Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Tinjauan Balanced Scorecard Dalam Mengukur Kinerja Rumah Sakit Niken Dyahariesti; Richa Yuswantina; Ni Nyoman Sri Ayu Sumarningsih; Analia Dian Ningrum
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.961 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v4i1.831

Abstract

 ABSTRAKPengukuran kinerja dapat dilakukan dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Balanced Scorecard (BSC) dapat menganalisis dari 4 perspektif  meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.  Penelitian ini untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Roemani Kota Semarang pada tahun 2017 dan 2018 dengan pendekatan BSC. Metode penelitian ini deskriptif non eksperimental yang bersifat deskriptif analitik. Data dianalisa menggunakan SPSS dan excel untuk dibandingkan dengan nilai standar pada masing-masing pengukuran. Hasil dari perspektif keuangan : NPM tahun 2017 6,49% dan tahun 2018 6,15%, ROI tahun 2017 7,17% tahun 2018 6,18%, ITOR tahun 2017 sebesar 10,24 kali dan tahun 2018 12,41 kali, Rasio efektvitas tahun 2017 104,70% dan tahun 2018 96,55%, rasio efisiensi tahun 2017 63,10% tahun 2018 58,54%. Hasil dari perspektif pelanggan : retensi pelanggan tahun 2017 92,91% dan tahun 2018 95,24%, tingkat keterjaringan tahun 2017  96,27% dan tahun 2018 91,42%, kepuasan pelanggan pasien merasa puas. Pada perspektif bisnis internal dispensing time resep racikan 78 menit dan resep non racikan 34 menit. Tingkat ketersediaan obat sebesar 99,25%. Kinerja  perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada indikator human capital dan organization capital  tinggi, indikator information capital cukup tinggi. Evaluasi kinerja IFRS Roemani Kota Semarang pada perspektif keuangan dapat dikatakan cukup baik dan evaluasi kinerja pada perspektif pelanggan sudah baik. Perspektif bisnis internal belum memenuhi standar pelayanan minimal untuk resep racik maupun non racik. Pespektif pembelajaran dan pertumbuhan pada indikator human capital dan organization capital kategori tinggi, sedangkan pada indikator information capital kategori cukup tinggi. Kata Kunci : Analisis Kinerja, Balanced Scorecard, Instalasi Farmasi Rumah Sakit ABSTRACTPerformance measurement can be done with the Balanced Scorecard (BSC) approach. The Balanced Scorecard (BSC) can analyze 4 perspectives, including financial perspective, customer perspective, internal business perspective and learning and growth perspective.  This research aimed to analyze and evaluate the performance of Roemani Hospital Semarang  Pharmacy Installation in 2017 and 2018 using BSC approach. The method  used was a non-experimental descriptive analytic descriptive  study. Data were analyzed using SPSS and Excel to be compared with the standard values for each measurement. Results from the financial perspective were : NPM was 6.49% (2017) and 6.15% (2018); ROI  was 7.17 (2017) and 6.18 in 2018; ITOR in 2017 was 10.24 times and 12.41 times (2018), effectiveness ratio in 2017 was 104.70% and 96.55% (2018) ; efficiency ratio in 2017 was 63.10% and  58.54% (2018). Results from a customer perspective were; customer retention in 2017 92.91% and 95.24% (2018), the 2017 network size was 96.27% and 91.42% in 2018, and the customer satisfaction level of patients was satisfied. For the internal business perspective, dispensing time was 78 minutes and non-dispensed drug was  34 minutes. The availability level of drugs was  99.25%. The performance of learning and growth perspectives on the indicators of human capital and organization capital was  high, while the indicator of information capital was quite high.It can be concluded that the pharmacy department of Roemani  Hospital performance’s evaluation from a financial perspective was quite good and the performance evaluation from the customer's perspective was good. From the internal business perspectives, it did not meet the minimum service standards for both dispensed and non- dispensed drugs. The learning and growth perspective on the indicator of human capital and organization capital  was  high, while the information capital indicator was quite high. Key word: Performance analysis, Balanced Scorecard, hospital pharmacy installation
Analisis Efektivitas Biaya Kombinasi Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2020 Assyifa Septiani Putri; Niken Dyahariesti
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.96 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v4i2.1296

