Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Substrat yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Biomassa Cacing Laut (Nereis sp.) Asnawai, .; Yusnaini, .; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.908 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i2.5008

Abstract

Cacing Nereis sp. tergolong hewan ekonomis yang digunakan sebagai umpan dan pakan induk udang. Penelitian ini bertujuan menentukan bahan substrat media yang baik dalam pembudidayaan cacing Nereis. sp. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Pada setiap unit percobaan digunakan sebanyak 5 ekor hewan uji. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan tipe substrat yang berbeda terdiri atas pasir putih, pasir hitam dan pasir putih campur pasir hitam. Hewan uji hasil penangkapan di alam dengan ukuran yang relatif sama ditempatkan dalam wadah sementara, kemudian dilakukan penimbangan awal terhadap berat total hewan uji menggunakan timbangan analitik. Hewan uji lalu ditempatkan pada masing-masing wadah penelitian yang tersedia. Pakan yang diberikan adalah ampas kelapa yang masih memiliki santan, diberikan 2 kali/hari dengan dosis 20 % dari bobot tubuh. Variabel yang diamati adalah Kelangsungan  Hidup, Pertumbuhan Mutlak dan Laju Pertumbuhan Spesifik. Hasil uji menunjukkan semua jenis substrat pada penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai substrat pada budidaya cacing Nereis sp., karena menghasilkan kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik yang seluruhnya tidak memberikan pengaruh yang nyata. Penelitian ini menyimpulkan bahwa cacing Nereis sp. dapat dipelihara pada substrat berpasir.Kata kunci: Cacing Nereis sp., Budidaya, Substrat, Biomassa, Pertumbuhan
Studi Pertumbuhan Juvenil Abalon (Haliotis asinina) yang Dipelihara Bersama Spons yang Berbeda Safitri, Waode; Effendy, Irwan J.; Aslan, Laode M.; idris, muhammad; Balubi, Abdul M.
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.527 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i2.4334

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan juvenil abalon Haliotis asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda (Stylotella aurantium, Halichondria panicea, Callyspongia aerizusa). Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan menggunakan sistem IMTA (Integrated Multi Tropic Akuakultur). Sebanyak 90 ekor juvenil abalon dimasukkan kedalam keranjang plastik masing-masing 10 ekor, di tempatkan dalam kolam IMTA dipelihara bersama spons. Sebuah penelitian dengan tiga perlakuan (A= Halichondria panicea), (B= Stylotella aurantium), (C= Callispongia aerizusa) dengan 3 kelompok, kelompok 1 = (ukuran 34-37 cm), kelompok 2 = (ukuran 38-41 cm), kelompok 3 = (ukuran 32-35). Hasil penelitian menunjukkan studi pertumbuhan juvenile abalone H. asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda memberikan respon yang tidak berbeda nyata antara perlakuan. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa pertumbuhan  rata-rata pertambahan panjang cangkang dan bobot tubuh tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu abalon yang di pelihara bersama spons Callyspongia aerizusa.Kata Kunci : IMTA, Juvenil Abalon (Haliotis asinina), Spons Berbeda dan Pertumbuhan
Pengaruh Ketinggian Air Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Belut Sawah (Monopterus albus) Yang Dipelihara Pada Media Tanpa Lumpur Suparta, Syahruddin; Idris, Muhammad; Balubi, Abdul Muis
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.711 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i4.8025

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian air yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup belut sawah (Monopterus albus). Perlakuan berupa ketinggian air dengan perlakuan A (15 cm), perlakuan B (20 cm), perlakuan C (30 cm) dan perlakuan D (45 cm). Parameter yang diamati pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan Kelangsungan Hidup (SR). Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)  dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian air memberi pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik namun memberi pengaruh yang tidak nyata terhadap kelangsungan hidup. Pertumbuhan tertinggi diperoleh pada perlakuan A (ketinggian air 15 cm) 25.67 g sementara itu nilai laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada perlakuan A (ketinggian air 15 cm) sebesar 0.08 %/hari dan nilai kelangsungan hidup rata-rata berkisar antara 98 %-100 %. Kesimpulan belut sawah sebaiknya dipelihara pada ketinggian air 15 cm pada media tanpa lumpur untuk menghasilkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang optimum. Kata kunci : Ketinggian Air, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup, Belut Sawah.
Pengaruh Interval Waktu Penyuntikan Hormon Pertumbuhan Rekombinan Ikan Kerapu Kertang (rElGH) yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Respon Fisiologis Ikan Sidat (Anguilla bicolor) Majid, Abdul; Idris, Muhammad; Kurnia, Agus
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 6, No 1 (2022): JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v6i1.12665

