Claim Missing Document
Check
Articles

POTENSI DAN PERAN SERTA MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA GUNUNG LIANG DI DESA RIAM ADUNGAN KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Ida Bagus Ketut Adnyana; Fonny Rianawati; Susilawati Susilawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 5, No 5 (2022): Jurnal Sylva Scienteae Vol 5 No 5 Edisi Oktober 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v5i5.6698

Abstract

Mount Liang is one of the natural attractions that is still relatively natural or new, located in Riam Adungan Village, Kintap District, Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province, with a distance of 135 km from Banjarbaru city and it takes about 4 to 5 hours trekking 1 to 2 hours to get to the top. The peak of Mount Liang has a height of 1,456 meters above sea level and offers a very beautiful panorama, therefore Mount Liang can be a strategic place for development and research, especially in the field of Forestry, namely Ecotourism because the tourism objects in Riam Adungan Villages are diverse. This study aims to identify the Mount Liang tourism object and analyze the community's participation in the development of Mount Liang tourism object. Collecting data in the field using observation or interviews with the people of Riam Adungan Village. The data results from the identification of Mount Liang tourism objects, namely the natural potential of Mount Liang tourism objects, which have three natural potentials, namely a clear river, Liang Ba Ulin Cave and a panoramic view of the beauty of the peak of Mount Liang , the perception of the beauty of various tourism objects in Riam Adungan Village, Hamlet 1, namely 89 .13%, Hamlet 2 is 89.79% and Hamlet 3 is 86.79% and the results of the analysis of community participation in the development of Mount Liang tourism objects are the role of the community in the development of Mount Liang tourism objects. Riam Adungan Village is divided into 3 hamlets, namely, the role of the community in the development of Dusun 1 tourism objects as much as 4.34%, Hamlet 2 as much as 63.43% and Hamlet 3 as much as 12.24%. play a role in developmentGunung Liang adalah salah satu wisata alam yang masih terbilang alami atau baru, terletak di Desa Riam Adungan, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, dengan jarak tempuh 135 km dari kota Banjarbaru dan waktu yang diperlukan sekitar 4 sampai 5 jam kemudian trekking 1 sampai 2 jam untuk menuju puncak. Puncak Gunung Liang ini memiliki ketinggian 1.456 meter diatas permukan laut dan menawarkan panorama yang sangat indah, oleh sebab itu Gunung Liang ini dapat menjadi wadah yang setrategis untuk dilakukannya pengembangan dan penelitian khususnya dibidang Kehutanan yaitu Ekowisata dikarenakan obyek wisata yang ada di Desa Riam adungan ini beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi obyek wisata Gunung Liang dan Menganalisis peran serta masyarakat dalam pengembangan obyek wisata Gunung Liang. Pengambilan data di apangan menggunakan observasi atau wawancara kepada masyarakat Desa Riam Adungan. Hasil data dari identifikasi obyek wisata Gunung Liang yaitu Potensi alam obyek wisata Gunung Liang ini mempunya tiga potensi alam yaitu Sungai yang jernih, Goa Liang Ba Ulin dan panorama keindahan puncak Gunung Liang, persepsi keindahan obyek wisata yang beragam di Desa Riam Adungan Dusun 1 yaitu 89,13%, Dusun 2 yaitu 89,79% dan Dusun 3 86,79% dan hasil data dari analisis peran serta masyarakat tehadap pengembangan obyek wisata Gunung Liang yaitu Peran masyarakat terhadap pengembangan obyek wisata Gunung Liang Desa Riam Adungan terbagi dalam 3 dusun yaitu, peran masyarakat terhadap pengembangan obyek wisata Dusun 1 sebanyak 4,34%, Dusun 2 sebanyak 63,43% dan Dusun 3 sebanyak 12,24%, alasan Dusun 2 paling unggul dalam pengembangan obyek wisata Gunung Liang yaitu jarak yang dekat maka dari itu masyarakat banyak berperan dalam pengembangan
ANALISIS KESEHATAN TANAMAN DUKUH (PULAU BUAH) DI DESA BI’IH KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR Rika Noor Aprilianida; Hafizianor Hafizianor; Susilawati Susilawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 5, No 4 (2022): Jurnal Sylva Scienteae Vol 5 No 4 Edisi Agustus 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v5i4.6135

