Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al 2075 REINFORCEMENT DENGAN ELECTROLESS ABU DASAR BATUBARA Setiawan, Adhi; Nilasari, Arita Rochma; Ari, M.
Journal of Research and Technology Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.711 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.2581996

Abstract

Aluminium composite 2075 manufacturing required a strenghthener such as bottom ash which has been through the electroless plating process that serves coating the bottom ash and sticks to aluminium casting process. The oxidation of 100oC produce 0,0126 µm Mg thickness oxidation, 200oC produce 0,0146 µm Mg thickness oxidation, and 300oC produces 0,0506 µm Mg thickness oxidation. Mechanical properties were tested by using worn-out test and hardness test based on new material function that will be used to replace existing disc brake material. Harness test showed that castings are using oxidized ash powder with higher temperature and produce resistant material than in low temperature. Casting mixture with oxidized bottom ash 100oC produce specific abrasion of 2,008 x 10-6 mm2/kg, produce of 1,814 x 10-6 mm2/kg for oxidized 200oC, and produce of 1,675 x 10-6 mm2/kg for oxidized 300oC.
Analisis Pengaruh Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik dan Ketahanan Korosi Intergranular SA-240 TP316L Adhi Setiawan; Puguh Pribadhi; Muhamad Ari
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 6, No 1 (2020): JST (Jurnal Sains Terapan)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v6i1.803

Abstract

Intergranular corrosion is a problem that often occurs in welding stainless steel materials. Intergranular corrosion is caused by carbide precipitation which occurs at a temperature of 850oC, causing a reduction in chromium content in the Heat Affected Zone (HAZ). The intergranular corrosion process can be controlled by the heat treatment method after the welding process. This study aims to study the effect of heat treatment on mechanical properties and intergranular corrosion resistance of SA240 TP316L material. The variation of heat treatment were divided into three solution treatment (ST), quenching treatment (QC), and non-treatment (NT). Mechanical properties testing using tensile test while corrosion resistance testing using linear polarization using H2SO4 0.1 M solution. Morphology and metal composition in the HAZ area were analyzed using SEM-EDX. Tensile test results showed that welding with solution treatment had the lowest yield strength, ultimate strength, and elongation values compared to specimens of 407.55 MPa, 599.33 MPa, and 44.53%. Corrosion test results found that welding with solution treatment has the lowest corrosion rate compared to specimens with quenching treatment (QC) and non treatment (NT). Corrosion rate in each ST, QC, and NT specimens was 0.90; 1.03; and 2.35 mmpy. The results showed that the solution treatment process can improve intergranular corrosion resistance. Keywords :stainless steel , intergranular corrosion , solution treatment. ABSTRAKKorosi intergranular merupakan permasalahan yang sering terjadi pada pengelasan material baja tahan karat.Korosi intergranular disebabkan oleh presipitasi karbida yang terjadi pada suhu sekitar 850oC sehingga menyebabkan berkurangnya kandungan krom di bagian Heat Affected Zone (HAZ). Proses korosi intergranular dapat dikendalikan dengan metode heat treatment setelah proses pengelasan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh heat treatment terhadap sifat mekanik dan ketahanan korosi intergranular material SA240 TP316L.Variasi heat treatment dibagi menjadi tiga yaitu solution treatment (ST), quenching treatment (QC), dan non treatment (NT). Pengujian sifat mekanik menggunakan tensile test sedangkan pengujian ketahanan korosi menggunakan polarisasi linear menggunakan larutan H2SO4 0,1 M. Morfologi dan komposisi logam pada daerah HAZ dianalisis menggunakan SEM-EDX. Hasil tensile test menunjukkan bahwa pengelasan dengan solution treatment memiliki nilai yield strength, ultimate strength, dan elongation terendah dibandingkan dengan spesimen  yaitu 407,55MPa, 599,33MPa, dan 44,53%. Hasil uji korosi diketahui pengelasan dengan solution treatment memiliki laju korosi terendah dibandingkan dengan spesimen dengan quenching treatment (QC) dan non treatment (NT). Laju korosi pada masing-masing spesimen ST, QC, dan NT sebesar 0,90;1,03; dan 2,35 mmpy.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses solution treatment dapat memperbaiki ketahanan korosi intergranular.Kata kunci :baja tahan karat , korosi intergranular, solution treatment
Analisis Temperatur PWHT dan Holding Time pada Sambungan Las Material SA 387 Grade 11 Class 1 Terhadap Nilai Kekerasan dan Struktur Mikro Muhamad Ari
INOVTEK POLBENG Vol 9, No 2 (2019): INOVTEK VOL.9 NO 2 - 2019
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.492 KB) | DOI: 10.35314/ip.v9i2.1175

