak terhadap penurunan kadar kadar asam urat pada penderita Artritis Gout di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung padang tahun 2018. Hasil penelitian ini dapat memberi masukkan bagi Puskesmas Lubug Begalung Padang dalam memberikan terapi nonfarmakologi jus sirsak yang bermanfaat dalam menurunkan kadar asam urat pada penderita Artritis Gout.
HUBUNGAN HASIL BASIL TAHAN ASAM (BTA) DENGAN LAMANYA PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU Eliza Arman; Nuriah Nuriah; Indah Komala Sari; Niken Niken
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 5, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v5i1.1495

Abstract

Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis dan Indonesia menduduki posisi ketiga terbesar didunia. Selain Paru tuberkulosis bisa juga menyerang organ tubuh lainnya. Penularan terjadi dari percikan dahak dan sering disebut air borne disease. Pengobatan TB Paru dilakukan selama 6 bulan atau lebih. Jika penderita menghentikan pengobatan maka harus mengulangi pengobatan intensif selama 2 bulan pertama. Pengobatan yang tidak teratur dapat menimbulkan kekebalan a kuman TB terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance. Berdasarkan Observasi dilapangan masih ditemui pola fikir masyarakat yang masih minim tentang kesehatan dan merasa malu dengan penyakit tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemeriksaan Follow up Basil Tahan Asam (BTA) dengan lamanya pengobatan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Bukit Timah. Jenis penelitian ini menggunakan metode observasional bersifat analitik. Penelitian dilakukan di Puskesmas Bukit Timah dengan jumlah sampel 30 sampel. Penelitian menggunakan uji chi square dengan menggunakan perangkat lunak komputer server computer IBM SPSS Statistics 24. Hasil analisis univariat ditemukan 1 orang (3,33%) +1, 1 orang (3,33%) Scanty dinyatakan gagal pengobatan Kategori I pindah pengobatan Kategori 2, 28 orang 93,33% dinyatakan berhasil pengobatan Kategori I.Analisis bivaria didapat koreksi koreksi (Fisher’s Exact Test) dengan nilai P Value Sig 0,002 < α 0,05 maka dapat diambil kesimpulan secara statistic bahwa Ho ditolak, artinya ada hubungan antara hasil pemeriksaan follow up mikroskopis basil tahan asam (BTA) dengan lamanya pengobatan tuberkulosis paru di Puskesmas Bukit Timah sehingga responden dengan hasil follow up mikroskopis basil tahan asam positif mempunyai resiko 0,071 kali lebih besar untuk masa pengobatan lebih dari 6 bulan atau gagal pengobatan kategori I dibandingkan dengan responden hasil follow up mikroskopis basil tahan asam negatif. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada puskesmas, kampus dan peneliti selanjutnya dapat memberi edukasi yang intensif , patuh mengikuti aturan minum obat secara benar , tuntas dan acuan pengetahuan terhadap hubungan pemeriksaan follow up mikroskopis BTA dengan lamanya pengobatan tuberculosis paru.
HUBUNGAN UMUR IBU, PARITAS DAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS BHAYANGKARA PADANG Siti Aisyah Nur; Indah Komala Sari; Honesty Diana Morika
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 5, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v5i1.2051

Abstract

BBLR memberikan kontribusi substansial untuk mortalitas dan morbiditas neonatal, bayi, dan anak. Jumlah bayi lahir dengan BBLR sekitar 0,53% dari 87.362 ibu hamil yang melahirkan bayi hidup di 23 Kabupaten yang ada di Provinsi Sumbar Bayi. Tujuan penelitian untuk Mengetahui Hubungan Umur, Paritas dan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Bhayangkara Padang tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan studi kasus control (case control study) dengan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dilakukan pada 10-15 Oktober Oktober 2021 di RS Bhayabgkara Padang. Analisa data dengan analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji Chi-Square. Dari hasil penelitian didapatkan kejadian BBLR (50%), umur ibu beresiko (34,9%), paritas beresiko (62,5%) jarak kehamilan tidak iedal (39,6%). Ada hubungan umur ibu dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Bhayangkara Padang tahun 2021 (p = 0,000). Ada hubungan Paritas dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Bhayangkara Padang tahun 2021 (p=0,000). Ada hbungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Bhayangkara Padang tahun 2021 (p=0,012). Saran untuk Pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan terutama dalam masa pandemi dalam merawat ibu hamil dan bersalin serta memberikan informasi yang baik untuk menghindari resiko atau komplikasi selama kehamilan dan persalinan nantinya.Kata Kunci : Umur Ibu, Paritas, Jarak Kehamilan dan Kejadian BBLR 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG KOTA PADANG Sari, Indah Komala; Sartiwi, Weni; Herlina, Andika; Kurnia, Rahma; Gusnita, Dara
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 2 (2024): November 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i2.2906

