Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

IbM KELOMPOK USAHA BANDENG SEGAR TANPA DURI DI KABUPATEN PANGKEP SULAWESI SELATAN Hadiratul Kudsiah; Joeharnani Tresnati; Syamsu Alam Ali; Muhammad Ahsin Rifa'i
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Panrita Abdi - April 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.699 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i1.3515

Abstract

Teknologi pengolahan ikan bandeng tanpa duri merupakan salah satu teknologi untuk menghilangkan tulang duri ikan bandeng sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan konsumsi jenis ikan bandeng.  Kegiatan ini bertujuan untuk mentrasfer teknologi tersebut kepada kelompok UD. Usaha Bandeng Segeri Makmur dan kelompok isteri-isteri pembudidaya ikan bandeng Sejahtera di kelurahan Pundatabaji Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Kegiatan dilaksanakan secara aktif demonstratif dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan kelas hingga demosntrasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi pengolahan ikan bandeng tanpa duri Khalayak sasaran berminat dan mau mengaplikasikan teknologi ini sebagai upaya meningkatkan nilai jual ikan bandeng dan memberdayakan masyarakat Kabupaten Pangkep khususnya para ibu nelayan atau ibu petambak yang dapat bekerja mengisi kekosongan waktu setelah pekerjaan rumah selesai
Identification of wild stock and the first generation (F1) of domesticated snakehead fish, Channa spp. (Scopoli 1777) using partial Cytochrome C Oxidase Subunit I (COI) gene Irmawati Irmawati; Joeharnani Tresnati; Liestiaty Fachruddin; Nur Rahmawaty Arma; Andi Haerul
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 2 (2017): June 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i2.356

Abstract

The snakehead fish (Channidae) is widely distributed in inland water of Indonesia. This fish is native species in Suma-tera, Java and Kalimantan, but non-native species in Sulawesi and Papua. Study on molecular identification and phylo-geny of this fish using cytochrome c oxidase subunit I (COI) gene has only been conducted on snakehead fish origin from Tasikmalaya, Ambarawa, Bali, Aceh, Pontianak, and Banjarmasin waters, but none is available in South Sulawesi waters. The objectives of this research are to identify species of snakehead fish from Towuti Lake Sorowako and the first generation (F1) of domesticated snakehead fish from Bantaeng waters of South Sulawesi using COI gene for DNA barcoding, and to analyze the phylogenetic resolution of the fish. Partial sequences of the COI gene of the snakehead fish were aligned with sequences of snakehead fish deposited in GenBank. The phylogenetic tree was constructed using MEGA 7.0.20 program. The result indicated that COI gene nucleotides of snakehead fish from Towuti Lake Sorowako showed 99% homology with Channa striata acc no. KU692418 and KU692421, and showed 98% homology with those of acc no. KU852443. Therefore it can be conclude that Channa striata exist in Towuti Lake Sorowako. Nucleotide sequences of the first generation (F1) of domesticated snakehead fish from Bantaeng waters showed 65% homology with Channa pleurophthalma (acc no. KJ937390) origins from Banjarmasin waters and Channa gachua (acc no. KX389277). Based on this result, it assumed that snakehead fish from Towuti Lake Sorowako are distantly in gene to those from Bantaeng waters, and further analyses are required to identify the population of snakehead fish from Bantaeng waters. Abstrak Populasi ikan gabus (famili Channidae) tersebar luas di wilayah perairan tawar Indonesia. Ikan gabus merupakan ikan asli di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan) tetapi merupakan ikan introduksi di Sulawesi dan Papua. Identifikasi berdasar-kan gen cytochrome c oxidase subunit I (COI) telah dilakukan terhadap ikan gabus dari perairan di Tasikmalaya, Amba-rawa, Bali, Aceh, Pontianak dan Banjarmasin, tetapi ikan gabus dari perairan Sulawesi Selatan belum dilakukan. Tuju-an penelitian adalah untuk mengidentifikasi species ikan gabus dari Danau Towuti Sorowako dan ikan gabus generasi I (F1) hasil domestikasi dari induk yang berasal dari perairan tawar Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan menggunakan gen COI untuk DNA barcoding, dan untuk menganalisis filogeni ikan gabus tersebut. Sekuen gen COI ikan gabus terse-but disejajarkan dengan sekuen nukleotida ikan gabus yang terdeposit di GenBank. Pohon filogenetik dikonstruksi de-ngan menggunakan program MEGA 7.0.20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nukleotida gen COI sampel ikan gabus dari Danau Towuti Sorowako memiliki kemiripan 99% dengan Channa striata nomor aksesi KU692418 dan KU692421 dan 98% dengan Channa striata nomor aksesi KU852443 sehingga dapat disimpulkan bahwa di Danau To-wuti terdapat ikan gabus jenis Channa striata. Tingkat kemiripan sekuen nukleotida ikan gabus F1dari perairan Kabu-paten Bantaeng adalah 65% dengan ikan gabus Channa pleurophthalma (KJ937390) asal perairan Banjarmasin dan ikan gabus Channa gachua (KX389277). Berdasarkan hasil tersebut maka diduga bahwa ikan gabus dari Danau Towu-ti Sorowako berkerabat jauh dengan ikan gabus dari perairan Bantaeng, dan diperlukan analisis yang lebih lanjut untuk menentukan jenis populasi ikan gabus F1 asal perairan tawar Kabupaten Bantaeng tersebut.
Size Structure and Sex Ratio of Black Tip Reef Shark (Carcharhinus melanopterus) Landed in the TPI Paotere of Makassar City and TPI Beba of Takalar Regency, Province South Sulawesi Faisal Amir; Achmar Mallawa; Joeharnani Tresnati
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.232-237