Abstract

Material SA 387 Grade 11 Class 1 tergolong material 1.25Cr-0,5Mo sangat sensitif terhadap hydrogen cracking serta nilai kekerasan yang tinggi setelah dilakukan proses pengelasan. Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya hydrogen cracking pada Heat Affected Zone (HAZ) dan nilai kekerasan yang tinggi maka direkomendasikan untuk dilakukan preheat dan post weld heat treatment (PWHT). Pada penelitian ini PWHT dilakukan dengan variabel temperatur dan holding time pada masing-masing spesimen, yaitu 590°C, 620°C, dan 650°C dengan holding time 30 dan 60 menit. Pemanasan dan pendinginan dilakukan di dalam automatic muffle furnace. Hasil pengujian struktur mikro menunjukkan bahwa perbedaan temperatur dan holding time dapat mempengaruhi struktur mikro. Pada uji struktur mikro diketahui bahwa semakin tinggi temperatur dan semakin lama holding time mengakibatkan dominasi fasa bainit semakin berkurang. Hasil uji kekerasan tertinggi terletak pada temperatur dan holding time terendah, yaitu 590ºC dan holding time 30 menit dengan nilai kekerasan 153,08 HVN pada base metal, 215,23 HVN pada HAZ, serta 239,28 HVN pada weld metal. Nilai kekerasan terendah didapatkan pada temperatur dan holding time tertinggi, yaitu 650ºC dan holding time 60 menit dengan nilai kekerasan 138,71HVN pada base metal, 173,65 HVN pada HAZ, serta 215,52 HVN pada weld metal. 
Analisis variasi arus pengelasan Submerged Arc Welding pada proses build-up beam material SM490YA terhadap perubahan distorsi menggunakan metode eksperimen dan numerik Rega Kurniawan; Muhamad Ari; Dika Anggara
Journal of Welding Technology Vol 3, No 2 (2021): December
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v3i2.2507

Abstract

Proses Pengelasan SAW (Submerged Arc Welding) dengan arus besar secara kontinyu mengakibatkan panas yang masuk juga secara kontinyu pada satu titik. Hal ini mengakibatkan ekspansi yang signifikan jika terkena panas dan penyusutan jika mengalami pendinginan dan distorsi pada material. Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan dengan variasi arus las. Pemodelan numerik struktural – termal dilakukan dengan software berbasis elemen hingga, dengan menggunakan data dari eksperimen sebagai validasi. Distrosi yang terjadi pada eksperimen dan pemodelan mendapatkan hasil yang mendekati. Distorsi sudut yang paling minimum pada eksperimen pengelasan SAW Single 450A sebesar 1,0˚ dan 1,2˚, sedangkan pada pemodelan numerik sebesar 1,15 ˚.
Desain tangki timbun external floating roof kapasitas 75000 MT Kevin Satria Nugraha; Muhamad Ari; Mochammad Al Amin Karim Al Amin
Journal of Welding Technology Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v2i2.2063