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian rGH secara injeksi terhadap pertumbuhan dan respon fisiologis ikan sidat (A.bicolor).  Penelitian ini dilaksanakan di Desa Masagena Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara mulai dari bulan Agustus sampai bulan Oktober 2019.  Sejumlah 60 ekor ikan sidat dipelihara di dalam 12  karamba kayu ukuran 1x1x1 m3 dengan padat penebaran tiap unit 5 ekor /m3 selama 48 hari pemeliharaan. Empat jenis perlakuan diterapkan  dengan interval waktu yang berbeda yakni perlakuan (A) tanpa rGH, (B) 5 hari sekali, (C) 7 hari sekali dan (D) 9 hari sekali.  rGH yang digunakan berasal dari ikan kerapu kertang (rElGH). Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi Pertumbuhan mutlak, rasio konversi pakan (RKP), retensi protein, kelangsungan hidup, analisis hepatosomatik indeks, analisis visceralsomatik indeks, analisis ekskresi total amoniak nitrogen, analisis kadar glukosa dan analisis kadar glikogen hati dan otot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar  21±1,11,  23±3,97,  33±6.97, dan  34±1,22.  Rasio konversi pakan (RKP) ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar  2,74±0,23,  2,53±0,63,  1,75±0,47, dan  1,48±0.09.  Retensi protein ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar 14,13±1,11,  16,56±1,89,  17,60±0,33 dan  17,87±0,97. Kelulushidupan (SR) ikan sidat pada seluruh perlakuan sebesar 100%.   Hepatosomatik indeks ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar 1,49±0,01, 1,54±0,01, 1,51±0,01, dan 1,57±0,02. Visceral somatik indeks ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar 2,68±0,32, 2,69±0,35, 2,28±0,07, dan 2,44±0,02. TAN  ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar 0,04±0,01, 0,03±0,01, 0,02±0,01, dan  0,02±0,01. Kadar glukosa ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar  15,42±2,59, 19,23±5,28,  29,93±3,76, dan  32,45±3,26. Kadar glikogen hati ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar  26,56±2,65, 30,31±2,49,  35,03±1,69, dan  37,75±2,65. Kadar glikogen otot ikan sidat pada perlakuan A, B, C dan D masing-masing sebesar 17,06±2,58, 19,22±4,42,  26,24±1,03, dan  28,74±2,32.  Penelitian ini menyimpulkan bahwa interval waktu penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan sidat adalah 9 hari sekali.
Studi Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Yang Diberi Pakan Keong Bakau Dan Keong Mas Segar Yang Dipeliharan Pada Sistem Sirkulasi Jumarlin, Jumarlin; Kurnia, Agus; Astuti, Oce; Yusnaini, Yusnaini; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 6, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v6i2.15245

Abstract

Studi Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Yang Diberi Pakan Keong Bakau (Telescopiumtelescopium) Dan Keong Mas (Pomaceacanaliculata) Segar Yang Dipeliharan Pada Sistem Sirkulasi.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi pertumbuhan kepiting bakau (scylla serrata) yang diberi pakan keong bakau dan keong mas segar yang dipelihara pada sistem sirkulasi. Penelitian ini menggunakan 3 jenis pakan segar yakni keong bakau (Pakan A), perlakuan B keong mas (Pakan B) dan campuran antara keduannya (keong bakau dan keong mas) sebagai pakan C. Sebanyak 18 ekor kepiting bakau (bobot awal 60-90 gram) ditempatkan ke dalam 18 bua wadah plastik dan dipelihara menggunakan sistem resirkulasi. Kepiting bakau diberi pakan sebanyak 2 kali sehari ( jam 8.00 dan 17.00) sebanyak 10% dari bobot tubuh selama 60 hari pemeliharaan. Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik (LPS), panjang dan lebar karapaks, serta tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan segar yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang dan lebar karapaks serta tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan mutlak kepiting uji berkisar antara 14,83-29,33 gram, laju pertumbuhan spesifik berkisar antara 0,26-0,49%, panjang karapaks berkisar 0,37-0,52 cm, lebar karapaks 0,27-0,55 cm dan tingkat kelangsungan hidup berkisar 83,33-100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian pakan keong bakau segar, keong mas segar dan campuran keduanya dapat meningkatkan pertumbuhan kepiting bakau (S. Serrata) yang dipelihara pada sistem sirkulasi.Kata Kunci : Kepiting Bakau, Pertumbuhan, Sintasan, Keong Bakau Dan Keong Mas.
Perbandingan Pertumbuhan Benih Hasil Perkawinan Ikan Nila Merah Dengan Nila Hitam (Oreocheromis niloticus) Masirudin, La Ode; Yusnaini, Yusnaini; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 2 (2020): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v5i2.15637

