Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

STATUS KEBERLANJUTAN PERIKANAN TANGKAP DI DAERAH KOTA PANTAI: PENELAAHAN KASUS DI KOTA MANADO (The Status of Sustainable Capture Fisheries in Coastal City Region: Case Study for Manado City) Gybert E. Mamuaya; John Haluan; Sugeng H. Wisudo; I Wayan Astika
Buletin PSP Vol. 16 No. 1 (2007): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.535 KB)

Abstract

The capture offisheries sustainability is management and the utilization of fish resources which can guarantee the availability of that resources continuously. In this research, the sustainabili ty status offisheries in Manado city has been examined through ecological, economic, sociological, technological, and ethical approaches by employing RAPFISH technique. The status of the purse seine fishery in this region is 53% of the fisheries sustainability which is classified as good fisheries. Meanwhile, tuna long pole­ lines and gillnets fisheries status are 57.5% and 60.1 %, respectively, of the good fisheries sustainability. Improvement of this status can be carried out by improving the severalattributes qualities, among others: wage, other income and sector employment (economy); socialization offishing, environmental knowledge and kin participation (social); pre-sale processing, gear selectivity and fishing power (technology); alternatives and just management (ethics).Key words: sustainability, fisheries status, coastal city
PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP FASILITAS DAN PELAYANAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA (PPSNZJ) Abdul Rouf Sam; Sugeng H. Wisudo; Bambang Murdiyanto; Budhi Hascaryo Iskandar
Buletin PSP Vol. 20 No. 1 (2012): Buletin PSP (Edisi Khusus)
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.735 KB)

Abstract

Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) dan instansi terkait berusaha memenuhi kepentingan para pelaku usaha di PPSNZJ dengan melakukan penyediaan fasilitas dan pelayanan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja dari PPSNZJ berdasarkan kepuasan para pelaku usaha di PPSNZJ dan mengukur tingkat kepentingan atribut-atribut kinerja PPSNZJ terhadap persepsi kepentingan menurut pelaku usaha. Tingkat kepuasan terhadap fasilitas dan jasa PPSNZJ diukur dengan harapan dan kepuasan stakeholder terhadap 5 kelompok pertanyaan yang terdiri dari tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Berdasarkan tingkat kepuasan pelaku usaha di PPSNZJ menunjukkan bahwa pelaku usaha sangat puas terhadap kinerja PPSNZJ dengan nilai diatas 80% pada kelima kelompok pertanyaan tersebut, dengan demikian kinerja dari PPSNZJ sudah baik untuk memfasilitasi dan melayani kebutuhan para pelaku usaha. Prioritas yang perlu diutamakan oleh PPSNZJ adalah atribut yang memiliki nilai kepentingan tinggi dan kinerja yang rendah. Berdasarkan hasil importance performance analysis ditemukan 15 atribut yang perlu diprioritaskan oleh PPSNZJ.   Kata kunci: fasilitas, kepuasan, pelayanan, persepsi, PPSNZJ
KEBERLANJUTAN PERIKANAN SKALA BESAR DI LAUT ARAFURA Ridwan Mulyana; John Haluan; Mulyono S. Baskoro; Sugeng H. Wisudo
Buletin PSP Vol. 20 No. 1 (2012): Buletin PSP (Edisi Khusus)
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.772 KB)

