Claim Missing Document
Check
Articles

Toksisitas Hematologi Regimen TAC (Docetaxel-Doksorubisin-Siklofosfamid) dan FAC (Fluorourasil-Doksorubisin-Siklofosfamid) pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Jakarta: Analisis Data Rekam Medik 2007-2008 Regimen, Toksisitas Hematologi; ANDRAJATI, RETNOSARI; ANDALUSIA, RIZKA
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 1 (2010): Jan - Mar 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Breast cancer in Indonesia the second most common cancer in women after cervical cancer in 2008. FAC and TAC are chemotherapy regiments for breast cancer that give good therapy response but affect patient haematology. Study about hematologic toxicity of TAC and FAC in breast cancer patient has not been conducted in “Dharmais” Cancer Hospital. The purpose of this study was to determine hematologic toxicity of 6 cycles TAC (docetaxel 75 mg/m2, doxorubicin 50 mg/m2 and cyclophosphamide 500 mg/m2, day 1, 21) and FAC (fluorouracil 500 mg/m2, doxorubicin 50 mg/m2 and cyclophosphamide 500 mg/m2, day 1, 21) in breast cancer patients in “Dharmais” Cancer Hospital. This study used cross sectional design in 11 and 179 patient medical records that were indentified treated with TAC and FAC. Patients received first cycles both regiments in 2007-2008. All stages of breast cancer were included in this study. Differences between TAC and FAC in proportion of haematology count after chemotherapy and average decrease of hematology count were analyzed by chi square and t test statistic methods. From 66 hematology data in patients treated with 6 cycles TAC grade 1-4 of hematologic toxicity occurred 84,8% in haemoglobin with average decrease 0,71 g/dl; 97% in leucocyte with average decrease 7,51 x 103 cell/?l; 22,7% in trombocyte with average decrease 147,77 x 103 cell/mm3. From 1079 hematology data in patients treated with 6 cycles FAC grade 1-4 of hematologic toxicity occurred 72,6% in haemoglobin with average decrease 0,66 g/dl; 85% in leucocyte with average decrease 2,73 x 103 cell/?l; and 10,9% in thrombocyte with average decrease 104,25 x 103 cell/mm3.
Efektivitas Leaflet dan Konseling terhadap Kepatuhan Minum Tablet Besi dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas di Kabupaten Bogor Vernissa, Venni; Andrajati, Retnosari; Supardi, Sudibyo
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 27, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v27i4.6628.229-236

Abstract

According to National Basic Health Research (Riskesdas) 2013, the prevalence of anemia in pregnant women in urban area is 36.4%. The treatment of anemia in pregnant women is conducted by administering 90 iron tablets during pregnancy. The majority of anemia in pregnant women is mostly caused by lacking of iron (Fe) due to lack of adherence in taking iron tablets. The objective of this research was to assess the effectiveness of leaflet compared to counseling to improve adherence and increasing hemoglobin status of pregnant women with anemia in primary health care in Bogor District. The research design was quasi-experimental by giving counseling as an intervention conducted by pharmacists to 79 pregnant women with anemia in Cibungbulan primary health care and delivering leaflet to 79 pregnant women with anemia in Ciluengsi primary health care Bogor District in 2013. The evaluation was conducted by using MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale) questionnaires and Hb rate with STAT-Site MHgb equipment a month after the intervention. Data analysis was carried out with Chi-Square test, Wilcoxon test, Mann-Whitney test and multivariate logistic regression analysis. This research suggests that either counseling by pharmacist or leaflet increases adherence to take iron tablets (P < 0.05). The effectiveness of leaflets and counseling to increase adherence to pregnant women with anemia were not statistically different. Pregnant women with anemia who adhere to take iron tablet have their Hb rate improved 3.24 times compared to those who do not adhere to take iron tablet. Pregnant women with anemia who eat food source of heme every day have their Hb rate improved 2.31 times compared to those who do not eat food source of heme every day.   Abstrak Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di perkotaan sebesar 36,4%. Penanggulangan anemia pada ibu hamil dilakukan dengan pemberian minimal 90 tablet besi selama kehamilannya. Sebagian besar anemia pada ibu hamil di Indonesia disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) akibat ketidakpatuhannya meminum tablet besi. Tujuan penelitian ini adalah menilai efektivitas leaflet dibandingkan konseling terhadap peningkatan kepatuhan minum tablet besi dan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan anemia di dua puskesmas di Kabupaten Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan intervensi berupa konseling oleh apoteker pada 79 ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Cibungbulan dan pemberian leaflet pada 79 ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Cileungsi Kabupaten Bogor pada tahun 2013. Sebulan setelah intervensi, dilakukan evaluasi untuk menilai peningkatan kepatuhan minum tablet besi dan kadar Hb menggunakan kuesioner MMAS-8 dan pengukuran kadar Hb. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square, uji Wilcoxon, uji Mann Whitney dan uji regresi logistik multivariat. Kesimpulan bahwa konseling oleh apoteker atau pemberian leaflet pada ibu hamil dengan anemia meningkatkan kepatuhan minum tablet besi (P < 0,05) secara bermakna. Efektivitas leaflet dan konseling terhadap peningkatan kepatuhan minum tablet besi pada ibu hamil dengan anemia secara statistik tidak berbeda. Peningkatan kepatuhan minum obat dan makan makanan yang mengandung protein setiap hari dapat meningkatkan kadar Hb secara bermakna (P < 0,05). Ibu hamil dengan anemia yang patuh minum tablet besi, kadar Hb-nya meningkat 3,24 kali dibandingkan yang tidak. Ibu hamil dengan anemia yang makan makanan yang mengandung protein setiap hari, kadar Hb-nya meningkat 2,31 kali dibandingkan ibu yang tidak makan makanan yang mengandung protein.
Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri Pada Pasien Kanker Yang Mendapatkan Kemoterapi Doksorubisin Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Maifitrianti, Maifitrianti; Sutandyo, Noorwati; Andrajati, Retnosari
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 2: September 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.15 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i2.3761

