Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

(The Effect Of Heat Application in Producing VCO and the Efficacy of Resulted VCO in Reducing Blood Glucose of Diabetes Mellitus Rat of Sprague Dawley) Supriatna, Dadang; Astawan, Made; Muchtadi, Deddy
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 25, No 01 (2008)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6801.009 KB)

Abstract

Virgin Covonut Oil (VCO) used to  be produced with various methods and each methods claims ait advantege especially in its lauric acid content. The objective of this research was to study the effect of heat application in producing VCO and the efficacy of result VCO in reducing blood glucose of diabetes mellitus (DM) rat of sprague Dawley. Three types of samples were used in the study, i.e., (1) VCO produced without heat application and (2) VCO producd with controlled heat application and (3) Ordinary coconut cooking oil produced with the application of severe heating as well as typical chemical tretment. Each sample was introduced orally to each group consisting of 5 rats. Other two groups consisting of 5 rats were also used as control, i.e., (1) negative control was of healty rat and (2) positive control was of DM rats. The animal study was conduced for 28 days and the observation was carried out on the amount of feed consumed, body weight and blood glucose. At the end of observation, all the rats were terminated and analysis was carried out on blood chorestrol level. This study revealed no significant different between VCO and Coconut Cooking Oil in body weight gain effect. The content of bioactive conpound of Lauric Acid in two types of VCO and Coconut Cooking Oil were also not significantly different. However, the VCO produced without heating showed the most significant effect in reducing blood glucose (corellation value of-0,99 and significant value at a a=1%). All the VCO samples were also not significant in affecting the level of total cholestrol, HDL, LDL, and triglyceide of blood serum of DM rat.
(The Improvement of Hot Oil Immersion Drying (HOID) Method in Coconut Oil Production) Supriatna, Dadang; Yang Setiawan, Yang
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 17, No 1-2 (2000)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7073.99 KB)

