Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA TANAH SAWAH TADAH HUJAN BERDASARKAN UMUR PENGELOLAAN LAHAN LAHAN DI DESA MATANG SEGANTAR KECAMATAN TELUK KERAMAT KABUPATEN SAMBAS ISMA, ISMA; suryadi, urai edi; widiarso, bambang
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA TANAH SAWAH TADAH HUJAN BERDASARKANUMUR PENGELOLAAN LAHAN DI DESA MATAN SEGANTARKECAMATAN TELUK KERAMAT KABUPATEN SAMBASIsma(1), Urai Edi Suryadi(2), dan Bambang Widiarso(3)(1)Mahasiswa dan(2)Staf PengajarProgram Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas TanjungpuraABSTRAKSifat fisika tanah sangat bervariasi pada tanah tropis, khususnya pada tanah-tanah di Indonesia. Lahan tadah hujan merupakan salah satu jenis lahan yang potensial untuk difungsikan sebagai sentra produksi padi sehingga dapat mendukung swasembada beras berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sawah tadah hujan dengan perbedaan umur pengelolaan lahan. Penelitian dilakukan di Desa Matang Segantar Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Parameter yang diamati meliputi fisika tanah seperti: warna, tekstur, struktur, porositas total, bobot isi, kadar air kapasitas lapangan, konduktivitas hidraulik, dan kedalaman muka air tanah. Parameter kimia tanah meliputi pengamatan reaksi tanah, N-total, C-organik dan ratio C/N.Hasil analisis menunjukkan bahwa warna tanah pada tiga lokasi penelitian dan titik pengamatan sangat bervariasi. Tekstur tanahnya banyak dikategorikan dalam kelas liat berdebu dan lempung liat berdebu. Struktur tanah pada ketiga lokasi penelitian yaitu angular blocky atau gumpal bersudut. Nilai rata-rata porositas tanah berkisar antara 52,34-56,89%, termasuk kriteria baik. Rata-rata bobot isi tanah 0,99-1,15 g/cm3. Nilai kadar air kapasitas lapangan berkisar antara 45,724-57,57%vol. Rata-rata nilai konduktivitas hidraulik tanah berkisar antara 14,006-45,104 cm/jam. Kelas permeabelitas pada lokasi 1 dan 2 (umur pengelolaan 0-15 tahun., umur pengelolaan 16-30 tahun) tergolong kedalam kriteria sangat cepat, sedangkan pada lokasi 3(umur pengelolaan >30 tahun) termasuk dalam kriteria cepat. Kedalaman muka air tanah pada ketiga lokasi penelitian temasuk kedalam kategori agak dalam, yaitu berkisar antara 52-69 cm.Kata kunci : sifat fisika tanah, sawah tadah hujan, dan umur pengelolaan lahan.
STUDI KARAKTERISTIK SUB-SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (SUB-SUB DAS) DI KABUPATEN BENGKAYANG Tharigas, Angela Maria; Suryadi, Uray Edi; Widiarso, Bambang
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dimana DAS merupakan suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan kemudian disalurkan ke laut melalui sungai utama. Sub-Sub DAS Lumar  memiliki pola drainase yang berbentuk dendritik dan bentuk  drainasenya memanjang atau seperti bulu burung serta profil melintang sungai berbentuk parabola. Tujuan dari penelitian untuk mempelajari karakteristik Sub-Sub DAS Lumar di Kabupaten Bengkayang. Untuk nilai kualitas air terdiri dari pH hilir (Outlet) rata-ratanya adalah 5,26 sedangkan pada pH hulu (Inlet) rata-ratanya adalah 4,72, untuk nilai temperatur 27,06 0C yaitu rata-rata dari hilir (Outlet) sungai dan temperatur 26,96 0C yaitu rata-rata dari hulu (Inlet), untuk nilai kecerahan daerah hilir (Outlet) sungai yaitu 236 cm dan rata-rata kecerahan daerah hulu (Inlet) sungai yaitu 230 cm, untuk nilai kecepatan hilir sungai kecepatan rata-ratanya 0,1342 m/detik dan daerah hulu sungai kecepatan rata-ratanya 0,1258 m/detik. Dan hasil pengamatan di lapangan nilai luas penampang sungai reratanya untuk daerah hilir 23,919 m2 dan hulu 15,34 m2 . Nilai IKD Sub-Sub DAS Lumar 1,073 km/km2, sedangkan nilai indeks tingkat percabangan pada Sub-Sub DAS Lumar 0,87.  Debit aliran pada Sub-Sub DAS Lumar bagian hilir rata-ratanya 3,21 m3/detik, sedangkan rata-rata untuk bagian hulu 1,93 m3/detik, sedangkan debit sedimen untuk daerah hilir 2,17 ton/hari merupakan nilai tertinggi pada hilir sungai dan terendah pada hilir sungai 0,64 ton/hari, sedangkan untuk daerah hulu sungai 0,82 ton/hari merupakan nilai tertinggi dan 0,14 ton/hari merupakan nilai terendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran TSS terkecil sebesar 1 mg/liter, sedangkan nilai TSS yang terbesar sebesar 8 mg/liter. Kata Kunci : Sub-Sub DAS Lumar, Karakteristik.
STUDI SIFAT FISIKA TANAH PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI GUNUNG SEHAK DESA AUR SAMPUK KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Mustofa, Aly; Suryadi, Urai Edi; Widiarso, Bambang
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 3: DESEMBER 2015
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

