Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Perbedaan Berat Badan Bayi, Asupan Zat Gizi Ibu dan Bayi serta Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah Program Keluarga Binaan di Desa Kaliwangi, Purwokerto, Jawa Tengah : Differences in Baby Weight, Maternal and Infant Nutrient Intake and Mother's Knowledge Before and After the Assisted Family Program in Kaliwangi Village, Purwokerto, Central Java Stephanie Yesica; Asih Setiarini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 4: APRIL 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i4.3167

Abstract

Latar Belakang: Program Gerakan Nasional Sadar Gizi dimana gerakan ini merupakan penguat dari program sebelumnya yaitu KADARZI (Keluarga Sadar Gizi). Pendidikan kesehatan melalui pendekatan keluarga dalam program keluarga binaan merupakan upaya perbaikan gizi melalui pendekatan terhadap keluarga yang memiliki masalah gizi dan kesehatan atau keluarga yang membutuhkan bimbingan tenaga kesehatan untuk memelihara maupun meningkatkan kesehatan. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu keluarga sesudah pemberian intervensi gizi keluarga binaan di Desa Kaliwangi, Purwokerto, Jawa Tengah. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi kasus, peneliti memberikan intervensi secara teratur dan terukur hanya kepada 1 keluarga terpilih dengan masalah gizi lebih dari 1 di Desa Kaliwangi, Jawa Tengah dan melihat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian intervensi berupa edukasi dan pemberian makanan tambahan. Penelitian dilakukan pada 13 Januari 2018 hingga 9 Februari 2018, media KIE yang digunakan diantaranya leaflet, brosur, booklet, video yang dikembangkan oleh Kemenkes RI, pengumpulan data menggunakan formulir recall 1x24 jam dan Food Frequency Questionnaire (FFQ), analisis data menggunakan perbandingan nilai pre dan post test sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil: Peningkatan berat badan bayi sebesar 600 gram selama 10 hari , asupan zat gizi ibu dari 65% menjadi 80%, asupan gizi bayi dari 65% menjadi 109,5% (hasil rata-rata 4 hari pemberian Makanan Pendamping ASI), pengetahuan gizi dan kesehatan bagi ibu (nilai rata-rata pre 73 dan post test 96). Kesimpulan: Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian intervensi berupa edukasi dan pemberian makanan tambahan berupa peningkatan berat badan bayi sebesar 600 gram selama 10 hari , peningkatan persentase pemenuhan asupan zat gizi ibu dari 65% menjadi 80%, asupan gizi bayi dari 65% menjadi 109,5%, pengetahuan gizi dan kesehatan bagi ibu dari 73 menjadi 96.
Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Balita : Literature Review: Stunting Risk Factor in Children Under Five Years : Literature Review Evi Firna; Asih Setiarini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 5: MAY 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i5.3292

Abstract

Latar belakang: Stunting pada balita merupakan kondisi yang terjadi akibat kekurangan gizi kronik yang dapat disebabkan karena kurangnya asupan makan yang bergizi ataupun adanya penyakit infeksi yang diderita oleh anak yang jika tidak ditangani dengan tepat maka akan berdampak pada terhambatnya pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Banyak sekali faktor risiko tejadinya stunting yang sebenarnya bisa dikendalikan sehingga mencegah terjadinya stunting pada anak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya stunting pada balita Metode: Desain penelitian menggunakan metode literature review dengan menggunakan artikel yang diunduh dari Scopus dengan kata kunci stunting, risk factor, dan under five years. Pencarian artikel juga menggunakan beberapa saringan seperti open access dan artikel berbahasa inggris. Artikel yang digunakan adalah artikel yang terbit dari tahun 2017 hingga 2022. Hasil: Dari 16 artikel yang telah dianalisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita, diantaranya berat badan anak saat lahir, pendidikan orang tua, usia balita, tingkat kemiskinan, penyakit infeksi, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu, jarak kehamilan, Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), tempat tinggal, dan faktor risiko lainnya. Kesimpulan: Stunting memiliki faktor risiko yang sangat beragam antar wilayah sehingga diperlukan penelitian yang spesfifik wilayah agar intervensi yang diberikan tepat sasaran, efektif, dan efisien.
GAMBARAN KEBERHASILAN PROGRAM TABLET TAMBAH DARAH REMAJA PUTRI DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2019 Fathia Maulida; Asih Setiarini; Syukra Alhamda
Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia Vol 4, No 2 (2023): Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Program Studi Gizi FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jgki.v4i2.43114

