Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

EFFECT OF WELDING SEQUENCE ON MULTI PASS TEMPER BEAD WELDING JOINT OF PT .INKA BOGIE LRT ON DISTORCTION, MICRO STRUCTURE AND HARDNESS Moh M Munir; Mukhlis Mukhlis; Imam Khoirul R; Hendri B; M syaiful A; Erdiyansyah A; Andi Ari W
JURNAL INTEGRASI Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Integrasi - Oktober 2019
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.982 KB) | DOI: 10.30871/ji.v11i2.1662

Abstract

Bogie kereta api merupakan salah satu bagian yang sangat penting, karena bogie menahan beban yang ada pada suatu gerbong kereta api. Karena sifatnya yang sangat penting maka bogie kereta api harus memiliki sifat dan kekuatan yang baik. Bogie hasil proses fabrikasi dengan pengelasan, memerlukan proses annealing untuk mereduksi tegangan sisa yang terjadi. Proses annealing atau Post Weld Heat Treatment tersebut membutuhkan furnace yang besar, energi listrik yang besar, dan tentunya biaya jadi lebih mahal. Pada penelitian ini, dilakukan alternative proses pengelasan dengan teknik Temper bead welding, pada sambungan frame bogie plate to plate dan plate to round bar. Selain itu juga melakukan proses Post Weld Heat Treatment pada sambungan plate to plte, dan sequence of welding pada sambungan plate to round bar. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa proses Temper bead welding yang dilakukan terhadap proses fabrikasi joint bogie LRT plate to plate dan joint plate to round bar, dapat menurunkan nilai kekerasan, namun belum menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan proses Temper bead welding dapat menghasilkan distorsi yang paling kecil pada bogie LRT. Hasil pengukuran distrosi menujukan pengelasan sequence B menghasilkan distorsi paling besar, sedangkan variasi distorsi terkecil adalah varisi sequence C dengan temper bead welding.
Analisis Multiple Repair Pada Material Baja Karbon SA 333 Grade 6 Dengan Proses GTAW Terhadap Kekerasan, Ketangguhan, Dan Struktur Mikro Moh. Syaiful Amri; Yudi Eko Suyono; Imam Khoirul Rohmat
INOVTEK POLBENG Vol 12, No 1 (2022): INOVTEK VOL.12 NO.1 2022
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v12i1.2309

Abstract

Dalam industri minyak dan gas, salah satu material yang digunakan adalah pipa baja carbon steel SA 333 Grade 6. Proses repair pada sambungan pengelasan sangat dihindari karena akan mengakibatkan kerusakan atau perubahan sifat mekanik. Dalam penelitian ini akan menggunakan 4 variasi yaitu tanpa repair,1x repair, 2x repair, 3x repair. Menggunakan test coupon pipa 2” SCH 160 dengan desain sambungan single bevel dan proses repair dilakukan setengah dari ketebalan material. Hasil uji mikro menghasilkan ukuran butir yang semakin kecil seiring dengan meningkatnya jumlah repair. Jumlah repair akan meninggkatkan persentase fasa pearlite di daerah HAZ.  Hasil uji kekerasan menghasilkan nilai rataan kekerasan tertinggi pada daerah HAZ dengan tanpa repair 163.73 HVN, 1x repair 167.04 HVN, 2x repair 169.38 HVN, 3x repair 177.67 HVN. Hasil uji ketangguhan menghasilkan nilai rataan pada weld metal dengan tanpa repair 102.3 joule, 1x repair 101.33 joule, 2x repair 95 joule, dan 3x repair 88.66 joule. Nilai ketangguhan pada daerah HAZ dengan tanpa repair 149 joule, 1x repair 148.6 joule, 2x repair 146 joule, dan 3x repair 145 joule. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa semakin meningkatnya jumlah repair akan menaikkan nilai kekerasan tetapi akan menurunkan nilai ketangguhan dari sambungan pengelasan dan semuanya memenuhi keberterimaan yang diijinkan.
Analysis of current variation and solvent flux type on microstructure and hardness of type 304 austenitic stainless steel welded by Tungsten Inert Gas welding Moh. Syaiful Amri; Mukhlis Mukhlis; Arya Triananda Kusuma
Journal of Welding Technology Vol 4, No 1 (2022): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v4i1.2948

