Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Evaluasi In Vitro Kemampuan Penyerapan Glukosa oleh Ekstrak Daun Namnam (Cynometra cauliflora) pada Otot Diafragma Tikus La Ode Sumarlin; Agik Suprayogi; Min Rahminiwati; Aryani Satyaningtijas
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 4, No. 1, Mei 2018
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.795 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v4i1.7345

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai oleh hiperglikemia akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.  Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes tersebut. Salah satu tanaman yang potensial sebagai alternatif obat antidiabetes adalah tanaman namnam (Cynometra cauliflora).  Pada penelitian ini kemampuan penyerapan glukosa oleh otot diafragma yang diisolasi dari tikus non diabetes Sprague Dawley oleh ekstrak metanol daun namnam (C. cauliflora) pada berbagai konsentrasi ditentukan.  Gugus fungsi senyawa dominan pada ekstrak  menggunakan FTIR (Fourier Transform Infrared). Hasilnya menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan penyerapan glukosa oleh diafragma ketika konsentrasi ekstrak daun namnam (C. cauliflora) meningkat dan tertinggi pada konsentrasi 450 mg/mL dengan serapan 0.4254 ± 3.23 mg/mL/30 menit dengan peningkatan sebesar 373.72% dibandingkan kontrol air.  Diduga kemampuan ekstrak tanaman C. Cauliflora menyerap glukosa disebabkan keberadaan golongan flavonoid. Oleh karena itu daun tanaman namnam (C. cauliflora) memiliki potensi sebagai obat antidiabetes DMT2 melalui mekanisme peningkatan penyerapan glukosa ke dalam sel.DOI:http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v4i1.7345
Pemerangkapan Ammonium (NH4 +) dari Urine Dengan Zeolit Pada Berbagai Variasi Konsentrasi Urine La Ode Sumarlin; Salih Muharam; Andhi Vitaria
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.3, November 2008
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2619.651 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i3.220

Abstract

Urine sebagai limbah yang mengandung nitrogen dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk.Akan tetapi, pada kondisi tertentu dalam air, urea mempunyai ion ammonium yang dapatberubah menjadi nitrit yang bersifat racun atau berubah menjadi ammoniak yang dapatmencemari udara. Untuk mencegah masalah lingkungan tersebut dan efisiensi pupuk makadigunakan zeolit untuk memperlambat dan mencegah perubahan ion ammonium menjadi ionyang bersifat racun. Salah satu sifat zeolit adalah mampu menyerap (adsorpsi) zat organikmaupun zat anorganik dan penukar kation ( ion exchanger) (Dixon, 1989). Ion ammoniummemiliki peluang terbesar untuk terserap dalam zeolit dengan cara penukaran kation. Salah satumetode analisis terhadap daya adsorpsi zeolit adalah metode impregnasi basah, dimana zeolitdirendam dalam berbagai konsentrasi urine 0%(Zo), 5%(Z1), 10%(Z2), 15%(Z3), 20%(Z4) dan25%(Z5). Analisis NH4+dalam filtrate hasil impregnasi zeolit menggunakan spektrofotometerUV/Vis adalah Zo (urine awal) berkisar 72,513 mg/L, Z1 (60,951 mg/L), Z2 (62,191 mg/L), Z3 (69,072 mg/L), Z4 (51,243 mg/L) dan Z5 (58,750 mg/L). Maka didapat kapasitas adsorpsiterbesar adalah pada konsentrasi Z4 yaitu berkisar 21,270 mg/L. Karakterisasi zeolit hasilimpregnasi menggunakan spektrofotometer FTIR terhadap zeolit Zo dan Z4, nampakpuncak/spektra baru pada 1427 cm-1 merupakan ammonium (NH4+) yang terperangkap olehzeolit dalam bentuk garam ammonium.
Analisis Mutu Minyak Jelantah Hasil Peremajaan Menggunakan Tanah Diatomit Alami dan Terkalsinasi La Ode Sumarlin; Lela Mukmillah; Ratna Istianah
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.4, Mei 2009
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1971.066 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i4.246

