Claim Missing Document
Check
Articles

Found 79 Documents
Search
Journal : Jurnal Produksi Tanaman

PENGARUH LAMA PENGGUNAAN MULSA DAN PUPUK KANDANG PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS POTRE KONENG Utama, Hermawan Nugraha; Sebayang, Husni Thamrin; Sumarni, Titin
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung varietas Potre Koneng memilki potensi hasil yang lebih tinggi dibandingkan varietas lokal lainnya. Keadaan iklim madura yang kering dan tingkat evarporasi yang tinggi maka di perlukan mulsa dan pupuk organik (kandang) agar tanah dapat menjaga kelembaban tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama peng-gunaan mulsa plastik hitam perak dan pupuk kandang dengan beberapa taraf dosis terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Sep-tember sampai bulan Desember 2012 di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kota Malang. Penelitian menggunakan Ranca-ngan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu penggunaan mulsa (M) dan dosis pupuk kandang (P) yang diulang 3 kali. Pada penggunaan mulsa, tanpa mulsa (M0), penggunaan mulsa sampai 21 hst (M1), dan penggunaan mulsa sampai 35 hst (M2). Pada dosis pupuk kandang, tanpa pupuk kandang (P0), dosis 2,5 ton ha-1 (P1), dosis 5 ton ha-1 (P2), dan dosis 7,5 ton ha-1 (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mulsa sampai 35 hst meng-hasilkan hasil yang lebih tinggi diban-dingkan dengan perlakuan tanpa mulsa pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tana-man, indeks luas daun dan panjang tongkol, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil jagung. Perlakuan pupuk kandang dengan dosis 7,5 ton ha-1 menghasilkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pu-puk kandang pada pengamatan tinggi tanaman, bobot kering total tanaman dan panjang tongkol, tetapi tidak berpe-ngaruh terhadap hasil jagung. Kata kunci: Jagung, mulsa, pupuk kan-dang, kelembaban tanah
PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK DAN PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) VARIETAS PS. 881 Nasution, Kharisma Hapsarini; Islami, Titiek; Sebayang, Husni Thamrin
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan gula semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk dan beraneka ragamnya jenis makanan (Fatimah, 2010). Hal ini belum bisa dipenuhi oleh beberapa industri gula dalam negeri. Ini disebabkan oleh produktivitas tebu yang rendah. Penyebabnya adalah keberadaan gulma. Selain itu, pupuk juga berpengaruh terhadap pertumbuhan gulma di sekitarnya. Penggunaan dosis pupuk anorganik yang tepat dibutuhkan pula agar dapat mengurangi gulma. Penelitian yang bertujuan untuk menentukan dosis pupuk dan pengendalian gulma yang tepat pada pertumbuhan tanaman tebu telah dilaksanakan di lahan milik PG Kebon Agung, Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Juni-September 2012. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial di-rancang secara acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu dosis pupuk (A) dan pengendalian gulma (G) yang diulang 3 kali. Pada dosis pupuk ada pupuk majemuk NPK 200 kg ha-1 dan pupuk ZA 600 kg ha-1 (A1), pupuk majemuk NPK 400 kg ha-1 dan pupuk ZA 800 kg ha-1 (A2); dan pupuk majemuk NPK 600 kg ha-1 dan pupuk ZA 1000 kg ha-1 (A3) dan pada pengendalian gulma ada penyiangan pada 30 hst (G1), aplikasi herbisida 2,4-D (G2), aplikasi herbisida Ametrin dosis (G3), dan aplikasi herbisida 2,4-D dosis dan herbisida Ametrin dosis (G4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pem-berian pupuk majemuk NPK dosis 400 kg ha-1 dan pupuk ZA 800 kg ha-1 menghasilkan diameter batang yang lebih besar. Kombinasi perlakuan pupuk majemuk NPK dosis 200 kg ha-1 dan pupuk ZA 600 kg ha-1 yang diikuti oleh aplikasi herbisida Ametrin (A1G3) menghasilkan bobot kering gulma yang lebih rendah. Kata kunci: tebu, pupuk anorganik, pengendalian gulma, herbisida 2, 4-D, herbisida Ametrin.
PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.) Widyanto, Arief; Sebayang, Husni Thamrin; Soekartomo, Sardjono
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nitrogen ialah salah satu untur penting yang berpengaruh terhadap hasil jagung manis. Zeolit untuk meningkatkan serapan nitrogen pada tanaman jagung. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh tanaman jagung manis terhadap aplikasi zeolit dan pupuk urea, telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Brawijaya, Desa Jatikerto pada bulan Mei 2009 sampai Juli 2009. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) diulang 3 kali. Perlakuan dosis pupuk urea (N) ditempatkan pada petak utama yang terdiri dari 3 tingkat, ialah : N1 = 75 kg ha-1, (2). N1 = 150 kg ha-1 dan (3). N2 = 300 kg ha-1. Aplikasi dosis zeolit ditempatkan sebagai anak petak (Z) yang terdiri dari 4 tingkat , ialah : (1). Z0 = 0 kg ha-1, (2). Z1 = 250 kg ha-1, (3). Z2 = 500 kg ha-1 dan (4). Z3 = 750 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara aplikasi zeolite dengan pupuk urea terhadap jumlah daun, tinggi tanaman, luas daun dan hasil jagung manis. Kombinasi dosis zolit 750 kg ha-1 dengan dosis urea 50 kg ha-1 menunjukan hasil terbaik terhadap luas daun, tinggi tanaman dan bobot kering total/tanaman dibandingkan dengan perlakuan dosis urea 300 kg ha-1 tanpa pemberian zeolit. Pupuk urea meningkatkan pertumbuhan tanaman jangung manis. Sedangkan aplikasi zeolit berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pemberian zeolit dosis 500 kg ha-1 dapat meningkatkan hasil tongkol tanpa klobot dibandingkan tanaman tanpa pemberian zeolit. Kata kunci: jagung manis, aplikasi zeolit dan urea
PENGARUH WAKTU PENYIANGAN GULMA PADA SISTEM TANAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DENGAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz.) Hardiman, Tomy; Islami, Titiek; Sebayang, Husni Thamrin
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu penyiangan gulma pada tumpangsari antara kacang tanah dan ubi kayu. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Jatikerto FP-UB di Desa Jatikerto, Kec. Kromengan Kabupaten Malang pada bulan April 2013 sampai dengan Juli 2013. Percobaan ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu (G1) : tidak disiang, (G2) : penyiangan umur 2 mst, (G3) : penyiangan umur 4 mst, (G4) : penyiangan umur 6 mst, (G5) : penyiangan umur 2 mst dan 4 mst, (G6) : penyiangan umur 2 mst dan 6 mst, (G7) : penyiangan umur 4 mst dan 6 mst, (G8) : penyiangan umur 2 mst, 4 mst dan 6 mst dan (G9) : bebas gulma sampai panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma yang dominan adalah gulma dari golongan berdaun lebar seperti Heliotropium indicum L., Cleome rotidospermae, Hedyotis corymbosa L. Lamk., Phyllanthus niruri serta Eclipta prostrata dan gulma dari golongan teki yaitu Cyperus rotundus. Penyiangan gulma yang dilakukan umur 2 mst dan 4 mst berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering, jumlah polong dan jumlah biji kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada sistem tumpangsari dengan ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) apabila dibandingkan dengan tanpa penyiangan. Kata kunci: Tumpangsari, waktu penyiangan, kacang tanah, ubi kayu
PENGARUH APLIKASI HERBISIDA PRA TANAM CUKA (C2H4O2), GLIFOSAT DAN PARAQUAT PADA GULMA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) Utomo, Dwi Wahyu Sulistyo; Nugroho, Agung; Sebayang, Husni Thamrin