Abstract

Terapi kombinasi disarankan pada pasien hipertensi yang memiliki tekanan darah tidak terkontrol dengan terapi tunggal. Biaya pengobatan semakin meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi kombinasi obat antihipertensi yang paling cost effective pada pasien rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis farmakoekonomi metode Cost Effectiveness Analysis (CEA) yang dilakukan secara retrospektif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Data dikelompokkan berdasarkan pola terapi pasien kemudian dilakukan analisis berdasarkan ACER dan ICER. Jenis pola terapi kombinasi antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi dua obat (53%). Terapi dengan ACER terendah yaitu Diuretika + ARB + β Bloker (Rp. 15.257). Hasil ICER kombinasi ACEI + CCB + β Bloker + Diuretikb + Agonis α2 Sentral + ACEI memiliki nilai yang terendah dengan Rp. 25.353 jika dibandingkan dengan terapi standar. Namun, terapi CCB + β Bloker, Diuretika + ACEI + CCB, Diuretika + ARB + β Bloker, ARB + CCB + β Bloker + Agonis α2 Sentral bersifat dominan terhadap terapi standar pada cost effectiveness grid. Sehingga, terapi yang paling cost effective berdasarkan ACER dan ICER adalah Diuretika + ARB + β Bloker.Combination therapy is recommended in hypertensive patients whose blood pressure is not controlled by monotherapy. Medical expenses are increasing every year. This study aims to determine the most cost-effective antihypertensive drug combination therapy for inpatients at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital in 2020. This study is a descriptive study with a pharmacoeconomic analysis approach using the Cost-Effectiveness Analysis (CEA) method which was carried out retrospectively. The sampling technique used is total sampling. The data were grouped based on the patient's therapy pattern and then analyzed based on ACER and ICER. The most widely used combination antihypertensive therapy pattern was a combination of two drugs (53%). The therapy with the lowest ACER was Diuretica + ARB + Blockers (Rp. 15.257). The ICER result of the combination of ACEI + CCB + Blocker + Diureticb + Central α2 Agonist + ACEI has the lowest value with Rp. 25,353 when compared to standard therapy. However, CCB + Blocker, Diuretica + ACEI + CCB, Diuretic + ARB + Blocker, ARB + CCB + Blocker + Central α2 Agonist are dominant over standard therapy on the cost-effectiveness grid. Thus, the most cost-effective therapy based on ACER and ICER is Diuretica + ARB + Blockers.
PEMBINAAN KESEHATAN MENTAL DI ERA DIGITAL UNTUK REMAJA STOP BULLYING, BIJAKLAH DALAM BERSOSIAL MEDIA Istianatus Sunnah; Niken Dyah Ariesti; Richa Yuswantina
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 1 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.2 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.677 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i1.523

Abstract

Dewasa ini banyak kenakalan remaja yang terjadi, berupa geng motor, penggunaan narkoba, maupun pembullian yang dipicu akibat unggahan di media sosial. Akibatnya, antar grup maupun anggota grup saling ejek, saling mem-bully, yang menyebabkan emosi dari para remaja tersebut memuncak. Akibat luapan emosi tersebut, maka saling membuat rencana dan berupaya untuk mengunggulkan jati diri mereka. Remaja merupakan usia transisi dari anak-anak menuju ke dewasa,dengan batasan usia dari 10-20 tahun. Pada masa peralihan ini, umumnya memiliki ciri mengalami kegelisahan dalam hidupnya,munculnya pertentangan dengan orang tua, keinginan untuk mencoba hal baru, berkhayal dan berfantasi tentang prestasi dan kariernya. Kegiatan ini dilakukan melalui pembinaan kesehatan mental sebagai sasaran adalah siswa SMA di Kabupaten Semarang. Pembinaan dilakukan dengan memberikan materi dan evaluasi berupa pretes dan postes kepada sejumlah 33 siswa. Hasil evaluasi berupa nilai pemahaman yang akan mejadi dasar untuk menentukan kategori pemahaman siswa yang terdiri dari cukup, baik dan sangat baik. Prosentase siswa yang memiliki kategori pemahaman tersebut dihitung untuk menentukan tingkat keberhasilan penyampaian materi. Hasil evaluasi yang diperoleh menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan pemahaman kepada siswa setelah diberikan edukasi tentang kesehatan mental, Undang-Undang ITE dan konten positif media sosial. Pemahaman siswa tentang semua materi kategori sangat baik karena nilai rata-rata yang diperoleh di atas 90. Prosentase siswa yang memiliki pemahaman sangat baik meningkat menjadi 64% dan baik menjadi 36%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya edukasi kepada siswa, membantu meningkatkan pemahaman terhadap cyber bullying, UU ITE dan unggahan konten positif di sosial media.
Peningkatan Perilaku Diri Warga Terhadap Pencegahan Covid 19 Niken Dyahariesti; Agitya Resti Erwiyani; Kartika Dian Pertiwi
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.401 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i2.1823

