Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

UNSUR SEKULER DALAM BUDAYA POLITIK PARTAI ISLAM DI INDONESIA Mohamad Latief, Mohamad; Pa, Bharuddin Che
At-Tafkir Vol 9 No 1 (2016): Vol. 9 No 1 Juni 2016
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekularisme politik adalah salah satu bidang kajian yang cukup menarik untuk diteliti. Apatah lagi apabila ianya dikaitkan dengan konteks politik di Indonesia dimana majoriti penduduknya adalah ummat Islam. Berkait ini, kajian ini berupaya menganalisa unsur-unsur sekular dalam budaya politik partai Islam di Indonesia iaitu Partai Kebangkitan Bangsa. Selain dikenal sebagai partai yang terlahir daripada proses reformasi, Partai Kebangkitan Bangsa juga dikenal kerana ianya merupakan salah satu partai politik yang memiliki kedekatan sejarah dan kultural dengan Organisasi Massa Islam terbesar di Indonesia iaitu Nahdlatul Ulama. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi politik, dan teori sekularisasi politik sebagaimana dikembangkan oleh Donald Eugene Smith, kajian kualitatif ini menemukan beberapa unsur sekular dalam partai dimaksud. Antara unsur tersebut adalah tergusurnya Islam sebagai identiti dan legitimasi politikpartai kerana penghormatan yang lebih tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan.
THE SOCIOLOGY OF KNOWLEDGE: A Preliminary Analysis on The Sociological Approach to The Development of Islamic Religious Scıences Latief, Mohamad
ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam Vol 19, No 2 (2018): Islamic Philosophy and Mysticism
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.557 KB) | DOI: 10.18860/ua.v19i2.5597

Abstract

This paper attempts to descriptively explore the exposition on the sociology of knowledge as a new branch of sociology. This description aims at proposing the basic understanding of the nature of the discipline and further introducing its possible application for the rejuvenation of Islamic religious sciences. It is due to the fact, however debatable, that these sciences are sometimes discerned so rigid, absolute, and unproductive; so that the application of the method becomes inevitable. Within this context of applying the sociology of knowledge to develop Islamic religious sciences, the paper critically discloses fallacy in that the method generates ideological premises of pluralism, relativism, and liberalism. The demanding application thus poses intellectual challenges against the Muslim community.
UNSUR SEKULER DALAM BUDAYA POLITIK PARTAI ISLAM DI INDONESIA Mohamad Latief, Mohamad; Pa, Bharuddin Che
At-Tafkir Vol 9 No 1 (2016): Vol. 9 No 1 Juni 2016
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekularisme politik adalah salah satu bidang kajian yang cukup menarik untuk diteliti. Apatah lagi apabila ianya dikaitkan dengan konteks politik di Indonesia dimana majoriti penduduknya adalah ummat Islam. Berkait ini, kajian ini berupaya menganalisa unsur-unsur sekular dalam budaya politik partai Islam di Indonesia iaitu Partai Kebangkitan Bangsa. Selain dikenal sebagai partai yang terlahir daripada proses reformasi, Partai Kebangkitan Bangsa juga dikenal kerana ianya merupakan salah satu partai politik yang memiliki kedekatan sejarah dan kultural dengan Organisasi Massa Islam terbesar di Indonesia iaitu Nahdlatul Ulama. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi politik, dan teori sekularisasi politik sebagaimana dikembangkan oleh Donald Eugene Smith, kajian kualitatif ini menemukan beberapa unsur sekular dalam partai dimaksud. Antara unsur tersebut adalah tergusurnya Islam sebagai identiti dan legitimasi politikpartai kerana penghormatan yang lebih tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan.
Islam dan Sekularisasi Politik di Indonesia Mohamad Latief
TSAQAFAH Vol 13, No 1 (2017): Islamic Political Thought
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.989 KB) | DOI: 10.21111/tsaqafah.v13i1.974