Abstract

Doksorubisin masih sering digunakan dalam pengobatan kanker. Efek samping doksorubisin terhadap jantung perlu mendapatkan perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri dan faktor risiko yang mempengaruhinya pada pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi doksorubisin di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Data diperoleh dari rekam medis pasien. Populasi adalah pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi doksorubisin minimal 4 siklus periode Oktober 2011-Oktober 2013. Penilaian fungsi jantung didapatkan dari data Echocardiography jantung yaitu fraksi ejeksi ventrikel kiri sebelum kemoterapi dan setelah siklus terakhir kemoterapi. Penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≥10% pada penelitian dinilai sebagai penurunan yang bermakna. Analisis statistik menggunakan software Statistical Products Social Science (SPSS) versi 18. Sebanyak 77 pasien memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Sebanyak 37 pasien (48,05%)  mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri <10% dan sebanyak  28  pasien  (36,36%) mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≥10%. Hipertensi berpengaruh terhadap penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≥10% secara bermakna (p=0,032). Jenis kelamin laki-laki dan radiasi dada kiri menunjukkan adanya kecenderungan berhubungan dengan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≥10% (p=0,095 dan p=0,051). Doksorubisin dapat menyebabkan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≥10% pada lebih dari sepertiga pasien kanker di RSKD dan faktor yang paling mempengaruhinya adalah komorbiditas hipertensi. Kata Kunci: doksorubisin; faktor risiko; penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri 
KEJADIAN REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI YANG MENYEBABKAN PASIEN USIA LANJUT DIRAWAT DI RSCM Christianie, Merry; Setiati, Siti; Trisna, Yulia; Andrajati, Retnosari
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Study had been conducted on adverse drug reaction (ADR) that cause older patient enter the internist ward Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo in Mei-Juli 2005, to study the incidence proportion, frequent clinical manifestation, and the medication cause the event. Study had been done using cross-sectional design, and the causal evaluation was done using Naranjo algorithm. Total patient included in this study was 102. Incidence proportion of ADR that cause older patient enter the internist ward Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo was 14.7%. One of 15 ADR was catagorized as ”definite”, while the other 14 were categorized as “probable”. The most clinical manifestations were gastrointestinal bleeding and hypoglicaemic shock. Medications responsible for these event were mostly NSAID (non-steroidal anti inflammation drug) dan oral hypoglycaemic drug.   ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) yang menyebabkan pasien usia lanjut dirawat di ruang perawatan penyakit dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, periode Mei-Juli 2005 untuk mengetahui proporsi kejadian, manifestasi klinik yang sering terjadi dan obat yang sering menyebabkannya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional) dan untuk penilaian kausalitas ROTD digunakan algoritma Naranjo. Total pasien yang ikut serta dalam penelitian ini berjumlah 102 orang. Diperoleh proporsi kejadian ROTD yang menyebabkan pasien usia lanjut dirawat di ruang perawatan penyakit dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo sebesar 14,7% (interval kepercayaan 95%: 11,2-18,2%). Satu dari 15 ROTD yang terjadi dikategorikan pasti (definite) dan 14 kejadian dikategorikan besar kemungkinan (probable). Manifestasi klinik terbesar adalah perdarahan saluran cerna dan penurunan kesadaran karena hipoglikemi. Obat yang sering menyebabkan pasien dirawat karena ROTD tersebut adalah obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dan obat hipoglikemi oral.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT ANTARA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Rais, Yulia; Trisna, Yulia; Andrajati, Retnosari
