Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTITAS FOLKLOR NUSANTARA SEBAGAI INSPIRASI DESAIN KEMASAN MAKANAN BORONCO Sri Rustiyanti; Wanda Listiani; Gymnastiar Gymnastiar
Sebatik Vol. 27 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v27i1.2243

Abstract

Penelitian ini mengkaji identitas lokal seni budaya folklor nusantara dalam kemasan produk Boronco makanan ringan khas Sunda, Jawa Barat. Cemilan Boronco (Borondong Coklat) merupakan makanan modifikasi pangan khas daerah yang dibuat pada tahun 2022 saat masa pandemi. Pemanfaatan nilai kearifan lokal seni budaya folklor nusantara pada kemasan makanan belum banyak dilakukan pada produk Boronco. Pengenalan pemahaman seni budaya folklor melalui kemasan seni budaya produk Boronco menjadi salah satu alternatif nilai tambah produk UMKM. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-kuantitatif. Tujuan penelitian ini menerapkan nilai kearifan lokal seni budaya folklor nusantara pada kemasan produk Boronco. Kajian folklor dan desain komunikasi visual pada produk Boronco yang dikemas dengan mencantumkan label dan kemasan yang bermuatan folklor yang berkembang di masyarakat Sunda. Melalui kemasan produk Boronco, diharapkan nilai kearifan lokal folklor Sunda menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sedini mungkin khususnya anak-anak dan remaja yang sangat menyukai jajanan makanan ringan khas Sunda. Hasil penelitian ini menghasilkan kemasan khas folklore Sunda pada produk Boronco. Strategi pemasaran dan segmentasi pasar Boronco sebagai media perkenalan folklor nusantara atau Sunda. Penelitian ini menjadi salah satu upaya membangun ketahanan budaya Sunda dan antropologi konsumsi lokal sebagai resiliensi adaptif terhadap perkembangan budaya yang dinamis dalam menerima, menghadapi, dan mentransformasikan nilai-nilai lokal dari generasi ke generasi.
MEDIA PEMBELAJARAN ARTISTIK PENCAK SILAT: ANALISIS LITERATUR TERBITAN SCOPUS TAHUN 2021-2023 Sriati Dwiatmini; Wanda Listiani; Sri Rustiyanti
Sebatik Vol. 27 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v27i1.2245

Abstract

Silat merupakan bentuk seni bela diri yang dipraktikkan dalam peradaban Melayu dengan berbagai bentuk variasi artistik dan jenis gerak. Seni pencak dan pencak silat secara luas dipraktekkan di seluruh wilayah Indonesia. Pencak silat terdaftar sebagai warisan budaya UNESCO sejak tahun 2019. Pencak Silat merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Pencak Silat, Taekwondo, Karate, Wushu, Tinju, dan Judo dikenal sebagai cabang olahraga beladiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kategorisasi media pembelajaran dalam penelitian pencak silat. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan menggunakan teknik analisis bibliometric dan analisis isi artikel. Analisis bibliometric pada 83 artikel dengan kata kunci pencak silat di database scopus untuk mengetahui tren dan kesenjangan (gap) topik penelitian pencak silat. Sedangkan analisis isi artikel jurnal yang diterbitkan pada tahun 2021 hingga 2023 untuk mengetahui kategorisasi media pembelajaran pencak silat yang sudah dilakukan penelitian sebelumnya. Temuan penelitian ini adalah kategorisasi media pembelajaran pencak silat menjadi 2 kategori yaitu mode pembelajaran dan multimedia pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis 30 artikel ilmiah pada database scopus yang diterbitkan pada tahun 2021 hingga 2023 yaitu mode pembelajaran artistik pencak silat dilakukan secara luring dan hybrid. Sedangkan multimedia pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum pencak silat yaitu berbasis augmented reality (AR), virtual reality (VR), kecerdasan artifisial (AI) dan aplikasi android Kinovea.
TEKS KUNO AMANAT GALUNGGUNG SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN SENI TEATER Ari Sakti Dwi Putra; Arthur S.Nalan; Sri Rustiyanti; Anggy Giri Prawiyogi
BUANA ILMU Vol 7 No 2 (2023): Buana Ilmu
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/bi.v7i2.5374