Abstract

Arafura merupakan salah satu  perairan di Indonesia “the golden fishing ground” dalam industri perikanan tangkap Indonesia. Potensi lestari (MSY) sebanyak 771.600 ton /tahun terdiri ikan pelagis, ikan demersal, udang, cumi-cumi, lobster dan ikan karang, Laut Arafura telah menjadi "faktor menarik" untuk perikanan tangkap skala besar yang menggunakan kapal > 30 GT. Sayangnya, memancing intensitas tinggi di Laut Arafura mengakibatkan "penangkapan ikan yang berlebihan" dan masalah lain sebagai Illegal-Unreported-Unregulated (IUU) fishing, metode penangkapan ikan yang merusak, perusakan habitat ikan, dan konflik sosial. Di sisi lain, Laut Arafura telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendapatkan pekerjaan pemerintah dan menyediakan bagi nelayan dan orang-orang yang terlibat. Sehingga sangat penting untuk mengelola Laut Arafura perikanan mempertimbangkan aspek multi-disiplin seperti ekologi, teknologi ekonomi, sosial, dan etika. Juga penting untuk mengetahui keadaan keberlanjutan Laut Arafura dalam multi-disiplin sebagai dasar untuk menentukan kebijakan perikanan terbaik di daerah itu di masa depan. Ada 5 (lima) perikanan utama (dengan alat tangkap) di Laut Arafura menggunakan sebagai jaring ikan, jaring udang, insang bersih, garis panjang bawah, dan garis squid / jigging. RAPFISH (Penilaian cepat untuk Perikanan) adalah metode analisis baru yang dikembangkan oleh University of British Columbia, Kanada untuk mengevaluasi keberlanjutan perikanan dalam multi-disiplin. Analisis RAPFISH (termasuk Leverage dan Monte Carlo analisis) oleh 5 (lima) jenis perikanan memberikan beberapa hasil sebagai: (1) perikanan dari Laut Arafura adalah cukup berkelanjutan dengan skor 53,86; (2) squid jigging, rawai bawah , dan perikanan berkelanjutan gillnet cukup; tetapi ikan bersih dan jaring udang kurang berkelanjutan, (3) dimensi ekologi yang baik dengan skor 72,43 berkelanjutan, tetapi dimensi etika kurang berkelanjutan dengan skor 37,26. Analisis Leverage menunjukkan atribut yang memberikan pengaruh tertinggi untuk setiap dimensi sebagai: (1) ukuran ikan pada dimensi ekologi, (2) sektor pekerjaan pada dimensi ekonomi, (3) FAD (ikan menarik perangkat) menggunakan dan selektivitas gigi pada teknologi dimensi; (4) tingkat pendidikan pada dimensi sosial, dan (5) hanya manajemen padadimensi etika. Ini direkomendasikan untuk pengembangan perikanan Laut Arafura untuk mempromosikan alat tangkap rawai keberlanjutan seperti cumi jigging, bawah, dan perikanan gillnet.Kata kunci: Laut Arafura, RAPFISH, keberlanjutan
POTENSI WISATA BAHARI PULAU-PULAU KECIL DI KAWASAN KAPOPOSANG KABUPATEN PANGKEP Krishna Samudra; Mulyono S. Baskoro; Sugeng H. Wisudo; Budhi H. Iskandar
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 1 No. 2 (2010): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.009 KB) | DOI: 10.29244/jmf.1.2.87-96

Abstract

Kapoposang area is located in Pangkep Regency consist of six small islands and consist of high marine and fisheries resources, especially the white sandy beaches and coral reefs within its ecosystem. This is an important factor for further development of marine tourism based on conser-vation. Identification of marine tourism resources is the first step in development planning process. Focus Group Discussion (FGD) and survei method was applied in this research. The result show that this area is a potential area to be developed as marine tourism area based on conservation consideration.
STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN CAKALANG DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (Skipjack Tuna Fisheries Development Strategy at East Lombok District West Nusa Tenggara Province) Soraya Gigentika; Sugeng H. Wisudo; . Mustaruddin
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.998 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.1.27-40

