Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

RANCANG BANGUN EARLY WARNING SYSTEM ( EWS) PASOKAN IKAN TCT DI PROVINSI DKI JAKARTA Muhammad Luqman Triaji; Sugeng Hari Wisudo; Mustaruddin .
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 2 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.503 KB) | DOI: 10.29244/core.2.2.145-159

Abstract

Manajemen dalam pasokan ikan merupakan hal penting dalam pencegahan IUU Fishing serta merupakan amanat Undang-undang Perikanan No. 45 Tahun 2009, dalam mengelola potensi sumber daya ikan Indonesia. Potensi sumber daya ikan Indonesia terbagi dalam 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Repubik Indonesia (WPPNRI), salah satunya Provinsi DKI Jakarta yang berada di WPPNRI 712. Rancang bangun EWS pasokan ikan Tuna, Cakalang dan Tongkol (TCT) diharapkan dapat mengidentifikasikan kondisi supply dan demand dalam manajemen pasokan ikan. Hasil identifikasi tersebut sebagai forecasting patokan data dalam EWS pasokan ikan (TCT), sehingga  kondisi pasokan ikan TCT dapat terpantau dalam keadaan shortage atau surplus. Penelitian ini merupakan metode kualitatif deskriptif dengan  menggunakan model analisis forecasting antara lain eksponential smoothing seasonal. Berdasarkan hasil penelitian terhadap rancang bangun EWS pasokan TCT di DKI Jakarta, diketahui bahwa produksi TCT dari TPI, ditambah impor luar negeri dan domestik dalam keadaan shortage, hal ini terjadi karena kebutuhan adanya kebutuhan konsumsi TCT aktual susenas (3,23 kg/kapita/tahun) perkotaan DKI Jakarta sebesar 32.903,70 ton sedangkan kebutuhan ekspor sebesar 83.704,72 ton. Hasil forecasting satu tahun ke depan untuk tahun 2018 dibandingkan data collecting realtime  antara forecasting demand  dan realtime yang di supply atau dikonsumsi diketahui bahwa TCT (shortage), Tuna (surplus), Cakalang (shortage), dan Tongkol (shortage).Kata kunci: Pasokan ikan, Tuna Cakalang Tongkol (TCT), Peramalan, Early Warning System (EWS), Supply dan Demand  TCT, Sistem Pencatatan Ikan
ESTIMASI JUMLAH KAPAL PENANGKAP IKAN OPTIMAL DI WPP 712 BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN Wienda Justitia Ardiyani; Budhi Hascaryo Iskandar; Sugeng Hari Wisudo
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.491 KB) | DOI: 10.29244/core.3.1.95-104

Abstract

Kondisi sumber daya ikan di WPP 712 saat ini berada dalam kondisi kurang baik. Hal tersebut didukung oleh Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan yang menyatakan bahwa potensi perikanan di WPP 712 saat ini memiliki nilai pemanfaatan yang melebihi angka yang artinya upaya penangkapan di WPP 712 sudah mencapai kategori fully-exploited. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengurangan dalam upaya penangkapan ikan di WPP 712. Salah satu penyebab terjadinya upaya penangkapan berlebih karena tekanan penangkapan yang terjadi di WPP 712 didominasi oleh kegiatan perikanan tangkap skala kecil. Untuk dapat mengatasi tingginya upaya penangkapan yang dilakukan pertama-tama perlu dilakukan analisis terhadap sebaran unit penangkapan yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi sebaran kapal penangkap ikan di WPP 712 dan menentukan estimasi jumlah kapal penangkap ikan optimal di WPP 712 berdasarkan potensi sumber daya ikan. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan melakukan pengolahan data sekunder yang telah diperoleh dari Kementerian Kelautan Perikanan. Hasil yang telah diperoleh bahwa dalam delapan tahun terakhir jumlah kapal penangkap ikan yang beroperasi di WPP 712 mengalami perubahan secara fluktuatif. Total jumlah kapal tertinggi terdapat pada tahun 2014 yaitu dengan jumlah 98.828 unit kapal penangkap ikan dari berbagai ukuran. Hingga saat ini kategori kapal yang digunakan adalah dengan mengelompokkan kapal berdasarkan nilai GT kapal. Jumlah kapal penangkap ikan optimal berdasarkan nilai potensi sumber daya ikan saat ini untuk zona tangkap daerah sebesar 30.723 unit kapal dengan ukuran <5 GT hingga 21-30 GT dan 13.521 unit kapal berukuran 31-50 GT hingga kapal >200 GT. Kata kunci: kapal penangkap ikan, potensial, WPP 712, zona tangkap
KEBUTUHAN BAHAN BAKAR MINYAK PADA KAPAL PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU Daisy Rahma Rizal; Fis Purwangka; Mohammad Imron; Sugeng Hari Wisudo
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.1.029-042