Abstract

Storage tanks are widely used in industry, especially as a storage area for oil and gas mining products. Various types of storage tanks are made based on the pressure, the type of fluid stored and the type of roof used. The roof on the storage tank is divided into a fixed roof, internal floating roof and external floating roof. Floating roof is used as a barrier between the fluid and the empty space in the tank so as to minimize the occurrence of vapor space and the possibility of a fire in the tank. This study discusses the design of an external floating roof storage tank for condensate fluid with a capacity of 75000 metric tons. The design process for the shell course and other parts of the stockpile tank is based on the API 650 standard 12 addendum 2018 edition using the variable design point method. Verification of the results of calculations generated manually is done with finite element software. Manual calculations for the construction of an external floating roof heap tank get the minimum shell plate thickness used is 10 mm. The bottom plate was found to be 8 mm thick. The simulation using finite element software produces the maximum stress values on the shell, shell to bottom, and roof, namely 1.937 MPa, 7,122 MPa, 0.216 MPa, respectively. All stresses that occur are still below the allowable stress of the material. So it can be concluded that the tank construction is still safe
Analysis Of Forward Storage Platform In 50 Pax Crane Barge With An Finite Element Method Meida Perwira Antartika; Budianto Budianto; Muhamad Ari
Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA) Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA) - June 2020
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/jatra.v2i1.1399

Abstract

Hull construction must comply with the rules or classifications that have been recognized in the world of international shipping, in designing a storage platform designed by PT. X is designed for partners based reference, as a rule forms the design and calculations no rules. As for the mechanical properties of the material provisions remain in rules. Rules are used for shipbuilding 50 P.A.X crane barge is that BV (Bureau Veritas) rules. The analysis in this study using the finite element method-based software. With the software will be able to look forward strength and simulation constructs storage platforms that will support the weight of 6,4 tons (3,2 tons on portside and 3,2 tons on start board) in a static condition, dynamic, and impact. It aims to anticipate the possibility of the construction design error forward storage platform that could lead to an accident on the ship. Construction material storage platform forward using BV grade A steel.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT TiO2/ZEOLIT SEBAGAI FOTOKATALIS PADA DEGRADASI AMONIA DI DALAM AIR LIMBAH Adhi Setiawan; Chelvin Sugiarto; Novi Eka Mayangsari; Muhamad Ari; Indri Santiasih
Jurnal Teknologi Vol 15, No 1 (2023): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.15.1.87-96

Abstract

Ammonia is a wastewater pollutant that can cause oxygen depletion and eutrophication if not treated properly. The Photocatalyst using zeolite-TiO2 was effective method for degrading ammonia compounds in wastewater. This study aimed to analyze the characteristics of the zeolite-TiO2 composite and determine the effect of using the composite in reducing ammonia levels in wastewater. The research were conducted experimentally with a batch process on variations in pH and irradiation time. Data on the decrease in ammonia concentration with time was used to analyze the kinetics of the ammonia degradation reaction. The process of synthesizing zeolite from fly ash using the hydrothermal method. The synthesis of zeolite-TiO2 composites was carried out with a composition ratio of 1:2. Characterization of TiO2/zeolite composites was carried out using SEM-EDX and XRD methods. The results showed that fly ash-TiO2 zeolite composite has a granular morphology, and has an average diameter of 0.257 μm. X-ray diffraction pattern detected peaks in the form of zeolite X and TiO2. The highest ammonia removal efficiency was obtained at pH 11 with an irradiation time of 120 minutes, which was 91.60%. The process of removing ammonia by UV irradiation followed a second-order kinetic model with a k value of 0.1215 (mol.min)-1. The removal of ammonia in dark conditions followed a zero-order kinetic model with a k value of 0.0031 mol.min-1..
Corrosion Rate Analysis on SA 240 TP 904L Material Experience Multiple Repair Muhammad Ari; Dika Anggara; Amar Sastra Adi
Journal of Welding Technology Vol 5, No 1 (2023): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v5i1.4019

Abstract

Weld imperfections are likely to arise during any welding process. Due to the enormous number of joints that could result in weld defects, welding process faults could happen. Repair procedures are required to address welding defects. Multiple repairs are required if welding mistakes are made repeatedly. The duplex material used in this study is SA 240 TP 904L. By altering the repair procedure treatment 1x, 3x, 5x, and without repair, the welding process is carried out utilizing the SMAW method and E309L filler. Microstructure testing, ferrite content testing, and 3-electrode cell corrosion are the test techniques used. The relationship between the corrosion rate and the amount of ferrite content was deduced from the test data. The corrosion rate increases as the ferrite content rises due to several repairs.
Training to Develop Citizens' Skills in the Field of Welding to Support the Tourism Potential of Puthuk Panggang Welut Waterfall Budi, Hendri Budi Kurniyanto; Moh. Syaiful Amri; Imam Khoirul Rohmat; Muhamad Ari; Bachtiar; Mukhlis; Ruddianto; Alfriansyah Aditya; Rizha Agustian Dwi Susanto; Muhammad Saka Hafshah; Yuansa Septianto
Jurnal Cakrawala Maritim Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Cakrawala Maritim
Publisher : P3M Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jcm.v7i2.15