Abstract

Carcharhinus melanopterus in the southern waters of the Makassar Strait is caught with bottom longlines and bottom gill nets as bycatch, caught throughout the year without any management arrangements. The research objective was to obtain information about the size structure and sex ratio of C. melanopterus in the southern waters of the Makassar Strait. The method used is a survey method. Sample measurements were carried out at TPI Paotere Makassar City and TPI Beba Takalar Regency, South Sulawesi Province from July to September 2020. Measurement of total body length (TL:cm) and determining the sex ratio were carried out directly in the field. The results of the study on 144 sample fish showed that the total length range for C. melanopterus landed at the Paotere TPI was the same as those landed at the Beba TPI at sizes between 58 - 135 cm TL with an average length of 91.18 ± 3.32 cm TL and sizes between 51 - 139 cm TL with an average length of 91.1±2.21 cm TL for both male and female sex, respectively.The comparison of C. melanopterus landed in the two fish landing sites was in a balanced state but the male sex was smaller than the female sex.The sex ratio of male and female C. melanopterus is balanced. Most (69.44%) female C. melanopterus caught were relatively young.
Identifikasi tingkat kematangan gonad ikan endemik Beseng-Beseng (Marosatherina ladigesi Ahl, 1936) secara makroskopik dan mikroskopik Kariyanti Kariyanti; Sharifuddin Bin Andy Omar; Joeharnani Tresnati
Agrokompleks Vol 19 No 1 (2019): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v19i1.127

