Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH SUHU DAN KETEBALAN IRISAN BAWANG MERAH TERHADAP MUTU FISIK DAN KIMIA BAWANG GORENG DENGAN MENGGUNAKAN VAKUM FRYING Yusuf Hendrawan; Bambang Susilo; Ronald Nelson Krakuko
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.293 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh suhu terhadap sifat fisik dan kimia bawang goreng dengan penggorengan vakum, yaitu menganalisis pengaruh ketebalan irisan bawang merah terhadap sifat fisik dan kimia bawang goreng dengan penggorengan vakum. Perbedaan ketebalan irisan bawang merah dan suhu penggorengan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air dan kadar lemak bawang goreng, sedangkan pada warna berpengaruh nyata. Rendemen yang dihasilkan 16-24,8 %, kadar air 8,66-13% dan kadar lemak 38,04%-59%. Nilai warna yang dihasilkan berkisar dari nilai (L*=39,3, a*=20,8, b*=8,9) hingga (L*=53, a*=19,5, b*=9,2). Semakin tebal irisan suatu bahan maka semakin lama tingkat waktu penggorengan yang dibutuhkan. Lama waktu penggorengan juga dipenggaruhi oleh suhu penggorengan, semakin tinggi suhu penggorengan maka waktu penggorengan yang diperlukan semakin sedikit. Waktu penggorengan terlama terdapat pada perlakuan ketebalan irisan 5 mm dengan suhu 750C dimana waktu penggorengan 65 menit. Waktu penggorengan tercepat  terdapat pada perlakuan ketebalan irsan 1 mm dengan suhu penggorengan 850 C dimana waktu penggorengan 30 menit
Rancang Bangun Sistem Pemurnian Biogas Menggunakan Metode Biofiksasi-Adsorpsi oleh Mikroalga Chlorella Vulgaris dan Karbon Aktif Bambang Susilo; Shinta Rosalia Dewi; Gunomo Djoyowasito; Natalia Simanjuntak
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.467 KB)

Abstract

Kebutuhan akan energi semakin hari semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi manusia. Hal ini menyebabkan tingkat ketergantungan terhadap sumber energi fosil semakin tinggi dan rentan mengalami krisis energi. Oleh karena itu ketergantungan akan energi fosil harus dikurangi penggunaannya dengan cara menggunakan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. Biogas merupakan sumber energy alternative yang diproduksi dari bahan organic melauli proses degradasi anaerobik. Komponen utama biogas yaitu metana (CH4), karbondioksida (CO2), dan H2S. Kadar CO2 di dalam biogas menyebabkan turunnya nilai kalori biogas oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian. Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk merancang  sistem pemurnian biogas dengan proses pemurnian dua tahap menggunakan metode biofiksasi-adsorpsi dan mengetahui penurunan CO2 dalam biogas dengan menggunakan sistem pemurnian. Penelitian ini menggunakan laju alir biogas 1,5 l/min. Hasil percobaan pemurnian biogas menunjukkan terjadi penurunan kadar CO2 yang cukup besar dengan mnggunakan proses pemurnian metode kombinasi. Berdasarkan data hasil pengujian diperoleh kadar CO2 kontrol sebesar 42%. Setelah dilakukan pemurnian menggunakan metode biofiksasi-adsorpsi diperoleh penurunan tertinggi kadar CO2 hingga mencapai 26,4% sehingga kadar CO2 menjadi 15,60%.  Berdasarkan hasil pengujian data maka diperoleh efektivitas penurunan kadar CO2 menggunakan metode biofiksasi-adsorpsi adalah sebesar 62,86%. 
SISTEM PENGEMBANGAN “ DESA MANDIRI ENERGI “ (DME) DI DESA SUMBER BENDO, SARADAN, KABUPATEN MADIUN Taufiq .; Bambang Susilo; La Choviya Hawa
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.665 KB)