Abstract

Amanat kuno Galunggung adalah sebuah naskah kuno yang ditulis oleh Rakeyan Darmasiksa pada daun lontar. Dalam naskah kuno Amanat Galunggung terdapat nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup, nilai-nilai tersebut berbentuk sebagai peringatan dan nasihatnasihat. Dari nilai-nilai tersebutlah bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan seni khususnya seni pertunjukan teater yang di garap oleh peneliti dengan judul Leulow. Karya Leulow terinpirasi dari salah satu point yang dikontekstualkan ke zaman sekarang mengenai probelmatika alam dan dalam upaya menafsirnya peneliti menggunakan metode hermeneutika sedangkan dalam proses pembentukan karya Leulow peneliti memilih bentuk teater paskamodern dan metode penciptaan Meryl Streep, dimana metode ini menitikberatkan pada tiga poin yaitu investigasi, inferensi, dan invention.
KOMODIFIKASI BUDAYA MINUM KOPI DI KEDAI SANG PEJOANG LEMBANG Eric Putra Anggara; Sri Rustiyanti; Annisa Arum Mayang
Jurnal Budaya Etnika Vol 7, No 1 (2023): Komodifikasi Budaya: Tradisi, Seni dan Gaya Hidup
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v7i1.2650

Abstract

ABSTRAK Budaya minum kopi sambil menyaksikan live music saat ini menjadi trend dan marak dimana-mana khusunya di kedai Kopi Sang Pejoang kota Lembang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komodifikasi oleh Karl Marx dan Vincent Mosco. Teori ini digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana budaya minum kopi di kedai Kopi Sang Pejoang Lembang dan pengaruhnya yang didapatkan melalui live music terhadap aktivitas yang terjadi serta menjelaskan perubahan setelah adanya komodifikasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif di mana penulis disini mendeskripsikan hasil analisis data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian yang dihasilkan adalah 1) budaya minum kopi, 2) pengaruh live music, dan 3) gaya hidup yang terjadi di kedai kopi Sang Pejoang Lembang. Kata Kunci : Kopi, Live music, Komodifikasi. ABSTRACT The culture of drinking coffee while watching live music is now trendy and rife everywhere, especially at the Sang Pejoang Coffee shop in Lembang. The theory used in this study is the theory of commodification by Karl Marx and Vincent Mosco. This theory is used to describe how the culture of drinking coffee at the Kopi Sang Pejoang Lembang shop and its influence through live music on the activities that occur and explain the changes after the commodification. This study uses qualitative research methods where the author here describes the results of data analysis through observation, interviews, and documentation. The results of the research are 1) the culture of drinking coffee, 2) the influence of live music, and 3) the lifestyle that occurs at the coffee shop Sang Pejoang Lembang. Keywords: Coffee, Live music, Commodification.
Seni Folklor Dantiang sebagai Etnopsikologi Kesadaran Lingkungan dan Pengembangan Identitas Anak Sri Rustiyanti; Wanda Listiani; Anrilia Ema M.N
Dekonstruksi Vol. 10 No. 01 (2024): Jurnal Dekonstruksi Volume 10.1
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54154/dekonstruksi.v10i01.215