Abstract

ABSTRACTEast Lombok District has marine waters area that is transversed by skipjack tuna. This condition makes its production to be the third highest after yellow fin and black marlin. However, there are some conditions related to skipjack tuna fishery in east Lombok District that are necessary to be concerned for its development. Therefore, research on skipjack tuna development strategy in East Lombok District according to its condition in that area is needed to conduct. This research is aimed to formulate skipjack tuna fishing development strategy in East Lombok District. The methodology used in this research are descriptive and SWOT analysis. This study resulting to 7 (seven) alternative strategis for skipjack tuna fisheries development in East Lombok District that are optimizing skipjack tuna utilization, rationalizing the number of skipjack tuna fishing unit, training the fishermen about catch handling, improving fishermen institutional to raise their bargaining position, maximizing market potential for skipjack tuna commodity, and diversifying skipjack tuna processing types.Key words: East Lombok District, skipjack tuna fisheries, strategy of development, SWOT analisys-------ABSTRAKKabupaten Lombok Timur memiliki wilayah perairan laut yang dilalui oleh ruaya ikan cakalang. Hal ini menjadikan ikan cakalang sebagai salah satu sumberdaya ikan dengan produksi terbanyak ketiga setelah ikan madidihang dan setuhuk hitam. Namun, terdapat beberapa kondisi terkait perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yang perlu dipehatikan. Oleh sebab itu, penelitian mengenai strategi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur berdasarkan kondisi perikanan cakalang di daerah tersebut perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Metodologi yan digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT. Penelitian ini menghasilkan 7 (tujuh) alternatif strategi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur, yaitu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang, merasionalisasikan jumlah unit penangkapan ikan cakalang, memberikan pelatihan kepada nelayan mengenai cara penanganan hasil tangkapan, memperbaiki kelembagaan nelayan untuk meningkatkan posisi tawar nelayan, memaksimalkan potensi pasar komoditi ikan cakalang, serta diversifikasi jenis pengolahan ikan cakalang.Kata kunci: Kabupaten Lombok Timur, perikanan cakalang, strategi pengembangan, analisisSWOT
TROPIK LEVEL PADA DAERAH PENANGKAPAN IKAN YANG MENGGUNAKAN LIGHT FISHING DI PERAIRAN SULAWESI TENGGARA (Trophic level in Fishing Ground by Using Light Fishing in Southeast Sulawesi) Rita L. Bubun; Domu Simbolon; Tri Wiji Nurani; Sugeng H. Wisudo2
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.182 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.1.57-76

Abstract

ABSTRACTThe Interaction biology of species in the fishing ground caused by displacement energy from one species to another species and create the structure of patterns trophic level. The objectives of this studi are to determine structure of trophic level and composition of dominant spesies in fishing ground by light fishing in waters of the east Southeast Sulawesi. The research method is survey method. Primary data are using simple random sampling of the fish entrails composition of the purse seine and “bagan apung” unit. Analysis of data using analysis trophic level to determine the patterns of trophic level in the fishing ground by using light fishing and descriptive analysis to determine the composition of species based on trophic level. The result showed: (i) The patterns of trophic level in waters of the east Southeast Sulawesi are (I) phytoplankton; (II) zooplankton; (III) shrimp and squid in TL 3,2; (IV) small pelagic fish in TL 3,7; predatory fish in TL 4.2 up; (ii) Composition of dominant spesies in the purse seine is 60% to consumer groups 5 inTL 4,2 up and bagan apung is 66% consumer groups 4 in TL 3,7.Key words: fishing ground, light fishing, trophic level-------ABSTRAKInteraksi biologi antarspesies di daerah penangkapan ikan disebabkan adanya proses pemangsaan antara satu spesies dengan spesies lainnya yang membentuk struktur dalam tropik level. Tujuan penelitian menentukan pola tropik level dan komposisi spesies dominan yang terbentuk di daerah penangkapan ikan menggunakan light fishing di perairan bagian timur Sulawesi Tenggara. Metode penelitian adalah metode survei dengan obyek penelitian hasil tangkapan ikan unit penangkapan purse seine dan bagan apung. Pengumpulan data primer melalui observasi dengan pengambilan sampel simple random sampling terhadap jenis ikan hasil tangkapan untuk identifikasi komposisi isi perut. Analisis data menggunakan analisis tropik level untuk menentukan pola tropik level dalam proses pemangsaan antara spesies di daerah penangkapan menggunakan light fishing dan analisis deskriptif untuk menentukan komposisi kelompok konsumen berdasarkan tropik level. Hasil penelitian menunjukkan: (i) Pola tropik level yang terbentuk di perairan bagian timur Sulawesi Tenggara yaitu (I) fitoplankton; (II) zooplankton; (III) udang dan cumi-cumi pada TL 3,2; (IV) ikan pelagis kecil pada TL 3,7; (V) ikan predator pada TL 4,2 atau lebih; (ii) Komposisi spesies pada purse seine 60 % didominasi spesies kelompokkonsumen 5 pada TL 4,2 atau lebih dan bagan apung 66 % didominasi spesies kelompok konsumen pada TL 3,7.Kata kunci: daerah penangkapan ikan, light fishing, tropik level
JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL DI GALANGAN KPNDP DKI JAKARTA, MUARA ANGKE (Network and Effectiveness of Ship Repair at KPNDP Shipyard DKI Jakarta, Muara Angke) Izza M. Apriliani; Sugeng H. Wisudo; Budhi H. Iskandar; Yopi Novita
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.114 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.1.79-89