Abstract

Kualitas minyak goreng sangat ditentukan oleh sifat fisika dan kimianya. Semakin sering minyakgoreng dipanaskan maka kualitasnya akan semakin menurun. Pada Penelitian ini dilakukan prosesperemajaan minyak goreng bekas (minyak jelantah) dengan menggunakan dua adsorben, yaituadsorben tanah diatomit alami dan tanah diatomit yang dikalsinasi. Dalam proses peremajaan inidilakukan proses aktivasi terhadap adsorben untuk dapat meningkatkan daya serap adsorben terhadapminyak jelantah. Parameter uji yang dilakukan untuk mengetahui kualitas minyak jelantah hasilperemajaan oleh tanah diatomit terdiri atas kadar air, kadar kotoran, bilangan peroksida dan kadarasam dengan metode titrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak jelantah hasil peremajaanoleh tanah diatomit alami mengalami kenaikan kualitas. Hal ini ditunjukan oleh penurunan kadar airminyak jelantah yang semula 1,2412%, kadar kotoran 3,2779%, bilangan peroksida 0,0168 mgO2/100gr, dan bilangan asam sebesar 1,0037. Setelah diremajakan oleh tanah diatomit alamimengalami penurunan kadar air sebesar 0,6139%, kadar kotoran 1,8100%, bilangan peroksida0,0121mg O2/100gr dan bilangan asam sebesar 0,9751. Begitupun dengan minyak jelantah hasilperemajaan dengan adsorben tanah diatomit terkalsinasi dengan kadar air sebesar 0,2881% kadarkotoran 0,6429%, bilangan peroksida 0,0099mg O2/100gr dan bilangan asam sebesar 0,8038. Minyakjelantah hasil peremajaan oleh tanah diatomit terkalsinasi mengalami peningkatan kualitas ataupenurunan persentase kadar air sebesar 76,79%, kadar kotoran 80,39%, bilangan peroksida 41,07%dan bilangan asam sebesar 19,92%. Begitupun untuk minyak jelantah hasil peremajaan oleh tanahdiatomit alami. Namun kenaikan kualitasnya tidak sebesar hasil peremajaan oleh tanah diatomitterkalsinasi, persentase penurunan kadar air pada minyak hasil peremajaan tanah diatomit alamisebesar 50,54% , kadar kotoran 44,78%, bilangan peroksida 27,68% dan bilangan asam sebesar2,85%. Dari data hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanah diatomit alami daya serapnya lebihrendah daripada dengan tanah diatomit terkalsinasi.
Aktivitas Protease Dari Bacillus circulans Pada Media Pertumbuhan Dengan pH Tidak Terkontrol La Ode Sumarlin
Jurnal Kimia Valensi Jurnal valensi Volume 1, No.2, Mei 2008
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1929.133 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i2.215