Abstract

Penciptaan karya seni berupa gagasan karya dapat terispirasi dari berbagai hal. Seorang seniman dapat memiliki inspirasi dari pengalaman empirik, realita yang terjadi pada masyarakat, naskah kuno, folklor, bahkan dari fenomena problematika lingkungan alam. Minangkabau sangat terkenal dengan filosofi ‘alam terkembang jadi guru’. Filosofi ini menggambarkan betapa luas dan kayanya alam itu sehingga dapat menjadi sumber inspirasi dalam ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya sebagai sumber inspirasi dalam penciptaan karya seni. Sumber inspirasi karya ‘Dantiang’ mengambil spirit dari folklor Naskah Kuno Gunung Galunggung yang berisikan tentang nasihat-nasihat untuk menjalani kehidupan bagi masyarakat Sunda, juga mengajarkan tata cara hidup tentang peringatan bila manusia melakukan hal-hal yang buruk. Seni folklore Dantiang juga menerapkan etnopsikologi dalam pengembangan kesadaran dan identitas anak sebagai penari dalam film tersebut. Konsep garap karya seni ‘Dantiang’ mengangkat Naskah Kuno Amanat Galunggung, sebagai salah satu bentuk folklor yang harus dijaga menjadi identitas bagi masyarakat Sunda. Hal ini penting untuk diangkat kembali ke masyarakat saat ini, karena berisikan nilai-nilai menjaga alam dari kerusakan. Penggunaan etnopsikologi adalah sebagai landasan teori untuk mempelajari perkembangan mental anak sebagai partisipan penari dan penonton pertunjukan seni folklor Dantiang. Penciptaan karya seni ‘Dantiang’, menunjukkan fenomena bagaimana hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya sebagai reaksi adaptasi terhadap situasi aktual yang telah terjadi di lingkungannya. Hasil penelitian ini berupa karya seni folklore Dantiang sebagai salah satu upaya membangun kesadaran lingkungan dan identitas anak.
STRUKTUR DAN FUNGSI KESENIAN DZIKIR BERDAH DI DUSUN SUNGAI MELAYU DESA MUARO JAMBI KECAMATAN MUARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI Khofifah, Khofifah; Rustiyanti, Sri; Lahpan, Neneng Yanti K.
Jurnal Budaya Etnika Vol 7, No 2 (2023): ANTROPOLOGI STRUKTURAL DAN ANTROPOLOGI MUSIK: TRITANGTU DAN PARIWISATA BUDAYA
Publisher : Institute of Indonesia Arts and Culture (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v7i2.1646

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini betujuan untuk mendeskripsikan struktur kesenian dzikir berdah di Dusun Sungai Melayu Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi dan mengetahui fungsi dan kedudukan dari kesenian dzikir berdah berdasarkan sudut pandang masyarakat dan pelaku seni dzikir berdah, serta Menganalisis eksistensi kesenian dzikir berdah di Dusun Sungai Melayu Desa Muaro Jambi menggunakan Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menggunakan Teknik Pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Struktur pertunjukan kesenian dzikir berdah terdiri dari tiga tahapan yaitu pra-pertunjukan, pertunjukan, dan pasca pertunjukan serta elemen-elemen pertunjukan yang mendukung di dalamnya. Kesenian dzikir berdah memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai sarana pemenuh kebutuhan estetis, sarana pemenuhan kebutuhan spiritual masyarakat, media dakwah, sarana integratif bagi sesama anggota masyarakatnya, serta sarana pelestarian budaya tradisional. Kata Kunci : Kesenian dzikir berdah, Desa Muaro Jambi, Struktural Fungsional Talcott Parsons ABSTRACT This study aims to describe the structure of dzikir berdah art in Sungai Melayu Hamlet, Muaro Jambi Village, Muaro Sebo District, Muaro Jambi Regency and to find out the function and position of dzikir berdah art based on the perspective of the community and performers of dzikir berdah art, as well as to analyze the existence of dzikir berdah art in Sungai Hamlet. Muaro Jambi Village uses Talcott Parsons' Structural Functional Theory. This research is a qualitative descriptive study. Using data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the structure of the performing arts of dzikir berdah consists of three stages, namely pre-show, performance, and post-performance as well as supporting performance elements in it. The art of dzikir berdah has functions in people's lives, among others, as a means of fulfilling aesthetic needs, a means of fulfilling the spiritual needs of the community, media for da'wah, an integrative means for fellow community members, as well as a means of preserving traditional culture. Keywords: Art of dzikir berdah, Muaro Jambi Village, Structural Functional Talcott Parsons
STRUKTUR DALAM DAN TRITANGTU: KAWIN CAI DI BABAKAN MULYA, KUNINGAN, JAWA BARAT Buana, Prega Panji; Rustiyanti, Sri; Suryamah, Dede
Jurnal Budaya Etnika Vol 7, No 2 (2023): ANTROPOLOGI STRUKTURAL DAN ANTROPOLOGI MUSIK: TRITANGTU DAN PARIWISATA BUDAYA
Publisher : Institute of Indonesia Arts and Culture (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v7i2.1572

