Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Financial Review of Gillnet Fishermen's Joint Business Group (KUB) in Beach South West (BARSELA) Aceh M Rizal; budi wiryawan; sugeng h wisudo; iin solihin
ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal) Vol 5, No 1 (2017): ECSOFiM October 2017
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ecsofim.2017.005.01.03

Abstract

Production of marine fisheries in Barsela over the last five years, based on capture fisheries statistical data of Aceh province, has increased to 285,926.6 tonnes in 2010-2014. Therefore, the total production will affect fishing effort and the fishermen (DKP 2010-2014). The increasing factors of the number of fishing fleet in every year followed by the increasing of fish production still cannot increase the income and welfare of fishermen, particularly the joint business group (KUB) of gillnet fishermen whom are categorized as small-scale fishermen. This study aims to analyse the feasibility of gillnet fishermen's KUB in the area of Barsela Aceh. The result showed that KUB of gillnet fishermen is feasible to continue an average profit of Rp 58.878621. The value of R/C is > 1 with an average value of 1.50. The value of average PP is 1,49 (18 months) to restore the stock. The feasibility of business investment of gillnet fishermen's KUB obtained NPV value > 1, with the average value of 51.951.818, the value of Net B/C is > 1 with an average value of 1.73 and IRR values with an average value of 54%, higher than interest rate level (14%) so that it can be concluded that the JBG of gillnet fishermen is feasible to continue. 
INTERACTION PATTERN BETWEEN FISHERS AND FOREIGN INVESTORS IN THE FISHING BUSINESS AND ITS IMPLICATIONS (A CASE IN NUNUKAN REGENCY, EAST KALIMANTAN) Iin Solihin; Sugeng Hari Wisudo; John Haluan; Drajat Martianto
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 18, No 1 (2012): (June 2012)
Publisher : Research Center for Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.876 KB) | DOI: 10.15578/ifrj.18.1.2012.41-46

Abstract

The objective of this research is to determine patterns of interaction between fishers and foreign investors (Malaysia) in the fishing business. Research conducted on May 2009 in the Nunukan, East Kalimantan. The data retrieval was conducted by in depth interviews (deep interviews) with the fishersand middlemen as well as direct observations on the condition of the fishing business and marketing in both the Nunukan District and in Tawau Malaysia. The results showed that there is a relatively large dependence of the fishers in Nunukan District to the owners of capital from Tawau regarding capital provision, marketing of the catch, and social security.
EFISIENSI TEKNIS PERIKANAN PUKAT CINCIN DI PEKALONGAN Hufiadi Hufiadi; Sugeng Hari Wisudo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.98 KB) | DOI: 10.15578/jppi.16.1.2010.21-27

Abstract

Kajian pengelolaan perikanan berbasis kapasitas penangkapan merupakan alternatif pendekatan guna mengendalikan faktor-faktor input yang tidak efisien yang digunakan dalam usaha penangkapan. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi teknis dan pemanfaatan kapasitas alat tangkap pukat cincin di Pekalongan. Efisiensi penangkapan dan pemanfaatan kapasitas dari alat tangkap pukat cincin yang dikaji dan dianalisis berdasarkan pada ukuran kapal (gross tonnage). Pengukuran efisiensi penangkapan dilakukan dengan menggunakan teknik data envelopment analysis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara umum kapasitas penangkapan pada perikanan pukat cincin Pekalongan untuk setiap gross tonnage menunjukkan tingkat pemanfaatan yang tidak optimum bahkan telah terjadi kelebihan kapasitas pemanfaatannya. Hal ini disebabkan karena sistem penangkapan pukat cincin telah terjadi surplus input terutama bahan bakar minyak dan daya lampu. Fisheries management based on fishing capacity is an alternative approach to control inefficient input factors used in fishing business. The objective of this study is to measure the level of technical efficiency and utilization capacity of purse seine in Pekalongan. The technical efficiency and utilization capacity was analyzed based on gross tonnage. The fishing efficiency measurement was performed by using data envelopment analysis. The results revealed that generally fishing capacity of the purse seine for each gross tonnage indicated the utilization level still not optimum and moreover exceeding its fishing capacity. This condition is due to the fishing system of purse seine that has exceeded input factor such as fuel and light power.
PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN UDANG SKALA KECIL DI KABUPATEN CILACAP PROPINSI JAWA TENGAH Drama Panca Putra; Mulyono S Baskoro; Eko Sri Wiyono; Sugeng Hari Wisudo; Wudianto Wudianto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 3 (2014): (September 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.342 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.3.2014.161-168