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan benih hasil perkawinan ikan nila merah dengan nila hitam (oreocheromis niloticus). Penelitian ini telah dilaksanakan pada  bulan September sampai November 2019 di PKBI (Pondok Kewirausahaan Budidaya Ikan) Anduonohu selama 45 hari. Perlakuan dalam penelitian ini adalah A : nila merah jantan>< nila hitam betina  B : nila merah betina >< nila hitam jantan C : nila hitam jantan  >< nila hitam betina , sedangkan parameter yang diamatia dalam penelitian ini adalah pertumbuhan mutlak rata-rata, laju pertumbuhan spesifik, dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian ini menunjukan perlakuan B :nila merah betina >< nila hitam jantan lebih unggul dibandingkan dengan perlakuan lainnya yakni pertumbuhan mutlak: 1,67± 0,46 g, laju pertumbuhan spesifik: 7,60 ± 0,54 % /hari dan tingkat kelangsungan hidup: 100%. Dapat disimpulkan bahwaperkawinan nila merah betinah dan nila  hitamjantan memiliki pertumbuhan mutlak yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainyaKata Kunci : Pertumbuhan, Larva Nila Hitam, Larva Nila Merah
PENERAPAN KANTONG JARING UKURAN MINI UNTUK PRODUKSI LOBSTER UKURAN SUPER DI DESA TAPULAGA KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA Yusnaini; Muhammad Ramli; Indriyani Nur; Muhammad Idris; Agus Kurnia; Irdam Riani
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Juli 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i3.11630

Abstract

Abstract. Lobster is a fishery resource of significant economic importance. The supply of lobster is still mainly derived from natural capture. In addition, to the seed problem, lobster is cannibal and growth is relatively slow in cultivation. The solution applied is a cultivation system using floating net bags (KJA) of small size (dimensions of length and width of 1 m and height of 1.5 m). The aims of this activity is to increase the knowledge and skills of the technical guidance participants, especially the lobster farming group. It also provides production facilities in the form of small zise of cage, juvenile lobster and feed for the production of super sized lobsters. The results of this activity were increased knowledge 69-100% and skills 44-100%  of lobster culture partners in the mini KJA system. As a result, the weight of the pearl lobster (Panulirus ornatus) had an average increase 38 g per month, while the mortality rate was < 10 %. Selective harvesting was carried out with juvenile measuring an average of 200 g/lobster which could reach a weight of >500 g after being cultivated for 6-10 months. The such size of the lobster is super. The advantage of cultivation is to increase the weight (biomass) and price categories. The juvenile prices were Rp 350,000/kg or Rp 80,000/lobster, after reaching the super size the price increased to Rp 900,000/kg or Rp 450,000/lobster. The cultivation system using mini size net bags can be an alternative to the developmen of lobster culture.               Abstrak. Lobster sebagai komoditas perikanan mempunyai nilai ekonomis penting. Pasokan lobster masih dominan berasal dari penangkapan di alam. Selain masalah benih, kendala lain budidaya adalah lobster bersifat kanibal dan pertumbuhan relatif lambat. Solusi yang diterapkan adalah sistem budidaya dengan mengunakan kantong jaring apung (KJA) berukuran mini/kecil (dimensi panjang dan lebar 1 m serta tinggi 1,5 m). Tujuan kegiatan  adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta bimbingan teknis, khususnya kepada kelompok yang membudidayakan lobster. Dilakukan juga menyediakan sarana produksi berupa KJA mini, juvenil lobster dan pakan untuk produksi lobster berukuran super. Hasil kegiatan ini telah meningkatkan pengetahuan  69-100% dan keterampilan 44-100% mitra tentang budidaya lobster sistem KJA mini. Bobot lobster mutiara (Panulirus ornatus) yang dipelihara mengalami peningkatan bobot rata-rata 38 g/ekor/bulan dan  tingkat  kematian  <20%.  Panen selektif dilakukan, juvenil lobster berukuran rata-rata 200 g/ekor dapat mencapai bobot >500 g dan berkategori ukuran super, setelah dipelihara 6-10 bulan. Budidaya pembesaran meningkatkan bobot (biomassa) lobster dan kategori harga. Lobster mutiara berukuran 200-300 g, harganya sekitar  Rp 350.000/kg (Rp 80.000/ekor) dan setelah mencapai ukuran super harganya sekitar Rp 900.000/kg. (Rp 450.000/ekor yang berukuran 500 g/ekor). Sistem budidaya menggunakan kantong jaring ukuran mini dapat menjadi alternatif pada pengembangan budidaya lobster.
DAYA RAMBAN (GRAZING) IKAN BARONANG (SIGANUS GUTTATUS) YANG DIPELIHARA DENGAN RUMPUT LAUT KAPPAPHYCUS ALVAREZII DI PERAIRAN TANJUNG TIRAM, KABUPATEN KONAWE SELATAN Rezki Amalyah; Ma'ruf Kasim; Muhammad Idris
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.401 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v19i2.1075