Abstract

The spread of the COVID-19 virus is now out of control. The virus attacks regardless of age, place or gender. Everyone has the same chance of contracting this virus. Candi Rejo Village is one of the largest contributors to the 3rd largest confirmed case of COVID-19 in Semarang Regency. The cause of the high number of patients who are confirmed positive are many things, including the lack of public understanding about covid 19, both prevention and treatment. The purpose of this study is to provide education to the Candirejo community about behaviors that can prevent the spread of Covid 19. The target of community service is more to housewives household, because housewives are the main pillar who maintains health in the family environment and is assisted by health cadres. The method used is by providing education to the community through Candirejo health cadres by distributing posters and education about covid 19 including 7M, nutritious and balanced food and vaccinations. Health cadres are given knowledge and posters are posted in places that are easily accessible to the general public. The success of this education can be seen from changes in people's behavior or community knowledge. The definition of success is an increase in public knowledge about correct behavior, the use of vitamins for prevention and covid vaccination for a better life.ABSTRAKPenyebaran virus covid 19, saat ini sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Virus menyerang tidak memandang usia, tempat ataupun jenis kelamin. Semua orang mempunyai peluang yang sama untuk tertular virus ini. Kelurahan Candi rejo merupakan salah satu daerah penyumbang 3 terbesar pasien terkonfirmasi positif covid 19 di Kabupaten Semarang. Penyebab tingginya pasien yang terkonfirmasi positif banyak hal antara lain kurangnya pemahaman masyarakat tentang covid 19, baik pencegahan maupun pengobatannya.Tujuan penelitian ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat Candirejo tentang perilaku yang dapat mencegah terjangkitnya Covid 19. Sasaran pada pengabdian kepada masyarakat ini lebih ke ibu rumah tangga, karena ibu rumah tangga merupakan pilar utama yang menjaga kesehatan di lingkungan keluarga dan dibantu oleh kader kesehatan. Metode yang dilakukan adalah dengan pemberian edukasi ke masyarakat melalui kader kesehatan Candirejo dengan membagikan poster serta edukasi tentang covid 19 meliputi 7M, makanan bergizi dan seimbang serta vaksinasi. Kader kesehatan diberikan pengetahuan serta poster yang diberikan ditempel ditempat yang mudah diakses oleh khalayak umum. Keberhasilan edukasi ini, dapat dilihat dari perubahan perilaku masyarakat ataupun pengetahuan masyarakat. Definisi berhasil adalah adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang perilaku yang benar, penggunaan vitamin untuk preventif dan vaksinasi covid untuk hidup yang lebih baik. 
Optimasi Situ (Sistem Informasi Tuberculosis) Berbasis Integrasi Virtual dan Augmented Reality pada Kader PKK Desa Candirejo, Kabupaten Semarang Richa Yuswantina; Niken Dyahariesti; Ita Puji Lestari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.084 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i2.1945