Abstract

Throughout Indonesia’s independence history, discourse on secularization of politics arises constantly and draws a widespread appeal from many researchers. Conceptual issues pertaining to separation between Islam and state (secularism) and how it is realized, have been able to make the secularization of politics one of the most dynamic objects of research and directly reach the socio-political reality of the Indonesians. In the pluralistic society, quandaries emerge oftentimes as to make the religious and nationalist commitments converge. Even though inseparable, the government frequently designates Islam as opposing to nationalism. Islam has been charged with a symbol of exclusivism and anti-diversity. Islam has even been regarded as the second political enemy after communism and thus requires its elimination. This is hence the pretext for imposing the secularization. Islam is consequently separated from political concern and its adherents are discarded from any policy-making process. This article seeks to both elucidate the secularization and analyze its propagation in Indonesia spanning the time prior to its independence until the present time. In this section, the articles finds out that secularization in Indonesia proceeds as a top-down movement enforced by the ruling towards the ruled; the Muslim society. In the following section, the article also discloses deficiency in the secularization and exposes a groundwork for its impending failure. In reference to the secularization project in Turkey, the article reveals that separation of Islam and state in Indonesia falls short due to absence of support from the Muslim grass-root.
UNSUR SEKULER DALAM BUDAYA POLITIK PARTAI ISLAM DI INDONESIA Mohamad Mohamad Latief; Bharuddin Che Pa
At-Tafkir Vol 9 No 1 (2016): AT-TAFKIR: Jurnal Pendidikan, Hukum dan Sosial Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekularisme politik adalah salah satu bidang kajian yang cukup menarik untuk diteliti. Apatah lagi apabila ianya dikaitkan dengan konteks politik di Indonesia dimana majoriti penduduknya adalah ummat Islam. Berkait ini, kajian ini berupaya menganalisa unsur-unsur sekular dalam budaya politik partai Islam di Indonesia iaitu Partai Kebangkitan Bangsa. Selain dikenal sebagai partai yang terlahir daripada proses reformasi, Partai Kebangkitan Bangsa juga dikenal kerana ianya merupakan salah satu partai politik yang memiliki kedekatan sejarah dan kultural dengan Organisasi Massa Islam terbesar di Indonesia iaitu Nahdlatul Ulama. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi politik, dan teori sekularisasi politik sebagaimana dikembangkan oleh Donald Eugene Smith, kajian kualitatif ini menemukan beberapa unsur sekular dalam partai dimaksud. Antara unsur tersebut adalah tergusurnya Islam sebagai identiti dan legitimasi politikpartai kerana penghormatan yang lebih tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan.
Framework Richard Walzer Terhadap Filsafat Islam Dalam Bukunya; Greek Into Arabic Essay On Islamic Philosophy Mohamad Mohamad Latief; Cep Gilang fikri Ash-Shufi; Sofyan Atstsauri; Amir Reza Kusuma; Fajrin Dzul Fadhlil
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 7, No 1 (2022): JAQFI VOL.7 NO. 1, 2022
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.484 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v7i1.12095

Abstract

AbstrakTulisan ini bertujuan untuk melihat eksistensi Filsafat Islam dalam pandangan seorang orientalis, Richard Rudolf Walzer. Ia mengemukakan bahwa terlalu dini untuk mengakui keberadaan Filsafat Islam. Banyak fakta dan karya yang masih belum diketahui. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak ada kesepakan di antara para sarjana tentang pendekatan terbaik dalam memahami filsafat Islam. Kajian bagaimana melihat framework Walzer terhadap Filsafat Islam ini dilakukan dengan metode pustaka, dengan menganalisis karyanya yaitu, Greek Into Arabic; Essay On Islamic Philosophy. Hasil dari kajian ini yaitu bahwa Walzer memandang Filsafat Islam secara Historis Filologis, dan bukan secara analisis-definitif. Asumsinya, Filsafat Islam hanyalah kelanjutan Yunani yang tidak ada kebaruannya. Karenanya, pendekatan memahami Filsafat Islam menurut Walzer mesti dengan menelusuri sumber-sumber Yunani, Kristen dan Yahudi. Namun hal itu tidak sejalan dengan pandangan Oliver Leaman dan Abdul Raziq bahwa Filsafat Islam, meski menerima Ide-ide Yunani, namun telah diasimilasi dan berwajah Islam.
SISTEM DAN PILAR-PILAR NEGARA DALAM PEMIKIRAN IBN ABI RABI’ (218-272 H): SEBUAH KAJIAN LITERATUR Mohamad Latief; Adib Fattah Suntoro
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v3i2.569