Abstract

The study aims to analyze the frequency of pests and diseases in dukuh plants (duku, durian and cempedak) and to analyze the intensity of pests and diseases in dukuh plants. The research object used was the dukuh plant which was around 25 years old. The research was carried out by using direct observation methods on tree parts and especially on the stems and leaves to see if there were defects caused by pests or other factors. The results obtained from the study showed that the frequency of pests and diseases in duku plants was 36%, durian plants was 32% and cempedak plants was 30%. The intensity of pests and diseases on dukuh plants was in the lightly damaged category with the intensity of the attack, namely duku plants at 11.3%, durian plants by 11.3% and cempedak plants at 12.5%.Penelitian ini bertujuan menganalisis frekuensi hama dan penyakit pada tanaman dukuh (duku, durian dan cempedak) dan menganalisis intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman dukuh­­. Obyek penelitian yang digunakan antara lain tanaman dukuh yang berumur sekitar 25 tahun. Penelitian dilaksanakan dengan metode pengamatan secara langsung pada bagian-bagian pohon dan khususnya pada bagian batang dan daun untuk melihat apakah ada cacat yang disebabkan oleh serangan hama penyakit atau faktor lainnya. Hasil yang di­peroleh dari penelitian menunjukan bahwa frekuensi serangan hama dan penyakit pada tanaman duku sebesar 36 %, tanaman durian sebesar 32 % dan tanaman cempedak sebesar 30 %. Intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman dukuh termasuk kategori rusak ringan dengan intensitas serangan yaitu tanaman duku sebesar 11,3 %, tanaman durian sebesar 11,3 % dan tanaman cempedak sebesar 12,5 %.
PKM KT Harapan Maju Desa Kiram Kabupaten Banjar susilawati susilawati; Daniel Itta; Normela Rachmawati; Elda Nastitie Hidayah; Yusanto Nugroho
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i2.6190

Abstract

Abstract In 2020, with the aim of helping farming communities, the manager of the Forest Area KHDTK with a Special Purpose (KHDTK) ULM provided assistance with 5 kelulut honey sticks for the Harapan Maju Farmers Group (KT) in Kiram Village. The initial purpose of this honey kelulut stup assistance was to empower farmers in Kiram Village who were affected by Covid 19 so that it was hoped that farmers who were members of KT Harapan Maju would have additional income apart from farming and farming. KT Harapan Maju in maintaining the aid of kelulut honey stup has several problems, namely (1) not being able to move and multiply the bee colony so that little honey is produced (2) The honey harvesting process carried out by KT Harapan Maju uses a manual suction device so it is less effective (3) Limited knowledge about honey packaging so that the resulting honey is marketable. To overcome the problems faced by the Harapan Maju farmer group in cultivating kelulut honey, the Service Team will (1) provide training on how to move bee colonies / break up bee colonies (3) improve the quality of harvesting equipment (4) Good honey packaging training so that it meets standards. The goal achieved in this service program is to provide knowledge for partners about professional honey bee cultivation techniques so that they can increase partners' income and ultimately reduce community activities in forest areas. Keywords: Forest, KHDTK, kelulut  AbstrakTahun 2020 lalu dengan tujuan membantu masyarakat petani, pengelola KHDTK Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) ULM memberikan bantuan 5 buah stup madu kelulut untuk Kelompok Tani (KT) Harapan Maju Desa Kiram.  Tujuan awal bantuan stup madu kelulut ini adalah untuk memberdayakan petani di Desa Kiram yang terdampak Covid 19 sehingga diharapkan petani yang tergabung dalam KT Harapan Maju memiliki tambahan penghasilan selain bertani dan berladang. KT Harapan Maju dalam memelihara bantuan stup madu kelulut memiliki beberapa permasalahan yaitu (1) belum mampu memindahkan dan memperbanyak koloni lebah sehingga madu yang dihasilkan sedikit (2) Proses pemanenan madu yang dilakukan oleh KT Harapan Maju menggunakan alat sedot manual sehingga kurang efektif (3) Terbatasnya pengetahuan tentang pengemasan madu sehingga madu yang dihasilkan layak dipasarkan. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Kelompok tani Harapan Maju dalam budidaya madu kelulut maka Tim Pengabdi akan melakukan (1) memberikan pelatihan cara pemindahan koloni lebah/memecah koloni lebah (3) peningkatan kualitas alat panen (4) Pelatihan pengemasan madu yang baik sehingga memenuhi standar. Tujuan kegiatan Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) ini yaitu membekali mitra dengan pengetahuan teknik perlebahan yang professional sehingga dapat meningkatkan pendapatan mitranya dan pada akhirnya mengurangi aktivitas masyarakat di kawasan hutan. Kata Kunci : Hutan, KHDTK, kelulut
PKM Adopsi Teknik Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) Di Desa Sungai Jelai, Tanah Laut susilawati susilawati; gusti syeransyah rudy; normela rachmawati; Arfa agustina rezekiah; M. Aldi Rahmat
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i3.6192