Abstract

ABSTRAK Upacara ritual sebagai salah satu bentuk kesadaran masyarakat secara kolektif, masih diselenggarakan oleh masyarakat sebagai salah satu bentuk tradisi yang di lestarikan. Masyrakat Sunda merupakan salah satu suku yang hidup di Provinsi Jawa Barat, dan masyarakat ini secara kolektif masih melaksanakan berbagai upacara ritual sebagai bentuk pendukung tradisi. Salah satunya adalah kawin cai merupakan upacara ritual untuk kesuburan dan rasa syukur atas alam, masih dilaksanakan oleh masyarakat Kuningan, Jawa Barat. Penelitian ini berfokus untuk melihat bagaimana struktur ritual ini dalam masyarakat Sunda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, untuk mendeskripsikan bagaimana tritangtu dari gejala simbolisasi materi dalam stuktur upacara ritual kawin cai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upacara ini merupakan ritus kesuburan dari pola perkawinan antara dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah, sebagai cara masyarakat untuk merawat sumber kehidupan, simbol-simbol yang tersirat dalam rangkaian upacara ritual, dan nilai upacara ritual kawin cai ini yaitu nilai material, nilai vital, dan kerohanian. Kata kunci: kawin cai, tritangtu, ritual, struktur, simbol ABSTRACT Ritual ceremonies as a form of collective community awareness, are still held by the community as a form of tradition that is preserved. Sundanese people are one of the tribes living in West Java Province, and this community collectively still carries out various ritual ceremonies as a form of supporting tradition. One of them is kawin cai is a ritual ceremony for fertility and gratitude for nature, still carried out by the people of Kuningan, West Java. This study focuses on looking at how this ritual structure in Sundanese society. The method used in this study is a qualitative research method, to describe how the tritangtu of the symptoms of material symbolization in the structure of the cai mating ritual ceremony. The results of this study show that this ceremony is a fertility rite of marriage pattern between the upper world, middle world, and lower world, as a way for people to care for the source of life, symbols implied in the series of ritual ceremonies, and the value of this cai mating ritual ceremony is material value, vital value, and spirituality. Keywords: kawin cai, tritangtu, ritual, structure, symbol
STRUKTUR DALAM MITOS PENGUBURAN ARI-ARI BAYI DI KAMPUNG BLOK TEMPE KOTA BANDUNG Soleh, Erin Rintana; Rustiyanti, Sri; Setyobudi, Imam
Jurnal Budaya Etnika Vol 7, No 2 (2023): ANTROPOLOGI STRUKTURAL DAN ANTROPOLOGI MUSIK: TRITANGTU DAN PARIWISATA BUDAYA
Publisher : Institute of Indonesia Arts and Culture (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v7i2.2887

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai struktur yang terdapat pada mitos penguburan ari-ari yang berada di Kampung Blok Tempe Kota Bandung. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi prosesi penguburan ari-ari dilanjutkan dengan, mitos yang terdapat pada ramuan yang diperlukan dalam penguburan ari-ari dan struktur dalam yang merupakan logika nalar budaya di belakang tindakan penguburan ari-ari. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan kualitatif: studi pustaka, dokumentasi, observasi, serta wawancara tidak terstruktur. Hasil dari peneliti ini yaitu, mitos pada penguburan ari-ari tidak hanya terbentuk begitu saja tanpa memilki makna dan maksud tertentu. Melainkan terdapat makna terdalam di dalamnya. Seperti nilai-nilai budaya tersebut mengendalikan tata cara bertingkah-laku, pola pemikiran masyarakat membentuk mitos tersebut untuk menciptakan keseimbangan dalam kehidupan dengan tugas pokoknya sebagai manusia. Selain itu, bertujuan untuk memberikan keharmonisan berkehidupan sosial sesama manusia sebagai makhluk sosial yang sudah pasti memerlukan manusia lain dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci: mitos, ari-ari, logika nalar budaya ABSTRACT This study discusses the structure contained in the myth. The burial of the placenta in the blok tempe of Bandung city. The discussion in this study includes the procession of the burial of the placenta followed by the myths contained in the ingredients needed in the burial of the placenta and the internal structure: the logic of cultural reasoning in the burial of the placenta. The method used in this research is qualitative: literature study, documentation, observation, and unstructured interviews. The result of this research is that the myth of the burial of the placenta is not just formed without having a specific meaning and purpose. But there is a deep meaning in it. As these cultural values control the procedures for behaving, the mindset of the community forms the myth to create balance in life with its main duties as humans, besides that, it aims to provide harmony in the social life of fellow humans as social beings who definitely need other humans in their life. everyday life. Keywords: Myth, placenta, logic of reason
Minang Folklore of Pencak Arts to Strengthen Mental Health in Indonesian Muslim Society Rustiyanti, Sri; Listiani, Wanda; Ema M.N, Anrilia
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 38 No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v38i2.2342