STUDI SIFAT FISIKA TANAH PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI GUNUNG SEHAK DESA AUR SAMPUK KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK   Aly Mustofa(1), Urai Edi Suryadi(2), Bambang Widiarso(2) (1)Mahasiswa Fakultas Pertanian dan (2)Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan beberapa sifat fisika tanah pada beberapa penggunaan lahan. Penelitian ini dilaksanakan di Gunung Sehak, Desa Aur Sampuk, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Tahap pertama penelitian dilakukan dengan mengukur panjang dan kemiringan lereng. Metode yang digunakan dengan mengambil sampel langsung di lapangan, pengambilan sampel 4 penggunaan lahan yaitu lahan kelapa sawit, karet, semak belukar dan hutan sekunder masing-masing 4 titik pengamatan dan 2 kedalaman, kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm. Parameter pengamatan terdiri dari sifat fisika: konsistensi, warna tanah, struktur tanah, tekstur, bobot isi, bobot jenis partikel, kadar air kapasitas lapangan, porositas total, kemantapan agregat; sifat kimia: C-Organik, N-Total, C/N rasio, pH tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisika: konsistensi tanah pada kedalaman 0-30 cm didominasi oleh lepas dan pada kedalaman 30-60 cm didominasi oleh teguh, warna tanah pada setiap penggunaan lahan didominasi oleh tanah 7,5 yr 4/4, 7,5 yr 5/6 pada kedalaman 0-30 cm dan 7,5 yr 6/8, 7,5 yr 7/8 pada kedalaman 30-60 cm, struktur tanah didominasi oleh granular, gumpal membulat, gumpal bersudut, bobot isi pada penggunan lahan kelapa sawit kedalaman 0-30 dan hutan sekunder kedalaman 30-60 cm memiliki bobot isi yang paling rendah dari penggunaan lahan lainnya, kadar air kapasitas lapangan pada penggunaan lahan semak belukar pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm memiliki kadar air kapasitas lapangan yang paling rendah dari penggunaan lahan lainnya, porositas total pada penggunaan lahan semak belukar pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm memiliki persentase porositas total yang paling rendah dari penggunaan lahan lainnya, persentase kemantapan agregat pada penggunaan lahan kelapa sawit, karet dan hutan sekunder termasuk dalam kriteria sangat mantap dan pada penggunaan lahan semak belukar termasuk dalam kriteria mantap ; Sifat kimia: C-Organik pada penggunaan lahan semak belukar pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm memiliki kandungan C-Organik yang paling rendah dari penggunaan lahan lainnya, N-Total pada penggunaan lahan semak belukar pada kedalaman 30-60 cm memiliki kandungan N-Total yang paling rendah dari penggunaan lahan lainnya, C/N rasio pada seluruh penggunaan lahan tergolong rendah, pH tanah pada seluruh penggunaan lahan termasuk dalam kriteria masam.     Kata kunci : penggunaan lahan, sifat fisika tanah.
Predicting peatland groundwater table and soil moisture dynamics affected by drainage level Bambang Widiarso; Slamet Minardi; Komariah Komariah; Tino Orciny Chandra; Mohamed Abdesalam Elmahdi; Masateru Senge
SAINS TANAH - Journal of Soil Science and Agroclimatology Vol 17, No 1 (2020): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.609 KB) | DOI: 10.20961/stjssa.v17i1.38459