Abstract

Desa Mandiri Energi adalah sebuah program agar desa bisa memenuhi kebutuhan energinya sendiri, penciptaan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran serta kemiskinan dengan mendorong kemampuan masyarakat dan pengguna sumber daya setempat. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian mengambil sampel di Desa Sumber Bendo- Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Data yang diambil berupa kebutuhan bahan bakar oleh masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap pemakaian bahan bakar tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner pada masyarakat yang dijadikan sampel. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 30 responden. Data hasil kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan model analisis kuantitatif TEV. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi Faktor-faktor yang dipertimbangkan masyarakat Desa Sumber Bendo dalam penggunaan bahan bakar adalah harga, daya beli, kebutuhan, keamanan, kenyamanan, kemudahan, keterjangkauan, lama pemakaian, ketersediaan, efektifitas pemakaian, kondisi riel, Pendapatan. Dari hasil analisis TEV diketahui bahwa pengembangan Desa Sumber Bendo menjadi Desa Mandiri Energi (DME) memiliki nilai harapan (expected value) sebesar 3.41 (masuk dalam kategori tinggi) dari seluruh total penilaian. Penggunaan bahan bakar yang harus dioptimalkan untuk perwujudan Desa Sumber Bendo menjadi Desa Mandiri Energi (DME) adalah dengan mengoptimalkan penggunaan bahan bakar Biogas. Hal ini tercermin dari hasil analisis TEV menunjukkan bahwa nilai pengharapan (expected value) terhadap bahan bakar biogas cukup tinggi yaitu sebesar 4.04, masuk dalam kategori penilaian tinggi baik dari kelompok pakar maupun responden disamping juga dari segi nilai keekonomianya yang relatif terjangkau dari pada jenis bahan bakar lainya (416.667,00/tahun). Untuk pengembangan Desa Mandiri Energi (DME) khususnya biogas perlu adanya kemitraan berkelanjutan antara warga dan instansi pemerintah agar biaya pembuatan reaktor bisa didanai secara bersama-sama. Sistem arisan biogas seperti yang sudah berjalan di Desa Argosari Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, bisa ditiru untuk mengatasi keterbatasan dana dalam pengembangan Desa Mandiri Energi (DME) biogas. Rekomendasi yang dapat ditawarkan berdasarkan analisis sistem yang dilakukan adalah: 1). peningkatan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahan bakar alternatif, khususnya biogas; 2). mengadakan program diseminasi biogas yang meliputi pendidikan, pelatihan, dan pengenalan alsin biogas kepada masyarakat Desa Sumber Bendo; dan 3). pengembangan usaha ternak sapi rakyat melalui integrasi sapi- tanaman- biogas- pupuk organik.
PENGARUH RASIO MASSA ADSORBEN DENGAN VOLUME ETANOL DAN WAKTU ADSORBSI TERHADAP KENAIKAN KADAR ETANOL PADA PEMURNIAN BIOETANOL DARI NIRA AREN (Arenga pinnata) Yusuf Hendrawan; Sukses Agustin Nahmudiyah; Bambang Susilo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.353 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2019.007.02.3

Abstract

Meningkatnya permintaan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia dan menipisnya cadangan bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya krisis energi. Bioetanol merupakan sumber energi alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar fosil. Bioetanol dapat digunakan sebagai BBM harus mempunyai kemurnian minimal 99,5 (%vol). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio massa adsorben dengan volume etanol dan lama waktu adsorpsi pada pemurnian bioetanol dari nira aren dengan metode adsorpsi menggunakan adsorben nanozeolit dengan konsentrasi feed campuran etanol-air sebesar 93 (%vol). Penelitian ini menggunakan analisis Rancang Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan dua faktor. Faktor I yaitu rasio massa adsorben dengan volume etanol (b/v) terdiri dari 3:5, 4:5, dan 1:1. Faktor II yaitu waktu adsorpsi terdiri dari 1 jama, 2 jam, dan 3 jam. Pada penelitian ini diperoleh hasill berpengaruh sangat nyata terhadap pengaruh rasio massa adsorben dengan volume etanol dan waktu adsorbsi.  Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode adsorpsi menggunakan adsorben nanozeolit dapat digunakan untuk memurnikan etanol sampai konsentrasi absolut pada perlakuan rasio massa adsorben dengan volume etanol 1:1 (b/v) dan waktu adsorpsi selama 3 jam, pada perlakuan ini dadapatkan hasil kadar etanol sebesar 95,565 (%vol). Pada penelitian ini, didapatkan hasil bahwa semakin banyak adsorben yang digunakan dan semakin lama waktu adsorbsi, maka kadar etanol yang dihasilkan semakin tinggi.
STUDI PENGARUH GAYA TEKAN TERHADAP KARAKTERISTIK BIOBRIKET KULIT KAKAO (Theabroma cocoa L.) Sandra Sandra; Bambang Susilo; Retno Damayanti
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 21, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.247 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.21.2.152-160.2017