Abstract

Abstrak Program pemberian tablet tambah darah (TTD) merupakan salah satu upaya penanggulangan anemia berdasarkan rekomendasi WHO yang salah satu sasarannya adalah remaja putri. Indikator keberhasilan program ini adalah menurunnya kejadian anemia pada remaja putri dan meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keberhasilan pelaksanaan program pemberian TTD kepada remaja putri tahun 2019 di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang kemudian disajikan dengan naratif deskriptif. Data yang diperoleh adalah data primer yang didapatkan dan dikumpulkan dengan wawancara mendalam terhadap informan dan data sekunder dengan telaah dokumen dan kemudian di analisis dengan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program TTD remaja putri di Kota Pekanbaru sudah berjalan, namun masih terdapat banyak kendala dalam pelaksanaannya sehingga cakupan keberhasilan dari program ini belum mencapai target nasional. Kendala dalam pelaksanaannya berupa masih kurangnya koordinasi kerjasama antar lintas sektor, perlu ditambahnya tenaga kesehatan dalam pelaksanaan, masih kurangnya penyediaan media KIE dalam sosialisasi dan masih rendahnya tingkat kepatuhan remaja putri dalam konsumsi TTD. Dibutuhkan penguatan koordinasi dan pengontrolan dalam pelaksanaan program TTD remaja putri di Kota Pekanbaru, perlu adanya inovasi yang baik sehingga pelaksanaan program dapat optimal dan remaja putri semakin termotivasi dalam mendukung program ini, perlu adanya peningkatan pengadaan media KIE untuk menunjang keberhasilan program ini dan perlu adanya peningkatan pemberian edukasi terhadap remaja putri dan bahkan orang tua atau wali terhadap pengetahuan mengenai pentingnya program tablet tambah darah ini. Kata kunci: tablet tambah darah, remaja putri, KIE Abstract The program for giving Fe tablets is one of the efforts to overcome anemia based on WHO recommendations, one of the targets is the adolescent girl. Indicators of the success of this program are decreasing the incidence of anemia in adolescent girls and increasing adherence to iron tablets consumption. This study aims to determine the implementation’s succesfull of the Fe tablets program for adolescent girls in 2019 in Pekanbaru City. This study uses a qualitative method which is then presented witt descriptive narrative. The primary data obtained and collected by in-depth interviews with informants and secondary data by document review and then analyzed by content analysis. The results showed that implementation of Fe tablets program for young women in Pekanbaru City has been running, but there are still many obstacles in its implementation so that the scope of success of this program has not reached the national target. Constraints in its implementation include the lack of coordination of cross-sectoral cooperation, the need for additional health workers in the implementation, the lack of provision of IEC media in socialization, and the low level of compliance of adolescent girls in consuming iron tablets. It is necessary to strengthen coordination and control in the implementation of the Fe tablets program for adolescent girls in Pekanbaru City, there is a need for good innovation so that program implementation can be optimal and adolescent girls are more motivated in supporting this program, it is necessary to increase the procurement of IEC media to support the success of this program and there is a need for improvement providing education to the adolescent girl and even parents or guardians on the knowledge about the importance of this Fe tablets program. Keywords: Fe tablets, adolescent girl, IEC
ANEMIA PADA ANAK PRE-SCHOOL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KECERDASAN DAN KESEHATAN (SYISTEMATIC REVIEW) Saida .; Asih Setiarini
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 11 No. 1 (2020): Februari 2020
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v11i1.234