Abstract

Excessive drainage of peatlands can cause subsidence and irreversible drying; therefore, it is necessary to predict groundwater levels in peatlands to ensure adequate water for crops and control excessive water loss simultaneously. This study aimed to predict the peatland groundwater level and soil moisture affected by drainage. This research was conducted in a peatland located in Rasau Jaya Umum, Kubu Raya Regency, West Kalimantan Province, Indonesia from February to December 2016. Three treatments of drainage setting were established with maize cropping: without drainage (P0) and drainage channel with water level maintained at depths of 30 cm (P1) and 60 cm (P2) from the soil surface. The results indicated that a polynomial regression model is a good approach to predicting groundwater table level and soil moisture in peatlands, with R2 values ranging 0.71-0.96 and 0.65-0.93, respectively. For agricultural purposes, maintaining the water level at 30 cm from the soil surface in the drainage channel appears to be the ideal level as adequate soil moisture is provided for annual cash crops and drying is prevented simultaneously.
Karakter Fisika Tanah Entisols Pada Dua Sistem Pengelolaan Lahan Budidaya Tanaman Jeruk Siam Di Desa Tebing Batu Kabupaten Sambas ANA GUSTARI; urai edi suryadi; Bambang widiarso
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i2.22824

Abstract

Tanaman jeruk siam (Citrus nobilis L. var microcarpa) merupakan salah satu komoditas holtikultura andalan Kalimantan barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakter fisika tanah Entisols pada penggunaan lahan lokasi A (terumbuk dengan sistem tumpangsari tanaman cabai, dan lada) dan lokasi B (terumbuk kosong) di Desa Tebing Batu Kabupaten Sambas. Lokasi penelitian terdiri dari 2 lokasi pnelitian yaitu lokasi A luas  1 ha dan lokasi B 2 ha. Parameter penelitian meliputi: parameter lapangan ( profil tanah, dan kedalaman muka air tanah) sifat fisika tanah (warna tanah, tekstur, struktur, kemantapan agregat, bobot isi, porositas total, kadar air kapasitas lapangan, dan konduktivitas hidraulik) serta kimia tanah (reaksi tanah, C-organik, N-total dan C/N ratio tanah ). Hasil pengamatan warna tanah di lapangan pada lokasi A coklat (7,5 YR 5/2) abu–abu (7,5 YR 6/1), dan abu-abu sangat gelap (10 YR 3/1) dan pada lokasi B coklat (7,5 YR 5/2), abu-abu (7,5 YR 6/1), dan abu-abu gelap (7,5 YR 4/1). Tekstur tanah pada lokasi A lempung berdebu dan lempung liat berdebu, sedangkan pada lokasi B lempung liat berdebu, debu dan lempung berdebu. Struktur tanah pada kedua lokasi tergolong masif. Kemantapan agregat tanah pada kedua lokasi penelitian tergolong kuat, Bobot isi tanah kedua lokasi tergolong sedang. Porositas total tanah pada lokasi A tergolong kurang baik dan lokasi B tergolong baik. Kadar air kapasitas lapangan lokasi A 61,20% dan lokasi B 63,80 %. Permeabilitas tanah pada kedua lokasi tergolong cepat. Kedalaman muka air tanah pada lokasi A dan B tergolong dalam. Reaksi tanah (pH) pada kedua lokasi termasuk sangat masam. C-Organik tanah pada lokasi A dan B dan tergolong tinggi.  N-total pada lokasi A dan B tergolong sedang. C/N Ratio tanah pada lokasi A dan B tergolong rendah. Kata Kunci: Budidaya Jeruk, Tanah Entisols     
STUDI KUALITAS AIR UNTUK IRIGASI DI SUB DAS NGARAK DAS MANDOR florianus selvinus vivin; Saifudin Saifudin; Bambang Widiarso
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 3: Desember 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.651 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v2i3.3390