Abstract

Limbah buah kakao yang dihasilkan berupa kulit kakao yang bekum bisa termanfaatkan denga baik. Pengolahan kulit buah kakao yang kurang tepat seperti didiankan dalam waktu yang lama akan menimbulkan masalah baru untuk lingkungan yaitu pembusukan Karen adanya penguraian karbon oleh mikroorganisme. Solusi penanganan limbah kulit kakao adalah dnegna menjadikannya sebagai biobriket. Biobriket kulit kakao dapat dibuat karena berbahan keras dan 90% mengandung bahan kering. Pembuatan kulit kakao menjadi briket sangat mudah dengan empat tahapan yaitu pengeringan bahan, penggerusan, pencampuran dengan perekat dan pencetakan menjadi biobriket. Biobriket yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai energi alternatif menggantikan kayu bakar atau LPG untuk memasak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya teka terhadap karakteristik biobriket kulit kakao sebagai salah satu bahan bakar alternatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan 3 perlakuan yaitu gaya tekan 100 kg, 150 kg, dan 200 pada masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Pada masing-masing gaya tekan berat adonan yang akan dicetak yaitu 0,5 kg. Biobriket mempunyai ukuran diameter dalam 10,7 cm tinggi 10 cm dengan jari-jari tengah pada pengempa dengan diameter dalam 1,9 cm. Karakterisasi biobriket kulit kakao meliputi pengujian kadar air, kadar abu, kadar karbon, densitas, laju pembakaran briket, nilai kalor dan efisiensi pembakaran biobriket. Dari penelitian diperoleh data kadar air briket setelah dikeringkan selama  24 jam, briket  dengan gaya tekan 100 kg, 150 kg dan 200 kg kadar airnya adalah 14,607 %, 14,232 % dan 13,834 %. Gaya tekan tidak berpengaruh terhadap kadar abu briket dan kadar karbon, yang masing-masing bernilai 27,89 % dan 60,55 %. Densitas briket kulit kakao yang dihasilkan pada gaya tekan 100 kg, 150 kg dan 200 kg masing-masing yaitu 0,96 kg/cm3, 0,99 kg/cm3, dan 1,04  kg/cm3. Laju pembakaran terbesar adalah pada briket dengan gaya tekan 200 kg, sebesar 6 g/menit. Semakin besar laju pembakaran maka akan mempercepat waktu briket habis terbakar. Biobriket gaya tekan 200 kg memiliki kadar air yang rendah dan nilai kalor tertinggi sehingga briket cepat habis terbakar. Pada briket gaya tekan 150 kg memiliki laju pembakaran rendah dari yang lain karena pada gaya tekan tersebut terdapat batas kekuatan maksimal pada butiran. Gaya tekan berpengaruh terhadap nilai kalori pada briket, semakin tinggi gaya tekan nilai kalori semakin meningkat. Densitas 0,96 kg/cm3 menghasilkan nilai kalori 4187,11 kal/g, densitas 1,044 kg/cm3 menghasilkan nilai kalori 4509,30 kal/g. Perlakuan gaya tekan dapat memperlihatkan kelebihan pada briket yang diberikan gaya tekan adapun kelebihan briket diberi gaya tekan berbeda diantaranya dapat meningkatkan densitas, nilai kalori briket, menurunkan kadar air.
Application of microwave assisted extraction in extracting Torbangun leaves (Coleus ambonicus, L.) and its effects on polyphenol and flavonoids content Yusuf Hendrawan; Niken Dieni Pramesi; Muchnuria Rachmawati; Bambang Susilo; Yusuf Wibisono; Shinta Rosalia Dewi; Ni'matul Izza
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.802 KB) | DOI: 10.21776/ub.afssaae.2018.001.02.2