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengendalian gulma scara ikimia ialah pengndalian menggunkan senyawa beracun yang dapat menghambata atau mematikan gulma mengunakan herbisida. Penggunaan herbisida memiliki efek samping yaitu residu pada lingkungan dan resistensi gulma. Diperlukan alternatif herbisida lain untuk pengendalian gulma yang ramah lingkungan seperti cuka.  Tujuan penelitian ini untuk mempelajari penggunaan cuka sebagai herbisida dibandingkan dengan glifosat dan paraquat dalam mengendalikan gulma kedelai dilaksanakan di Kebun Percobaan Jatikerto FP-UB, Desa Jatikerto, Kec. Kromengan Kabupaten Malang pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juli 2013. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu (P1) : Tanpa penyiangan; (P2) : Penyiangan pada 21 dan 42 hst; (P3) : Herbisida cuka 5%; (P4) : Herbisida cuka 20%; (P5) Herbisida glifosat 1 L ha-1; (P6) : Herbisida glifosat 3 L ha-1; (P7) : Herbisida paraquat 1 L ha-1 dan (P8) : Herbisida paraquat 3 L ha-1. Uji BNT 5% menunjukkan bahwa aplikasi cuka 20% sebagai herbisida tidak berbeda nyata dibandingkan paraquat 3 L ha-1 dan glifosat 1 L ha-1, tetapi cuka 20% berbeda nyata lebih kecil dalam mengendalikan pertumbuhan gulma dan meningkatkan pertumbuhan serta hasil tanaman kedelai dibandingkan dengan glifosat 3 L ha-1. Kata kunci : Herbisida cuka, paraquat, glifosat, kedelai
PENGARUH PENGENDALIAN GULMA PADA TUMPANG SARI UBI KAYU (Manihot esculenta) DENGAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Setiawan, Dhimas Prakoso; Karyawati, Anna Satyana; Sebayang, Husni Thamrin
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi kayu ialah tanaman yang berperan penting dalam sektor tanaman pangan dan industri. Produksi ubi kayu Indonesia mengalami kenaikan 5 tahun belakangan ini  dari 21,7 juta ton menjadi 25,5 juta ton. Jarak tanam lebar pada ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk tumpang sari dengan kacang tanah. Kacang tanah yang ditanam diantara ubi kayu dapat menekan tumbuhnya gulma. Penelitian ini di-laksanakan di Kebun Percobaan Jatikerto, Kec. Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2012 sampai dengan Juli 2013. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali, yaitu (P0) : tanpa pengendalian gulma, (P1) : penyiangan 21 hst, (P2) : penyiangan 42 hst, (P3) : herbisida pra-tumbuh (Oksifluorfen 1 l ha-1), (P4) : herbisida pasca-tumbuh (2,4-D 1 l ha-1), (P5) : herbisida pra-tumbuh dan pasca-tumbuh 1 l ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma yang dominan di semua umur pengamatan kacang tanah ialah Cyperus rotundus dan Cynodon dactylon. Penyiangan 21 hst (P1), 42 hst (P2), dan aplikasi herbisida pasca-tumbuh 1 l ha-1 (P4) memberikan hasil kacang tanah yang nyata lebih baik pada jumlah polong isi, bobot biji per tanaman, hasil (ton ha-1), dan pada bobot segar umbi dan hasil ton ha-1 ubi kayu. Kata kunci : Tumpang sari, pengendalian gulma, ubi kayu, kacang tanah
PENGARUH DOSIS PUPUK N, P, K DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAPPERTUMBUHAN DAN HASIL WIJEN (Sesamum indicum L.) Kurniawan, Febriyanto Andika; Baskara, Medha; Sebayang, Husni Thamrin
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 4 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman wijen ialah salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang mempunyai potensi agroindustri cerah khususnya aneka industri dan minyak makan (Mardjono, et al., 2007). Produksi wijen di Indonesia hanya 2.500 ton per tahun, sedangkan kebutuhan konsumsi dalam negeri mencapai 4.500 ton per tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil produksi wijen di dalam negeri lebih kecil dibandingkan tingkat konsumsinya (Anindita, 2007). Kendala utama dalam pengembangan wijen adalah rendahnya hasil panen. Salah satu cara untuk meningkatkan produktifitas yaitu dengan cara pemupukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N, P, K dan pupuk kandang sapi serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil wijen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kec.Kromengan, Kab. Malang. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 3 ulangan. Adapun perlakuannya sebagai berikut : faktor pertama yaitu pemberian dosis pupuk N, P dan K, faktor kedua yaitu pemberian dosis pupuk kandang sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi 1000 kg ha-1 dan pupuk anorganik 100 kg ha-1 Urea + 50 kg ha-1 SP-36 + 50 kg ha-1 KCl dapat meningkatkan hasil panen, jumlah polong jumlah biji per polong dan jumlah cabang per tanaman. Pemberian pupuk kandang kandang sapi 1500 kg ha-1 dan pupuk anorganik 150 kg ha-1 Urea + 100 kg ha-1 SP-36 +100 kg ha-1 KCl dapat meningkatkan berat kering total tanaman, bobot total biji per polong, bobot kering total gulma. Kata kunci : wijen, dosis pupuk, anorganik, pupuk kandang sapi