Abstract

Ikan beseng-beseng merupakan salah satu ikan hias endemik di Sulawesi Selatan dan termasuk dalam kelompok ikan pelangi Sulawesi (Celebes rainbowfishes). Ikan beseng-beseng sangat diminati dalam perdagangan ikan hias, terutama jenis jantan yang memiliki warna dan penampilan yang menarik . Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 - Maret 2014. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 12 kali dengan rentang selang waktu 2 minggu untuk setiap pengambilan sampel. Sampel ikan beseng-beseng yang digunakan berasal dari Sungai Pattunuang Asue dan Sungai Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tingkat kematangan gonad ditentukan secara morfologis dan histologis. Untuk menentukan TKG secara morfologis menggunakan bantuan kamera Canon 550 dengan lensa fix 50 mm manual + extension tube. Contoh gonad yang dibuat menjadi preparat histologis merupakan gonad segar. Gonad dimasukkan ke dalam botol roll yang telah diisi alkohol 70% agar tidak rusak. Pembuatan preparat histologis dilakukan di Balai Besar Veteriner Maros. Penentuan TKG di analisis secara morfologi mengacu pada Andriani (2000) sedangkan TKG secara histologis dilakukan dengan mengamati TKG seluruh sampel ikan di laboratorium secara mikrokopis. TKG I betina secara makroskopik ditandai dengan ukuran gonad yang masih terlalu kecil, terdapat selaput berwarna hitam, belum terlihat jelas butiran-butiran telur secara kasat mata. TKG II termasuk perkembangan awal, permukaan berwarna hitam, gonad masih berwarna putih dan sudah terlihat butiran-butiran telur yang berukuran kecil. Untuk TKG III permukaan berwarna hitam, butiran – butiran telur terlihat lebih besar, berwarna kuning. Sedangkan pada TKG IV merupakan tahap gonad perkembangan akhir, pada ikan betina dengan TKG IV di dalam ovarinya ditemukan beberapa kelompok telur yang masih kecil dan telur yang sudah berkembang (berwarna kuning bening). Pada TKG V sebagian besar telur sudah dalam kondisi sangat berkembang (kuning bening) meskipun masih ditemukan juga telur yang masih kecil.
Pertumbuhan Relatif Gurita, Octopus cyanea Gray, 1849 di Perairan Selat Makassar Dan Teluk Bone Sharifuddin Bin Andy Omar; Andi Rezki Dian Safitri; Ayu Rahmadhani; Joeharnani Tresnati; Suwarni Suwarni; Moh. Tauhid Umar; Ernawati Syahruddin Kaseng
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 7 (2020): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pertumbuhan relatif gurita, Octopus cyanea Gray, 1849 yang meliputi hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi, yang didaratkan di Pulau Bonetambung, Kota Makassar, dan di Pulau Burung Lohe, Kabupaten Sinjai. Pengambilan sampel gurita dilakukan pada bulan April sampai Juli 2019. Sampel gurita hasil tangkapan nelayan dibawa ke laboratorium untuk diukur panjang total (TL, total length), panjang mantel dorsal (DML, dorsal mantle length), dan panjang mantel ventral (VML, ventral mantle length), kemudian ditimbang bobot tubuhnya (BW, body weight), dan selanjutnya dilakukan pengamatan gonad secara visual untuk mengetahui jenis kelaminnya. Jumlah gurita yang diperoleh di P. Bonetambung adalah sebanyak 60 ekor (40 ekor jantan dan 20 ekor betina) dan di P. Burung Lohe sebanyak 66 ekor (27 ekor jantan dan 39 ekor betina). Gurita betina memiliki rerata panjang total dan bobot tubuh yang lebih besar dibandingkan gurita jantan, baik di P. Bonetambung maupun di P. Burung Lohe. Hubungan panjang total-bobot tubuh (TL-BW), hubungan panjang mantel dorsal-bobot tubuh (DML-BW), dan hubungan panjang mantel ventral-bobot tubuh (VML-BW) gurita jantan dan gurita betina yang tertangkap di P. Bonetambung dan di P. Burung Lohe seluruhnya menunjukkan tipe pertumbuhan hipoalometrik atau alometrik negatif yang berarti pertambahan panjang tubuh lebih cepat dibandingkan pertambahan bobot tubuhnya. Rerata faktor kondisi berdasarkan TL-BW, DML-BW, dan VML-BW gurita jantan di P. Burung Lohe lebih besar dibandingkan gurita betina. Hasil yang sama juga diperoleh pada gurita jantan di P. Bonetambung, kecuali untuk rerata faktor kondisi berdasarkan VML-BW (betina lebih besar).Kata kunci: gurita, Octopus cyanea, pertumbuhan, Pulau Bonetambung, Pulau Burung Lohe
Biologi Reproduksi Gurita, Octopus cyanea Gray, 1948 di Perairan Selat Makassar dan Teluk Bone Sharifuddin Bin Andy Omar; Noviayu Wahyuddin; Andi Yeyen Apriani; Eka Aulia Junedi; Joeharnani Tresnati; Basse Siang Parawansa; Dwi Fajriyati Inaku