Abstract

Fasilitas penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti Instalasi Bahan Bakar Minyak merupakan salah satu fasilitas fungsional pelabuhan perikanan. Namun nelayan masih kesulitan dalam mengakses BBM dengan harga normal dan stok yang tersedia tidak pasti. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi jenis dan menghitung jumlah BBM yang dibutuhkan kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, mengidentifikasi jenis dan menghitung jumlah BBM yang disediakan penyalur BBM resmi, serta menentukan persediaan kebutuhan BBM dan merekomendasikan distribusi BBM yang baik bagi nelayan di PPN Palabuhanratu. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis matematika sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan PPN Palabuhanratu membutuhkan BBM jenis solar dan bensin. Kebutuhan solar subsidi oleh kapal ≤30 GT sebesar 568.041 liter selama satu tahun. Kebutuhan solar industri sebanyak 2.556.000 liter dalam setahun. BBM jenis bensin yang dibutuhkan sebesar 676.202 liter dalam setahun. Rekomendasi untuk pendistribusian BBM yang lebih baik adalah melakukan penyederhanaan administasi perikanan agar mudah dalam mengakses BBM subsidi (satu identitas multifungsi), menggunakan perhitungan hasil penelitian untuk referensi kuota BBM dan membuka informasi akses kuota ketersediaan BBM untuk sektor perikanan pada setiap tempat pengisian BBM di sekitar PPN Palabuhanratu, dan membuat mekanisme terstruktur dan pengawasan ketat untuk pembelian BBM subsidi dan non-subsidi. Kata kunci: BBM, bensin, kapal perikanan, PPN Palabuhanratu, solar
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN TEKNOLOGI KESELAMATAN KERJA PADA OPERASI PERIKANAN PAYANG DI PALABUHANRATU, JAWA BARAT Fis Purwangka; Sugeng Hari Wisudo; Budhi H. Iskandar; John Haluan
Jurnal Kelautan Nasional Vol 8, No 2 (2013): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.996 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v8i2.6224

Abstract

Penyebab utama kecelakaan laut yang berujung pada hilangnya nyawa manusia adalah murni kesalahan manusia (human error). Penyebab lainnya adalah pengabaian yang dilakukan oleh penyelenggara transportasi laut dan instansi-instansi terkait, serta perlengkapan keselamatan transportasi laut yang jauh dari memadai.  Khusus pada kegiatan perikanan, sebanyak 80 persen faktor kecelakaan laut disebabkan oleh kealpaan manusia.  Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya pada teknologi penangkapan ikan yang saat ini digunakan nelayan dengan mengidentifikasi risiko keselamatan kerja nelayan yang disebabkan oleh human error dan melakukan pengukuran kemungkinan terjadinya human error serta memberikan rekomendasi untuk mengurangi risiko yang disebabkan oleh human error.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Formal Safety Assessment (FSA) dengan melakukan pengamatan langsung aktivitas penangkapan ikan pada perikanan payang.  Unsur manusia dapat dimasukkan ke dalam proses FSA dengan menggunakan analisis keandalan manusia (Human Reliability Analysis).  Tahapan HRA yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi aktivitas/tugas secara rinci dengan Hierarchical Task Analysis (HTA).  Tahap kedua adalah melakukan penilaian risiko dengan menggunakan Human error Assessment and Reduction Technique (HEART).  Tahap yang terakhir adalah memilih opsi pengendalian risiko yang konsisten terhadap aktivitas yang diamati dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA).  Aktivitas yang memiliki peluang risiko terbesar terjadi pada aktivitas pengoperasian alat tangkap pada saat pemasangan (setting) alat tangkap.  Peluang konsekuensi kecelakaan kerja terbesar adalah aktivitas pengangkatan alat tangkap (hauling). Pilihan minimalisasi human error, secara umum adalah dengan melakukan perencanaan pelayaran, pemilihan ABK yang kompeten, melakukan aktivitas secara aman dan mempersiapkan alat perlindungan diri (APD) saat melakukan aktivitas atau berada di atas perahu.
INTENSITAS KERJA AKTIVITAS NELAYAN PADA PENGOPERASIAN SOMA PAJEKO (MINI PURSE SEINE) DI BITUNG Suci n Handayani; Sugeng H Wisudo; Budhi H Iskandar; John Haluan
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 5 No 1 (2014): MEI 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3683.758 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.5.1-13