Abstract

Stainless steel is a widely used material in various industries such as aerospace, chemical processing, and transportation. TIG (Tungsten Inert Gas) welding has a low level of productivity compared to other welding processes. This is because the penetration is shallow and the welding efficiency is the lowest. The use of active flux can have an effect on penetration during welding, because active flux is a powder that has an oxide content in it. This study aims to determine the effect of several types of solvents, namely acetone, methanol, and ethanol for the active mixture of TiO2 flux in A-TIG (Actived – Tangsten Inert Gas) welding with a current of 150 A and 200 A on austenite stainless steel type 304 material to depth. penetration, hardness and microstructure in the weld metal, HAZ and Base Metal areas. This research was tested for hardness and metallography. The hardness test resulted that the highest value was found in the variation of solvent ethanol with a current of 200 A, which was 187.14 HVN. The macro results show that the deepest penetration is in the variation of solvent ethanol with a current of 150 A, which is 6.99 mm. The results of the microstructure that occurs in weld metal are in the form of vermicular ferrite and lathy ferrite phases which are caused by low heat input so that the cooling speed is high
ANALISIS HOLDING TIME POST WELD HEAT TREATMENT (PWHT) PADA PENGELASAN MATERIAL SA-213 GRADE T91 DENGAN SA-213 GRADE T22 UNTUK APLIKASI BOILER Imam Khoirul Rohmat; Moh. Syaiful Amri; Mohammad Miftachul Munir; Hendri Budi Kurniyanto; M. Habib Muzzakki
Jurnal Rekayasa Mesin Vol. 14 No. 1 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/jrm.v14i1.1304

Abstract

Superheater is one of the boiler components that works to heat the saturated steam coming out of the steam drum, by utilizing hot gases from combustion. In this study using Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) and using SA-213 grade T91 and SA-213 grade T22, these two materials require Post Weld Heat Treatment (PWHT). One of the crucial factors in PWHT is holding time, because holding time aims to obtain a homogeneous temperature and homogeneous microstructure and can affect the mechanical properties of the material. This research was conducted to find out how the effect of PWHT holding time on SA-213 grade T91 and SA-213 grade T22 materials on the microstructure and hardness values. The results of the micro test show that the dominance of pearlite and martensite will decrease with increasing holding time, there is also a difference in microstructure grain size that will increase with increasing holding time which is associated with a decrease in value. The test results show that the hardness value will decrease with increasing holding time, especially in the weld metal area, getting the highest hardness value on the weld metal is in the specimen with a holding time of 15 minutes with a hardness value of 237.67 HVN and the lowest hardness value is in the specimen with holding time 45 minutes which is 201.1 HVN.
ANALISIS VARIASI MULTIPLE REPAIR PENGELASAN FCAW MATERIAL HSLA SM490YA Moh. Syaiful Amri
INOVTEK POLBENG Vol 13, No 2 (2023): VOL 13 NO 2
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v13i2.3602

Abstract

End plate adalah bagian penting dalam struktur karena berfungsi sebagai tempat menghubungkan balok dengan kolom. Pengelasan pada sambungan antara End plate dan balok harus dipertimbangkan dengan baik dalam proses pengerjaannya. Ada kesalahan pada pengelasan, ketidaksesuaian atau kecacatan dalam sambungan bisa menyebabkan repair pada sambungan las. Banyaknya proses repair dapat menyebabkan deformasi material. Penelitian ini menganalisis multiple repair welding  dan temperatur quenching pada proses heat straightening material HSLA SM490YA terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro pada material HSLA SM490YA menggunakan pengelasan FCAW. Jumlah repair yang dibandingkan adalah tanpa repair, 2 kali repair, dan 3 kali repair pada kedalaman 50% dari. Dilakukan heat straightening pada material yang direpair dengan temperatur 650ºC. Setelah itu, material di-quenching pada temperatur 300ºC. Hasil uji kekerasan tertinggi pada daerah HAZ dengan variasi repair 3 kali yaitu variasi senilai 206. 83 kgf/mm². Pada penelitian ini terdapat beberapa fasa struktur mikro yaitu ferrite, accicular ferrite, dan pearlite. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa proses repair setelah pengelasan dengan quenching pada heat straightening menyebabkan keanikan nilai kekerasan. Ini mengakibatkan ukuran butir menjadi lebih halus dan fasa material didominasi oleh pearlite. 
Perbandingan PWHT dan Non PWHT pada Pengelasan Material SA-213 Grade T91 dengan SA-213 Grade T22 terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Imam Khoirul Rohmat; Moh. Saiful Amri; M. Habib Muzzakki; Hendri Budi Kurniyanto; Mukhlis Mukhlis; Moh. Miftachul Munir
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 18, No 1 (2023): Volume 18, Nomor 1, April 2023
Publisher : Mechanical Engineering Department - Semarang State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v18i1.4171