Abstract

Kabupaten Cilacap merupakan penghasil utama udang di perairan Selatan Jawa dan sebagian besar merupakan hasil tangkapan nelayan skala kecil. Namun demikian, saat ini (periode tahun 2004 – 2010) terjadi penurunan produksi udang rata-rata sekitar 7,61%. Kondisi ini harus dicermati dengan serius oleh stakeholders perikanan terkait. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat peran stakeholders perikanan dalam pengelolaan sumberdaya udang skala kecil. Peran ini akan menentukan bentuk ko-manajemen untuk diterapkan dalam pengelolaan udang. Metode yang digunakan adalah structural equation modelling (SEM). Hasil analisis menunjukkan bahwa pemerintah, nelayan, dan swasta mempunyai peran yang positif dalam mendukung pengelolaan perikanan udang skala kecil di perairan Kabupaten Cilacap dengan nilai EE masing-masing 0,484, 6,873, dan 2,622, namun pihak swasta yang terbukti memiliki peran secara nyata terhadap pengelolaan perikanan udang (P < 0,05).Cilacap Regency, Central Java Province is the main producer of shrimp in the waters of the South Java which was dominated by the small-scale fishermen. However, currently (in the period from 2004 to 2010) the shrimp production has been declining at an average around 7,61%. This condition should be considered seriously by the relevant fisheries stakeholders. This study aimed to analyze the role of fishery stakeholders in managing of small-scale shrimp resource. The stakeholders are an important role in the establishment of co-management which being applied in the management of shrimp fisheries. The structural equation modeling (SEM) was used in the analysis. The results of the analysis showed that the government, fishermen, and the private sectors had a positive role in supporting the management of small-scale shrimp fisheries in the waters of Cilacap Regency (EE value search 0,484, 6,873, and 2,622), however, only the private sector have significantly affected on the shrimp fisheries management (P <0,05, namely 0,004).
ALTERNATIF PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP SULAWESI SELATAN Ihsan Ihsan; Eko Sri Wiyono; Sugeng Hari Wisudo; John Haluan
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 7, No 1 (2015): (Mei 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2163.723 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.7.1.2015.25-36

Abstract

Upaya melakukan perbaikan pengelolaan perikanan rajungan merupakan solusi untuk mencapai sistem pengelolaan rajungan yang berkelanjutan. Kajian tentang alternatif kebijakan pengelolaan perikanan rajungan. diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten pangkep. Penelitian dilaksanakan di kecamatan pesisir dan dua kecamatan kepulauan di Kabupaten Pangkep, pada bulan Desember 2012- April 2013. Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan dan wawancara dengan responden melalui Focus Group Discussion. Pengambilan data sekunder dari instansi terkait. Analisis di gunakan dengan A’WOT mengaplikasikan Program Expert Choice 2000. Hasil analisis menunjukan bahwa pengelolaan perikanan rajungan, mengandalkan kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan ancaman. Kriteria komponen kekuatan menempatkan prioritas relatif pertama minat nelayan dan masyarakat pengelolaan rajungan tinggi, peluang menetapkan target PEMDA dalam pengelolaan perikanan rajungan tinggi, kelemahan ditetapkan kordinasi dan implementasi kelembagaan masih rendah, ancaman ditetapkan jumlah alat tangkap rajungan semakin meningkat. Urutan prioritas alternatif kebijakan pengelolaan perikanan tangkap rajungan adalah: a) Penciptaan mata pencaharian alternatif; b) Penegakan hukum dan peningkatan kapasitas kelembagaan; c) Penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan; d) Restocking rajungan; e) Pengelolaan perikanan rajungan berbasis zonasi dan f) Pengembangan budidaya rajungan.The effort to make improvement in a management policy of crab fishing is a solution to achieve suistainable resource management system. The purpose of this study is to examine an alternative management policy in crab fishing. This research gives an input for the government to regulate the crab fishing management. Research conducted in sub districts of all coastal and two islands in Pangkep districts in December 2012-April 2013. The primary data obtained from the field observations and interviews with respondents through Focus Group Discussion. Collection of secondary data was done by collecting data from the relevant agencies and recording data from collector. Data were analyzed using A’WOT analysis and Program Expert Choice 2000. The results of the analysis showed that the crab fishing management, relying on the strengths and opportunity to address the weaknesses and threats. The first priority of the strength component criteria were relative interest crab fishermen and management of high society, high target of local government in the management of crab fishing was opportunity component, coordination and implementation of institutional became a weakness component, and increasing number of crab fishing gear was became Threats. Recommendation of alternatives management for swimming crab include: a) Development of alternative livelihoods, b ) Law enforcement and institutional capacity building; c) Use of environmentally friendly fishing gear ; d ) Restocking of crab; e ) Crab fisheries management based on zonation and f ) crab aquaculture development.
Peran Kearifan Lokal Suku Bajo dalam Mendukung Pengelolaan Kawasan Konservasi di Kabupaten Wakatobi Esti Hasrawaty; Pigoselpi Anas; Sugeng Hari Wisudo
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v11i1.83