PENGENDALIAN GULMA PADA BERBAGAI TARAF PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) Mubarak, Al Fath Mubin; Widaryanto, Eko; Sebayang, Husni Thamrin
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 7 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produksi kentang di Indonesia perlu dilakukan. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan menambahkan unsur hara melalui pemupukan nitrogen dan melakukan metode pengendalian gulma yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dosis pupuk nitrogen pada kompetisi dengan gulma  sehingga dapat mengetahui waktu yang tepat dalam mengendalikan gulma dan pengaruh terhadap hasil kentang (Solanum tuberosum L.). Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2013, di Desa Sumberbrantas, Kec. Bumiaji, Kota Batu. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan pengendalian gulma (G) dan pemupukan nitrogen (P). Herbisida pra tumbuh oksifluorfen efektif dalam menurunkan pertumbuhan gulma dari 0-49 hst. Herbisida pra tumbuh oksifluorfen tidak berbeda secara nyata apabila dibandingkan dengan perlakuan bebas gulma (pengendalian gulma tujuh hari sekali sampai panen). Herbisida pra tumbuh oksifluorfen dapat menurunkan pertumbuhan gulma sampai 74.28% apabila dibandingkan dengan pengendalian gulma pada umur 21 dan 49 hst. Herbisida pra tumbuh oksifluorfen + N 130 kg ha-1 menunjukkan rata-rata lebih tinggi 20.98% dan 13.73%, dibandingkan dengan perlakuan bebas gulma (pengendalian gulma tujuh hari sekali sampai panen) + N 130 kg ha-1 pada parameter jumlah daun dan luas daun. Perlakuan herbisida pra tumbuh oksifluorfen + N 130 kg ha-1 dan pengendalian gulma pada umur 21 dan 49 hst + N 130 kg ha-1 menghasilkan produksi per hektar yang lebih tinggi yaitu sebesar 1498,93 kg ha-1 dan 1387.37 kg ha-1. Penambahan pupuk nitrogen sebesar 130 kg ha-1 merupakan perlakuan yang dapat meningkatkan hasil kentang. Kata kunci : Solanum tuberosum L, pupuk nitrogen, pengendalian gulma, hasil kentang
PENGARUH PENGENDALIAN GULMA PADA BERBAGAI UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Dwi Respati, Citra Surya; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya; Sebayang, Husni Thamrin
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 4 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu usaha yang dapat dilakukan agar diperoleh hasil tanaman padi yang optimal ialah dengan memperkecil tingkat persaingan gulma dan mengoptimalkan umur bibit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyiangan, herbisida metil metsulfuron dan umur bibit. dilaksanakan di Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan pada bulan Januari – Mei 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bibit umur 7 dan 14 hss yang disiang pada 21 dan 42 menunjukkan hasil lebih baik pada tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, bobot kering total tanaman dan hasil padi sawah t ha-1 jika dibandingkan dengan perlakuan bibit umur 21 hss yang disiang pada 21 dan 42 hst. Gulma yang dominan pada perlakuan diantaranya adalah Echinochloa colona, Leptochloa chinensis, Fimbristylis miliaceae, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava dan Ludwigia perenis. Kata kunci: Padi, Penyiangan, Herbisida, Umur Bibit
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN UKURAN BIBIT PADA PERTUMBUHAN PEMBIBITAN TEBU (Saccharum officinarum L.) Yulianingtyas, AmaliaPangestu Yulianingtyas Pangestu; Sebayang, Husni Thamrin; Tyasmoro, Setyono Yudo