Abstract

Superheater adalah salah satu komponen boiler yang berfungsi untuk memanaskan uap jenuh yang keluar dari steam drum, material yang sering digunakan pada superheater adalah SA-213 grade T91 dan SA-213 grade T22, pada penelitian ini menggunakan proses pengelasan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW). Kedua material yang digunakan wajib dilakukan proses PWHT, karena salah satu tujuan PWHT adalah menurunkan nilai kekerasan dan menyeragamkan struktur mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan PWHT dan tanpa PWHT pada material SA-213 grade T91 dan SA-213 grade T22 terhadap struktur mikro dan kekerasan. Hasil pengujian struktur mikro menunjukkan adanya pengurangan prosentase pearlite serta martensite dan adanya penambahan ukuran butir struktur mikro setelah PWHT. Pengujian hardness vickers menunjukkan adanya penurunan nilai kekerasan yang signifikan, khususnya pada daerah weld metal dan HAZ antara material tanpa PWHT dan PWHT. Didapatkan nilai kekerasan tertinggi pada weld metal SA-213 grade T91 tanpa PWHT dengan nilai kekerasan 376.70 HVN dan nilai terendah weld metal ada pada spesimen dengan holding time 45 menit yaitu sebesar 201.1 HVN.
ANALISIS VARIASI MULTIPLE REPAIR PENGELASAN FCAW MATERIAL HSLA SM490YA Amri, Moh. Syaiful
INOVTEK POLBENG Vol 13, No 2 (2023): VOL 13 NO 2
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v13i2.3602

Abstract

End plate adalah bagian penting dalam struktur karena berfungsi sebagai tempat menghubungkan balok dengan kolom. Pengelasan pada sambungan antara End plate dan balok harus dipertimbangkan dengan baik dalam proses pengerjaannya. Ada kesalahan pada pengelasan, ketidaksesuaian atau kecacatan dalam sambungan bisa menyebabkan repair pada sambungan las. Banyaknya proses repair dapat menyebabkan deformasi material. Penelitian ini menganalisis multiple repair welding  dan temperatur quenching pada proses heat straightening material HSLA SM490YA terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro pada material HSLA SM490YA menggunakan pengelasan FCAW. Jumlah repair yang dibandingkan adalah tanpa repair, 2 kali repair, dan 3 kali repair pada kedalaman 50% dari. Dilakukan heat straightening pada material yang direpair dengan temperatur 650ºC. Setelah itu, material di-quenching pada temperatur 300ºC. Hasil uji kekerasan tertinggi pada daerah HAZ dengan variasi repair 3 kali yaitu variasi senilai 206. 83 kgf/mm². Pada penelitian ini terdapat beberapa fasa struktur mikro yaitu ferrite, accicular ferrite, dan pearlite. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa proses repair setelah pengelasan dengan quenching pada heat straightening menyebabkan keanikan nilai kekerasan. Ini mengakibatkan ukuran butir menjadi lebih halus dan fasa material didominasi oleh pearlite. 
Training to Develop Citizens' Skills in the Field of Welding to Support the Tourism Potential of Puthuk Panggang Welut Waterfall Budi, Hendri Budi Kurniyanto; Moh. Syaiful Amri; Imam Khoirul Rohmat; Muhamad Ari; Bachtiar; Mukhlis; Ruddianto; Alfriansyah Aditya; Rizha Agustian Dwi Susanto; Muhammad Saka Hafshah; Yuansa Septianto
Jurnal Cakrawala Maritim Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Cakrawala Maritim
Publisher : P3M Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jcm.v7i2.15