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi ekosistem perairan di Taman Nasional Laut Wakatobi,menganalisis efektivitas implementasi kearifan lokal nelayan Suku Bajo dan perannya dalam pengelolaan sumberdaya perikanan sebagai upaya mendukung pengelolaan kawasan konservasi.Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Konservasi Kabupaten Wakatobi diwakili oleh Kecamatan Wangi-Wangi Selatan dan Kecamatan Kaledupa mulai dari bulan Januari-Maret 2016. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan Focus Groups Discustion (FGD). Pengamatan persentase tutupan karang di lokasi pengamatan dilakukan dengan metode transek garis segmen atau Point Intercept Transec (PIT). Pengamatan lamun dilakukan secara langsung pada masing-masing transek pada stasiunnya, kemudian dilakukan identifikasi dan pencatatan terhadap jenis lamun yang ditemukan.Implementasi kearifan lokal nelayan Suku Bajo dapat dikatakan efektif pada beberapa stasiun yang ditujukan dengan kondisi karang yang masih terjaga. Kearifan Lokal Suku Bajo antara lain: tuba dikatutuang larangan penangkapan dalam jumlah besar di area ini dan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Parika merupakan sistem kelembagaan bertindak sebagai penentu waktu penangkapan dan tempat penangkapan.
PENINGKATAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK TUNA SEGAR DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA (PPSNZJ) Muhamad Yogi Prayoga; Budhi Hascaryo Iskandar; Sugeng Hari Wisudo
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.704 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.77-88

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan, distribusiserta faktor-faktor yang berpengaruhdalamrantai pasok tuna segar di Pelabuhan Perikanan SamudraNizamZachman Jakarta (PPSNZJ)(i), mengukurkinerjadan merumuskanrekomendasilangkah-langkah peningkatan peningkatankinerjarantaipasokyang lebihefektifdanefisien(ii). Metodelogi yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analitik Asian Productivity Organization (APO), Supply Chain Operations Reference (SCOR), dan Strengths Weaknesses Oportunities Threats (SWOT). Pengelolaan rantai pasok ikan tuna segar mempunyai model yang menempatkan nelayan sebagai produsen utama. Pasar utama produk tuna segar yang didaratkan di PPSNZJ adalah negara jepang dengan mutu tuna A+ (sangat istimewa) dan A (istimewa). Hasil dari analisis adalah masih adanya permasalahan dan tantangan dalam proses pengelolaan tuna segar menjadi lebih efektif dan efisien. Strategi yang dihasilkan adalah untuk dijadikan rekomendasi untuk rantai pasok di PPSNJZ, diantaranya mempererat kemitraan antar patner, optimalisasi institusi terkait, dan pemusatan informasi pemasaran. Hasil analisis peningkatan kinerja rantai pasok tuna segar di PPSNJZ diutamakan pada beberapa matrik yang diutamakan pada reabilitas, fleksibilitas, dan responsivitas. Rekomendasi pengelolaan rantai pasok yang dirancang untuk peningkatkan kinerja yang mampu menangani 30 %  matrik pemenuhan pemesanan sempurna, 70 % untuk metrik penyesuian rantai pasok atas, pengurangan 7 hari untuk metrik siklus pemenuhan pesanan, dan 3 hari untuk metrik fleksibilitas rantai pasok atas.Kata kunci:Pengelolaam rantai pasok, PPSNZJ, SCOR, Tuna segar. 
PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA GALANGAN KAPAL KPNDP DKI JAKARTA Izza Mahdiana Apriliani; Sugeng Hari Wisudo; Budhi Hascaryo Iskandar; Yopi Novita
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.55 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.153-161