Abstract

Pencak silat is one of Indonesia's cultural identities, recognized by UNESCO as an Intangible Cultural Heritage. Apart from being a martial arts defence, Pencak silat also contains the values of local wisdom textually and contextually. Pencak silat in Indonesia comes from 2 regions: Minangkabau (West Sumatra) and Cimande (West Java).  This research discusses the study of martial arts as a medium of self-defence and traditional educational media in Minangkabau, West Sumatra. A Minangkabau youth must learn martial arts and learn to read the Quran in a mosque (surau) as a provision for a man who has grown up if he wanders to other areas. The Minangkabau community in ancient times had two important educational institutions, namely surau and sasaran silat. Location of Surau (masjid) and sasaran silat usually side by side. In surau, young people learn to read the Al-Quran and religious knowledge, while in sasaran silat, they learn martial arts and various arts. Islamic teachings during the Minangkabau community have succeeded for generations in supporting the philosophy of life: 'adat bersandi syara'- syara' bersandi kitabullah'. This philosophy has been ingrained since birth, strengthening the mental health of youth and coloured in the daily life of the Minangkabau people. In other words, the embodiment of Islamic culture folklore minang can be seen in the life of the Minangkabau people. This made Minangkabau martial arts develop and spread in various parts of Indonesia.
PENERAPAN COMPUTER VISION DALAM ESTIMASI POSE DAN PROSES KREATIF PENCAK SILAT TRADISI SEBAGAI SUMBER KOREOGRAFI RANCAK TAKASIMA Rustiyanti, Sri; Listiani, Wanda; E.M. Ningdyah, Anrilia; Dwiatmini, Sriati; Suryanti Suryanti
PROSIDING SEMINASTIKA Vol 5 No 1 (2024): 5th SEMINASTIKA 2024
Publisher : Universitas Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47002/seminastika.v5i1.788

Abstract

Pencak silat sebagai salah satu kearifan lokal yang ada di setiap wilayah nusantara menjadi sumber gerak koreografi tarian etnik dari Sabang sampai Merauke. Secara konseptual korografi ini terinspirasi dari vokabuler gerak pencak silat nusantara yang mengacu gerak flora dan fauna yang ada di alam lingkungan (koreografi lingkungan). Berdasarkan teori proses kreatif model Alma M. Hawkins terdiri atas beberapa tahapan dari sensing, feeling, imaging, transforming dan forming. Ragam pencak silat dieksplorasi dengan komposisi dan koreografi gerak yang mempunyai kesan tajam dan tegas, seperti gerak serang, tangkis, tahan, dan elak; menjadi gerak berkesan lembut dan mengalir. Proses eksplorasi ini memberikan dinamika tari, sehingga pencak silat dari berbagai nusantara ini menjadi seni pencak sebuah koreografi yang memiliki kesatuan, kompleksitas, dan intensitas. Tari yang terinspirasi dengan gerak pencak silat ini sebagai koreografi idiom baru dinamakan Rancak Takasima. Rancak merupakan akronim dari kata Ragam Pencak Nusantara, sedangkan Takasima mempunyai arti pesona. Koreografi Rancak Takasima merupakan koreografi baru yang terinspirasi dari idiom ragam pencak silat nusantara, diolah menjadi koreografi idiom baru yang memberikan aura dan spirit seni pencak Rancak Takasima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan eksperimen serta computer vision dengan model deep learning estimasi pose GluonCv. Hasil penelitian ini menjelaskan model koreografi Rancak Takasima dengan koreografi idiom baru. Karya tari ini memiliki dinamika gerak bernuansa dinamis, sedangkan konseptual pencak silat nusantara mengacu pada gerak tajam dan tegas. Eksplorasi koreografi Rancak Takasima ini merupakan perwujudan tari yang terinspirasi dari konsep garap gerak tradisi dan unsur gerak seni pencak yang terdapat di seluruh pelosok nusantara.