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 5 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bibit sebagai bahan tanam sangat menentukan produktivitas hasil dari tebu giling. Pertumbuhan awal bibit ditentukan oleh media tanam dan ukuran bibit (cadangan makanan). Limbah dari pabrik gula yaitu blotong, ampas tebu dan abu ketel dapat dipakai sebagai media tanam dalam potray dan polybag. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ukuran bibit dan komposisi media tanam pada pertumbuhan bibit tebu (Saccharum officinarum L.). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Oktober 2013 di PTPN X PG. Tjoekir, Jombang. Bahan- bahan yang digunakan antara lain bibit tebu varietas PS 882, media tanam yaitu pasir, tanah, kompos blotong, ampas tebu dan abu ketel, larutan desinfektan (lysol) dan ZPT (Atonik). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi dengan petak utama : (1) Komposisi media tanam 1 tanah, 1 pasir dan 1 kompos blotong (M0), (2) Komposisi media tanam 1 tanah, 1 pasir dan 1 ampas tebu (M1), (3) Komposisi media tanam 1 tanah, 1 pasir dan 1 abu ketel (M2) dan anak petak yaitu  ukuran bibit : (1) Bibit bagal panjang 20 cm dengan 1 mata tunas (S0), (2) Bibit bagal panjang 10 cm dengan 1 mata tunas (S1), (3) Bibit bagal panjang 5 cm dengan 1 mata tunas (S2), (4) Bibit budchip panjang 2,2 cm (S3). Terdapat interaksi pada komposisi media tanam dengan macam-macam ukuran bibit yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan pembibitan pada awal tanaman tebu. Komposisi media tanam kompos blotong dan bibit bagal panjang 20 cm dengan 1 mata tunas memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan bibit tanaman tebu. Kata kunci : Tebu, Media Tanam, Ukuran Bibit, Pembibitan
Co-Authors Adzanu, Mahfud Agus Suryanto Agzarida, Indyana Aini Nurul Al Fath Mubin Mubarak Alima Fazari, Faiz Tsauban AmaliaPangestu Yulianingtyas Pangestu Yulianingtyas, AmaliaPangestu Yulianingtyas Pangestu Anindita, Devina Cinantya Anna Satyana Karyawati Arief Widyanto Ariska, Tri Ariya Tri Sektiwi Arsetia, Reanida Tri Bambang Guritno Brilliantika, Ayuma Aprily Citra Surya Dwi Respati, Citra Surya Dewi, Tika Noviana Dhimas Prakoso Setiawan Dinata, Aprianto Dwi Wahyu Sulistyo Utomo Effendi, Mokhtar Egiditya, Balda Eko Widaryanto Fadhillah, Ghani Ilman Fajarwati, Santi Kusuma Febriyanto Andika Kurniawan Fiolita Prameswari Putri Firdaus, Muhammad Ferry Ginting, Egia Pranata Hasifah, Alifah Dita Hendra, Archippus Christopher Hermawan Nugraha Utama Iwan Jumrotul Abadi Kartika Yurlisa, Kartika Kartika, Luki Rahma Karuniawan Puji Wicaksono Kharisma Hapsarini Nasution Kiki Puspitasari M.Nazula Syafi’i Rifqi Ulya Manik, Jekki Putra Marbun, Lindung Sahat Martua Matanari, Aldo Medha Baskara Nababan, Gabriel Rivaldo Naibaho, Brenda Titania Nainggolan, Desriati Nugroho, Agung Nur Azizah Nur Edy Suminarti Nur Yuliani Nuraini, Wiwin Nurhayati Nurhayati Nursalam, Yunita Ekaputri Paramyta Nila Permanasari, Paramyta Nila Perdani, Mulia Sari Pradoto, Rendy Wahyu Praseptyo, Ricky Pratama Timor, Bella Agusta Prayitno, Fajar Budhi Prayogo, Dio Priyo Prihatin, Wiwit Purba, Anggi Titin Anne Puspitasari, Destyarini Putra, Bagus Sulistyono Putri, Fasya Afitra Maraya Putri, Widya Syah Putri, Yoladeva Anneke Raharjo, Erwansyah Budi Rahmadita, Sylvie Rahmasari, Dewi Ayu ramadhanty, dhia Retno Wulandari Reza Mahendra Rifai, Apreza Pallevi Saputra, Ryan Ananda Sardjono Soekartomo Sembiring, Daniel Teguh Surya Sena, Ega Aris Setiawan, Eko Agus Setyono Yudo Tyasmoro Sitompul, Boy Bravo Soedharmo, Gita Gowinda Sudiarso Sudiarso Susanto, Ainnayya Deva Titiek Islami Titin Sumarni Tomy Hardiman Tristi Indah Dwi Kurnia Ummi Hadiyati Muntashilah, Ummi Hadiyati Verdiana, Miranti Ayu Wahida, Rahmania Wardani, Fajarany Ratih Wibowo, Dimas Satriyo Wijayanti, Mia Rajib Wiwin Sumiya Dwi Yamika, Wiwin Sumiya Yahfi, Muchamad Arif Yogi Sugito Yurlisa , Kartika