Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Nyimak: Journal of Communication

Construction of Reporting on the 2024 Female Presidential Candidates on Tirto.id, Tempo.co, and Kompas.com Dudi Iskandar; Indah Suryawati; Liliyana Liliyana
Nyimak: Journal of Communication Vol 6, No 2 (2022): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/nyimak.v6i2.6433

Abstract

In the middle of a patriarchal culture, several females pushed the competition map for the 2024 presidential candidate which was dominated by males. However, the votes were insignificant and only a few names appeared in the survey results. Apart from the 30% affirmative action, the role of the media in promoting gender mainstreaming in politics is needed because news about female presidential candidates is still relatively rare. Therefore, this research aims to reveal the news of the 2024 female presidential candidate survey results presented by tirto. id, tempo.co, and kompas.com. This was conducted using the framing analysis method of the Robert Matthew Entman model consisting of two dimensions, namely issue selection, and aspect highlight, as well as four framing elements, including problem definition, sources, moral decisions, and problem-solving. The result showed several interesting points. First, all the media analyzed presented news about females’ inability and resources based on the results of various surveys. Second, all news presented an interpretive journalism model that reads and interprets survey data by experts. Third, although they try to deny the patriarchal ideology, the majority present male commentators who review female political communication. This means that ideology still surrounds the three online media studied.Keywords: Female presidential candidates, news, online media, framing analysis ABSTRAKDi tengah kultur patriarkhi, beberapa perempuan menyeruak peta persaingan capres 2004 yang didominasi capres laki-laki. Meski begitu suaranya tidak signifikan, hanya beberapa nama saja yang muncul dihasil survei. Selain affirmative action 30 persen, peran media mendorong pengarusutamaan gender di bidang politik sangat dibutuhkan. Saat ini pemberitaan tentang capres perempuan relatif jarang. Padahal melalui pemberitaan yang masif dan kontinyu, capres perempuan akan diperhitungkan. Di tengah capres perempuan yang jarang diberitakan, penelitian ini menemukan signifikansinya. Bahwa capres perempuan jarang diberitakan dibandingkan capres laki-laki. Penelitianbertujuan menguak berita hasil survei capres perempuan 2024 yang disajikan tirto.id, tempo.co, dan kompas.com. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing model Robert Matthew Entman yang memiliki dua dimensi (seleksi isu dan penonjolan aspek) serta empat elemen framing (Pendefinisain masalah, sumber masalah, keputusan moral, dan penyelesaian masalah). Sebagai kesimpulan, penelitian ini menemukan beberapa poin menarik. Pertama, semua media yang diteliti menyajikan berita tentang kekurangmampuan dan sumber daya perempuan yang minim berbasis hasil berbagai survei. Kedua, semua berita menyajikan model jurnalisme interpretatif yang membaca dan menafsirkan data hasil survei oleh para ahlinya. Ketiga, meski mencoba menyangkal ideologi patriarkhi, tetapi mayoritas berita menyajikan komentator laki-laki yang mengulas komunikasi politik perempuan. Artinya, ideologi patriarkhi masih menyelimuti ketiga media online yang diteliti.Kata Kunci: Capres perempuan, berita, media online, analisis framing
The Contestation of the Narratives of "Change" versus "Sustainability" on the Instagram Accounts of Two 2024 Presidential Candidates Suryawati, Indah; Ikhwan, Muhammad; Siregar, Rachmi Kurnia
Nyimak: Journal of Communication Vol 9, No 2 (2025): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/nyimak.v9i2.14429

Abstract

The implementation of the 2024 Presidential Election cannot be separated from the dynamics of the use of social media as a medium for political communication, and Instagram is one of the social media used to convey political messages to the public. In this study, these political messages are manifested in the form of political narratives that compete with each other on social media. This research aims to (1) analyze the framing of the political narratives of Anies Baswedan and Prabowo Subianto uploaded on their Instagram accounts; and (2) how the ideas behind these political narratives are articulated. A qualitative approach was used in this study and Entman's framing analysis model was used as the method. The research findings reveal a fundamental conflict within the political narratives of Anies Baswedan and Prabowo Subianto. This contestation of political narratives is geared toward strengthening electability and capturing public attention. Prabowo's concept of sustainability demonstrates his desire to continue pro-people programs deemed successful during Jokowi's administration (Jokowinomics), such as various assistance programs for the underprivileged. Unlike Prabowo Subianto, Anies Baswedan emphasized ideas for change, such as eradicating poverty in Indonesia. The final results of the 2024 presidential election demonstrated that the political narrative regarding the need for sustainability successfully led Prabowo to victory.Keywords: 2024 Presidential Election, Instagram, framing, political narrative, Anies Baswedan, Prabowo Subianto ABSTRAKPelaksanaan Pilpres 2024 tidak dapat terlepas dari dinamika penggunaan media sosial sebagai media komunikasi politik, dan Instagram menjadi salah media sosial yang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan politik kepada khalayak. Dalam penelitian ini, pesan-pesan politik tersebut mewujud dalam bentuk narasi politik yang kemudian saling berkontestasi satu sama lain di media sosial. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis pembingkaian narasi politik Anies Baswedan dan Prabowo Subianto yang diunggah di akun Instagram keduanya; (2) bagaimana artikulasi ide-ide yang ada di balik narasi politik tersebut. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif serta model analisis framing Entman sebagai metode. Hasil penelitian menunjukkan adanya pertentangan fundamental dalam bingkai narasi politik Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Kontestasi tersebut mengarah pada upaya memperkuat elektabilitas serta merebut perhatian publik. Ide keberlanjutan yang diusung Prabowo menunjukkan keinginan Prabowo melanjutkan program-program pro rakyat yang dinilai berhasil pada era pemerintahan Jokowi (Jokowinomics), misalnya berbagai program bantuan untuk masyarakat pra sejahtera. Berbeda dari Prabowo, Anies Baswedan lebih menonjolkan ide-ide perubahan, misalnya memberantas kemiskinan di Indonesia. Hasil akhir Pilpres 2024 kemudian menunjukkan bahwa narasi politik mengenai perlunya keberlanjutan berhasil mengantarkan Prabowo menuju kemenangan.Kata Kunci: Pilpres 2024, Instagram, framing, narasi politik, Anies Baswedan, Prabowo Subianto