Abstract

Galangan kapal merupakan salah satu kebutuhan kapal dalam menentukan kelaikan kapal di laut. Potensi bisnis galangan kapal yang besar di wilayah Muara Angke belum dimanfaatkan dengan baik oleh pengelola perusahaan galangan kapal. Terbukti dengan keberadaan galangan kapal yang belum berkembang namun berbanding terbalik dengan jumlah kapal yang meningkat setiap tahunnya. Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara angke merupakan salah satu dari keempat galangan yang berada di wilayah muara angke. Galangan ini memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan selalu meningkat setiap tahunnya berdasarkan data produksi UPT BTPI dari tahun 2009 sampai 2012. Penilaian teknologi galangan kapal ini berada pada level semi modern. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait strategi pengembangan teknologi di galangan kapal KPNDP. Perumusan strategi perlu didahului dengan penilaian kinerja. Penilaian dilakukan dengan metode balanced scorecard. Balanced scorecard memberikan suatu kerangka kerja bagi pihak manajemen untuk menerjemahkan misi dan strategis organisasi. Analisis hasil penilaian kinerja didapatkan hasil sebesar 73. Skor ini menunjukkan bahwa galangan kapal KPNDP harus melakukan inisiatif-inisiatif (strategi) dalam pengembangan manajemen teknologinya.Kata kunci : balanced scorecard, galangan kapal, penilaian kinerja.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA UDANG YANG BERKELANJUTAN DI LAUT ARU DAN ARAFURA Mas Umamah; Sugeng Hari Wisudo; Ronny Irawan Wahyu
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 3 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.934 KB) | DOI: 10.29244/core.1.3.245-255

Abstract

Pemanfaatan sumberdaya ikan di Laut Aru dan Arafura sudah dilakukan sejak lama denganmenggunakan berbagai jenis armada penangkapan. Jenis tangkapan udang penaeid merupakankomoditas utama dari armada penangkapan yang beroperasi di perairan ini khususnya kapal trawl(pukat udang dan pukat ikan) karena merupakan komoditas ekspor utama yang bernilai tinggi. Upayapengelolaan sumberdaya perikanan untuk menentukan tingkat pemanfaatannya agar dapat dilakukansecara berkelanjutan telah dilakukan pemerintah antara lain melalui Peraturan Menteri Kelautan danPerikanan (PERMEN KP) No. 56/PERMEN-KP/2014 Tentang Penghentian Sementara (Moratorium)Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di WPPNRI dan PERMEN KP No. 2/PERMEN-KP/2015 TentangLarangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) diWPPNRI. Penelitian bertujuan untuk menghitung dan menganalisis tingkat produktivitas kapal pukatudang, menghitung dan mengestimasi jumlah hari operasi penangkapan dan jumlah kapal yang idealuntuk pemanfaatan sumberdaya udang di Laut Aru dan Arafura. Penelitian dilakukan terhadap kapalpukat udang yang beroperasi dari tahun 2002-2015. Perhitungan hasil tangkapan pada kondisimaksimum lestari dan upaya penangkapan dianalisis dengan metode surplus model yang dikembangkanoleh Wiranata (2016). Hasil penelitian menunjukkan estimasi hasil tangkapan udang banana padakondisi maksimum lestari (Ymsy) sebesar 1.592,82 ton dengan upaya penangkapan optimum (fmsy) sebesar6.795 hari atau sebesar 26 unit kapal setara kapal pukat udang. Adapun hasil tangkapan aktual yaitu839 ton dengan effort aktual sebesar 2.128 hari. Hal ini menunjukan bahwa pemanfaatan sumberdayaudang di Laut Aru dan Arafura dalam kondisi moderate atau belum mengalami tekanan eksploitasiyang berlebihan.Kata kunci: laut aru dan arafura, maximum sustainable yield , pukat udang, sumberdaya udang, upayapenangkapan.
POLA BAGI HASIL TANGKAPAN IKAN NELAYAN PANCING di CISOLOK Amita Nucifera Nida Silmi; Eko Sri Wiyono; Sugeng Hari Wisudo
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.226 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.79-91

Abstract

Pendapatan nelayan adalah salah satu ukuran dalam menentukan taraf kehidupan nelayan.  Pendapatan nelayan umumnya diperoleh dari sistem bagi hasil operasi penangkapan ikan.  Untuk mengatur sistem bagi hasil itu, Pemerintah membuat dan menerapkan UU Sistem Bagi Hasil No 16 tahun 1964. Penelitian dilakukan di PPI Cisolok untuk alat tangkap pancing ulur guna mengetahui sistem bagi hasil beserta kendala yang terjadi di lapangan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diambil secara purposive sampling. Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa usaha penangkapan ikan dengan pancing di Cisolok didominasi oleh nelayan dengan kapal relatif kecil, hasil rata-rata pendapatan kapal per bulan adalah Rp. 37.713.333 (musim banyak ikan) dan Rp. 13.199.666 (musim paceklik).  Sistem bagi hasil untuk kapal pancing di Pelabuhanratu adalah 60% untuk pemilik kapal dan 40% untuk nelayan dari hasil bersih. Rataan pendapatan nelayan berada di atas UMK Kabupaten Sukabumi. Hampir semua peraturan tentang sistem bagi hasil sudah dilaksanakan tetapi nelayan masih dalam kondisi miskin.Kata kunci: Bagi hasil, Cisolok, pancing.