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneumonia is the third major disease suffered by inpatient class III in RSUPN Dr. CiptoMangunkusumo Jakarta, among other are patient of Jamkesmas, Askessos and Gakin.Treatment expense for patient Jamkesmas based on the tariff packet of INA-DRG.Thepurposes of this study were to compare of drug use by ATC/DDD methode and comparedthe portion of the cost for drugs and health supplies to INA-DRG Tariff, among the thirdpatient group. Design of this study was cross sectional. Data were collected retrospectivelyfrom medical record and prescriptions for inpatient of pneumonia with Jamkesmas,Askessos, and Gakin Program at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, over period ofMarch 2008 – March 2009. The result of this study showed that quantity of drug use atJamkesmas, Askessos and Gakin successively were differed, successively 391,500;380,211; and 741,895 DDD/hbd. Generic name in DU90% at Jamkesmas, Askessos andGakin were also significantly differed, i.e. 22 (31%), 19 (24%), 37 items (40%). There wasalso a significant difference among the three health insurances in regards with the portion ofthe cost for drugs and health supplies to INA-DRG Tariff.ABSTRAKPneumonia adalah penyakit ketiga terbanyak yang diderita oleh pasien di ruang rawat inapkelas III di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, diantaranya adalah pasienJamkesmas, Askessos dan Gakin. Biaya perawatan bagi pasien Jamkesmas dilakukanberdasarkan Tarif paket INA-DRG. Penelitian bertujuan untuk membandingkan penggunaanobat dengan Metode ATC/DDD dan membandingkan persentase biaya obat dan alatkesehatan terhadap Tarif INA-DRG antara ketiga kelompok pasien. Penelitian dilakukandengan rancangan studi potong lintang. Data diambil secara retrospektif dari rekam medikdan resep dokter untuk pasien pneumonia program Jamkesmas, Askessos dan Gakin,periode Maret 2008 – Maret 2009. Hasil penelitian menunjukkan kuantitas penggunaan obatpada pasien Jamkesmas, Askessos dan Gakin berbeda bermakna, berturut-turut adalah391,500; 380,211; 741,895 DDD/shr. Obat dengan nama generik dalam segmen DU90%pada pasien Jamkesmas, Askessos dan Gakin berturut-turut juga brbeda bermakna,berturut-turut 22 item (31%), 19 item (24%), 37 item (40%). Juga terdapat terdapatperbedaan yang bermakna dalam persentase biaya obat dan alat kesehatan terhadap TarifINA-DRG antara ketiga kelompok yang dibandingkan.
KEJADIAN REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI YANG MENYEBABKAN PASIEN USIA LANJUT DIRAWAT DI RSCM Christianie, Merry; Setiati, Siti; Trisna, Yulia; Andrajati, Retnosari
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v3i4.89

Abstract

Study had been conducted on adverse drug reaction (ADR) that cause older patient enter the internist ward Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo in Mei-Juli 2005, to study the incidence proportion, frequent clinical manifestation, and the medication cause the event. Study had been done using cross-sectional design, and the causal evaluation was done using Naranjo algorithm. Total patient included in this study was 102. Incidence proportion of ADR that cause older patient enter the internist ward Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo was 14.7%. One of 15 ADR was catagorized as â?definiteâ?, while the other 14 were categorized as â??probableâ?. The most clinical manifestations were gastrointestinal bleeding and hypoglicaemic shock. Medications responsible for these event were mostly NSAID (non-steroidal anti inflammation drug) dan oral hypoglycaemic drug.   ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) yang menyebabkan pasien usia lanjut dirawat di ruang perawatan penyakit dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, periode Mei-Juli 2005 untuk mengetahui proporsi kejadian, manifestasi klinik yang sering terjadi dan obat yang sering menyebabkannya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional) dan untuk penilaian kausalitas ROTD digunakan algoritma Naranjo. Total pasien yang ikut serta dalam penelitian ini berjumlah 102 orang. Diperoleh proporsi kejadian ROTD yang menyebabkan pasien usia lanjut dirawat di ruang perawatan penyakit dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo sebesar 14,7% (interval kepercayaan 95%: 11,2-18,2%). Satu dari 15 ROTD yang terjadi dikategorikan pasti (definite) dan 14 kejadian dikategorikan besar kemungkinan (probable). Manifestasi klinik terbesar adalah perdarahan saluran cerna dan penurunan kesadaran karena hipoglikemi. Obat yang sering menyebabkan pasien dirawat karena ROTD tersebut adalah obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dan obat hipoglikemi oral.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT ANTARA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Rais, Yulia; Trisna, Yulia; Andrajati, Retnosari
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v6i1.96

