Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

IMPLEMENTASI PERMAINAN GOPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN NUMERASI SISWA Ramdani, Nurlailatun; Suryaningsih, Sri; Nurwalidainismawati, Nurwalidainismawati
Dikmat: Pendidikan Matematika Vol 5, No 02 (2024): Oktober 2024
Publisher : STKI Harapan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/dikmat.v5i02.496

Abstract

Masalah utama yang dihadapi dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah rendahnya minat dan keterlibatan siswa dalam proses belajar, terutama bagian numerasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi permainan Gopa dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan keterampilan numerasi siswa sekolah dasar. Permainan Gopa, yang diadaptasi dari permainan tradisional engklek, menggabungkan unsur fisik, strategi, dan penyelesaian soal matematika secara kolaboratif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus eksploratif, melibatkan 19 siswa kelas III SDN Pandai yang dibagi menjadi dua kelompok, serta seorang guru sebagai fasilitator. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara semi-terstruktur, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan Gopa berhasil meningkatkan keterlibatan siswa, menciptakan atmosfer belajar yang aktif dan kolaboratif, serta membantu siswa memahami konsep matematika dengan cara yang menyenangkan. Wawancara dengan siswa dan guru mengindikasikan bahwa permainan ini juga meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman materi. Penelitian ini menyarankan bahwa penggunaan permainan tradisional seperti permainan Gopa dapat menjadi alternatif efektif untuk meningkatkan keterampilan numerasi siswa di sekolah dasar.
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI PERKALIAN MENGGUNAKAN METODE POROGAPIT DI SDN O,O MPILI KECAMATAN DONGGO Sumarni, Sumarni; Nurwalidainismawati, Nurwalidainismawati; Ramdani, Nurlailatun; Suryaningsih, Sri
Dikmat: Pendidikan Matematika Vol 5, No 02 (2024): Oktober 2024
Publisher : STKI Harapan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/dikmat.v5i02.497

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika khususnya pada materi perkalian menggunakan metode porogapit. Metode porogapit atau metode pembagian bersusun dikenal sebagai salah satu teknik dasar yang digunakan untuk operasi aritmatika perkalian. Meskipun metode ini sering diajarkan di sekolah dasar, banyak siswa yang masih menghadapi kesulitan dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes dan wawancara yang di validasi dengan triangualsi sumber. Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas V SDN O’o dengan jumlah 9 orang siswa yang beralamatkan di Desa Mpili Kecamatan Donggo. Tahap analisis mengacu pada Miles dan Huberman dengan menggunakan empat tahapan analisis. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal perkalian matematika menggunakan metode porogapit terletak pada kesulitan dalam memahami konsep soal, kesulitan dalam melakukan operasi hitung perkalian matematika, serta kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika. Kesimpulannya bahwa tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika menggunakan metode porogapit disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pemahaman konsep yang kurang, kesalahan prosedural, dan faktor psikologis. Maka untuk mengatasi masalah tersebut, guru perlu meningkatkan pemahaman konseptual, melakukan pendekatan bertahap dalam pembelajaran, melakukan latihan secara terus menerus serta memberikan motivasi kepada siswa.
PENGARUH BAHASA PENGANTAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DI DAERAH MULTIBAHASA Fauzi, Azra; Suryaningsih, Sri; Nurwalidainismawati, Nurwalidainismawati; Hardyanti, Hardyanti
Dikmat: Pendidikan Matematika Vol 6, No 01 (2025): April 2025
Publisher : STKI Harapan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/dikmat.v6i01.509