Abstract

Abstract The People's Nursery Garden (KBR) activity that is being carried out by the Bukit Panti Bersinar Forest Farmers Group (KTH) to support watershed rehabilitation. This community service program is synergized with partner activities in order to provide environmental and socio-economic benefits for the Sei Jelai Village community. The problems faced by this KTH in order to support watershed rehabilitation activities are (1) Do not have the knowledge and skills in utilizing compost raw materials that are abundantly available in their environment and have not maximized using the infrastructure facilities for the composting warehouse grant from KPH Tanah Laut (2) The habit of the community opening land by burning can disturb the vegetation planted in watershed rehabilitation activities (3) Rice husk waste, livestock manure and palm oil waste in Sungai Jelai Village are wasted because they have not been utilized optimally by the community. The service team has carried out activities in the form of training on processing bulk compost and block compost based on abundant organic waste in Sungai Jelai Village. Keywords: compost, watershed rehabilitation, block compost. Abstrak Kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang sedang dilaksanakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukit Panti Bersinar untuk mendukung Rehabilitasi DAS. Program pengabdian kepada masyarakat ini disinergikan dengan kegiatan mitra agar memberikan manfaat bagi lingkungan hidup dan sosial ekonomi masyarakat Desa Sei Jelai.  Permasalahan yang dihadapi KTH ini dalam rangka      mendukung kegiatan Rehabilitasi DAS yaitu (1) Belum memiliki pengetahuan dan keterampilan  dalam memanfaatkan bahan baku kompos yang tersedia melimpah di lingkungannya dan belum maksimal menggunakan sarana prasarana Gudang pembuatan kompos hibah dari KPH Tanah Laut (2) Kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan membakar dapat mengganggu vegetasi yang ditanam pada kegiatan Rehab DAS (3) Limbah sekam padi, kotoran  hewan ternak dan limbah sawit di Desa Sungai Jelai terbuang percuma karena belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.  Tim pengabdi telah  melaksanakan kegiatan berupa pelatihan pengolahan kompos curah dan kompos  blok berbahan dasar limbah organik yang melimpah di Desa Sungai Jelai. Kata kunci: kompos, rehabilitasi DAS,kompos blok.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DESA ARTAIN KECAMATAN ARANIO KABUPATEN BANJAR Syahrul Ramadhan H; Yusanto Nugroho; Susilawati Susilawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 2 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 2 Edisi April 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i2.8546