Abstract

Pneumonia is the third major disease suffered by inpatient class III in RSUPN Dr. CiptoMangunkusumo Jakarta, among other are patient of Jamkesmas, Askessos and Gakin.Treatment expense for patient Jamkesmas based on the tariff packet of INA-DRG.Thepurposes of this study were to compare of drug use by ATC/DDD methode and comparedthe portion of the cost for drugs and health supplies to INA-DRG Tariff, among the thirdpatient group. Design of this study was cross sectional. Data were collected retrospectivelyfrom medical record and prescriptions for inpatient of pneumonia with Jamkesmas,Askessos, and Gakin Program at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, over period ofMarch 2008 â?? March 2009. The result of this study showed that quantity of drug use atJamkesmas, Askessos and Gakin successively were differed, successively 391,500;380,211; and 741,895 DDD/hbd. Generic name in DU90% at Jamkesmas, Askessos andGakin were also significantly differed, i.e. 22 (31%), 19 (24%), 37 items (40%). There wasalso a significant difference among the three health insurances in regards with the portion ofthe cost for drugs and health supplies to INA-DRG Tariff.ABSTRAKPneumonia adalah penyakit ketiga terbanyak yang diderita oleh pasien di ruang rawat inapkelas III di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, diantaranya adalah pasienJamkesmas, Askessos dan Gakin. Biaya perawatan bagi pasien Jamkesmas dilakukanberdasarkan Tarif paket INA-DRG. Penelitian bertujuan untuk membandingkan penggunaanobat dengan Metode ATC/DDD dan membandingkan persentase biaya obat dan alatkesehatan terhadap Tarif INA-DRG antara ketiga kelompok pasien. Penelitian dilakukandengan rancangan studi potong lintang. Data diambil secara retrospektif dari rekam medikdan resep dokter untuk pasien pneumonia program Jamkesmas, Askessos dan Gakin,periode Maret 2008 â?? Maret 2009. Hasil penelitian menunjukkan kuantitas penggunaan obatpada pasien Jamkesmas, Askessos dan Gakin berbeda bermakna, berturut-turut adalah391,500; 380,211; 741,895 DDD/shr. Obat dengan nama generik dalam segmen DU90%pada pasien Jamkesmas, Askessos dan Gakin berturut-turut juga brbeda bermakna,berturut-turut 22 item (31%), 19 item (24%), 37 item (40%). Juga terdapat terdapatperbedaan yang bermakna dalam persentase biaya obat dan alat kesehatan terhadap TarifINA-DRG antara ketiga kelompok yang dibandingkan.
Perbandingan Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki Antara Kontrasepsi Suntik Tunggal dan Kombinasi di Kota Bengkulu Yona Harianti Putri; Retnosari Andrajati; Arry Yanuar
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 5, No 3 (2018): J Sains Farm Klin 5(3), Desember 2018
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.972 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.5.3.154-159.2018