Abstract

Faktor-faktor kecelakaan di laut dalam kegiatan penangkapan ikan sebanyak 80% disebabkan oleh kesalahan manusia (FAO 2009). Jumlah kecelakaan kapal penangkap ikan dalam kurun waktu 7 tahun (Januari 2007-November 2013) di PPS Bitung terjadi 40 kali dan cenderung meningkat. Terdapat kecelakaan dari 6 jenis kapal penangkap ikan yang tidak tercatat tahun 2010-2013 di Bitung dengan mayoritas kapal soma pajeko (mini purse seine). Penting untuk mempelajari keselamatan nelayan pada operasi penangkapan ikan soma pajeko, karena jumlah nelayan yang terlibat cukup banyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aktivitas dan menentukan intensitas kerja dari aktivitas nelayan dalam operasi soma pajeko yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja di laut. Metode penelitian ini adalah deskriptif numerik. Data dianalisis dengan mengidentifikasi aktivitas dengan Hierarchical Task Analysis (HTA). Hasil penelitian menunjukan bahwa tahapan kegiatan soma pajeko di PPS Bitung diurutkan menjadi 8 (delapan) tahap dengan jumlah 58 aktivitas. Jumlah awak kapal penangkap ikan soma pajeko sebanyak 28 orang dengan porsi tanggung jawab terbesar adalah kapten. Jumlah intensitas kerja untuk melakukan semua kegiatan (awal sampai akhir) pada pengoperasian soma pajeko memerlukan keterlibatan awak kapal dengan Intensitas Kerja Total (IKT) sebesar 563 OA (Orang Aktivitas). Tahap 5 (bauling) memiliki intensitas kerja terbesar yang menunjukkan tingkat aktivitas tertinggi dengan indeks Intensitas Kerja Primer (IKP) sebesar 0.29. Keterlibatan awak saat bauling merupakan intensitas kerja tertinggi (139 OA) sehingga berpotensi menimbulkan peluang resiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia lebih tinggi dibandingkan tahap kegiatan pengoperasian soma pajeko lainnya.
TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN JARING RAMPUS DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS DENGAN PENDEKATAN NILAI TUKAR NELAYAN Puti Lenggo Geni; Sugeng Hari Wisudo; Budhi Hascaryo Iskandar; Dwi Putra Yuwandana
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.1.057-069