Abstract

Based on data from the Central Statistics Agency (BPS) of Central Java Province in 2020 the average TB discovery rate per 100,000 population is around 210.76 and the percentage of successful TB detection in Central Java is only around 83.93%. Focused in Semarang Regency, the average TB detection rate per 100,000 population is around 174.99 and the percentage of successful TB detection is only around 84.65%. Various efforts to prevent tuberculosis must continue to be carried out in order to break the chain of transmission, establish a rapid diagnosis, control infection well, and effective treatment are very important in eradicating tuberculosis in the community.  The purpose of this activity is to streamline IEC (Communication, Information and Education) on drugs and diseases to PKK (Family Welfare Empowerment) cadres regarding TB in order to avoid misuse (mis-use) and drug abuse (drug abuse) in order to achieve the expected therapeutic effect of treatment. effective and efficient. Some of the problems found include: 1) Low awareness, understanding and knowledge of the people of Semarang Regency, especially Candirejo Village about the risk of TB; 2) Boredom and laziness arise in patients in treatment; 3) Shame, low self-esteem or even depression in people with TB and their families, as well as the negative stigma of society; 4) Lack of understanding of the patient's family, and the community around the patient about the importance of support for TB sufferers; 5) awareness, interest and understanding related to healing, prevention. The solution offered in this service activity is to provide counseling, education and assistance to PKK Cadre of Candirejo Village which bridges communication with sufferers as an effort to prevent disease transmission, especially TB. The approach was carried out by means of observation, interviews, counseling, demonstrations on how to wash hands properly, and motivating residents to create a healthy home and environment.ABSTRAKBerdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 rata-rata angka penemuan TBC per 100.000 penduduk yaitu sekitar 210,76 dan persentase keberhasilan penemuan TBC di Jawa Tengah hanya berkisar 83,93%. Terfokus di Kabupaten Semarang rata-rata angka penemuan TBC per 100.000 penduduk yaitu sekitar 174,99 tahun 2020 dan persentase keberhasilan penemuan TBC hanya sekitar 84,65%. Berbagai upaya pencegahan tuberculosis harus terus dilakukan agar dapat memutus rantai penularan, menegakkan diagnosis cepat, mengendalikan infeksi dengan baik, dan pengobatan yang efektif merupakan hal yang sangat penting dalam memberantas TBC di masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan informasi obat TBC dan pengatasannya kepada kader PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) guna menghindari kesalahgunaan (miss-use) dan penyalahgunaan obat (drug abuse) demi tercapainya efek terapi pengobatan yang diharapkan secara efektif dan efisien. Beberapa permasalahan yang ditemukan diantaranya adalah: 1) Rendahnya kesadaran, pemahaman dan pengetahuan masyarakat Kabupaten Semarang utamanya Desa Candirejo tentang resiko TBC; 2)Timbul kebosanan dan malas pada Pasien dalam berobat; 3) Rasa malu, rendah diri atau bahkan depresi pada penderita TBC dan keluarganya, serta stigma negatif masyarakat; 4) Kurangnya pemahaman pihak keluarga pasien, dan masyarakat sekitar penderita tentang pentingnya dukungan kepada penderita TBC; 5) kesadaran, minat dan pemahaman terkait dengan penyembuhan, pencegahan. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan, edukasi dan pendampingan pada Kader PKK Desa Candirejo yang menjembatani komunikasi dengan penderita sebagai upaya pencegahan penularan penyakit khususnya TBC. Pendekatan dilakukan dengan metode observasi, wawacara, penyuluhan, penyampaian informasi mengenai penyakit TBC.
Kajian Penyimpanan Obat-Obat Khusus di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten X Tahun 2022: Study of Storage of Special Medicines in Health Facilities in District X in 2022 Niken Dyahariesti; Richa Yuswantina; Adam Wibowo; Pujiana Ashari; Rita Andriyani
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 5 No. 2 (2023): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v5i2.342