Abstract

It is important to evaluate the type of watershed rehabilitation .plants. for land suitability to be able to see the level of life of these plants, such as durian (Durio zibethinus). This study aims to analyze the suitability of land for durian species for the rehabilitation of the Barito watershed, Artain Village, Aranio District, Banjar Regency. The unit of analysis for the biophysical aspect is the location/soil sample that has been determined. Research variables include land suitability class criteria at the semi-detailed level. The sampling technique used purposive sampling method amounted to 6 samples on a flat slope (0-8%). Land suitability for durian plantations on flat slopes (0-8%) including S3wrfn (marginally appropriate), with the land limiting factor being water availability (w) namely rainfall/year with a value of 2881.84 mm, root conditions (r) moderate soil drainage – moderate to slow and effective depth of 83-84 cm, nutrient retention (f) pH 4.90 – 5.81 and available nutrient (n) content of N, P2O5 and K2O is very low – low. The level of improvement efforts carried out for activities of making irrigation or irrigation channels with a light effort level, construction of drainage channels with a light effort level and widening of planting holes and drainage with a light effort level, lime application with a light effort level, application of N and Potassium fertilizers with a low level of effort light effort, so that with these various improvements in the Land Unit I (flat slope class) it can make the potential land suitability become S2 (quite suitable)Jenis tanaman rehabilitasi DAS penting untuk dilakukan evaluasi kesesuaian lahan untuk dapat melihat tingkat kehidupan tanaman tersebut, seperti tanaman durian (Durio zibethinus). Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian lahan terhadap jenis tanaman durian untuk Rehabilitasi DAS Barito Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar. Unit analisis aspek biofisik adalah lokasi/sampel tanah yang telah ditetapkan. Variabel penelitian meliputi kriteria kelas kesesuaian lahan tingkat semi detil. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling berjumlah 6 sampel pada kelerengan datar (0-8%).  Kesesuaian lahan tanaman durian pada kelerengan datar (0-8%) termasuk S3wrfn (sesuai marginal), lahan yaitu dengan nilai 2881.84 mm, kondisi perakaran (r) drainase tanah sedang – sedang sampai lambat dan kedalaman efektif 83-84 cm, retensi hara (f) pH 4.90 – 5.81 dan hara tersedia (n) kandungan N, P2O5 dan K2O ialah sangat rendah – rendah. Tingkat usaha perbaikan yang dilakukan untuk kegiatan pembuatan saluran irigasi atau pengairan dengan tingkat usaha ringan, pembangunan saluran drainase dengan tingkat usaha ringan dan pelebaran lubang tanam serta pendangiran dengan tingkat usaha ringan, kegiatan pemberian kapur dengan tingkat usaha ringan, pemberian pupuk N dan Kalium dengan tingkat usaha ringan, sehingga dengan berbagai perbaikan tersebut pada Unit Lahan I (kelas lereng datar) dapat menjadikan kesesuaian lahan potensial menjadi S2 (cukup sesuai).
SEBARAN DAN KONDISI ANAKAN JENIS MERANTI (Shorea spp) DARI POHON INDUK DI KHDTK ULM Dony Pratama; Gusti Syeransyah Rudy; Susilawati Susilawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 3 Edisi Juni 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i3.9217