Abstract

Torbangun leaves (Coleus ambonicus, L.) contain polyphenol compounds, flavonoids and antioxidant compounds that can be obtained by extraction methods. However, with the conventional extraction method it has the disadvantage of long extraction time and requires a lot of solvents. Therefore, this study discusses the use of microwave assisted extraction (MAE) method to extract the leaves of Torbangun. This study uses two treatment factors on MAE i.e. power variations (100, 180 and 300 Watts) and extraction time (1, 2 and 3 minutes). This study aims to analyze the effect of MAE on the content of polyphenol compounds and flavonoids in the extraction process of Torbangun leaf. The results showed that the highest total phenol (4196.59 mg GAE/g extract) was found in the treatment of 300 watt of power with extraction time of 3-minutes with IC50 value of 9.89 mg/ml. The highest total flavonoid value was 300 watt of power with 1-minute extraction time which was 4.54 mg QE/g DW.
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN DAGING BUAH KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA SANTAN KELAPA Sandra Sandra; Bambang Susilo; Rizal Nur Alfian; Nurul Istiqomah Choirunnisa
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.971 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v11i1.475

Abstract

Tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman agroindustri yang sangat berpotensial di Indonesia karena kandungan nutrisinya. Masyarakat Indonesia banyak yang memanfaatkan buah dari tanaman kelapa salah satunya sebagai bahan baku pembuatan santan. Santan didapat dari ekstrak daging buah kelapa tua yang telah diparut, baik dengan penambahan atau tanpa air, cairan santan berwarna putih ini merupakan emulsi minyak dan air. Selama produksi, santan perlu mengalami pretreatment homogen geser berkecepatan tinggi. Umumnya, jenis perlakuan awal ini dapat meningkatkan stabilitas emulsi pada santan. Hal tersebut perlu dilakukan karena sistem emulsi santan sangat mudah tidak stabil setelah pencairan. Suhu pretreatment pada daging buah kelapa menjadi faktor utama yang memberikan pengaruh terhadap kualitas mutu santan kelapa. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan kualitas mutu santan kelapa setelah dilakukan pretreatment penyimpanan daging buah kelapa sebelum diparut dan diperas menjadi santan. Penelitian dilaksanakan dengan tahapan meliputi persiapan alat dan bahan, pembuatan santan kelapa yang dimulai dengan pembersihan kelapa, kemudian pemberian pretreatment daging buah kelapa dengan 3 perlakuan penyimpanan. Karakteristik kimia santan kelapa terbaik diperoleh dengan pretreatment penyimpanan pada suhu (-16 °C ± 2 °C) dengan nilai Kadar Protein (3,263%), Kadar Lemak (55,87%), Asam Lemak Bebas (0,15%), dan Stabilitas Emulsi (88,38%).      
Rancang Bangun Rumah Pengering Kopi Hybrid Guna Meningkatkan Efektivitas Pengeringan Kopi Di Kecamatan Pinogu, Provinsi Gorontalo Bambang Susilo; Gatot Ciptadi; Kiki Fibrianto; Hendrix Yulis Setyawan; Aris Subagyo; Rizki Putra Samudra; Roy Ardy Colas Napitupulu
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2022.009.01.1