Abstract

Storage is one of a series of drug cycle management that needs attention, because it greatly affects the quality of these preparations before being handed over to patients, especially for special drugs. The specific drugs in question are LASA (Look Alike Sound Alike) drugs and vaccines. The vaccine being researched is specifically IDL (Complete Basic Immunization). This research was taken at health facilities (health offices, hospitals and health centers) in District X. The purpose of this study was to evaluate the storage of special medicines at health facilities in District X. Data collection was carried out prospectively in July 2022 with a cross approach sectional uses a checklist according to the standard for special drug storage. Storage standards use the 2021 Vaccine ManagementsaGuidelines in Health Service Facilities,  2020 CDOB and 2016 Minister of Health Regulatiion 72 The results of the study found that storage of LASA drugs was 100% (good). For vaccines seen from building indicators 87.5% (good), facilities 80% (good) and storage management 93.3% (good). Based on the results above, it can be concluded that the storage of special medicines in health facilities in X district is considered good.   ABSTRAK Penyimpanan merupakan salah satu dari rangkaian  drug manajemen cycle  yang perlu diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap kualitas dari sediaan tersebut sebelum diserahkan ke pasien terutama untuk obat-obat khusus. Obat khusus yang dimaksud adalah obat LASA ( Look Alike Sound Alike) dan vaksin.  Vaksin yang diteliti khususnya  IDL (Imunisasi Dasar Lengkap). Penelitian ini diambil  di fasilitas kesehatan ( dinas kesehatan, rumah sakit dan puskesmas)  yang berada di Kabupaten X.   Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penyimpanan obat-obat  khusus di fasilitas kesehatan di Kabupaten X. Pengambilan data dilakukan secara prospektif  pada bulan Juli 2022 dengan pendekatan cross sectional menggunakan checklist sesuai standart penyimpanan obat khusus. Standart penyimpanan menggunakan Pedoman Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2021, CDOB tahun 2020 dan Permenkes 72 Tahun 2016.  Hasil penelitian di dapatkan bahwa  untuk penyimpanan obat LASA 100 % (baik). Untuk vaksin dilihat dari indikator bangunan 87,5 % ( baik), fasilitas 80 % ( baik ) dan pengelolaan penyimpanan 93,3 % ( baik). Berdasarkan hasil diatas maka dapat disimpulkan penyimpanan obat-obat khusus difasilitas kesehatan di kabupaten  X  termasuk baik.
TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI RSUD SALATIGA Irvan Saputra; Niken Dyahariesti
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v3i2.331

Abstract

Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sekarang ini merupakan suatu kebutuhan bagi fasilitas kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan. Instalasi Farmasi Rumah Sakit tidak bisa terlepas dari proses pelayanan kesehatan ke pasien. Orientasi akhir dari pelayanan kesehatan adalah memberikan pelayanan yang maksimal demi keselamatan pasien. Tujuan penelitian ini mengevaluasi tingkat kepuasan penggunaan SIMRS terhadap pelayanan farmasi dan menerapkan sistem informasi manajemen farmasi di RSUD Kota Salatiga guna meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan pengambilan data secara prospektif menggunakan metode purposive sampling dengan 30 responden yang memenuhi kriteria. Responden adalah petugas Instalasi Farmasi RSUD Kota Salatiga. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang sudah valid dan reliabel. Terdapat 4 indikator dalam kuesioner yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kepuasan pengguna dan lingkungan organisasi. Hasil kuesioner diolah dan dikategorikan ke dalam berbagai tingkat kepuasan dari responden. Hasil penelitian didapatkan tingkat kepuasan petugas instalasi farmasi pada indikator kualitas sistem 74%, kualitas informasi 74%, kepuasan pengguna 70%, dan lingkungan organisasi 76%. Tingkat kepuasan secara keseluruhan sebesar 73% masuk kategori cukup.
REVIEW : PERBEDAAN PELARUT AKUADES DAN ETANOL TERHADAP KADAR BETASIANIN DALAM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV_VIS DAN KCKT (KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI) Afifah Afifah; Niken Dyaharesti; Tri Minarsih
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1, No 01 (2022): BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i01.2143