Abstract

ABSTRACTA shipyard is a supporting element to meet the eligibility requirements through maintenance service for vessels and their engines. Lead time for ship repair may vary, depending on the condition of ship. The length of the ship repair process can lead to shipyard queuing. One attempt to improve the mechanism and ship repairing time is by analyzing the network. This study aims to identify the network diagram, to determine the critical path, and to find out the effectiveness of ship repair process. Activities and duration during ship repairing process were analyzed using critical path method (CPM) and measured the value of its effectiveness. The objects that were observed in this study are minor repairs and major repairs. The results showed that a minor repairs can be implemented in 7 days while based on productivity index it can be completed in 5 days and has a 98% effectiveness than the time alocated by the shipyard. Major repairs can be completed during 10 days; these repairing lead time were affected by damage to the machine which requires a long recovery process.Key words: CPM, effectiveness of ship repair, network analysis-------ABSTRAKGalangan kapal merupakan unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan kelaikan kapal melalui perawatan beserta mesinnya. Proses perbaikan kapal dapat bervariasi tergantung dengan kondisi kapal. Lamanya proses perbaikan kapal dapat mengakibatkan terjadinya antrian galangan. Upaya untuk meminimalisir antrian kapal salah satunya dengan menganalisis jaringan kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur jaringan kerja, menentukan jalur kritis serta mengetahui efektifitas proses perbaikan kapal. Proses dan waktu perbaikan kapal dianalisis menggunakan metode jalur kritis (Critical Path Method) kemudian dihitung nilai efektivitasnya. Hal yang diamati dalam penelitian ini yaitu perbaikan ringan dan perbaikan berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian perbaikan ringan di galangan KPNDP membutuhkan waktu selama 7 hari sedangkan berdasarkan index produktivitasnya dapat diselesaikan selama 5 hari dan memiliki efektivitas 98% dibandingkan waktu yang dialokasikan oleh galangan. Perbaikan berat dapat diselesaikan selama 10 hari, lamanya perbaikan ini dipengaruhi dengan kerusakan mesin yang membutuhkan proses perbaikan yang lama.Kata kunci: CPM, efektivitas perbaikan kapal, analisis jaringan kerja
KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP DI PERAIRAN LAUT KABUPATEN SIMEULUE (Characteristics of Capture Fisheries in Simeulue Districts Sea Waters Area) . Carles; Eko S. Wiyono; Sugeng H. Wisudo; Deni A. Soeboer
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.912 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.1.91-99