Abstract

ABSTRAK Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah dimana semua airnya masuk ke dalam sungai yang dipisahkan oleh topografi, keadaan DAS pada suatu daerah akan menunjukan kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui klasifikasi kesesuain air untuk irigasi di daerah aliran sungai (DAS) Ngarak Kecamatan Mandor. Penelitian ini di lakukan pada 2 (dua) outlet yang terdapat pada DAS ngarak Kecamatan Mandor yaitu outlet A dan outlet B. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Desember 2012 samapai bulan Mei 2013 dengan luas keseluruhan kurang lebih 6.750 ha. Penelitian ini diawali dengan mengupulkan data biofisik DAS yang meliputi kelas lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, hurah hujan dan pertanian. Metode analisi kualitas air yang dilakukan yaitu pengukuran langsung di lapangan dan pengukuran di laboratorium dengan parameter pengamatan meliputi ; Salinitas, Boron, SAR, RSC, Temperatur, pH Air, Debit Aliran, Kecerahan, Alkalinitas, dan Kandungan Sedimen. Hasil pengukuran sampel air menunjukan nilai rata-rata Salinitas berkisar antara 0,0073 ds/m 0,077 ds/m, kadar Boron rata-rata berkisar antara 0,017 mg/l 0,018 mg/l. Nilai SAR rata-rata berkisar antara 1,003 1,486, RSC rata-rata berkisar antara 0,0062 meq/l 0,0314 meq/l, dan variabel pendukung yaitu, Temperatur air rata-rata berkisar antara 26,68 C0 27,12 C0, pH air rata-rata berkisar antara 6,73 6,85, Debit Aliran rata-rata berkisar antara 0,979 m3/detik 2,017 m3/detik, Kecerahan air rata-rata berkisar antara 48,6 cm 110,8 cm, dan Alkalinitas rata-rata berkisar antara 5,26 mg/l 7,18 mg/l serta Kandungan Sedimen rata-rata berkisar antara 5,4 mg/l 18,8 mg/l. Berdasrkan hasil analisis dan perhitungan variabel utama dan variabel pendukung, air pada DAS Ngarak Kecamatan Mandor dapat digunakan untuk irigasi karena berdasarkan klasifikasi kesesuaian air untuk irigasi, DAS Ngarak Kecamatan Mandor pada kriteria sesuai untuk klas irigasi.
WATER QUALITY STUDIES FOR IRRIGATION ON SUB WATERSHEDS NGARAK WATERSHEDS MANDOR florianus selvinus vivin; Saifudin Saifudin; Bambang Widiarso
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 3: Desember 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i3.3380