Abstract

Hot oil immersion drying (HOID) of fry dry technology is a method of coconut oil extraction that involves drying the grated coconut kernel by immersion in hot coconut oil and then expelling the oil from the cooked pieces. the technology used was the secound generation, which has been improved from the frist one. the coconut oil can be used as cooking oil without any chemical purification and also to be used in cosmetic and pharmaceutical manufacturing. observation was done on processing technology and techno-economical study. the result showed that the improved technology was more efficient then the frist one and is able to reduce the oil spilled out of the pans which happened in the first generation technology. the coconut oil produced met the FFA and moinsature content requirements of indonesian industrial standard of cooking oil. base on the financial analtysis, conducting this technology commercially at 2000 nuts/day capacity was feasible which will give the internal rate of return (IRR) value at 22.38% and pay back period (PBP) 4.5 years. adding on initial investment of second-generation technology was not influencing the feasibility of the operational.
POTENSI KACANG KORO PEDANG (Canavila ensiformis DC) SEBAGAI SUMBER PROTEIN PRODUK PANGAN Susanti, Irma; Siregar, Nobel Christian; Supriatna, Dadang
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 1 (2013): Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Argo
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian  ini bertujuan  untuk: (1) memperoleh   kondisi/perlakuan   optimum  untuk  menghilangkan    kadar  HCN dan bau  langu  kacang  koro;  (2) formulasi   dan  pembuatan   produk  kacang  koro,  serta  (3) mengetahui   daya  terima konsumen   terhadap  produk  yang dihasilkan.   Hasil anal isis awal  bahan  baku kacang  koro pedang  menunjukkan HCNnya  sudah tidak terdeteksi,    sedangkan   kandungan  asam fitat nya adalah  2,21 %. Perlakuan  perendaman   3 hari,  perendaman    12 jam  dan  perendaman    1  hari  dengan   penambahan    NaHC03           1  %  dapat   mereduksi kandungan   asam  fitat.  Produk  tempe,  susu,  dan  snack  dapat  dibuat  dari  kacang  koro tanpa  substitusi   kacang kedelai,   sedangkan   tahu  koro  harus  disubstitusi   oleh  kedelai  hingga  65%.  Tempe  koro  pedang   yang  paling disukai  adalah  tempe  dengan  perlakuan   perendaman   koro  3 hari  dengan  kadar  protein  sebesar   12,2%.  Tahu koro   pedang   yang   paling   disukai   adalah   formula   koro   pedang   20  %  baik   dengan    perendaman     1  hari(penambahan    NaHC03      1 %) maupun  dengan   perendaman   3 hari  dengan  kadar  protein  sebesar     11,1 % dan10,7%.  Susu koro pedang  yang  paling disukai  adalah  susu koro perendaman   3 hari yang diberi  essens  strawberi dengan  kadar protein  3,90%.  Snack  koro pedang  dan koro benguk  yang paling disukai  adalah  dalam  bentuk  stick koro dengan  perlakuan  perendaman   koro selama  3 hari dengan  kadar  10%. Kata kunci : diversifikasi   produk,  kacang  koro pedang,  sumber  protein
POTENSI KACANG KORO PEDANG (Canavila ensiformis DC) SEBAGAI SUMBER PROTEIN PRODUK PANGAN Susanti, Irma; Siregar, Nobel Christian; Supriatna, Dadang
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 1 (2013): Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Argo
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian  ini bertujuan  untuk: (1) memperoleh   kondisi/perlakuan   optimum  untuk  menghilangkan    kadar  HCN dan bau  langu  kacang  koro;  (2) formulasi   dan  pembuatan   produk  kacang  koro,  serta  (3) mengetahui   daya  terima konsumen   terhadap  produk  yang dihasilkan.   Hasil anal isis awal  bahan  baku kacang  koro pedang  menunjukkan HCNnya  sudah tidak terdeteksi,    sedangkan   kandungan  asam fitat nya adalah  2,21 %. Perlakuan  perendaman   3 hari,  perendaman    12 jam  dan  perendaman    1  hari  dengan   penambahan    NaHC03           1  %  dapat   mereduksi kandungan   asam  fitat.  Produk  tempe,  susu,  dan  snack  dapat  dibuat  dari  kacang  koro tanpa  substitusi   kacang kedelai,   sedangkan   tahu  koro  harus  disubstitusi   oleh  kedelai  hingga  65%.  Tempe  koro  pedang   yang  paling disukai  adalah  tempe  dengan  perlakuan   perendaman   koro  3 hari  dengan  kadar  protein  sebesar   12,2%.  Tahu koro   pedang   yang   paling   disukai   adalah   formula   koro   pedang   20  %  baik   dengan    perendaman     1  hari(penambahan    NaHC03      1 %) maupun  dengan   perendaman   3 hari  dengan  kadar  protein  sebesar     11,1 % dan10,7%.  Susu koro pedang  yang  paling disukai  adalah  susu koro perendaman   3 hari yang diberi  essens  strawberi dengan  kadar protein  3,90%.  Snack  koro pedang  dan koro benguk  yang paling disukai  adalah  dalam  bentuk  stick koro dengan  perlakuan  perendaman   koro selama  3 hari dengan  kadar  10%. Kata kunci : diversifikasi   produk,  kacang  koro pedang,  sumber  protein
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKSI SOSIAL BAGI PENINGKATAN APRESIASI DAN EKSPRESI SENI PENTAS DI SMA KABUPATEN SUBANG Supriatna, Dadang
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 4 No. 1 (2018): Vol. 4, No. 1, Juni 2018
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.152 KB) | DOI: 10.36989/didaktik.v4i1.67

Abstract

Pengembangan Model Pembelajaran Interaksi Sosial Bagi Peningkatan Apresiasi dan Ekspresi Seni Pentas Di SMA Kabupaten Subang.Disertasi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Pendidikan merupakan wadah untuk melestarikan nilai-nilai keilmuan. Proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik dalam pendidikan bertujuan untuk memberikan bekal kehidupan sehari-hari. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Pembelajaran apresiasi seni pentas di SMA saat ini belum memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor yang menghambat keberhasilan tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model pembelajaran apresiasi dan ekspresi seni pentas di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Populasi penelitian ini adalah Sekolah Menegah Atas Negeri Se- Kabupaten Subang.Sampel penelitian adalah tiga Sekolah Menengah Atas Negeri dipilih dua kelas, yaitu kelas XI dan masing-masing kelas dipilih satu kelas. Sampel penelitian ini mencakup siswa, guru mata pelajaran bahasa Indonesia,dan rekan sejawat. Untuk menjaring data peneliti menggunakan tes kognitif sebagai pengujian kompetensi siswa dan tes performance sebagai tes pengujian praktik pementasan, wawancara, dan obsevasi.Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisis data dan uji coba model disimpulkan bahwa model pembelajaran berinteraksi sosial bagi peningkatan apresiasi seni pentas di SMA merupakan model yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran apresiasi seni pentas di SMA. Hal ini terbukti pada uji coba1 rata-rata 65,36, uji coba 2 rata-rata 69,87, uji coba 3 rata-rata 77,69 bahwa prestasi siswa berdasarkan uji coba tersebut rata-rata dapat meningkat dengan baik. Model pembelajaran interaksi sosial apresiasi dan ekspresi seni pentas merupakan model pembelajaran yang sangat efektif untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam kompetensi apresiasi seni pentas.Berdasarkan respon guru dan siswa mengenai model tersebut sangat menarik dan memberikan kekhasan untuk lebih akif dan kreatif.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG Supriatna, Dadang
Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/moderat.v6i2.3515