Abstract

Anemia adalah masalah kesehatan global dan banyak terjadi pada anak-anak terutama di negara berkembang. Sudah diketahui bahwa anemia banyak berhubungan dengan pertumbuhan dan kekebalan tubuh seseorang. Studi literatur ini menggunakan pencarian via ProQuest dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Hasil studi ini bahwa anemia berhubungan dengan kinerja kognitif, resiko terjadinya ISPA dan GE serta stunting. Sosio Ekonomi dan pendidikan orang sangat berpengaruh terhadap asupan nutrisi anak, nutrisi yang baik dapat mencegah defisiensi mikronutrien terutama besi. Anemia pada usia dini berkontribusi pada suplai oksigen ke otak, kekebalan tubuh serta pertumbuhan dan pekembangan anak yang menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, rentan terhadap penyakit dan keterlambatan pertumbuhan, Perbaikan sosio ekonomi dan meningkatkan pendidikan orang tua diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi anak secara umum. Kata kunci: Anemia, Negara Berkembang, Anak (Jayaweera et al., 2019; Murtaza et al., 2019; Rahman et al., 2019)
HUBUNGAN RIWAYAT INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-23 BULAN DI SUMATERA UTARA: ANALISIS DATA SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA (SDKI) 2017 Kandita Iman Khairina; Asih Setiarini
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 2: Jurnal Cahaya Mandalika
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i2.1926

Abstract

Latar Belakang: Diare masih menjadi masalah kesehatan terutama pada anak di negara berkembang. Menurut WHO, diare menduduki peringkat kedua penyebab kematian balita di dunia. Prevalensi diare pada anak balita di Sumatera Utara merupakan salah satu prevalensi yang tertinggi di Indonesia sebesar 14,6% di tahun 2018. Inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI eksklusif merupakan faktor protektif dari diare pada anak. IMD di Sumatera Utara tahun 2018 hanya sebesar 39,91% dan cakupan ASI eksklusif di Sumatera Utara tahun 2019 40,66% dan masih di bawah target Renstra Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan dari riwayat menyusu dini dan ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0-23 bulan di Sumatera Utara. Metode: Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional menggunakan data sekunder dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel studi ini adalah bayi berusia 0-23 bulan yang lahir dari ibu berusia 15-49 tahun di Sumatera Utara yang terdata dalam SDKI. Total 312 sampel didapat. Hasil: Hasil dari studi ini menemukan proporsi diare pada bayi 0-23 bulan di Sumatera Utara sebesar 22.1%, inisiasi menyusu dini 12,8%, dan ASI eksklusif 27,9%. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara riwayat inisiasi menyusu dini dengan kejadian diare (p = 0.172) dan dari analisis diperoleh nilai OR = 2.154, artinya bayi yang tidak inisiasi menyusu dini memiliki odds 2.154 kali lebih tinggi untuk terkena diare. Hasil studi juga menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara riwayat ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0-23 bulan (p= 1.000). Kesimpulan: Tidak ada hubungan bermakna antara riwayat inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif dengan kejadian diare.
The Differences In Nutritional Status Based On The Use Of Online Food Delivery (OFD) Services Among The University of Indonesia's Non-Health Science Cluster Students In 2023 Muhammad Aulia Rizky; Asih Setiarini; Sandra Fikawati; Fajrinayanti .
Indonesian Journal of Public Health Nutrition (IJPHN) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/ijphn.v4i1.7271

Abstract

Uncontrolled use of Online Food Delivery (OFD) can increase food intake and affect the incidence of overweight/obesity. This study aims to examine the differences in the proportion of nutritional status based on the use of OFD services among UI non-health science cluster students. This study involved 136 respondents using a purposive sampling method and cross-sectional study design. Data were collected through anthropometric measurements, Google Form, and direct interviews to be analyzed by Chi-Square test and multiple logistic regression. The results showed significant differences in the proportion of nutritional status based on the duration of consumer loyalty, pocket money, and energy intake. After controlling for physical activity and energy intake, there was a difference in the proportion of nutritional status based on food preference with a negative relationship (p-value = 0.039; OR = 0.213; 95% CI = 0.49-0.93). Energy intake was the dominant factor influencing food preferences on nutritional status (OR = 9.605, 95% CI). Further research is needed to consider other aspects of OFD use and nutritional status. Non-health science cluster UI students are advised to pay attention to balanced nutrition messages in food selection when using OFD to avoid the risk of overnutrition or obesity.
The Difference of Ultra-Processed Food Consumption based on Individual Characteristics and Other Factors among Non-Health Undergraduate Students in Universitas Indonesia in 2023 Adeline Vashtianada; Asih Setiarini; Ratu Ayu Dewi Sartika
Indonesian Journal of Public Health Nutrition (IJPHN) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/ijphn.v4i1.7393