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh balita disebabkan oleh kurang gizi kronis. Prevalensi kejadianstunting di Indonesia menurut SSGI (2022) sebanyak 21,6%. Kasus stunting di Indonesia masihtergolong tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor tingkat pengetahuan ibu, pemberianMPASI dan pernikahan dini yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita.Jenis penelitiandeskriptif analitik dengan metode cross sectional study. Penelitian dilakukan di Puskesmas SeberangPadang pada tanggal 20-31 Mei dan 9-11 Juli 2024. Populasi seluruh ibu yang mempunyai anak balitadi Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang pada bulan Januari 2024 berjumlah 68 orang. Sampelpenelitian sebanyak 68 orang diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakankuesioner. Pengolahan data secara komputerisasi menggunakan uji chi-square.Hasil penelitiandidapatkan kejadian stunting (28%), lebih dari separuh (54,4%) responden berpengetahuan rendah,sebagian (42,6%) responden memberikan MPASI kurang, sebagian (36,8%) responden menikah dini.Hasil bivariat menunjukkan hubungan tingkat pengetahuan ibu (p value=0,002), pemberian MPASI(p value=0,007), pernikahan dini (p value=0,001) dengan kejadian stunting.Kesimpulan terdapathubungan tingkat pengetahuan ibu, pemberian MPASI dan pernikahan dini dengan kejadian stuntingWilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang. Diharapkan pihak posyandu memberikan penyuluhanmengenai stunting, guna memperbaiki pemahaman ibu mengenai faktor resiko stunting.Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, MPASI, Pernikahan Dini, Stunting
HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DAN FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA Sari, Indah Komala; Yanti, Etri; Aisyah Nur, Siti; Diana Morika, Honesty
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 2 (2023): November 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i2.2117

Abstract

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2020, cakupan pemberian ASI eksklusif di SumateraBarat hanya 25,6%. Cakupan tersebut lebih rendah dibandingkan pada tahun 2019 sebesar 45,18%.Cakupan Tahun 2021 mendapatkan hasil sebesar 60%. Tujuan penelitian Untuk MengetahuiHubungan Perawatan Payudara dan Frekuensi Menyusui dengan Kelancaraan Produksi ASI Pada IbuMenyusui diWilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Jenis penelitian kuantitatif, metodeyang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Penelitian telah dilakukan diPuskesmas Lubuk Buaya pada bulan Agustus 2023. Pengambilan sampel mengunakan teknik totalsampling berjumlah 77 orang. Data dianalisa mengunakan univariat dan bivariat mengunakan uji chi-square. Hasil penelitian lebih dari separuh yaitu 58,4% kelancaran produksi ASI tidak lancar, Lebihdari separuh 53,2% tidak melakukan perawatan payudara pada ibu menyusui, lebih dari separuh59.7% frekuensi menyusui tidak tepat. Ada hubungan antara perawatan payudara dengan kelancaranproduksi ASI pada ibu menyusui dengan p-value 0,002. Ada hubungan frekuensi menyusui dengankelancaran produksi ASI pada ibu menyusui dengan p-value 0,000. Berdasarkan hasil penelitian makadapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perawatan payudara dan frekuensi menyusui dengankelancaran produksi ASI pada ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas lubuk buaya kota padang.Saran, Kepada petugas Puskesmas Lubuk Buaya untuk dapat memberikan edukasi penyuluhanmenggunakan leaflet, poster yang tepat kepada Ibu menyusui tentang kelancaran produksi ASIKata Kunci: Perawatan Payudara, Frekuensi Menyusui, Kelancaran Produksi ASI
PENGARUH PEMBERIAN JUS MENGKUDU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS Sari, Indah Komala; Nur, Siti Aisyah; Morika, Honesty Diana; Sartiwi, Weni; Hasrinal, Hasrinal
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i1.1837