Abstract

Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) adalah salah satu penyebab akseptor menghentikan penggunaan kontrasepsi. Penghentian kontrasepsi dapat meningkatkan kejadian kehamilan yang tidak dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kejadian ROTD dari penggunaan kontrasepsi suntik tunggal (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dan kontrasepsi suntik kombinasi (MPA/Estradiol Sipionat). Desain penelitian adalah cross sectional uji dua populasi. Jumlah sampel sebanyak 65 akseptor kontrasepsi suntik tunggal dan 62 akseptor kontrasepsi suntik kombinasi. Kejadian ROTD dianalisis menggunakan Chi-Square dan uji regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan kejadian ROTD gangguan menstruasi lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (89.2%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (38.7%) dengan P-value <0.001. Kejadian ROTD mudah marah lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (67.7%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (46.8%) dengan P-value 0.017. Kejadian ROTD kurang gairah seksual lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (56.9%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (37.1%) dengan P-value 0.025. Kejadian ROTD sakit kepala lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (56.9%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (50.0%), akan tetapi perbandingannya tidak signifikan (P-value 0.434). Kejadian ROTD gangguan menstruasi 13 kali lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal dibanding kombinasi.
Uji Hambatan Tumorigenesis Sari Buah Merah (Pandanus Conoideus LAM.) Terhadap Tikus Putih Betina Yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz(a)Antrasen (DMBA) Mun‘im, Abdul; Andrajati, Retnosari; Susilowati, Heni
Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. 3, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Red fruit (Pandanus conoideous Lam.) has been known by public as a medicine for any kind of diseases, among of them is for cancer. To determine the carcinogenesis inhibition effect of red fruit extract , we have examined the effect on 7,12- dimethylbenz[a]anthrasene (DMBA)-induced rat lungs cancer model in female Sprague-Dawley rats. The extract was tested at 0.21 ml/200 g bw; 0.43 ml/200 g bw and 0.88 ml/ 200 g bw. The experiment was terminated at day 120. Lung histology was used to evaluate carcinogenesis inhibition. The result showed that the extract at 0.21 ml/200g bw improved lung carcinogenesis inhibition than other dose.
Pengaruh Konseling Tentang Terapi Obat Tbc Terhadap Kepatuhan Penderita Tbc Paru Pada Terapi Obat Periode Februari-Mei 2007 Di Kelurahan Pancoran Mas-Depok Husnawati, Husnawati; Andrajati, Retnosari; Harianto, Harianto
Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this study was to know the patients’ characteristics, antituber-culosis drug use, and to analyzed the influence of counselling about tuberculosis therapy on patient’s adherence in Pancoran Mas-Depok. This study was quasi experiment design (non randomized control group pretest-postest design). The in-clusion criteria were the people with tuberculosis who took antituberculosis drugs from February – May 2007 in Pancoran Mas-Depok, and followed pretest and postest. Total samples were fifty two respondents. Respondents were divided into two groups, intervention group and control group. Both of groups were given questionnaire (pre-test). After that, intervention group were given counselling about tuberculosis therapy. A month later, both of groups were given a similar questionnaire (postest). Data was analysed with t-test. The result of this study showed that majority of respondents in intervention and control group were productive aged, low education, employee, but majority of intervention group were women and majority of control group were men. The results of this study showed that there was a significant different of adherence to tuberculosis therapy between intervention group and control group (p value = 0,007). There was influence of conselling on patient’s adherence to tuberculosis therapy.
Co-Authors . Widiarti Abdul Munim Adil khan, Muhammad Anton Bahtiar Ardiansyah Kahuripan Ardiansyah Kahuripan, Ardiansyah Arry Yanuar Bambang Wispriyono Berna Elya Dewi Sartika, Ratu Ayu Diah Handayani Djuria, Rachmawati Felani Dumiarsih, Suci Rizki Dwiputra, Anggara Gilang Eliza, Delila Farmasita Budiastuti, Rizky Fuad Zainuddin Harahap, Daimah Wirdatus Sanaun Harianto Harianto Hasanah, Kurniatul Heni Susilowati Heni Susilowati Husnawati Husnawati Ika Puspitasari Imaniar, Rania Indriani, Lusi Iwan Wahyudin Jiři Vlček Juheini Amin Juheini Amin Mahdi Jufri Mahmuda, Nur Amalia Maifitrianti Maifitrianti, Maifitrianti Maifitrianti, Maifitrianti Makhdalena Makhdalena, Makhdalena Margareth Christina Halim, Margareth Christina Masyrifah, Mas Merry Christianie Merry Christianie, Merry Mun‘im, Abdul Nadia Farhanah Syafhan Nasution, Izza Aulia Rizqika Noor, Sidra Noorwati Sutandyo Nur Fauziah Nurhikmah, Rizky Purnasari, Santi Puspitasari, Atika Wahyu Putra, M. Arza Putri, Risani Andalusia Rahmawati, Ni Made Ayu Rais, Yulia Rais, Yulia Rizka Andalusia Rizka Andalusia Safyanty, Rahmi Santi Purna Sari Sinabutar, Reniati Siti Setiati Sri Wahyuni Dewanti Sri Wulandah Fitriani, Sri Wulandah Sudibyo Supardi Sutandyo, Noorwati Tetty Syafridani Tetty Syafridani, Tetty Toksisitas Hematologi Regimen, Toksisitas Hematologi Vernissa, Venni Wardani, Tita Kusuma Widiarti Widiarti Widya Kardela Wulandari, Nora Yeni, Ai Yeni Herlinawati Yona Harianti Putri Yudhorini, Linda Triana Yulia Trisna Yulia Trisna, Yulia Yulian Rahmadini Yulian Rahmadini, Yulian Zainudin, Fuad