Abstract

Kopi telah menjadi produk unggulan Kecamatan Pinogu dengan cita rasa yang khas dengan pengolahannya yang alami membuat kopi ini dikategorikan sebagai kopi organik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Permasalahannya, proses pengeringan kopi dengan sinar matahari sering terkendala cuaca sehingga produk yang dihasilkan kurang maksimal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknologi tepat guna berupa rumah pengering hybrid. Rancang bangun rumah pengering berbahan baja dan polikarbonat diharapkan dapat mempercepat waktu pengeringan. Hasilnya didapatkan efisiensi waktu pengeringan menjadi 5,6 kali lebih cepat daripada metode konvensional, dan juga dapat menghemat ruang, serta mampu mengeringkan kopi sebanyak 240 kg sekali proses. Selain itu, pengeringan menggunakan metode ini juga dapat mengurangi kontaminasi pada kopi, sehingga dapat meningkatkan kualitas kopi.
DEHUMIDIFIER DRYING OF SEAGRASS SIMPLICIA AT LOW TEMPERATURE FOR ANTIOXIDANT AND PHENOLIC PRESERVATION Bambang Susilo; Mukhammad Abdul Jabbar Filayati; Mochamad Bagus Hermanto; Retno Damayanti; Adamas Akbar Yurisdanto; Abd. Rohim
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 24 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtp.2023.024.01.2

Abstract

          Syringodium isoetifollium is seagrass a marine plant which is mostly found in Indonesian sea waters. Phenol is a kind of sensitive heat compound which will damage at high temperatures. This research aimed to study the effect of temperature using a dehumidified drying machine on the quantity of phenol content and testing of this antioxidant activity and the evaluation of drying characteristics of seagrasses such as decrease of moisture content, the distribution of temperature drying relative humidity, and energy consumption. In this research, the independent variaable were tempeartures (30 °C, 40 °C, and 50 °C) and the independent variable were the content of phenol and antioxidant activity of the seagrasses. The phenol content of each extract was measured with a microplate reader using a Follin-Ciocalteu reagent. The antioxidant activity was measured with the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method. The result showed that the highest content of phenolic compounds (80.42766 ± 0.409a) and antioxidant activity (88.4185 ± 32.0709a) was found in the dehumidified dryer at a temperature of 40 °C. There were significant differences between temperatures of 30 °C and 50 °C. Dehumidifier drying at 30 °C, 40 °C, and 50 °C required 13 hours, 12 hours, and 7.5 hours to reach the final moisture content of seagrass 18-20% from the initial moisture content of 89.4% ± 0.04% (wb). The total phenol content and antioxidant activity with a temperature treatment of 40 °C dehumidifier drying machine showed the best results compared to temperatures of 30 °C, 50 °C, and oven at 40 °C. Based on the same temperature treatment, dehumidifier drying requires a faster time (12 hours) than oven drying (17 hours). The appropriate temperature and time of drying can produce the optimal total phenol and antioxidant activity.
SINTESIS MINYAK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN METIL ASETAT DENGAN METODE INTERESTERIFIKASI Sandra Sandra; Bambang Susilo; Nadia Ijkri Aulia
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.848 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v9i1.176