Abstract

Ultra-processed food/UPF is a product that undergoes a series of industrial techniques and processes, also has low nutritional value. Overconsumption of UPF can increase the risk of overweight and obesity. The purpose of this study is to determine the differences in the proportion of UPF consumption based on individual characteristics, environmental factors, and lifestyle factors among non-health undergraduate students in Universitas Indonesia in 2023. A cross sectional study design conducted on 149 samples. The data was collected using a self-administered online questionnaire. The data was analyzed using univariate and bivariate (chi-square) analyses. The results showed that 50,3% of the students consumed a high level of UPF. The bivariate analysis showed a significant difference in the proportion of UPF consumption based on peer influence and access to UPF.
Manfaat Serat Larut Air untuk Kontrol Glikemik pada Diabetes Mellitus Tipe 2: Systematic Review : Soluble Fiber Benefits for Glycemic Control in Type 2 Diabetes Mellitus: A Systematic Review Shafira Dwiana Fitriani; Asih Setiarini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 3: MARCH 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i3.4776

Abstract

Latar belakang: DM tipe 2 merupakan salah satu penyakit tidak menular yang mempunyai prevalensi tertinggi di dunia. Asupan serat yang tinggi selalu menjadi rekomendasi dalam penatalaksanaan diabetes. Serat merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada kontrol glikemik pasien DM Tipe 2. Tujuan: Tinjauan sistematis ini menganalisis manfaat asupan serat larut air dengan kontrol glikemik pada pasien DM Tipe 2. Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu tinjauan sistematis. Penelusuran artikel melalui database elektronik PUBMED, EMBESE dan SCOPUS yang diterbitkan dalam rentang tahun 2014 – 2023 dengan kriteria yang disusun berdasarkan kerangka kerja PICO. Artikel dicari menggunakan kata kunci yang sudah di tetapkan dengan bahasa inggris. Systematic Review ini menggunakan 10 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan sesuai relevansi. Hasil pencarian database disajikan menggunakan diagram alir PRISMA. Hasil: Berdasarkan hasil analisis, 9 dari 10 artikel menunjukkan adanya hubungan antara asupan serat larut air dengan kontrol glikemik pada penderita DM Tipe 2. Asupan serat yang tinggi pada pasien DM Tipe 2 berhubungan dengan kontrol glikemik yang baik dibandingkan dengan yang asupan seratnya rendah. Kesimpulan: Pasien DM Tipe 2 yang serat harian nya tidak tercukupi memiliki kontrol glikemik yang kurang baik. Konsumsi asupan serat makanan yang lebih tinggi secara konsisten dikaitkan dengan status kontrol glikemik yang lebih baik dan menunjukkan efek perlindungan jangka panjang.
Konsumsi Vitamin A untuk Mencegah Kejadian Stunting : Systematic Review: Consumption of Vitamin A to Prevent Stunting Incidents: Systematic Review Amelia Yuniarti; Asih Setiarini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 3: MARCH 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i3.4784