Abstract

Kalimantan has tropical natural forests which are mostly dominated by the dipterocarpaceae family, which are known by the trade names: meranti (Shorea spp), bangkirai (Shorea laevis), lime (Dryobalanops aromatica), resak (Vatica wallichii), and keruing (Dipterocarpus). The Shorea clan or commonly referred to as the meranti group is one of the genera of the Dipterocarpaceae tribe that grows in the lowlands. Meranti is a commercial tree species with the main wood producer in Indonesia that has been traded since the start of natural forest exploitation in the era around 1970. Sampling of the mother tree of meranti (Shorea spp) was determined purposive sampling in the KHDTK ULM Mandiangin area with a total of 3 trees for 3 types of meranti. The observation of meranti (Shorea spp) saplings was carried out around the meranti mother tree. Data analysis was carried out to identify mother trees and natural meranti saplings by calculating tree diameter, branch-free height, total tree height, measuring canopy area, and calculating the number of meranti saplings. There are 3 types of meranti mother tree distribution in KHDTK Mandiangin (Shorea spp), namely red meranti (Shorea leprosula), white meranti (Shorea javanica), and yellow meranti (Shorea acuminatissima). Each type of meranti mother tree has various diameters, total height, branch-free height, and canopy width. The distribution of saplings from the mother meranti tree (Shorea spp) contained 3 types of meranti saplings, namely red meranti saplings with a total of 58 tillers, white meranti saplings with 167 tillers, and yellow meranti saplings with a total of 45 tillers.Kalimantan memiliki hutan alam tropis yang sebagian besar didominasi oleh famili dipterocarpaceae yang antara lain dikenal dengan nama perdagangan: meranti (Shorea spp), bangkirai (Shorea laevis), kapur (Dryobalanops aromatica), resak (Vatica wallichii) dan keruing (Dipterocarpus). Marga shorea atau yang secara umum biasa disebut dengan kelompok meranti merupakan salah satu marga dari suku dipterocarpaceae yang tumbuh di dataran rendah. Meranti merupakan jenis pohon komersil dengan penghasil kayu utama di Indonesia yang telah diperdagangkan sejak dimulainya pengusahaan hutan alam pada era sekitar tahun 1970. Pengambilan sampel pohon induk meranti (Shorea spp) ditentukan secara purposive sampling di areal KHDTK ULM Mandiangin dengan jumlah 3 pohon untuk 3 jenis meranti. Pengamatan anakan meranti (Shorea spp) dilakukan disekitar pohon induk meranti. Analisis data yang dilakukan untuk mengidentifikasi pohon induk dan anakan alam meranti dengan cara menghitung diameter pohon, tinggi bebas cabang, tinggi total pohon, pengukuran luas tajuk, dan perhitungan jumlah anakan meranti. Persebaran jenis pohon induk meranti di KHDTK Mandiangin terdapat 3 jenis meranti (Shorea spp) yaitu Meranti merah (Shorea leprosula), Meranti putih (Shorea javanica), dan Meranti Kuning (Shorea acuminatissima). Setiap jenis pohon induk meranti memiliki diameter, tinggi total, tinggi bebas cabang, dan lebar tajuk yang bervariasi. Persebaran jenis anakan dari pohon induk meranti (Shorea spp) terdapat 3 jenis anakan meranti yaitu anakan meranti merah dengan jumlah 58 anakan, anakan meranti putih dengan jumlah 167 anakan, dan anakan meranti kuning dengan jumlah 45 anakan.
EVALUASI PENYEBAB KERUSAKAN ANAKAN AREN (Arenga pinnata Merr.) Di KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Erlina Hidayati; Dina Naemah; Susilawati Susilawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 3 Edisi Juni 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i3.9230

Abstract

Aren plantations in Sungai Raya Sub-District are among the largest in Hulu Sungai Selatan Regency, which is 40.57 ha. The growth of Aren is a problem that is considered necessary to be done. This study aims to identify the damage in Aren saplings and calculate the percentage of Aren saplings' health. The research location was carried out in Sungai Raya sub-district, Batang Kulur Kanan village. Collecting data by purposive sampling, making seedling-level plots with a distance of 10 meters between plots, documenting the health condition of plants in each research plot, identifying pests found in Aren and taking field condition data including: pH, air temperature and humidity. The data is then processed based on the Environmental monitoring and assessment program (EMAP) classification book. Based on the results of the study, it was obtained from 118 saplings 33.89% (disease), 37.28% (broken leaf part of the sapling), 35.59% (damaged leaf), 16.10% (severity level 20-29%). Percentage of health 56 seeds (47%) sick and 62 seeds (52.54%) healthy.Perkebunan aren di Kecamatan Sungai Raya termasuk perkebunan terbesar di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu 40,57 ha. Pertumbuhan tingkat anakan aren merupakan permasalahan yang dianggap perlu untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kerusakan yang terdapat pada anakan aren dan menghitung persentase kesehatan anakan aren. Penelitian dilakukan di Desa Batang Kulur Kanan Kecamatan Sungai Raya. Pengambilan data secara purposive sampling, jarak petak tingkat semai 10 meter, mendokumentasikan kondisi kesehatan tanaman tiap petak penelitian, mengidentifikasi hama yang terdapat pada anakan aren dan pengambilan data kondisi lapangan meliputi pH, suhu udara dan kelembaban udara. Data kemudian diolah berdasarkan buku klasifikasi Enviromental monitoring and assessment program (EMAP). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 118 anakan 33,89% (penyakit), 37,28% (bagian bibit yang rusak daun), 35,59% (daun rusak), 16,10% (tingkat keparahan 20 – 29%). Persentase kesehatan  56 anakan (47%) sakit dan 62 anakan (52,54%) sehat
IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAUN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) DI TAMAN HUTAN HUJAN TROPIS INDONEISA (TH2TI) BANJARBARU Susilawati Susilawati; Dina Naemah; Fadlan Heriannor
Jurnal Hutan Tropis Vol 11, No 2 (2023): Jurnal Hutan Tropis Volume 11 Nomer 2 Edisi Juni 2023
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v11i2.16776