Abstract

Pembuatan biodiesel dari minyak kelapa sawit dilakukan melalui metode transesterifikasi menggunakan metanol dan menghasilkan hasil samping berupa gliserol yang dapat mengurangi nilai ekonominya. Oleh karena itu, metode transesterifikasi digantikan menjadi metode interesterifikasi dengan mengubah metanol menjadi metil asetat yang menghasilkan hasil samping berupa triasetin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimal dari variasi konsentrasi katalis NaOH 1,0%, 1,5%, dan 2,0% dan lama waktu sintesis selama 3 jam dan 6 jam terhadap karakteristik biodiesel dengan metode interesterifikasi. Rendemen biodiesel yang dihasilkan berkisar antara 40,87% - 59,50% dengan karakteristik viskositas 4,807 - 4,848 mm2/s, nilai densitas 0,869 - 0,870 g/ml, dan kandungan FAME 81,79% - 84,84%. Hasil penelitian telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Biodiesel, kecuali FAME. Namun, kandungan FAME pada penelitian ini masih mendekati standar. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan adanya perlakuan variasi konsentrasi katalis NaOH dan waktu sintesis yang tidak memiliki pengaruh terhadap rendemen, viskositas, densitas, dan kandungan FAME. Dengan demikian dalam menentukan perlakuan yang lebih baik dapat dikaitkan dengan keekonomisan (seperti waktu proses dan biaya). Perlakuan yang lebih baik adalah pada katalis NaOH 1% dan waktu sintesis selama 3 jam, dimana memiliki rendemen 49,16% dengan karakteristik yang memiliki nilai viskositas 4,813 mm2/s, densitas 0,869 g/ml, dan kandungan FAME 83,40%.
Co-Authors A. Harijono Abd. Rohim Adamas Akbar Yurisdanto Aji Sutrisno Akbar, Dheniz Fajar Alvian Budhi Irianto Amelia Amelia Anang Lastriyanto Andik Setiawan Angky Wahyu Putranto Anni Faridah Aris Subagiyo Aris Subagyo Ary Mustofa Ahmad Arya Nugraha Hananto Asma Naili Salsabila Aulia Rakhmawati Azwar Lahusin Bambang Dwi Argo Basir Noho Dewi Maya Maharani Dimas Firmanda Al Riza Dina Wahyu Indriani Djatmiko Bagus Wibowo Dwi Stia Br Ginting Dyah Ayu Agustiningrum Elok Kurnia Novita Sari Elok Zubaidah Essa Noer Bhakty Mulia Fahmi Akbar Yuliansyah Gatot Ciptadi Gunomo Djoyowasito Harki Himawan Helmi Fadhlurrahman Felayati I Kadek Olin Adi Wiguna Indrawan Cahyo Adilaksono, Indrawan Cahyo Irshafiyah Irshafiyah Irwan Bempah Izza, Sylvia Ni’matul KIKI FIBRIANTO La Chovia Hawa La Choviya Hawa Laras Putri Wigati Lutfian Nizar Nur Luthfi Mubarok M Bagus Hermanto Mantong, Jimmy Olsanaya Mochamad Bagus Hermanto Mohammad Fatoni Putrafardani Muchnuria Rachmawati Muhammad Agung Nugraha Muhammad Arwani Muhammad Bagaskara Wiratirta Mukhammad Abdul Jabbar Filayati Musthofa Lutfi Mustofa Lutfi Mutiara Nisa' Amri Nadia Ijkri Aulia nainggolan, Yenni Nani Sumarni Natalia Eka Jayasari Natalia Simanjuntak Niken Dieni Pramesi Nofiyanti, Sri Handayani Novantia Pusputasari Nur Komar Nuraeni, Yustita Nurihyatun Sardjono Nurirenia, Dela Feminda Nurul Istiqomah Choirunnisa Palupi Widiyastuti Pipit Elok Nikmatus Sholikah Prasetiyo, Bagus Dadang Prayer Immanuel Nicolaus Silaban Rachmad Pratama Fauzi Rahartina W. Okaryanti Retno Damayanti Retno Damayanti Soejoedono Riska Ayu Lestari Rizal Nur Alfian Rizki Putra Samudra Rizki Putra Samudra Ronald Nelson Krakuko Roy Ardy Colas Napitupulu Samudra, Rizki Putra Sandos Simatupang Sandra Sandra Sandra Sandra Sandra Sandra Sandra Sandra Sandra Sandra Sasongko Aji Wibowo SATRIYAS ILYAS Setyawan, Hendrix Yulis Shinta Rosalia Dewi Shinta Rosalia Dewi Simon Azriel Napitupulu SIMON BAMBANG WIDJANARKO Siti Lailatus Sa’adah Sukses Agustin Nahmudiyah Sumardi Hadi Sumarlan Sumardi Hadi Sumarlan Sunaryo Sunaryo Susinggih Wijana Syahrul Kurniawan Syed Ihtsham Ul Haq Gilani Taufiq . Tri Handayani Utami Yolanda BR Ginting Vincentia Veni Vera Vita Noeravila Putri Wafa Nida Faida Azra Wignyanto Wignyanto Wulandari, Eka Shinta Y. Erning Indrastuti Yanti Yanti Yudin Yudiawan Maksum Yuliani Widiastutik Yulinda yulinda Yusron Sugiarto Yustita Nuraeni Yusuf Hendrawan Yusuf Wibisono