Abstract

Nilai tukar nelayan dapat berubah pada setiap periodenya, perubahan nilai tukar nelayan dapat berdampak terhadap kesejahteraan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik alat tangkap dan nelayan jaring rampus di wilayah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cituis, menghitung nilai tukar nelayan jaring rampus di wilayah PPI Ikan Cituis, dan merumuskan strategi perbaikan tingkat kesejahteraan nelayan jaring rampus di wilayah PPI Cituis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan cara accidental sampling terhadap 3 kelompok responden utama, yakni: nelayan pemilik, juru mudi, serta nelayan buruh dari unit penangkapan jaring rampus. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, analisis nilai tukar nelayan, dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal jaring rampus yang beroperasi di PPI Cituis memiliki ukuran 3-6 GT. Nelayan jaring rampus di PPI Cituis memiliki nilai tukar nelayan yang bernilai lebih dari satu. Angka NTN tertinggi diperoleh kelompok nelayan pemilik. Strategi yang mendukung peningkatan kesejahteraan nelayan jaring rampus di PPI Cituis yang didapat dari analisis SWOT adalah strategi SO yang terdiri, pengembangan pengetahuan & keterampilan penangkapan ikan nelayan, pemanfaatan peluang pemasaran, menggunakan kelebihan pendapatan sebagai sarana peningkat nilai tambah hasil tangkapan. Kata kunci: jaring rampus, nilai tukar nelayan, PPI Cituis
The RANCANG BANGUN ALAT KEJUT LISTRIK UNTUK PERIKANAN TUNA HANDLINE SKALA KECIL Shidiq Lanang Prasetiyo; Sugeng Hari Wisudo; Roza Yusfiandayani
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 12 No 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3157.941 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.12.193-204

Abstract

Tuna handline in Indonesia is a small-scale fishery and is generally not equipped with a fishing rod. This often causes fishermen to face various problems such as excessive workloads and a decrease in the quality of the catch when the fishing line is eaten by relatively large tuna (>10 kg). This is research has a final goal, namely to make an electric shock device that is ready to be used by tuna fishing line fishermen. This is a preliminary research aiming to determining a list of component requirements and making a design for an electric shock device. The method used is literature study and experiment. The results of the research on determining the list of component requirements showed that the type of DC electric shock was used as an electric shock for fish. Meanwhile, the switch system uses a timer delay relay. Furthermore, based on the results of the calculation of material selection, it shows that stainless steel is the first priority with a C value of 1. The tube shape is chosen as the main shape design because it has the fastest speed and travel time compared to other forms, namely 2.84 m/sec and 35.27 seconds. The construction for assembling a single electric shock device requires at least 26 components. The results of the research on making prototypes that have been made have dimensions of 6 cm in diameter and a total height of 40 cm and a prototype weight of 2.67 kg.
Estimation of Optimum Main Engine Power for a 14.5 m Wooden Purse Seine Vessel (Case Study of Motor Vessel (MV) Putra Abadi) Fis Purwangka; Daisy Rahma Rizal; Mohammad Imron; Sugeng Hari Wisudo
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v9i2.20476

Abstract

Small pelagic purse seine vessels in Jakarta are dominated by vessels with a length of 14.5 m. The vessel's hull construction was made by a traditional vesselyard using wood. The construction process only relies on the skills and habits of craftsmen. The choice of engine is only based on the size of the vessel and the price of the engine without calculating resistance. In general, the power of the purse seine main engine as the main mover is not suitable, causing wasteful fuel consumption. The fishing vessel engine used by MV Putra Abadi comes from a modified truck engine so that the fuel used does not comply with specifications. This research aims to determine the amount of power needed to move a Putra Abadi fishing vessel. The method used is direct observation by taking direct measurements of the dimensions of MV Putra Abadi. Next, the engine resistance and power are also calculated using the Holtrop resistance method in software. The Putra Abadi fishing vessel based on hydrostatic calculations showed that the block coefficient (Cb) is 0.425 at a speed of 7 knots, the resulting resistance is 2.5 kN. While at a maximum speed of 8 knots the BHP is 98.82. The power requirement of Putra Abadi fishing vessel according to this calculation is only 46% of the engine power currently used.
STATUS KEBERLANJUTAN KUB NELAYAN GILLNET DI BARSELA ACEH BERDASARKAN DIMENSI LEMBAGA DAN KEBIJAKAN Muhammad Rizal; Budy Wiryawan; Sugeng Hari Wisudo; John Haluan
Journal of Aceh Aquatic Sciences Vol 2, No 1 (2018): Journal of Aceh Aquatic Sciences
Publisher : Journal of Aceh Aquatic Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/.v2i1.1691

Abstract