Abstract

ABSTRACTSimeulue Regency has ± 9.968,16 km2 marine waters area consist of 64 islands (large and small) with high potentials of capture fisheries. However, the management of sustainable fisheries in Simeulue Regency has not optimal yet. Informations about catch composition, diversity index and fishing gear productivity are needed as a reference in policy management decision. The purpose of this research are to determine the compositions of catch, to calculate the fish biodiversity and fishing gear productivity. The research was conducted in Simeulue Regency from December 2013 to January 2014. The method used was purposive sampling survey. Fishing units which observed such as lift net, beach seines, longlines and other collecting gears. Result in five research locations are Simeulue Timur, Teupah Selatan, Teluk Dalam, Simeulue Barat and Teupah Tengah, there were 50 fish species which dominated by Bali sardinella (Sardinella lemuru), slipmouths (Leiognathus spp), Indian anchovy (Stolephorus spp), scad (Selar spp) and frigate tuna (Auxis thazard). Biodiversity index (H ') value was beetween 1.40 to 2.67 with average of 1.87, it describes that biodiversity was in the moderate category. Furthermore, the evenness index (E) was in the category of relatively even from 0.58 to 0.89 with the average of 0.74. Dominance index values (D) was beetween 0.09 – 0.33 with average of 0.24, which means that there were not any dominating species. The highest value of productivity (CPUE) was lift net with 603.3 kg/trip and the lowest was lobster or sea cucumber collecting gears with 81.8 kg/trip.Key words: composition, diversity index, productivity, Simeulue-------ABSTRAKKabupaten Simeulue memiliki luas wilayah perairan laut ± 9.968,16 km² dengan 64 pulau besar dan kecil. Wilayah tersebut memiliki potensi perikanan tangkap yang sangat tinggi, meskipun pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutannya masih belum optimal. Oleh karena itu, informasi mengenai komposisi hasil tangkapan, indeks keragaman dan produktivitas alat tangkap sangat diperlukan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pengelolaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan komposisi jenis hasil tangkapan, indeks keragaman jenis ikan dan produktivitas alat penangkapan ikan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Simeulue antara bulan Desember 2013 - Januari 2014. Metode yang digunakan adalah metode survei secara purposive sampling. Jenis alat tangkap yang menjadi objek penelitian berupa bagan, pukat pantai, rawai dan alat pengumpul. Berdasarkan hasil penelitian pada lima lokasi yang berbeda, yaitu Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Selatan, Teluk Dalam, Simeulue Barat dan Teupah Tengah, diperoleh 50 spesies ikan yang didominasi oleh lemuru (Sardinella lemuru), peperek (Leiognathus spp.), teri (Stolephorus spp.), selar (Selar spp.) dan tongkol (Auxis thazard). Indeks keragaman (H’) berkisar antara 1,40 – 2,67 dengan rata-rata 1,87 yang berada pada kategori keanekaragaman sedang. Selanjutnya, nilai indeks kemerataan (E) berada pada kategori lebih merata 0,58 – 0,89 dengan rata-rata 0,74. Sementara nilai indeks dominansi (D) berkisar antara 0,17 - 0,33 dengan rata-rata 0,24 atau tidak terdapat spesies yang mendominasi. Nilai produktivitas (CPUE) tertinggi terdapat pada bagan sebesar 603,3 kg/trip dan terendah pada alat pengumpul lobster/tripang 81,8 kg/trip.Kata kunci: komposisi, indeks keragaman, produktivitas, Simeulue
KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) KEJAWANAN CIREBON (Fishermen Satisfaction Service in Kejawanan Cirebon Fishing Port) Auliya Al Bayyinah; Iin Solihin; Sugeng H. Wisudo
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 7 No. 1 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.149 KB) | DOI: 10.29244/jmf.7.1.33-43

Abstract

ABSTRACTOne of the services with an important role in the fisheries is the availability of services in the fishing port. Provision of services will affect to the level of satisfaction fishermen. Satisfaction fishermen are something important in supporting performance and the development of a fishing port. This study aims to determine what service attributes that already meet the satisfaction of the fishermen, knowing service attributes that need to be prioritized according to the repair or improvement of fishermen, and assess the level of satisfaction with the services of Kejawanan Fishing port’s fishermen overall. The study was conducted at the Fishery Port Nusantara (PPN) Kejawanan in Cirebon, West Java. The study was conducted in August and October 2015 for 14 days. Collecting data using interviews with 17 respondents. Analysis of data using Importance and Performance Analysis (IPA) and Customer satisfaction Index (CSI) using 15 attributes assessment. The results showed that there are eight service attributes were considered to have met the fishermen satisfactory that the physical condition of the facility; the availability of the number of officers; their service procedures are clear; officers provide services as promised; speed of officers in handling services; alacrity officers in serving the fishermen; friendliness, attention and attitude of officers; and delivery of information. There are two attributes of service that still needs to be improved, namely the handling of complaints of fishermen; and the officer knows, understanding the needs and desires of fishermen. Overall fishermen have felt very satisfied with the services provided by the port.Keywords: fishermen satisfaction, Kejawanan fishing port, service-------ABSTRAKSalah satu bentuk pelayanan yang mempunyai peranan penting dalam dunia perikanan yaitu tersedianya pelayanan jasa di pelabuhan perikanan. Pemberian pelayanan akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nelayan. Kepuasan nelayan penting dalam menunjang kinerja dan pengembangan suatu pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut pelayanan apa saja yang sudah memenuhi kepuasan nelayan, mengetahui atribut pelayanan yang perlu mendapatkan prioritas perbaikan atau peningkatan menurut nelayan PPN Kejawanan, dan menilai tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan PPN Kejawanan secara keseluruhan. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan di Cirebon Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus dan Oktober 2015 selama 14 hari. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara kepada 17 responden. Analisis data menggunakan Importance and Performance Analysis (IPA) dan Customer Statisfaction Index (CSI) menggunakan 15 atribut penilaian. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 8 atribut pelayanan yang dianggap telah memenuhi kepuasan nelayan yaitu kondisi fisik fasilitas; ketersediaan jumlah petugas; adanya prosedur pelayanan yang jelas; petugas memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan; kecepatan petugas dalam menangani pelayanan; kesigapan petugas dalam melayani nelayan; keramahan, perhatian dan sikap petugas; dan penyampaian informasi. Terdapat 2 atribut pelayanan yang masih perlu di tingkatkan yaitu penanganan keluhan nelayan; dan petugas mengetahui, mamahami kebutuhan dan keinginan nelayan. Secara keseluruhan nelayan sudah merasa sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak pelabuhan.Kata kunci: tingkat kepuasan nelayan, PPN Kejawanan, pelayanan
MODEL BIO-EKONOMI PERIKANAN CUMI-CUMI DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG (Bio-Economic Model of Squid Fisheries in The Waters of Bangka Regency, Bangka Belitung Islands Province) Wawan Oktariza; Budy Wiryawan; Mulyono S. Baskoro; Rahmat Kurnia; Sugeng H. Wisudo
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 7 No. 1 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.235 KB) | DOI: 10.29244/jmf.7.1.97-107