Abstract

Konsumsi Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mencapai nilai kompetitif, generatif, dan inovatif menjadi tuntutan penting dalam perkembangan zaman. Pengelasan, sebagai keterampilan yang semakin dibutuhkan dalam industri modern, menjadi fokus dalam konteks ini. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam pengabdian masyarakat saat ini adalah kurangnya keterampilan dan pengetahuan dasar dalam bidang pengelasan. Dalam industri seorang tenaga kerja harus meningkatkan profesionalisme dalam bekerja, termasuk dalam proses dan hasil pengelasan. Tantangan untuk menghasilkan kompetensi yang siap bersaing, maka perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga kerja dalam hal ini adalah pelaksanaan pelatihan dan pengembangan keterampilan dasar pengelasan. Solusi yang ditawarkan atas permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan keterampilan dasar dalam bidang pengelasan bagi warga di desa Nogosari Pacet. Diharapkan dengan mengadakan pelatihan ini kompetensi profesionalisme warga desa dapat meningkat dalam bidang pengelasan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan pengabdian, dan evaluasi hasil kegiatan. Tahap persiapan dilakukan secara teknis dan non teknis untuk memastikan kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan bisa bermanfaat dan tepat sasaran. Adapun materi yang akan disampaikan selama kegiatan pelatihan yaitu pengenalan tentang praktik dasar pengelasan serta melakukan praktik pengelasan. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pelatihan secara intensif kepada warga desa dan dihasilkannya warga desa yang berkompeten dalam meningkatkan kualitas produk pengelasan yang dihasilkan dan diharapkan tercetaknya warga desa yang profesional dan berkualitas. Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Praktik Pengelasan, Warga Desa Nogosari
Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bidang Pengelasan: Studi Kasus pada Proyek Pariwisata Desa Penanggungan Trawas Ari, Muhamad; Bachtiar; Wahyudi, Mohammad Thoriq; Amri, Moh. Syaiful; AL Amin, Mochammad Karim; Prastyawan, Rikat Eka; Hakim, Achmad Reyhan Fajar; Rohman, Muhammad Yuqal Abi
Jurnal Cakrawala Maritim Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Cakrawala Maritim
Publisher : P3M Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jcm.v8i1.37

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam setiap jenis pekerjaan, terutama yang memiliki risiko kecelakaan tinggi, seperti pengelasan. Pengelasan sering kali menimbulkan bahaya bagi pekerja dan lingkungan sekitarnya jika tidak didukung oleh penerapan K3 yang memadai. Di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, kegiatan ekonomi masyarakat berkembang pesat, terutama dengan munculnya beberapa objek wisata. Dalam proses pembangunan infrastruktur proyek pariwisata, proses pengelasan menjadi salah satu metode yang banyak digunakan. Namun, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya K3 serta minimnya penggunaan alat pelindung diri (APD) menjadi isu krusial yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan penyakit kerja. Sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini, dilakukan kegiatan sosialisasi K3 dengan fokus pada pengelasan, diikuti dengan pemberian APD kepada pekerja. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya keselamatan dalam pekerjaan berisiko tinggi serta memberikan rekomendasi praktis dalam penerapan K3 di lapangan. Selain itu, sosialisasi ini diharapkan dapat memicu peningkatan kesadaran masyarakat untuk lebih disiplin dalam penggunaan APD guna mengurangi kecelakaan kerja dan meningkatkan kesehatan serta keselamatan para pekerja. Melalui program ini, diharapkan tercipta lingkungan kerja yang lebih aman, tidak hanya untuk pekerja, tetapi juga bagi masyarakat sekitar, terutama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Analysis of welding time on microstructure, hardness, and torque of arc stud welding process Amri, Moh. Syaiful; Mukhlis, Mukhlis; Ari, Muhammad; Wibowo, Alvalo Toto; Isworo, Annas Dwi
Journal of Welding Technology Vol 6, No 2 (2024): December
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v6i2.5739

Abstract

The manufacturing industry plays an important role in improving the national economy. One of the metal joining methods currently used is arc stud welding. Stud welding is used for welding bolts, which are useful for connecting parts in steel structures. This research was conducted with variations in current strength parameters of 200A, with welding times of 1, 2, and 3 seconds. The purpose of this research is to find the best parameters to determine the depth of penetration, heat-affected zone, and fusion zone of welding joints in A36 material. Macro testing results show that there are no defects such as cracks in the base metal, HAZ, or weld metal, meeting the ASME Sec. IX acceptance requirements. In addition, since the heat input remained within acceptable limits in the base metal areas of A36 and SS 304, the microtest results did not show significant changes. In the hardness test, the weld metal region obtained the highest value. The lowest average value was 192.85 HVN in the stud 1 specimen, while the highest average value was 195.37 HVN in the stud 3 specimen. The torque test shows that variations in welding time affect the torque strength; in specimen 3, it ranges from 50 Nm to 80 Nm.