Abstract

Watersheds is an area where all the water goes into the river that separated by topography, watershed condition at an area will show the conditions that exist in the surrounding environment. This study aims to determine the classification spesific water for irrigation in the watershed Ngarak District Overseer. This research was done in two (2) outlets located on the watershed Ngarak Mandor District outlet A and outlet B. The study took place from December 2012 until May 2013, with a total area of approximately 6,750 ha. This study begins by collecting biophysical data that includes classroom watershed slope, soil type, land use, rainfall and agriculture. The Method of water quality analysis has done of direct measurements in the field and laboratory measurements with observational parameters include: Salinity, Boron, SAR, RSC, temperature, water pH, flow discharge, Brightness, alkalinity, and Content of Sediments. The measurement results of water samples showed an average salinity values ??ranged from 0.0073 ds / m - 0.077 ds / m, the average level of Boron ranged from 0.017 mg / l - 0.018 mg / l. Average SAR values ??ranged from 1.003 to 1.486, the average RSC ranged between 0.0062 meq / l - 0.0314 meq / l, and a supporter of the variables, the average water temperature ranged between 26.68 C0 - 27, 12 C0, the average pH of the water ranged from 6.73 to 6.85, the average flow discharge ranged from 0.979 m3/second - 2,017 m3/second, Brightness average water ranged from 48.6 cm - 110.8 cm, and alkalinity ranged from an average of 5.26 mg / l - 7.18 mg / l and the average content of sediments ranged from 5.4 mg / l - 18.8 mg / l. Based on the analysis and calculation of the main variables and the supporting variables, the water Watershed District Overseer Ngarak can be used for irrigation because it is based on the classification of the suitability of water for irrigation, watershed Ngarak Mandor District on appropriate criteria for irrigation class.
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS LAHAN DI KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA Reza Aquina; Riduansyah Riduansyah; Bambang Widiarso
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 12, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v12i4.66842

Abstract

Daya dukung lahan merupakan kapasitas atau kemampuan lahan yang berupa lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kemampuan lahan adalah mutu lahan yang dinilai secara menyeluruh dengan pengertian merupakan suatu pengenal majemuk lahan dan nilai kemampuan lahan berbeda untuk penggunaan yang berbeda. Kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan manusia, maka kemampuan lahan terjabarkan menjadi pengertian daya dukung lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tanah lahan sawah di Kecamatan Sukadana terdapat 3 ordo tanah yaitu Inceptisol, Entisol, dan Ultisol dengan teridentifikasi kelas kemampuan lahan kelas II-s (SL 10) dengan luas 9,75 ha (0,38%), II-s,w (SL 5) dengan luas 462,09 (17,84%), III-s (SL 1, SL 3, SL 7, SL 8, dan SL 9) dengan luas 2091,65 ha (80,75) dan V-s (SL 6) dengan luas 26,73 (1,03%). Lahan kelas II ini cocok dijadikan lahan sawah, sesuai dengan penggunaan lahan pada PERMEN LH NO 17 Tahun 2009. Lahan pada kelas III ini cocok dijadikan lahan sawah, sesuai dengan penggunaan lahan pada LH No 17 Tahun 2009. Lahan pada kelas V tidak di sarankan untuk tanaman semusim, tetapi lahan kelas V lebih sesuai untuk ditanami dengan vegetasi permanen seperti tanaman makanan ternak atau dihutankan. Ketersedian lahan sawah (SL) adalah 2.563,31 ha dan kebutuhan lahan sawah adalah 770,36 ha. Dengan demikian, maka diperoleh nilai SL > DL dan daya dukungnya dinyatakan surplus atau mencukupi. Dari hasil perhitungan daya dukung Kecamatan Sukadana mempunyai status yang mencukupi kebutuhan akan produksi beras terhadap penduduk yang tinggal di Kecamatan Sukadana. Hal ini dapat dikatakan bahwa ketersedian lahan di Kecamatan Sukadana lebih besar dari kebutuhan lahan. Kelas kemampuan lahan menunjukkan sebagian dari lahan sawah telah sesuai dengan kelas kemampuan lahannya, sehingga produktivitas lahannya juga baik.Kata kunci : Kemampuan Lahan, Daya Dukung, Lahan Sawah
Identifikasi dan Kajian Pemanfaatan Sumber Air Sebagai Sumber Air Baku di Kawasan Fungsi Lindung Taman Nasional Gunung Palung Kabupaten Kayong Utara Riduansyah, Riduansyah; Widiarso, Bambang
Pedontropika: Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Vol 9, No 1 (2023): Februari
Publisher : Soil Science Department, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pedontropika.v9i1.73566