Abstract

Abstrak: Serangan Hama dan penyakit merupakan penyebab terganggunya pertumbuhan rumput laut sehingga menyebabkan menurunnya produksi rumput laut. Salah satu hama dalam rumput laut adalah ikan baronang (Siganus guttatus). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perambanan S. guttatus terhadap rumput laut K. alvarezii dengan kepadatan berbeda. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2018 di areal budidaya rumput laut perairan Desa Tanjung Tiram, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode rakit jaring apung sebanyak 3 buah dengan ukuran 440 x 100 x 50 cm. Rakit dibagi menjadi empat petak serta diberi label. Dalam masing-masing petak dibudidayakan rumput laut K. alvarezii dengan berat awal 100 g per rumpun dimana masing-masing unit percobaan dibedakan berdasarkan padat tebar 600 g/m2, 900 g/m2 dan 1200 g/m2. Pada setiap pengambilan data grazing (daya ramban)  ikan baronang dalam wadah rakit apung ditebar 1 ekor ikan baronang dengan bobot sama sebesar 135 g. Selama 21 hari penelitian, grazing ikan baronang tertinggi berada pada kepadatan 1200 g/m2  sebesar  -23,58% dan yang terendah pada kepadatan 600 g/m2sebesar -12,4%.Kata Kunci : Grazing, Ikan Baronang, Rumput laut, Rakit Jaring ApungAbstract: Pest and disease attacks are a cause of disruption of seaweed growth, which causes a decrease in seaweed production. One pest in seaweed is baronang fish (Siganus guttatus). The aim of this study is to determine grazing rate of S. guttatus on K. alvarezii seaweed with different densities. The study was conducted in January 2018 in the area of seaweed cultivation in the waters of Tanjung Tiram village, South Konawe Regency. The total of plots in one unit of floating cage was three plots pieces measuring 440 x 100 x 50 cm. Raft is divided into four plots and labeled. In each plot cultivated K. alvarezii seaweed with an initial weight of 100 g per clump where each experimental unit is differentiated based on stocking density of 600 g / m2, 900 g / m2 and 1200 g / m2. At each grazing data collection (drilling power) Baronang fish in floating raft containers were stocked with one Baronang fish with the same weight of 135 g. During maintenance, Baronang fish is given commercial feed as much as 5% of body weight. As for the 21 days of research, the highest Baronang fish grazing is at a density of 1200 g / m2 at -23.58% and the lowest at a density of 600 g / m2 at -12.4%.Keywords: Grazing, Baronang fish, seaweed, floating cage 
Performa Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Sidat Kembang (Anguilla marmorata) Yang Dipuasakan Dengan Interval Waktu Berbeda Husni Dilla Astari; Agus Kurnia; Muhammad Idris
Jurnal Media Akuatika Vol 7, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v7i2.24527