Abstract

Latar belakang: Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak bayi dan balita akibat dari kekurangan gizi kronis dan kondisi ini akan terlihat setelah anak berusia 2 tahun. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 angka prevalensi stunting di Indonesia yaitu 36,8%, tahun 2010 yaitu 35,6%, dan pada tahun 2013 prevalensinya meningkat menjadi 37,2%, terdiri dari 18% sangat pendek dan 19,2% pendek. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Suplementasi Vitamin A berpengaruh terhadap dua indikator gizi anak yaitu anemia (dikategorikan menjadi anemia, dan anemia ringan/sedang) dan kegagalan antropometrik (stunting, wasting, dan underweight) pada anak usia 6–59 bulan. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi vitamin A dengan kejadian stunting Metode: penelitian menggunakan metode Systematic Literatur Review dengan menggunakan 3 alat atau mesin pencarian jurnal, yaitu Embase, ScienceDirect, PubMed dan menggunakan diagram PRISMA (Preffered Reporting Item For Systematic Review and Meta Analysis) yang di terbitkan dalam tahun 2014 sampai 2023. Jurnal yang didapat sebanyak 441 jurnal dan 10 jurnal di review peneliti. Hasil: 7 dari 10 artikel yang di analiasis ada hubungan antara konsumsi Vitamin A dengan kejadian Stunting, ini menunjukan bahwa asupan micronutrient (Vit A) yang rendah akan beresiko lebih besar terhadap kejadian Stunting. Kesimpulan: balita yang tidak mendapatkan/mengkonsumsi vitamin A maka semakin besar untuk kejadian Stunting.
Hubungan konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian obesitas pada anak dan remaja: A systematic literature review Emiliana, Niti; Setiarini, Asih
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 4 (2024): Volume 18 Nomor 4
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i4.161

Abstract

Background: Sugar-sweetened beverages are any liquid that is sweetened with added sugar in various forms. Sugar-sweetened beverages are a potential risk factor for overweight in children and adolescents. Purpose: To explore and look for scientific evidence of the relationship between consumption of sugar-sweetened beverages and the incidence of obesity in children and adolescents. Method: This research used a systematic literature review which was searched from three database sources, PubMed, Embase, and ScienceDirect. Determining search keywords based on the MeSH Term database. There were 7 journals analyzed based on inclusion criteria; they were international journals, published in the last 5 years, with a population of children and adolescents aged 5–19 years, and focused on the incidence of obesity from the consumption of sugar-sweetened beverages. Result: The serving size and frequency of consumption of sugar-sweetened beverages influence the increase in body weight changes, which have an impact on the incidence of obesity and overweight in children and adolescents. Conclusion: Consumption of sugar-sweetened beverages is associated with an increased incidence of overweight and obesity in children and adolescents. Suggestion: Further research is needed on effective solutions to reduce the consumption of sugar-sweetened beverages and address cases of obesity and overweight in children and adolescents.   Keywords: Adolescents; Children; Obesity; Overweight; Sugar-Sweetened Beverages.   Pendahuluan: Minuman berpemanis adalah segala cairan yang dimaniskan dengan tambahan gula dalam berbagai bentuk. Minuman tersebut menjadi salah satu faktor risiko yang potensial terhadap kejadian kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak dan remaja. Tujuan: Untuk mengeksplorasi dan mencari bukti-bukti ilmiah hubungan konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian obesitas pada anak dan remaja. Metode: Penelitian systematic literature review dengan pencarian menggunakan tiga sumber database yaitu, PubMed, Embase dan ScienceDirect. Penentuan kata kunci pencarian berdasarkan database pada MeSH Term. Terdapat 7 jurnal yang dianalisis berdasarkan kriteria inklusi yaitu jurnal internasional, dipublikasikan pada 5 tahun terakhir, populasi pada anak dan remaja usia 5-19 tahun, serta berfokus pada kejadian obesitas dari faktor konsumsi minuman berpemanis. Hasil: Takaran porsi dan frekuensi konsumsi minuman berpemanis memengaruhi peningkatan perubahan berat badan yang berdampak pada kejadian obesitas dan kelebihan berat badan pada anak dan remaja. Simpulan: Mengonsumsi minuman berpemanis berhubungan dengan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak dan remaja. Saran: Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai solusi yang efektif untuk mengurangi konsumsi minuman berpemanis dan menangani kasus obesitas dan kelebihan berat badan pada anak dan remaja.   Kata Kunci: Anak; Kelebihan Berat Badan; Minuman Berpemanis; Obesitas; Remaja.