Abstract

Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 atas Perubahan ke dua Undang – Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah yaitu yang menyebutkan bahwa untuk terlaksananya pemerintahan yang baik perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan baik pusat, daerah dan pemerintahan desa. Pasal 226 meyebutkan juga bahwa camat mendapatkan pelimpahan sebagian kewenagan bupati/walikota untuk melaksanakan sebgian urusan pemerintahan. Sehingga tugas dari pemerintah kecamatan yang di atur dalam peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2018. secara umum penyelenggaraan pemerintahan desa di kecamatan tanjungsari masih adanya pelanggaran–pelanggaran baik disiplin maupun secara administratif yang dilakukan kepala desa, yang disebabkan oleh kurangnya kepala daerah dan kepala wilayah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kurang maksimalnya kecamatan dalam tugas pengawasan langsung kepala desa. Dari hal tersebut disebabkan kurangnya pendekatan antara camat dengan Kepala Desa, sehingga komunikasi Camat dan Kepala Desa kurang sinkron dan kurangnya mendapatkan informasi yang tepat tentang pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh kepala desa. Tujuan penelitian yang penulis sajikan, yaitu untuk mengetahui bagaimana pembinaan dan pengawasan camat dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Sedangkan Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif, sebagai Responden adalah Camat Sebagai Kepala Wilayah, Kepala desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Pemerintahan, kepala Urusan kesejahteraan masyarakat, Kepala Urusan Umum Lembaga Pemberdayaan Desa, karang taruna dan masyarakat. kemudian data yang dikumpulkan melalui wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan dan pengawasan Camat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa melalui pelaksanaan pemberian bimbingan, pendampingan, pemberian pelatihan, pengawasan, tetapi masih ada kendala. Dalam hal membina organisasi hambatan pemerintah desa adalah kurangnya sumber daya manusia di pedesaan dan kurang pedoman pelaksanaan anggaran, tetapi kecamatan juga menerima dukungan dalam meningkatkan disiplin tenaga kerja bahwa pejabat desa dengan semangat aparatur yang tinggi di desa mengikuti kegiatan pembangunan dilakukan dan juga dukungan desa kepada para pejabat kecamatan untuk selalu melakukan kegiatan pembangunan dalam rangka meningkatkan organisasi disiplin kerja dan administrasi pemerintahan desa yang kompeten.
ANALISIS PENEMPATAN PEGAWAI BERDASARKAN MERIT SYSTEM PADA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI KABUPATEN SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT Supriatna, Dadang
Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol 6, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/moderat.v6i3.3991

Abstract

Reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemrintah daerah untuk mewujudkan “good governance dan “clean government”. Penelitian ini mengambil fokus pada penempatan pegawai berdasarkan merit system pada BKPP Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana penempatan pegawai berdasarkan merit system, untuk mengetahui kendala apa saja dalam proses penempatan pegawai dan untuk membuat model penempatan pegawai yang sesuai dengan kondisi di BKPP Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif  dengan pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dekumentasi  hasil yang penulis  dapatkan sudah berjalan dengan baik, namun masih ada kendala-kendala yaitu: pertama, penempatan pegawai berdasarkan merit system masih belum optimal. Kedua, kendala yang dihadapi dalam penempatan pegawai sebagai berikut: a) Lemahnya aturan hokum dan penerapannya, b) Prinsip transparansi, c) Lemahnya sitem rekruitmen dan seleksi, d) Terkait tingkat kepuasan, dan e) Kurangnya political will. Ketiga, model atau metode penempatan pegawai yang digunakan prosedur yang dilakukan oleh Baperjakat dan PPK.Manfaat adanya regulasi sehingga dalam pelaksanaannya yang mengatur tentang penempatan pegawai dapat berjalan sesuai dengan harapan.
Penyuluhan Good Manufacturing Practices (GMP) Pada Produk Brownies di IKM Mama Fie Kabupaten Cirebon Widarsih, Wiwi; Supriatna, Dadang; Amalia, Annissa; Panglipur, Hanum Sekar; Kholidanata, Fareka
Jurnal Pengabdian Masyarakat AKA Vol 4, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55075/jpm-aka.v4i1.221