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan sidat kembang (A.marmorata) yang dipuasakan dengan interval waktu berbeda. Empat jenis interval waktu pemuasaan ikan sidat kembang dalam penelitian ini yaitu Tanpa Pemuasaan (A), Pemuasaan 4 Hari (B), Pemuasaan 6 Hari (C) danPemuasaan 8 Hari (D). Sebanyak 48 ekor ikan sidat yang dimasukan kedalam 12 bak beton (4 ekor/wadah) yang berukuran 200 × 100 × 80 cm yang dipelihara selama 45 hari. Ikan uji diberi pakan keong mas sebanyak 2 kali sehari (08.00 dan 16.00 WITA) dengan dosis sebanyak 15% bobot biomassa ikan. Parameter yang diamati yaituPertumbuhan Mutlak (PM), Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) dan Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH). Hasil penelitian menunjukan bahwa PM tertinggi didapatkan pada sidat kembang dengan perlakuan A sebesar 4,92 g, diikuti oleh perlakuan B dan C masing masing sebesar 4,67 g dan 3,42 g. Sedangkan LPS sidat kembang terendah didapatkan pada perlakuan D sebesar 2,58 g. LPS tertinggi didapatkan pada perlakuan A sebesar 0,30 % diikuti oleh perlakuan B, C dan D dengan nilai sebesar 0,28 %, 0,20% dan 0,15 %. TKH ikan sidat tertinggi didapatkan pada perlakuan A dan B yaitu sebesar 100%, diikuti oleh perlakuan C dan D dengan nilai sebesar 75 % dan 66 %. Penelitian ini menyimpulkan bahwa interval waktu pemuasaan selama 4 hari menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup optimum sidat kembang.Kata Kunci : Sidat kembang ; Pemuasaan ; Pertumbuhan ; Kelangsungan Hidup 
Introduksi Budidaya Belut Sawah (Monopterus albus) dan Cacing Merah (Lumbricus rubellus) sebagai Pakan Belut di BTN Kendari Permai, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara Muhammad Idris; Amirullah Amirullah; Emiyarti Emiyarti; Sjamsu Alam Lawelle; Ira Ira
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.119 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i2.515

Abstract

 Telah dilakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat Internal UHO (PKMI-UHO), untuk mengintroduksi metode budidaya belut sawah (Monopterus albus) baik dengan media lumpur maupun dengan media air bersih, dan budidaya cacing merah sebagai pakan belut sawah, di BTN Kendari Permai, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.  Pelaksanaan meliputi pelatihan, praktek langsung dan pendirian Demplot (Demonstration Plot) budidaya belut sawah dan budidaya cacing tanah merah.  Terdapat dua aspek yang menjadi acuan dalam evaluasi.  Aspek proses, terdapat antusiasme yang besar dari warga terhadap pelaksanaan kegiatan.  Aspek hasil, mulai dari sosialisasi hingga pelaksanaan demplot, warga menjadi tahu cara budidaya belut sawah dan cacing merah, dan menguasai teknologi tersebut.
Co-Authors . Yusnaini, . ., Armin Abdul Majid Abdul Muis Balubi Abdul Rahman Agus Kurnia AGUS KURNIA Agus Kurnia Agus Kurnia Agus Kurnia Agus Kurnia Agus Kurnia Agus Kurnia Ahmad Saltin Akbar, La Ode F. Akhril, Muhammad Amirullah Amirullah Amirullah Baharuddin Ardana Kurniaji Aslan, La Ode Muhammad Aslan, Laode M. Asnawai, . Baalu, Nurfati Balubi, Abdul M. Balubi, Abdul Muis Darman, Darman Effendy, Irwan J. Emiyarti Emiyarti Firman, . Fitriah, Asnin Friska Pattricya Noya Hamzan Wadi Hasni Hasni Husni Dilla Astari Iba, Wa Iba, Wa Indrawan, Muhammad A. Indriana, Nova Indriyani Nur Indriyani Nur Indriyani, Nur Ira Ira Irdam Riani Irwan Junaidi Effendy Jumaisa, . Jumarlin, Jumarlin Kusnawan, Idham La Ode Baytul Abidin Lawelle, Sjamsu Alam Ma'ruf Kasim Mahmudin, Yuyun MARIA BINTANG Masirudin, La Ode Muh. Nuryadin Muhaimin Hamzah Muhaimin Hamzah Muhaimin Hamzah Muhammad Ramli Muhammad Ramli Muliani Muliani, Muliani Musair, Irdayanti Nahrullah, . Naimrudin, . Nur Asia, Nur Nur, Indriyani Oce Astuti Oce Astuti Pangerang, Utama K. Patadjai, Rahmad S. Patadjai, Rahmad Sofyan Piliana, Wa Ode Poluruy, Suparmin Rani Rani Rasak Mulki Rezki Amalyah RR. Ella Evrita Hestiandari Sabilu, Kadir Safitri, Waode Saleh, Muhammad Y. Salim, Muhammad A. Sansibar, Sansibar Sari, Ade Irma Sarimudin, Rizal Sitti, Sekar Aryati Sukriawan, Sukriawan Suparta, Syahruddin Suriadi Utama Kurnia Pangerang Wa Ode Mutia Indah Wellem H. Muskita Yusnaini Yusnaini Yusnaini Yusnaini Yusnaini Yusriadi, Andi Zainuddin Saenong, Zainuddin