Abstract

Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefenisikansebagai tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg. Dampak dari penyakithipertensi ini jika dibiarkan secara terus menerus tidak terkontrol dapat menimbulkan kerusakanpada ginjal (gagal ginjal), jantung ( penyakit jantung koroner ) dan otak ( menyebabkan stroke),kebutaan bahkan menyebabkan kematian. Peran perawat dalam menyikapi masalah hipertensi, yaitumemberikan pendidikan kesehatan pada individu/pasien dan keluarga salah satunya menganjurkanpasien untuk mengkomsumsi jus mengkudu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian jus mengkudu terhadap penurunan Tekanan Darah pada pasien Hipertensi di wilayahkerja Puskesmas Andalas Padang. Metode penelitian Quasi-Eksperimen. Sampel dalam penelitianini sebanyak 16 orang, dengan metode pengambilan sampel menggunakan teknik PurposiveSampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata tekanan darah sistolik responden (pretest)151,88 mmHg dengan standar deviasi 5,123 mmHg. Tekanan darah sistolik tertinggi adalah 160mmHg dan terendah 140 mmHg dan rata rata tekanan darah diastolik responden (pretest) 88,81mmHg dengan standar deviasi 0,941 mmHg. Hasil uji statistik di dapatkan p Value 0,000 berarti adaperbedaan antara tekanan darah sistolik penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan jusmengkudu. Disarankan kepada pihak puskesmas untuk dapat menggunakan pengobatantrasdisonianal ini untuk mengontrol hipertensi pada pasien lansia.Kata Kunci: Hipertensi, jus mengguku
PENGARUH ANTI RETRO VIRAL (ARV) TERHADAP KADAR CD4, SGOT DAN SGPT PADA PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) Yusuf, Rahmi Novita; Ibrahim, Ibrahim; Sari, Indah Komala; Zamsri, Yuliani
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 1 (2024): Mei 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i1.2735

Abstract

Human Immunodeficiency Vyrus (HIV) is a virus that attacks and damages the human immune system which causes a decrease in CD4 levels in the body. CD4 is a marker or markers that are on lymphocytes. Handling HIV is carried out with Anti Retro Viral (ARV) therapy which aims to suppress viral replication. The use of ARVs consisting of several drugs requires special attention, one of which is monitoring liver function by examining SGOT and SGPT. The purpose of this study was to determine the effect of ARVs on CD4, SGOT and SGPT levels in HIV patients at RSUP Dr. M. Djamil Padang. This research is a type of analytical observation research with a retrospective design. The population in this study were 115 HIV patients with a sample of 89 people. Analysis of research data was carried out using the Paired Sample T-test. It was obtained that the average CD4 level of HIV patients before ARV was 197.9 cells/mm3 with a minimum score of 106 cells/mm3 and a maximum score of 340 cells/mm3. the average score of CD4 levels in HIV patients after ARV  is 247.3 cells/mm3 with a minimum score of 145 cells/mm3 and a maximum score of 456 cells/mm3. the average score of SGOT levels in HIV patients before ARVs was 24.84 U/L with a minimum score of 14 U/L and a maximum score of 40 U/L. the average score of SGOT levels in HIV patients after ARV is 29.61 U/L with a minimum score of 15 U/L and a maximum score of 45 U/L. the average SGPT level of HIV patients before ARV was 24.84 U/L with a minimum value of 10 U/L and a maximum score of 47 U/L and the average SGPT level score of HIV patients after ARV was 27.70 U/L with minimum score of 11 U/L and maximum score of 49 U/L. The results of the Paired Sample T-Test for the effect of ARVs on CD4, SGOT and SGPT levels in HIV patients were p value = 0.000 (a = 0.05) meaning that pv is less than a, which means that statistically Ha is accepted and Ho is rejected. The conclusion of the research results is that there is an effect of ARVs on CD4, SGOT and SGPT levels in HIV patients at RSUP Dr. M. Djamil Padang. Keywords         : HIV, Anti Retro Viral Therapy (ARV)