Abstract

Keamanan pangan merupakan salah satu sasaran strategis dari Badan Pangan Nasional. Keamanan pangan ini diselenggarakan untuk menjaga pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat. Selain itu, keamanan pangan juga dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan catatan BPOM, di Indonesia terdapat sekitar 20 juta kasus keracunan pangan per tahun. Upaya pengamanan makanan dan minuman (pangan) di Indonesia diatur dalam UU Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012. Salah satu upaya penjaminan mutu pangan adalah dengan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP) pada produk pangan. Penerapan GMP harus dilakukan pada setiap produk pangan yang dihasilkan oleh seluruh industri produk pangan tanpa terkecuali, termasuk industri kecil menengah (IKM) seperti IKM Mama Fie di Kabupaten Cirebon dengan produk brownies. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan penyuluhan kepada pengusaha produk brownies agar dapat menerapkan GMP pada proses bisnis IKM. Kegiatan penyuluhan ini tergabung dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat (PkM) tim dosen Politeknik AKA Bogor. Adapun tahapan dari kegiatan PkM ini, yaitu kegiatan pra kegiatan (survei kelompok mitra, determinasi sasaran, dan persiapan sarana prasarana), pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi (kemitraan dan tim kinerja). Target luaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman terkait pentingnya penerapan GMP. Berdasarkan hasil evaluasi, terlihat bahwa kegiatan ini diterima dengan baik, berdampak positif dan sesuai dengan kebutuhan.
THE IMPLEMENTATION OF THE E-PLANNING SYSTEM AT THE REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING BOARD (BAPPEDA) OF CENTRAL JAVA PROVINCE Prabowo, Hadi; Rusfiana, Yudi; Setyasih, Endang Try; Supriatna, Dadang; Mu’tamirudin, Mu’tamirudin; Ristiani, Ida Yunari
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja Vol 14 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan IPDN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jiwbp.v14i2.4136

Abstract

ABSTRACT. The government and all elements of society can now utilize development information and communication technology, which is developing rapidly. The government can manage government and provide services to the community more quickly, effectively, efficiently, transparently, and accountable. One way is through development planning through e-planning, as in Central Java Province. The implementation of e-planning in Provincial and Regency/City Regional Development Planning is expected to provide convenience for all rights, both public information and all stakeholders, to access as a reference for participation and monitoring. The implementation of e-planning has objectives that include (1) increasing coordination and shared understanding between central and regional governments in implementing e-planning applications in regional development planning; (2) providing input and sharing regional experiences in developing and utilizing e-planning applications in preparing regional development plan documents. This research was conducted to determine how the e-planning system is implemented at the Central Java Province Regional Development Planning Agency. They were using qualitative descriptive research methods. Data were collected using interviews, questionnaires, literature studies, and documentation. The results of the research show that the implementation of the e-planning system at the Regional Development Planning Agency has been implemented quite well; however, in the process of implementing the e-planning system in Central Java (GRMS), it does not follow the Decree of the Minister of Home Affairs which requires all regional governments to use the SIMBANGDA application. It aims to synergize one integrated data with the Ministry of Home Affairs. The impact caused is the delay in reports on the realization of work carried out by the Regional Leadership Organization (OPD), especially in BAPPEDA Central Java Province, making it very difficult for the Ministry of Home Affairs to keep up with developments. Keywords: Implementation, System, E-planning
Relationship Between Nursing Services and Level of Satisfaction of Inpatients Supriatna, Dadang; Rasmun, Rasmun; Kadir, Abd
Jurnal KESANS : Kesehatan dan Sains Vol 2 No 11 (2023): KESANS: International Journal of Health and Science
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/kesans.v2i11.215

Abstract

Introduction: One indicator of the success of individual health services at the Public Health Center is patient satisfaction. The provision of quality health services will provide satisfaction for the patient which has an effect on the patient's desire to return to an institution that provides effective health services. Patients will always seek health services in facilities whose health service performance can meet patient expectations. Health services that are not in accordance with patient expectations are expected to be input for health service organizations to try to fulfill them. Objective: To determine the relationship between nursing services and the level of satisfaction of inpatients at the Bongan Health Center, West Kutai Regency. Methods: This study uses an analytical descriptive type of research with a cross sectional approach which was carried out in April 2022. Results and Discussion: Nursing services in the sufficient category (87.5%). The satisfaction level of inpatients is in the satisfied category (45.8%). The relationship between nursing services and the level of satisfaction of inpatients is obtained p-value=0.014. Smaller than 0.05. Conclusion: There is a relationship between nursing services and the level of satisfaction of inpatients at the Bongan Health Center, West Kutai Regency