Background: Cancer pain remains a significant clinical challenge, with a high prevalence across various disease stages. Opioids are the mainstay for moderate to severe pain management but carry risks of dependence, tolerance, and serious side effects, necessitating careful supervision. Purpose: To review the effectiveness of pharmacist interventions in managing opioid use among cancer pain patients. Method: A literature search was conducted using two approaches: keyword-based searches through electronic databases (Google Scholar and Scopus) and the snowballing technique. Keywords included "cancer pain," "opioid," "pharmacist intervention," and "breakthrough pain," combined with Boolean operators. After identifying primary articles, backward and forward snowballing was performed to find additional relevant studies. All articles were screened based on predefined inclusion and exclusion criteria. Results: The review demonstrates that pharmacist interventions can improve pain control by up to 40%, reduce opioid-related side effects such as constipation by up to 50%, and enhance patient adherence to therapy. In Indonesia, however, barriers such as limited access to strong opioids, low patient education levels, and minimal pharmacist involvement in multidisciplinary teams remain significant challenges. Conclusion: Pharmacists play a strategic role in cancer pain management, particularly in optimizing pain control, minimizing opioid dependence, and managing adverse effects. Their active involvement in multidisciplinary teams enhances patients' quality of life and reduces inappropriate opioid use. Strengthening policies, providing continuous professional development, and conducting context-specific research are essential to optimize pharmacist contributions in Indonesia. Keywords: Cancer Pain; Opioids; Pain Management; Pharmacist Intervention. Pendahuluan: Nyeri kanker merupakan tantangan klinis utama dengan prevalensi tinggi pada berbagai tahap penyakit kanker, dan opioid menjadi terapi lini utama untuk nyeri sedang hingga berat. Namun, penggunaannya memiliki risiko ketergantungan, toleransi, serta efek samping serius, sehingga diperlukan pengawasan ketat. Tujuan: Untuk meninjau literatur terkait efektivitas intervensi apoteker dalam pengelolaan penggunaan opioid pada pasien nyeri kanker. Metode: Pencarian literatur dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pencarian menggunakan kata kunci melalui basis data elektronik (Google scholar dan Scopus) serta teknik snowballing. Kata kunci yang digunakan meliputi: "cancer pain", "opioid", "pharmacist intervention", dan "breakthrough pain", yang dikombinasikan menggunakan operator Boolean. Setelah diperoleh artikel utama, dilakukan teknik snowballing secara backward dan forward untuk menemukan studi relevan. Semua artikel yang diperoleh diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Tinjauan menunjukkan bahwa intervensi apoteker dapat meningkatkan efektivitas terapi nyeri hingga 40%, menurunkan kejadian konstipasi sebagai efek samping hingga 50%, serta meningkatkan kepatuhan pasien terhadap regimen terapi. Namun, di Indonesia, implementasi peran apoteker masih menghadapi hambatan seperti keterbatasan akses opioid kuat, kurangnya edukasi pasien, dan rendahnya keterlibatan apoteker dalam tim multidisiplin. Simpulan: Dari tinjauan ini menunjukan bahwa intervensi apoteker terbukti memiliki kontribusi strategis dalam pengelolaan nyeri kanker, khususnya melalui pengendalian nyeri yang lebih efektif, pencegahan ketergantungan opioid, dan manajemen efek samping yang lebih terstruktur. Keterlibatan apoteker dalam tim multidisiplin dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan menurunkan risiko penggunaan opioid yang tidak tepat. Namun, untuk mengoptimalkan peran ini, diperlukan dukungan kebijakan, pelatihan berkelanjutan, serta riset lebih lanjut dalam konteks lokal untuk menjawab tantangan implementasi di Indonesia. Kata Kunci: Intervensi Apoteker; Nyeri Kanker; Opioid; Pengelolaan Nyeri.