Abstract

Latar Belakang Buah naga merah merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis. Tingginya konsumsi buah naga merah, berdampak pada menumpuknya Kulit Buah Naga Merah yang hanya dibuang sebagai sampah, diketahui kulit buah ini mempunyai sumber pewarna alami merah yaitu senyawa betasianin.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut akuades dan etanol yang digunakan untuk ekstraksi kulit buah naga merah terhadap kadar senyawa betasianin dengan metode spektrofotometri UV_Vis dan KCKT.Metode Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi dengan menggunakan akuades dan pelarut etanol. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh pelarut dan kadar senyawa betasianin dari ekstrak kulit buah naga merah dianalisis dengan Uji Normalitas dengan interpretasi> 0,05, data berdistribusi normal dilanjutkan dengan Uji T (Independent Sample Test), bila interpretasi <0,05 terdapat pengaruh yang signifikan terhadap data.Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut ekstraksi menggunakan akuades berpengaruh terhadap kadar senyawa betasianin dengan metode spektrofotometri (nilai signifikansi 0,009 <0,05), sedangkan pelarut ekstraksi etanol tidak berpengaruh nyata. Kemudian perbedaan pelarut aquadest dan etanol tidak mempengaruhi kadar senyawa betasianin yang dianalisis dengan metode HPLC, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi yaitu> 0,05.Kesimpulan Disimpulkan bahwa perbedaan pelarut aquades dan etanol berpengaruh terhadap kadar senyawa betasianin dari ekstrak kulit buah naga merah dengan metode spektofotometri UV_Vis, sedangkan analisis betacyanin dengan metode HPLC tidak berpengaruh terhadap kadar betasianin dari ekstrak kulit buah naga merah. ekstrak kulit buah naga merah.Kata Kunci : Kulit Buah Naga Merah, Betasianin, Akuades dan Etanol, Spektrofotometri UV_Vis, KCKT.
Analysis of the Correlation Between Waiting Time for Prescription Services and Patient Satisfaction in Puskesmas Yuswantina, Richa; Dyahariesti, Niken; Falkhatiana, Wilda; Syari, Nyayu Ayunda
Jurnal Midpro Vol. 14 No. 1 (2022): JURNAL MIDPRO
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/md.v14i1.348

Abstract

 Efforts to improve and control the quality of pharmaceutical services to ensure patient satisfaction are carried out by evaluating the waiting time for prescription services in preparing pharmaceutical preparations and the level of patient satisfaction in pharmaceutical services [1]. Puskesmas is the first level health facility that participates in efforts to achieve the target of Minimum Service Standards [2]. The purpose of this study was to analyze the relationship between waiting time for prescription services and the level of patient satisfaction at the Puskesmas. This study used an observational research design with a design approach cross sectional. Determination of the research sample using a purposive sampling method. Analysis of the data used for this research is univariate analysis and bivariate analysis, as well as statistical chi-square test.Results: This study used an observational research design with a cross sectional design approach. Analysis of the data used for this study using the SPSS program, as well as the chi-square statistical test.               According to standard waiting time for prescription service, 155 recipes (92.90%) were categorized according to standard and 11 prescriptions (7.10%) were not according to standard. The level of satisfaction of respondents was categorized as satisfied as many as 132 respondents (85.16%) while those who felt dissatisfied were 23 respondents (14.84%). From the results of the analysis of the chi-square test waiting time and the level of patient satisfaction obtained P Value <0.05.There is a relationship between waiting time for prescription services and the level of patient satisfaction at the Puskesmas. 
Study of the Cost Effectiveness of Therapy in Hypertention Patients in Hospital Yuswantina, Richa; Dyahariesti, Niken; Ambarwati, Diastri Dwi
Jurnal MIDPRO Vol 15 No 1 (2023): JURNAL MIDPRO
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/md.v15i1.456

Abstract

Hypertension is where the blood pressure is > 140 mmHg and > 90 mmHg. Combination therapy is needed if a single antihypertensive has not been able to control the desired blood pressure target while the cost of treatment is increasing from time to time. The purpose of this study was to determine the cost-effective combination therapy for antihypertensive drugs in hypertensive patients in an inpatient setting. This study is a descriptive study with a pharmacoeconomic analysis approach using the Cost Effectiveness Analysis (CEA) method which was carried out retrospectively. Data were collected using the Total Sampling technique with 93 patients which were then analyzed to determine the cost-effective therapy based on ACER and ICER. The results showed that hypertension was mostly experienced by patients aged 50-60 years, male sex was more than female. HT stage 2 is often experienced by patients. Type II DM is the most common comorbidity. The lowest ACER value is Rp. 65.195.77. The lowest ICER value is Rp. 7.047.2551 when compared with standard therapy, namely CCB + ACEI. The combinations used in the inpatient unit include two combinations of 42 patients (45.16%) three combinations of 37 patients (39.78%), four combinations 6 (6.45%) five combinations of 8 patients (8.6%). The lowest average direct medical cost is the combination of ACEI antihypertensive + Diuretic + -Blocker Rp. 2.765.262. The cost effective therapy based on ACER and ICER values is a combination of Diuretics + CCB + ACEI + Blockers with an ACER value of Rp. 65,195.77 and also dominant.            Â