Abstract

Konsumsi Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mencapai nilai kompetitif, generatif, dan inovatif menjadi tuntutan penting dalam perkembangan zaman. Pengelasan, sebagai keterampilan yang semakin dibutuhkan dalam industri modern, menjadi fokus dalam konteks ini. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam pengabdian masyarakat saat ini adalah kurangnya keterampilan dan pengetahuan dasar dalam bidang pengelasan. Dalam industri seorang tenaga kerja harus meningkatkan profesionalisme dalam bekerja, termasuk dalam proses dan hasil pengelasan. Tantangan untuk menghasilkan kompetensi yang siap bersaing, maka perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga kerja dalam hal ini adalah pelaksanaan pelatihan dan pengembangan keterampilan dasar pengelasan. Solusi yang ditawarkan atas permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan keterampilan dasar dalam bidang pengelasan bagi warga di desa Nogosari Pacet. Diharapkan dengan mengadakan pelatihan ini kompetensi profesionalisme warga desa dapat meningkat dalam bidang pengelasan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan pengabdian, dan evaluasi hasil kegiatan. Tahap persiapan dilakukan secara teknis dan non teknis untuk memastikan kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan bisa bermanfaat dan tepat sasaran. Adapun materi yang akan disampaikan selama kegiatan pelatihan yaitu pengenalan tentang praktik dasar pengelasan serta melakukan praktik pengelasan. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pelatihan secara intensif kepada warga desa dan dihasilkannya warga desa yang berkompeten dalam meningkatkan kualitas produk pengelasan yang dihasilkan dan diharapkan tercetaknya warga desa yang profesional dan berkualitas. Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Praktik Pengelasan, Warga Desa Nogosari
Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bidang Pengelasan: Studi Kasus pada Proyek Pariwisata Desa Penanggungan Trawas Ari, Muhamad; Bachtiar; Wahyudi, Mohammad Thoriq; Amri, Moh. Syaiful; AL Amin, Mochammad Karim; Prastyawan, Rikat Eka; Hakim, Achmad Reyhan Fajar; Rohman, Muhammad Yuqal Abi
Jurnal Cakrawala Maritim Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Cakrawala Maritim
Publisher : P3M Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jcm.v8i1.37

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam setiap jenis pekerjaan, terutama yang memiliki risiko kecelakaan tinggi, seperti pengelasan. Pengelasan sering kali menimbulkan bahaya bagi pekerja dan lingkungan sekitarnya jika tidak didukung oleh penerapan K3 yang memadai. Di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, kegiatan ekonomi masyarakat berkembang pesat, terutama dengan munculnya beberapa objek wisata. Dalam proses pembangunan infrastruktur proyek pariwisata, proses pengelasan menjadi salah satu metode yang banyak digunakan. Namun, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya K3 serta minimnya penggunaan alat pelindung diri (APD) menjadi isu krusial yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan penyakit kerja. Sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini, dilakukan kegiatan sosialisasi K3 dengan fokus pada pengelasan, diikuti dengan pemberian APD kepada pekerja. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya keselamatan dalam pekerjaan berisiko tinggi serta memberikan rekomendasi praktis dalam penerapan K3 di lapangan. Selain itu, sosialisasi ini diharapkan dapat memicu peningkatan kesadaran masyarakat untuk lebih disiplin dalam penggunaan APD guna mengurangi kecelakaan kerja dan meningkatkan kesehatan serta keselamatan para pekerja. Melalui program ini, diharapkan tercipta lingkungan kerja yang lebih aman, tidak hanya untuk pekerja, tetapi juga bagi masyarakat sekitar, terutama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.