Abstract

Salah satu enzim yang telah banyak dipelajari adalah enzim protease. Jenis enzim ini merupakan enzim yang penting dari segi ekonomi karena menguasai 59% dari total penjualan enzim di dunia. Aplikasi protese telah meluas, baik pada industri pangan maupun nonpangan. Industri pangan memanfaatkan protease untuk memperbaiki tekstur, mempersingkat waktu pencampuran, dan meningkatkan volume adonan pada pembuatan roti, menjernihkan bir, mengempukkan daging, dan menggumpalkan susu. Enzim ini dapat dproduksi oleh mikroba dalam suatu media mengandung Air Rendaman Kedelai (ARK) dengan pH tidak terkontrol. Pengukuran aktivitas enzim menggunakan metode Bergmeyer dan Grassl sedangkan kadar protein ditentukan dengan metode Bradford. Hasil analisis menunjukkan bahwa Aktivitas Protease (AP) pada media Air Rendaman Kedelai dan media standar dengan pH tidak terkontrol masing-masing sebesar 0,1814 U/ml dan 0,0342 U/ml. Produksi protease pada media tersebut optimum pada pH 9,28, jam ke-56 pada fase akhir eksponensial dari fase pertumbuhan mikroba. Perkembangan ilmu bioteknologi telah menempatkan penggunaan enzim sebagai salah satu alternatif untuk berbagai keperluan misalnya di bidang industri, pengobatan, dan analisis. Keuntungan penggunaan enzim antara lain : (1) enzim merupakan bahan alami yang tidak beracun, (2) enzim dapat mempercepat reaksi tanpa menyebabkan terbentuknya hasil reaksi yang tidak diinginkan, (3) enzim aktif pada konsentrasi rendah, (4) kecepatan reaksi enzim dapat diatur dengan mengatur suhu, pH, dan jumlah enzim yang digunakan, (5) enzim dapat diinaktifkan jika reaksi yang diinginkan sudah diperoleh, (6) enzim merupakan senyawa alamiah yang ramah lingkungan (Suhartono, 1993). Enzim juga masih mempunyai kemampuan transformasi kimia meskipun telah terpisah dari sel (Bakhtiar, A 1991). Salah satu enzim yang telah banyak dipelajari adalah enzim protease. Jenis enzim ini merupakan enzim yang penting dari segi ekonomi karena menguasai 59% dari total penjualan enzim di dunia (Suhartono, 1993). Aplikasi protese telah meluas, baik pada industri pangan maupun nonpangan. Industri pangan memanfaatkan protease untuk memperbaiki tekstur, mempersingkat waktu pencamuran, dan meningkatkan volume adonan pada pembuatan roti, menjernihkan bir, mengempukkan daging, resep masakan indonesia dan menggumpalkan susu. Protease pada industri non pangan digunakan antara lain dalam bidang kesehatan, fotografi, industri detergen, dan industri kulit. Enzim ini dapat dihasilkan oleh tanaman, hewan, dan mikroba. Protease yang dihasilkan oleh mikroba sangat potensial untuk digunakan karena sumbernya yang berlimpah, produksi enzim yang cepat, biaya produksi relatif murah, dan mudah dikontrol. Enzim mempunyai aktivitas maksimum pada kisaran pH yang disebut pH optimum, yang umumnya antara pH 4,5 sampai 8.0. Suatu enzim tertentu mempunyai kisaran pH yang sempit. Disekitar pH optimum enzim mempunyai stabilitas yang tinggi. Stabilitas enzim terhadap panas berhubungan erat dengan stabilitasnya terhadap pH, sering stabilitas terhadap panas tidak pada pH isoelektrik dari enzim. Bila pH di bawah atau di atas pH optimum, semakin jauh dari pH optimum maka enzim semakin tidak stabil dan semakin tinggi suhu maka stabilitasnya semakin menurun. Pada penelitian ini telah diidentifikasi mikroba yang memproduksi protease dalam jumlah banyak, yaitu Bacillus circulans. Mikroba tersebut diisolasi dalam limbah padat kecap. Pemurnian dilakukan untuk memisahkan enzim tertentu dari ekstrak kasar yang masih mengandung sel mikroba dan komponen lainnya. Penelitian selanjutnya adalah mempelajari aktivitas protease Air Rendaman Kedelai pada pH yang tidak terkontrol dari Bacillus circulans. Melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi mengenai pH optimum enzim protease dari Bacillus circulans.
Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan Yang Beredar di Jakarta dan Ciputat La Ode Sumarlin
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.6, Mei 2010
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v1i6.239

Abstract

Warna merupakan faktor yang dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan suatuproduk. Warna merupakan daya tarik terbesar untuk menikmati aroma makanan. Warna dalammakanan dapat meningkatkan penerimaan konsumen tentang sebuah produk. Namun, penggunaanpewarna sintetis harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dapat merugikankesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring pewarna sintetis berbagai produk makananyang dikonsumsi oleh masyarakat. Metode analisis kualitatif yang digunakan adalah kromatografikertas. Sementara analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Pewarna sintetis yangterkandung dalam sebagian besar sampel yang dianalisis adalah pewarna yang memungkinkanpenggunaannya untuk makanan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI seperti sunset yellow, ponceau4R, tartrazine, dan carmoisin. Namun sampel krupuk pati mengandung zat yag dilarang yaituRhodamin B dengan konsentrasi 2,1892 ppm. Sampel mengandung zat pewarna campuran dari duaatau tiga jenis warna tunggal seperti es limun botol/orange (Amaranth,Tartrazine dan KuningFCF/Sunset Yellow) dan sampel permen merah (Ponceau 4R, Kuning FCF). Namun sebagian besarberupa pewarna tunggal. Pewarna sintetik yang ada dalam sampel permen kuning sebesar 22,642ppm dan 9,0119 ppm pada mie basah.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Madu Cair dan Madu Bubuk Lokal Indonesia La Ode Sumarlin; Achmad Tjachja; Riana Octavia; Nur Ernita
Al-Kimia Vol 6 No 1 (2018): JUNE
Publisher : Study Program of Chemistry - Alauddin State Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-kimia.v6i1.4333