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 7 (2020): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biologi reproduksi gurita, Octopus cyanea Gray, 1849yang didaratkan di Pulau Bonetambung, Kota Makassar, dan di Pulau Burung Lohe, Kabupaten Sinjai. Kajian penelitian ini mencakup nisbah kelamin,tingkat kematangan gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad, dan indeks kematangan gonad (IKG). Pengambilan sampel dilakukan sejak bulan April hingga Juli 2019. Sampel gurita hasil tangkapan nelayan dari kedua lokasi penelitian dibawa ke laboratorium untuk diukur panjang totalnya (TL, total length), ditimbang bobot tubuhnya (BW, body weight), dan dilanjutkan dengan pengamatan gonad secara visual untuk mengetahui jenis kelamin gurita tersebut. Nisbah kelamin gurita jantan dan betina di P. Bonetambung adalah 2,00:1,00, sedangkan di P. Burung Lohe adalah 1,00:1,44. Gurita betina matang gonad lebih banyak ditemukan selama penelitian dibandingkan gurita jantan di P. Bonetambung. Sebaliknya, gurita jantan matang gonad lebih banyak ditemukan daripada gurita betina di P. Burung Lohe. Gurita jantan matang gonad pada ukuran yang lebih kecil daripada gurita betina pada kedua lokasi penelitian. Nilai IKG gurita jantan di P. Bonetambung berkisar 0,2829-2,7532 dan gurita betina 0,0348-3,1267. Kisaran nilai IKG gurita jantan di P. Burung Lohe adalah 0,4726-2,2254 dan gurita betina 1,1153-3,3597. Secara umum, rerata IKG berdasarkan TKG gurita betina lebih besar daripada gurita jantan, baik di P. Bonetambung maupun di P. Burung Lohe.Kata kunci: biologi reproduksi, gurita, Octopus cyanea, Pulau Bonetambung, Pulau Burung Lohe
Perubahan Hati Terkait Pertumbuhan Oosit Ikan Sebelah (Psettodes erumei) (Changes in Liver relate to Oocyte Growth of Flatfish) Joeharnani Tresnati; Moh. Tauhid Umar; Sulfirayana Sulfirayana
Jurnal Pengelolaan Perairan Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are 8 species of flatfish in the waters of the Spermonde archipelago, South Sulawesi, but only one has thick body, that is Psettodes erumei. Development of flatfish P.erumei populations can be done if its reproductive aspect is known. In this study we will examine the changes of liver through the Hepatosomatic Index (HSI) associated with the growth of oocytes based on Gonad Maturity Stage (GMS). The Hepatosomatic Index (HSI) is defined as the ratio of weight body to weight liver. The value of this index gives an indication of the status of energy reserves in animals. The results of this study indicate a change in liver weight based on HSI which increases following the increase of oocyte size based on GMS. HSI increased sharply after GMS II and ahead of GMS III, which then increase not too big again after GMS III. This suggests an increase in food reserves stored in the liver, to support the oocyte reaching the beginning of its gonad maturity.Keywords : Hepatosomatic Index (HSI), Gonad Maturity Stage (GMS), Oocyte, Reproduction, Flatfish Psettodes erumei
Komposisi Jenis dan Kelimpahan Makrozoobentos Epifauna Berdasarkan Jenis Mangrove yang Berbeda di Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang: Composition Type and Abundance of Macrozoobenthos Epifauna Based on Different Mangrove species in Suppa District, Pinrang Regency Muh Mansyawi; Joeharnani Tresnati; Moh Tauhid Umar
Jurnal Pengelolaan Perairan Vol. 4 No. 1 (2022): Maret - Oktober 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangroves have an important function in the food chain, which can support the life of various types of aquatic biota. One of the communities whose life cycle is relatively settled in the mangrove ecosystem is the macrozoobenthos. This study aims to analyze the relationship between mangrove species and the macrozoobenthos epifauna community including species composition, frequency of occurrence, density and Margalef index (species richness) in Suppa District, Kab. Pinrang. The research was conducted in April 2020 - June 2020 in Suppa District, Pinrang Regency, data identification was carried out at the Water Quality Laboratory of the Faculty of Marine and Fisheries Sciences, Hasanuddin University Makassar. The research stages include determining the location and research station, taking macrozoobenthos samples, measuring water quality, and analyzing data. The data collected included species composition, macrozoobenthos abundance, diversity index, uniformity index, dominance index, and nMDS. (non Multidimensional Scaling). The number of macrozoobenthos epifauna species found based on observations at the station with Avicennia sp. mangrove species andmangrove species Rhizopora sp. There are 5 species from 3 classes, namely Gastropods, Bivalves, and Malacostraca.. The abundance of macrozoobenthos epifauna in Rhizopora sp. higher than that of macrozoobenthos epifauna at stations with Avicennia sp. mangroves were Avicennia sp.dominated by gastropod macrozoobenthos epifauna,species, Cerithidea cingulatawhile macrozoobenthos epifauna at the station was Rhizopora sp. has a high level of uniformity and diversity which is indicated by the even number of individuals in each type of macrozoobenthos epifauna found.
Sex Ratio of Endemic Ricefish Oryzias celebensis in South Sulawesi: Rasio Kelamin Ikan Medaka Endemik Oryzias celebensis di Sulawesi Selatan Nur Hasanah; Sharifuddin Bin Andy Omar; Joeharnani Tresnati
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 23 No. 2 (2022): Agustus
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.1 KB) | DOI: 10.22487/jiagrisains.v23i2.2022.60-66