Abstract

Artikel ini adalah studi literatur terhadap karya fenomenal Ibn Abi Rabi’ tentang politik berjudul Suluk al-Malik fî Tadbir al-Mamalik. Pemikiran Ibnu Abi Rabi’ di bidang politik menarik untuk dikaji sebab argumentasinya tidak hanya bersandar pada dalil-dalil normatif al-Qur’an atau hadis semata namun juga pada argumentasi logis-filosofis, sehingga konstruksi pemikirannya merupakan harmonisasi antara akal dan wahyu. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pustaka (library research) yang prosesnya dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik content analysis, yaitu menganalisis data sesuai dengan kandungan isinya. Hasil penelitian menunjukkan sistem negara yang dipilih Ibn Abi Rabi’ adalah kerajaan. Selain itu dalam pandangannya, terdapat empat pilar yang harus ada dan dioptimalkan fungsinya untuk menunjang eksistensi suatu negara. Masing-masing dari empat pilar tersebut adalah raja, rakyat, keadilan dan pengelolaan negara. Konsep kenegaraan Ibn Abi Rabi’ ini digunakan sebagai buku petunjuk dalam mengelola pemerintahan di era Dinasti Abbasiyyah oleh Khalifah al-Mu’tashim.
Integrasi Tauhid dan Khilafah Menurut Ismail Raji al-Faruqi Muhamad Fajar Pramono; Mohamad Latief; M. Najib Abdussalam
Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/klm.v20i2.7895

Abstract

Abstract Khilafah is a state system in Islam that is intended to realize human goals in his life, namely to manifest God's will on earth. This divine will can only be realized if the state system is based on tauhid. Al-Faruqi is a modern Muslim thinker who is deeply concerned with integrating tauhid into various aspects of life, including the state system known as the khilafah in Islam. The objective of this study is to expound al-Faruqi's thoughts on the integration of tauhid teachings and the khilafah concept.This work is a library research with data sources in the form of books, articles, and various other publishing materials, both printed and non-printed. The data was gathered using documentary techniques, and it was analyzed using descriptive-analytical methods. This research finds that according to al-Faruqi, the khilafah is an Islamic state political system that is integrated with a belief system in the form of tauhid. According to al-Faruqi, the integration of tauhid with the khilafah was accomplished comprehensively and completely through three consensuses: consensus of vision (ijma’ al-ru’ya), consensus of will (ijma’ al-iradah), and consensus of action (ijma’ al-‘amal). AbstrakDalam Islam, khilafah adalah sebuah sistem kenegaraan yang dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan manusia beragama, yaitu terwujudnya kehendak Allah di bumi. Kehendak Ilahi dimaksud hanya mungkin direalisasikan jika sistem bernegara itu berbasis tauhid. Al-Faruqi merupakan seorang ilmuwan muslim kontemporer yang memiliki konsern tinggi terhadap upaya integrasi tauhid dengan berbagai dimensi kehidupan, termasuk dengan  sistem bernegara yang dalam Islam disebut khilafah. Tulisan ini bertujuan mengkaji pemikiran al-Faruqi tentang  integrasi antara ajaran tauhid dan gagasan khilafah. Kajian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan sumber data bahan-bahan pustaka berupa buku, artikel, dan berbagai materi penerbitan lainnya baik tercetak maupun non cetak. Data itu dikumpulkan menggunakan teknik dokumenter dan data yang terkumpul dianalisis memakai metode deskriptif analitis. Kajian ini menemukan bahwa menurut al-Faruqi, khilafah adalah sebuah sistem politik bernegara dalam Islam yang terintegrasikan dengan sistem keyakinan berupa tauhid. Dalam pemikiran al-Faruqi integrasi tauhid dengan khilafah itu dilakukan secara komprehensif dan total melalui tiga konsensus, yaitu konsensus visi (ijma’ al-ru’ya), konsensus kehendak (ijma’ al-iradah), dan konsensus aksi (ijma’ al-‘amal).   
Perpetual Peace: An Analysis of Kant’s Theory of Peace in Terms of The Islamic Worldview Iqbal Maulana Alfiansyah; Mohamad Latief; Naqia Salsabila Taslim
NALAR Vol 6, No 2 (2022): Spirituality and Religious Moderation in Indonesia
Publisher : NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/njppi.v6i2.3978