Abstract

The sustainability of water resources needs to be maintained considering its very important benefits in life and development. Water can be used as raw water for drinking water, water for irrigation, water for daily needs such as bathing and washing, water for industrial needs or water used for other purposes such as fishing and swimming pools. The aim of this study is to provide an accurate and comprehensive condition of the location of potential raw water sources that can be used as raw water sources, identify and study raw water sources in protected functional areas, and provide recommendations for potential raw water sources based on results of the studies carried out. The methods used to identify raw water sources are field observations, interviews, and focus group discussions (FGD). The results of the study show that the locations of water sources that fall into the class I water quality category are water sources located within the Sukadana District area, including: Riam Berasap, Lubuk Tapah/Mentubang, Tiang Jurung, Batu Gamal, Ceremai, Lubuk Baji, Air Genteng /Air Genderia/Peramas, Ne' Utong, Air Unjun/Semebruang, Air Padan/Air Berguruh, Air Keladi, Air Panjang/Sembutak, Air Berguruh/Senebing, Tambak Rawang, Kemambak, Lubuk Tapah/Begasing, Air Mask, Air Pematang/ Pangkalan Taib, Simpang Gasi/Gasi Anang, Pangkalan Ja'I, Air Manggis, and Simpang Saut.
INCEPTSIOL SOIL FERTILITY STATUS ON PT. PALM PALM PLANTATIONS. DYNAMICS OF MULTI INITIATIVES IN SEMITAU DISTRICT, KAPUAS HULU DISTRICT Florensius Irwan Afendy; Rita Hayati; Bambang Widiarso
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 2 (2024): Edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i2.4121

Abstract

ABSTRACTThis research aims to determine the soil fertility status and provide fertilizer recommendations based on the soil fertility status of inseptisol on PT's oil palm plantations. Multi Initiative Dynamics. The research starts from October 9, 2023 to December 13, 2022 and until the results are presented. Disturbed soil sampling was carried out in each block using the diagonal method. In 1 block, 3 sub-blocks are created. For each sub-block, 5 soil sampling points were determined for oil palm plantations and 1 composite soil sample was obtained from each sub-block, so that in 1 block 3 composite soil samples were obtained which were used for soil chemical analysis. The distance of the soil sampling point is 1.5 meters from the oil palm tree. Soil sampling points were disturbed by drilling at a depth of 0-30 cm and intact soil samples were taken using a sample ring at a depth of 0-30 cm in oil palm plants. For each block, 3 intact soil sampling points were determined to represent each research location, thereby obtaining 9 intact soil samples which were used for soil bulk weight analysis. The variables observed in this research are, soil reaction (soil pH), C-Organic N-Total, P-Available, K-dd, P-Total, K-Total, CEC, KB, and Al Saturation, supporting variables for Texture analysis soil, Soil Profile, and Soil bulk weight. Research results The soil type in the observation area is classified as Inseptisol soil type, the soil texture in blocks E21, F21 and F26 has a clay and sandy loam texture class, the soil reaction (pH) in blocks E21, F21 and F26 has acid criteria. The C-Organic content in blocks E21, F21, F26 has low and medium criteria. The N-total content in blocks E21, F21, F26 has low criteria. The P-Available content in blocks E21, F21, F26 has very low criteria. The P-total content in blocks E21, F21, F26 has a very low average criterion. K-dd in blocks E21, F21, F26 have very low, low and medium criteria. K-total in blocks E21, F21, F26 has very low and low criteria. Cation Exchange Capacity (CEC) in blocks E21, F21, F26 has low criteria. The base saturation of blocks E21, F21, F26 has very low criteria. Al saturation in blocks E21, F21, F26 has very low criteria. Recommendations for Urea, SP-36 and MOP (KCL) fertilization at the research location, namely Block E21, are 271.7 kg/ha, 104.39 kg/ha and 39.35 kg/ha, Block F21 is 298.87 kg/ha, 287.43 kg/ha and 245.61 kg/ha, Block F26 is 360.36 kg/ha, 177.32 kg/ha and 145.58 kg/ha.Keywords: Soil Fertility Status, Soil Inceptisol and Fertilizer Recommendations.