Abstract

Perairan tawar Sulawesi Selatan memiliki 6 spesies ikan medaka endemik dari genus Oryzias, spesies yang paling terkenal diantara ke-6 spesies tersebut ialah Oryzias celebensis. Ikan medaka endemik Oryzias celebensis dijadikan sebagai komoditi ikan hias. Habitat ikan tersebut di Sungai Pattunuangasue dan Leang-leang. Tujuan penelitian untuk mengetahui keseimbangan populasi ikan medaka endemik Oryzias celebensis. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2015 hingga April 2016 di Sungai Pattunuangasue dan Sungai Leang-leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Rasio kelamin ditentukan berdasarkan frekuensi ikan jantan dan betina yang didapat dari semua sampel yang tertangkap selama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan rasio kelamin ikan medaka endemik Oryzias celebensis di Sungai Pattunuangasue dan Sungai Leang-leang tidak seimbang (tidak mengikuti pola 1:1).
Macrozoobentos Community Structure at Ecoshrimp Reservoir Pond, Waetuoe Village, Lanrisang District, Pinrang Regency Nasir, Nur Asra; Tresnati, Joeharnani; Fajriyati Inaku, Dwi; Nadiarti; Irmawati
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 11 No. 1 (2024)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jipsp.v11i1.20772

Abstract

Mollusc has great commercial benefits in capture fisheries and aquaculture. However, it can also cause economic losses and human suffering. Some macrozoobenthos of the mollusc species are intermediate hosts for parasites and pests in aquaculture pond systems. The reservoir in the pond is a sedimentation area and a biofilter to optimize water quality before flowing into the pond. This study aims to analyze macrozoobenthos community structure at the ecoshrimp reservoir pond located in Waetuoe Village, Lanrisang District, Pinrang. Macrozoobenthos sampling was carried out using a 1x1 m quadrant-transect. The results showed that the identified molluscs consisted of eight species grouped into four families and two classes, including Gastropods and Bivalves. The abundance of macrozoobenthos at the pond's edge was smaller than those in the middle part (994 individuals vs. 1095 individuals). Sermyla requtii was the species with the highest density of 350 ind/m2 at the edge and 670 ind/m2 in the middle of the reservoir. The frequency of occurrence of macrozoobenthos at both observation sites has a value of > 25%. The diversity index at the edge of the reservoir (1.7015) and in the middle of the reservoir (1.2533) is relatively moderate. The uniformity index value at the edge of the reservoir (1.8620) and in the middle of the reservoir (1.3715) is relatively high. The dominance index value at the edge of the reservoir (0.2192) and in the middle of the reservoir (0.4124) is relatively low. The particle size analysis shows that the sediment type in the reservoir is medium sand with an average median value (d50) of 0.29 mm.