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan tiga bahasa dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar di Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima, yaitu Bahasa Lambitu (bahasa ibu lokal), Bahasa Bima (bahasa daerah umum), dan Bahasa Indonesia (bahasa nasional). Subjek dalam penelitian ini adalah enam guru sekolah dasar yang aktif mengajar matematika pada siswa kelas rendah dan tinggi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara mendalam sebagai instrumen utama pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaksesuaian bahasa pengantar dengan latar belakang linguistik siswa menghambat pemahaman konsep matematika, terutama ketika istilah-istilah matematis tidak diterjemahkan atau dijelaskan dalam bahasa yang familiar bagi siswa. Para guru mengungkapkan bahwa penggunaan Bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa pengantar sering menyebabkan kebingungan, kurangnya keterlibatan siswa, dan kesalahan dalam menyelesaikan soal. Sebaliknya, ketika guru menggunakan pendekatan yang responsif terhadap bahasa, seperti menjelaskan kembali konsep dalam Bahasa Bima atau Bahasa Lambitu, pemahaman siswa meningkat secara signifikan. Temuan ini mendukung teori bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga mediasi kognitif dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, penggunaan bahasa pengantar yang sesuai dengan kondisi sosial-budaya dan linguistik siswa menjadi kunci dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran matematika di daerah multibahasa.
DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOLABORATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SD DI LAMBITU Wardatunnissa, Yeni; Suryaningsih, Sri; Supryanto, Try
Dikmat: Pendidikan Matematika Vol 5, No 01 (2024): April 2024
Publisher : STKI Harapan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/dikmat.v5i01.500

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembelajaran matematika berbasis kolaboratif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain kelompok kontrol, yang melibatkan siswa dari sekolah dasar sebagai subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang mengikuti pembelajaran kolaboratif mengalami peningkatan signifikan dalam kemampuan komunikasi matematis, dengan skor rata-rata naik dari 65 menjadi 82, serta nilai  yang menunjukkan signifikansi statistik. Temuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif tidak hanya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis, tetapi juga meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kolaboratif sangat direkomendasikan untuk meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah dasar.
Inovasi Pembelajaran Sains Berbasis Bahasa Lokal: Pendekatan THK untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Bima Arwan, Arwan; Taufiqurrahman, M.; Paramita, Shanti; Suryaningsih, Sri
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (JP-IPA) Vol 6, No 01 (2025): Mei 2025
Publisher : STKIP HARAPAN BIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/jp-ipa.v6i01.366

Abstract

This study aims to explore the effectiveness of the use of local languages in science learning based on the Technology, Health, and Culture (THK) approach in Bima. Using qualitative descriptive methods, this study involved grade VII students and teachers in several schools to understand how local languages and THK approaches can improve students' understanding and critical and creative thinking skills. The results showed that using local languages significantly increased students' understanding of scientific concepts, with an increase in comprehension by up to 33%. In addition, integrating the THK approach enriched the learning experience, improving critical thinking skills by 38% and creative thinking by 45%. THK-based learning models have also proven to be effective in improving students' cognitive, affective, and psychomotor learning outcomes. However, there are challenges in terms of technology limitations and teacher training. Therefore, this study recommends increased access to technology and further training for teachers to support the widespread implementation of this model. Overall, this study shows that local language-based approaches and THK can effectively improve science learning quality in culturally rich areas such as Bima
PERAN GURU DALAM PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR: STUDI KASUS DI SEKOLAH DASAR Nur'itam, Nur'itam; Nurwalidainismawati, Nurwalidainismawati; Suryaningsih, Sri
Pendikdas: Pendidikan Dasar Vol 6, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : STKIP HARAPAN BIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/pendikdas.v6i1.399

Abstract

Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memberikan kebebasan bagi sekolah dan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Dasar, serta mengidentifikasi tantangan yang dihadapi selama proses implementasi. Metode Penelitian jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar  SDN O’o Mpili Kecamatan Donggo dengan subjek penelitian adalah guru-guru kelas di sekolah terkait. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru-guru yang terlibat dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, observasi kegiatan belajar mengajar, dan dokumentasi terkait implementasi kurikulum di sekolah tersebut. Teknik keabsahan data menggunakan triagulasi waktu dan metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan 4 tahapan dari Miles dan Huberman . Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memainkan peran penting sebagai fasilitator, inovator, dan motivator, namun masih menghadapi berbagai kendala dalam pelaksanaan, termasuk keterbatasan sarana dan kesiapan profesional. Kesimpulannya Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar memerlukan peran proaktif guru dalam menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan siswa. Guru tidak hanya sebagai penyampai materi tetapi juga sebagai fasilitator yang mendukung siswa untuk mandiri dan kreatif.