Abstract

This study critically discussed the concept of 'perpetual peace' according to Immanuel Kant. For Kant, peace is absolute, and war must be avoided. Kant's concept of peace departs from his philosophical ideas about humans and ethics. According to the researcher's hypothesis, Kant's concept of peace is problematic and not compatible with the concept of peace in Islam. This study aimed to describe Immanuel Kant's concept of perpetual peace and the concept of peace in Islam. In addition, it also analyzed how Kant's concept of perpetual peace is viewed from the Islamic worldview. This research was library research, and the methods used were descriptive, analytical, and comparative. This research concluded that Kant's concept of peace had several philosophical and practical problems. Philosophically, Kant's concept of peace revolves around the concept of man, ethics, and causality, which tend to deny the element of God in it. In practical terms, Kant's idea that war should not exist is a dream that is difficult to realize. His opinion about the peace triangle also leaves many problems. In contrast to that, in the view of Islam, war is allowed to fight injustice and aim for the creation of goodness or maslahah, justice, and global peace. War in Islam is also regulated based on ethical and humanitarian principles. This is based on the Islamic view of humans who simultaneously have a good and a wrong side. In addition, Islam focuses more on human nature and its perspective on reality and life to achieve peace. The Qur'an, with normative teachings such as equality between humans, justice, honesty, the nature of qanaah, can be used as a normative and practical basis for achieving perpetual peaceKeywords : Perpetual Peace; Immanuel Kant; Islamic Worldview
PROBLEM SEKULER HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA MENURUT ALI ABDUL RAZIQ Mohamad Latief; Amal Fathullah Zarkasyi; Amir Reza Kusuma
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol. 7 No. 2 (2022): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/jf.v7i2.2542

Abstract

Tujuan dibuatnya artikel ini untuk memberikan pengetahuan serta wawasan mengenai konsep islam dan perbedaan antara hukum agama dan hukum Negara menurut berbagai pendapat para ahli. Metode untuk artikel ini mengunakan Jenis kepustakaan atau library research. Jenis data dari metode ini yang didapatkan dari kumpulan data atau penulisan ilmiah yang memiliki tujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi melalui penelitian yang kritis dan mendalam terhadap data kepustakaa yang relevan. Data berasal dari sumber-sumber terkait penelitian lainnya. Tulisan ini menggunakan pendekatan teks untuk mengetahui bagaimana model pemikiran politik yang dimiliki oleh Ali Abdurraziq. Selain itu juga digunakan pendekatan sosiologis untuk melihat sejauh mana orisinalitas pemikiran Abdurraziq. Dalam peta pemikiran politik Islam kontemporer, khususnya dalam kajian hubungan agama dan negara, ditemukan tiga pola pemikiran; sekularis, tradisionalis, dan reformis. Berdasarkan pola tersebut, pemikiran Ali Abdurraziq dapat dikategorikan sebagai pemikiran sekuler.