Abstract

Kesehatan tegakan hutan buatan seperti TH2TI dipengaruhi oleh kejadian serangan hama dari berbagai tingkatan pertumbuhan, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian untuk mengidentifikasikan jenis hama pada salah satu tanaman yang ada di TH2TI seperti kayu manis yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bentuk kerusakan daun dan mengetahui frekuensi kerusakan disebabkan oleh hama pada kayu manis (Cinnamomun burmanii). Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi akademisi, peneliti, pihak-pihak terkait maupun informasi kekayaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) terkhusus kayu manis agar dapat dimanfaatkan dan dilestarikan sebagai salah satu hasil bukan kayu. Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel diambil pada petak tanaman kayu manis (C. burmanii) sebanyak 30 tanaman dalam luasan 1 hektar di TH2TI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kerusakan daun kayu manis yang ditemukan di lapangan sebanyak 3 kerusakan, yaitu berlubang, menguning, serta berlubang dan menguning, sedangkan nilai frekuensi serangan hama daun kayu manis termasuk kategori ringan dengan nilai rata-ratanya sebesar 34%.
KESEHATAN BIBIT TANAMAN PULAI (Alstonia scholaris) DI BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN (BPTH) DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Devi Satiti; Susilawati Susilawati; Dina Naemah
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 4 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 4 Edisi Agustus 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i4.10007

Abstract

The purpoose of the study was to analyze te health condition of pulai (Alstonia scholaris) seedlings based on the damage caused by pests and diseases through the appearance of damage to the stems, shoots, leaves and branches and calculate the percentage of damage to pulai (Alstonia shcolaris) seedlings through the Environmental Monitoring and Assessment Program method. EMAP). This research was carried outt at the Forest Plant Seed Center (BPTH) of the Province of South Kalimantan. This researrch was carried out for ± 2 months starting from April to June which includes the stages of research preparation, data collection, data processing and analysis, to writing research reports. The implementation in this research has several stages, namely: Observation or Location Observation, Preparation of Tools and Materials and Data Collection. The selection of the type of seed that wil be the object of reesearch is 50% for the sample. Sampling used a random method or Systematic random sampling, namely the sampling technique was carried out with a sample frame arranged randomly in beds of 1,445 seeds which were numbered and extracted up to 700 numbers and the sample taken was a random meethod. Observing 1 by 1 sample based on the provisions contained in the EMAP classification. The resullts of the research, namely the analysis showeed that the causes of damage consisted of 5, namely due to death, insects, disease, human activities, and plant competition with the damaged parts of the seeds found in the shoots and leaves. The types of damage consisted of dead shoots, damaged leaves, and changes in leaf color and the highest severity is in the range of 30-39%. The ranking of the biggest damage was caused by insects on the leavess and the percentage of damage to stems of pulai (Alstonia Scholaris) was 41.43%.Tujuan penelitian untuk menganalisis kondisi kesehatan bibit pulai (Alstonia scholaris) berdasarrkan kerusakan yang disebaabkan oleh hama dan penyakit melalui kenampakan kerusakan pada bagian batang, pucuk, daun dan cabang dan menghitung persentase kerusakan bibit pulai (Alstonia shcolaris) melalui metode Enviromental Monitoring And Assesment Program (EMAP). Pelaksanaan dallam penelitian ini terdapat beberapa tahapan, yaitu: Observasi atau Pengamatan Lokasi, Persiapan Alat dan Bahan dan Pengambilan Data. Jenis bibit yang dipilih sebesar 50% untuk dijadikan sampel. Pengambilan sampel menggunakan cara acak atau Systematic random sampling dengan kerangka sampel (sample frame) yang disusun secara acak dalam bedengan sebanyak 1.445 bibit yang diberi nomor dan diekstraksi hingga 700 nomor dan sampel yang diambil adalah metode acak. Mengamati 1 per 1 sampel berdasarkan ketentuan yang terdapat pada klasifikasi EMAP. Hasil penelitian yaitu analisis menunjukkan bahwa penyebab kerusakan terdiri dari 5 yaitu  karena mati, serangga, penyakit, kegiatan manusia, dan persaingan tumbuhan dengan bagian bibit yang rusak terdapat pada pucuk dan daun.Tipe kerusakan terdiri atas pucuk mati,daun rusak,dan perubahan warna daun dan tingkat keparahan terbanyak berada dikisaran 30-39%. Ranking kerusakan terbesar adalah karena serangga di bagian daun dan persentase kerusakan batang pulai (Alstonia Scholaris) adalah 41,43%.
IDENTIFIKASI KERUSAKAN BIBIT MAHONI (Swietenia mahagoni (L.) Jacq) DI BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN (BPTH) DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Siska Deviana; Susilawati Susilawati; Normela Rachmawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 4 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 4 Edisi Agustus 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i4.10015