Abstract

Determination of antioxidant activity of methanol extract in local Indonesian liquid and powdered honey has been performed. The present study was intended to investigate the antioxidant activity and the phenolic, flavonoid, vitamin C content in methanol fraction of liquid and powdered honey. Powdered honey was produced using spray-drying technology with gum arabic as filler. Moreover, the levels of water, HMF and reducing sugar was also determined as the honey quality parameter. The result of the present research shows that powdered honey had antioxidant activity. Ekstrak Madu Kelengkeng Bubuk (EMKB) and  Ekstrak Madu Rambutan Bubuk (EMRB) had antioxidant activity with IC50 values of 5621,62± 286,55 and 10293,88 ±14,04 mg/L, respectively. The antioxidant activity of Kelengkeng (EMKB) and Rambutan (EMRB) honey increased after the change to powder form 71.19% and 49,32 %, respectively.  EMKB sample with the highest antioxidant activity has the highest total flavonoid content values (0,079±0,001 mg QE/g). The vitamin C content of the EMKB sample was 0.292 ± 0.000 mg/g, higher than the EMRB sample of 0.086 ± 0.005 mg/g. Powdered honey that produced had a decrease in water content values 50%. The water and hydroxymethyl furfural content of all sample comply with SNI 01-3545-2013, except the reducing sugar content.
PENGARUH PARTICLE SIZE DAN FERMENTASI MENGGUNAKAN Aspergillus niger YANG TELAH DIIRADIASI TERHADAP DEGRADABILITAS IN SACCO PADA JERAMI PADI Teguh Wahyono; Iin Ana Rizqi; La Ode Sumarlin; Tri Retno Dyah Larasati; Suharyono Suharyono
Buletin Peternakan Vol 41, No 3 (2017): BULETIN PETERNAKAN VOL. 41 (3) AGUSTUS 2017
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i3.17180

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai degradabilitas substrat pakan jerami padi pada particle size yang berbeda dan perlakuan fermentasi menggunakan Aspergillus niger. Perlakuan penelitian adalah: 1) Jerami padi non fermentasi ukuran 5 cm (JP5); 2) Jerami padi non fermentasi ukuran halus (JPH); 3) Jerami padi fermentasi ukuran 5 cm (JP5F) dan 4) Jerami padi fermentasi ukuran halus (JPHF). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x2 dengan particle size sebagai faktor pertama dan perlakuan fermentasi sebagai faktor kedua. Pengulangan dilakukan sebanyak empat kali. Hasil yang diperoleh adalah bahwa fermentasi dengan Aspergillus niger pada jerami padi ukuran 5 cm dapat meningkatkan kandungan BK sebesar 2,06 % sedangkan pada jerami padi halus meningkat sebesar 2,55%. Ukuran Particle size halus meningkatkan kandungan BK jerami padi setelah difermentasi. Perlakuan fermentasi meningkatkan degradasi BK dan BO jerami padi pada kedua particle size. Perbedaan particle size tidak berpengaruh nyata terhadap degradasi BK dan BO baik pada jerami padi halus maupun ukuran 5 cm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fermentasi menggunakan Aspergilus niger yang telah diiradiasi dapat meningkatkan degradasi BK dan BO jerami padi. Penggunaan paticle size yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap degradabilitas jerami padi secara in sacco.
Penghambatan Enzim Pemecah Protein (Enzim Papain) Oleh Ekstrak Rokok, Minuman Beralkohol Dan Kopi Secara In Vitro La Ode Sumarlin; Siti Nurbayti; Syifa Fauziah
Jurnal Kimia Valensi JURNAL Valensi Volume 2, No. 3, November 2011
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.888 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v2i3.116

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak rokok, kopi dan minuman beralkohol terhadap aktivitas enzim papain.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak rokok, kopi dan minuman beralkohol terhadap aktivitas enzim pencernaan terutama enzim protease dimana papain digunakan sebagai model.  Enzim papain menghidrolisis substrat dihambat dengan mencegah interaksi antara gugus –SH dari Sis25 dengan atom N imidazol dari His159 dari papain untuk membuat sisi aktif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rokok, ekstrak kopi dan minuman beralkohol masing-masing menunjukkan penghambatan terhadap aktivitas enzim papain sebesar 27,3%, 35%, dan 22,3%. Kata Kunci: Rokok, kopi, alkohol, inhibitor, papain
Isolation and Cytotoxic Activity of The β-Carotene Combination of Trigona Honey and Namnam Leaves Extract (Cynometra cauliflora) Ahmad Fathoni; La Ode Sumarlin; Fuady Hanief; Dede Sukandar
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v7i1.8696