Abstract

ABSTRACTSquid captured in the waters of Bangka Regency has grown, both with traditional and modern fishing gear. Fishing gear used consisted of squid jigging and stationary lift net. Squid fisheries in this water have not been well managed as evidenced by the tendency of squid production decreased in Sungailiat Fishing Port 17.59% per year in the period 2010-2013, the number of outside fishers who caught squid and rampant illegal tin mining in coastal waters. This study aims to determine the optimal level of squid resource management in the waters of Bangka based on biological and economic aspects. The analysis used is Schnute bio-economic models because it is more appropriate to estimate squid stock in this water. The results showed squid resources utilized in this water was overfishing, both biologically and economically since 2010 in which the production rate for the year has been 116.12% of MEY and 115.94% of MSY. Optimal production levels at MEY conditions are 767.13 tons per year with efforts 5,544 trips per year. The production level at MSY conditions are 768.33 tons per year and the efforts 5,733 fishing trips per year.Keywords: Bangka Regency waters, MEY, MSY, overfishing, squid fisheries-------ABSTRAKPenangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka telah berkembang, baik dengan alat tradisional maupun modern. Alat tangkap yang digunakan terdiri dari squid jigging dan bagan tancap. Perikanan cumi-cumi di perairan ini belum dikelola dengan baik seperti terlihat dari kecenderungan produksi cumi-cumi di PPN Sungailiat yang menurun 17,59% per tahun pada periode 2010 – 2013, banyaknya nelayan luar yang menangkap cumi dan maraknya penambangan timah illegal di perairan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat pengelolaan sumberdaya cumi-cumi yang optimal di perairan Kabupaten Bangka berdasarkan aspek biologi dan aspek ekonomi. Analisis yang digunakan yaitu model bio-ekonomi Schnute karena lebih sesuai untuk menduga stok cumi-cumi di perairan ini. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi di perairan ini sudah mengalami tangkap lebih baik secara biologi maupun ekonomi sejak tahun 2010. Dimana tingkat produksi pada tahun tersebut sudah mencapai 116,12% dari MEY dan 115,94 dari MSY. Tingkat produksi optimal pada kondisi MEY yaitu 767,13 ton/tahun dengan upaya tangkap 5.544 trip/tahun. Adapun pada kondisi MSY, tingkat produksi 768,33 ton per tahun dan upaya tangkap 5.733 trip per tahun.Kata kunci: perairan Kabupaten Bangka, MEY, MSY, tangkap lebih, perikanan cumi-cumi