Abstract

This study aims to determine the damage to mahogany (Swietenia mahagoni (L.) Jacq) seedlings through the causes of damage, location of damage, type of damage, and severity and to calculate the intensity of damage to mahogany (S. mahagoni (L.) Jacq) seedlings using the Environmental method. Monitoring and Assessment Program (EMAP). This study uses two types of data, namely primary data and secondary data. Primary data was obtained when conducting field observations by observing directly the physical condition of mahogany seedlings by analyzing according to the criteria and requirements of the EMAP guidelines, secondary data collection was carried out by collecting and measuring data from the agency responsible for the environmental conditions of the research location such as nursery locations, weather and rainfall. identification of damage to mahogany seedlings was most dominantly caused by two causes of attack at once, namely insects/pests and disease by 26.28%, with the dominant location being attacked, namely on the leaves by 70.42% and the type of damage that mostly consisted of damaged leaves and leaf discoloration. namely 367 types, while the most dominant severity level is 30%-39% at 30.42%, then the intensity of insect/pest and disease attacks is 69.85%, the intensity of insect/pest attack is 13.85%, the intensity of attack is disease by 19%, the percentage of healthy seedlings by 9.14% and the percentage of dead seedlings by 21%. Seedling damage due to insect/pest attack, disease, plant competition, and human activities is categorized as seriously damaged. Integrated insect or pest control (IPM) is needed by combining compatible control controls, namely plant quarantine, physical, mechanical, forestry, chemical and biologicalPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerusakan bibit mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq) melalui penyebab kerusakan, lokasi kerusakan, tipe kerusakan, dan tingkat keparahan serta menghitung intensitas kerusakan pada bibit mahoni (S. mahagoni (L.) Jacq) melalui metode Enviromental Monitoring and Assesment Program (EMAP). Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan saat melakukan observasi di lapangan dengan mengamati secara langsung kondisi fisik bibit mahoni dengan cara dianalisis sesuai dengan kriteria dan persyaratan panduan EMAP, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan dan mengukur data dari instansi yang bertanggung jawab atas kondisi lingkungan lokasi penelitian seperti lokasi pembibitan, cuaca dan curah hujan.  identifikasi kerusakan bibit mahoni paling dominan disebabkan oleh dua penyebab serangan sekaligus yaitu serangga/hama dan penyakit sebesar 26,28%, dengan lokasi yang dominan terserang yaitu pada daun sebesar 70,42% dan tipe kerusakan yang paling banyak berupa daun rusak dan perubahan warna daun yaitu sebesar 367 tipe, sedangkan tingkat keparahan paling dominan yaitu 30%-39% sebesar 30,42%, kemudian intensitas serangan serangga/hama dan penyakit keseluruhan sebesar 69,85%, intensitas serangan serangga/hama sebesar 13,85%, intensitas serangan penyakit sebesar 19%, persentase bibit sehat sebesar 9,14% dan persentase bibit mati sebesar 21%. Kerusakan bibit akibat serangan serangga/hama, penyakit, persaingan tumbuhan, dan kegiatan manusia masuk dalam kategori rusak parah. Diperlukan pengendalian serangga atau hama terpadu (PHT) dengan menggabungkan seputar kontrol pengendalian yang kompatibel yaitu karantina pada tanaman, fisik, mekanik, kehutanan, kimia dan biologi.