Abstract

Abstract: Isolation and cytotoxic activity of the β-carotene combination of Trigona honey and Namnam leaves extract (Cynometra cauliflora) were conducted. The urgency of isolating β-carotene compounds because of their known anticancer activity. Namnam leaves are macerated using methanol, then combined with Trigona honey. Fractionation and isolation of β-carotene in combination samples were conducted out by chromatography method. The β-carotene was analyzed using UV-Vis and FTIR spectrophotometer. The cytotoxic activity test was conducted by using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method with mortality analysis using Probit Analysis with SPSS v20 and Lethal Concentration 50 (LC50) as parameters. The result showed that the cytotoxic activity of Trigona honey after combination reached 36.6% with an LC50 value of 168.2 ppm, an increase from the Trigona honey sample (LC50 = 265.2 ppm) and Namnam leaves extract (LC50 = 196.12 ppm). The highest cytotoxic activity belongs to the n-hexane fraction (LC50 = 77.6 ppm). The best eluent for β-carotene isolation is petroleum ether. There was increased cytotoxic activity in isolates (LC50 of 22.85 ppm). Isolates were analyzed by UV-Vis and FTIR and compared with standards compound. FTIR analysis results showed that the isolates had functional groups of -CH3 (v 2850-2960 cm-1), -CH3 aliphatic (v 1350-1470 cm-1), C=C (v 2100-2350 cm-1 and 675-870 cm-1), and C-O (v 1000-1300 cm-1). Thus, the combination of Trigona Honey and Namnam leaf extract can be developed as an alternative chemopreventive agent.Abstrak: Isolasi dan aktivitas sitotoksik β-karoten kombinasi madu trigona dan ekstrak daun namnam (Cynometra cauliflora) telah dilakukan. Urgensi mengisolasi senyawa β-karoten karena telah diketahui adanya aktifitas antikanker. Daun namnam dimaserasi menggunakan metanol, untuk kemudian dikombinasikan dengan madu trigona. Fraksinasi dan isolasi β-karoten pada sampel kombinasi dilakukan dengan metode kromatografi. Kandungan senyawa β-karoten dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. Uji aktifitas sitotoksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan analisis mortalitas menggunakan Probit Analysis dengan software SPSS v20 dan Lethal Concentration 50 (LC50) sebagai parameter. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas sitotoksik madu trigona setelah dikombinasikan mencapai 36,6 % dengan nilai LC50 sebesar 168,2 ppm, meningkat dari sampel madu trigona dengan (LC50 = 265,2 ppm), dan ekstrak daun namnam dengan (LC50 = 196,12 ppm). Aktifitas sitotoksik tertinggi dimiliki oleh fraksi n-heksana(LC50 = 77,6 ppm). Eluen terbaik untuk isolasi β-karoten adalah petroleum eter. Terjadi peningkatan aktifitas sitotoksik pada isolat hasil pemisahan (LC50 sebesar 22,85 ppm). Isolatdianalisis dengan UV-Vis dan FTIR dan dibandingkan dengan senyawa standar. Hasil analisa FTIR menunjukkan isolat memiliki gugus fungsi -CH3 (v 2850-2960 cm-1), -CH3 alifatik (v 1350-1470 cm-1), C=C (v 2100-2350 cm-1 dan 675-870 cm-1), dan C-O (v 1000-1300 cm-1). Dengan demikian, kombinasi Madu Trigona dan ekstrak daun namnam berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen kemoprefentif alternatif.
Antioxidant Activity of Mixed Katuk Leaf Extract and Honey Ahmad Fathoni; La Ode Sumarlin; Jane Ratini Putri; Narti Fitriana
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.839 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v5i2.7275

Abstract

Antioxidants can be obtained from plants or animals. One of the plants that can be used as a source of antioxidants is katuk leaf (Sauropus androgynus (L.) Merr.) and honey. The content of compounds in both materials that function as antioxidants are phenolic, flavonoids, and vitamin C. This study aims to analyze the levels of total phenolic, flavonoids, vitamin C, antioxidant activity, the effect of different compositions on combination treatments, and analyze the relationship between phenolic levels and vitamin C with antioxidant activity from the test sample. This study used an experimental method with a completely randomized design. Antioxidant activity was tested using the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method. The results showed phenolic levels of all test samples ranged from 0.509-23.205 mg GAE/g samples; flavonoids amounted to 0.027-17.329 mg QE/g samples, vitamin C amounted to 15,917-101,705 mg AA/g samples and IC50 of 114.213-20727.500 mg/l. The combination treatment with more katuk leaf composition can increase the levels of compounds and antioxidant activity. Phenolic levels and vitamin C have a moderate relationship with antioxidant activity with the correlation coefficient values of -0.480 and -0.500.