Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : JEPA (Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis)

Analisis Penetapan Harga Produk Obat Herbal Olahan Jamur Dewa (Agaricus Blazei Murril) Pada CV. Asimas Maulani, Ratri; Dwiastuti, Rini; Andriani, Dwi Retno
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.983 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2017.001.02.3

Abstract

Industri obat herbal telah banyak dikembangkan di Indonesia. Menurut LP2ES (2015), tidak kurang dari 1166 perusahaan obat tradisional, yaitu sebanyak 129 industri obat tradisional dan 1037 industri kecil obat tradisional yang menghasilkan berbagai jenis bahan baku dan ramuan obat. Adanya potensi yang sangat besar untuk mengembangkan obat herbal, yakni dengan mengubah tanaman obat menjadi suatu produk dalam bentuk tablet, kapsul dan sirup. CV. ASIMAS merupakan perusahaan dibidang industri yang membudidayakan dan mengolah jamur dewa (Agaricus blazei Murril) menjadi obat herbal. Produk hasil olahan jamur dewa yaitu Agaric Tea dalam bentuk sediaan teh dan Agaric Pure dalam bentuk sediaan kapsul. Adanya perbedaan bentuk sediaan tersebut menyebabkan perbedaan pada harga jual. Selain itu, bahan baku utama jamur dewa yang sulit menyebabkan harga jual tinggi, sehingga produk ini hanya bisa dijangkau oleh konsumen menengah ke atas. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai penetapan harga produk Agaric Tea dan Agaric Pure dengan menggunakan metode harga pokok produksi dan juga siklus hidup produknya agar dapat dilihat strategi penetapan harga produk yang tepat untuk produk tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Untuk menganalisis penetapan harga produk obat herbal Agaric Tea dan Agaric Pure oleh CV. ASIMAS. 2) Untuk menganalisis posisi produk Agaric Tea dan Agaric Pure dalam siklus hidup produk pada CV. ASIMAS. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa, Penentuan Harga Pokok Produksi yang digunakan CV. ASIMAS yaitu variable costing. Sedangkan analisis siklus hidup produk berdasarkan perhitungan Polli and Cook, produk Agaric Tea dan Agaric Pure berada pada tahap perkenalan pada tahun 2010, tahap pertumbuhan pada tahun 2011, tahap penurunan pada tahun 2012. Strategi penetapan harga yang digunakan pada tahap awal yaitu strategi penetration pricing, pada produk yang sudah mapan yaitu dengan mempertahankan harga atau menurunkan harga dan melakukan penyesuaian khusus dengan memberikan diskon kuantitas.
Analisis Manajemen Rantai Pasokan Sayuran Studi Kasus Supplier Sayuran CV. Lestari Kota Malang Putri, Rizkia Eka; Andriani, Dwi Retno
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.735 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2018.002.04.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor, aktor/pelaku, sasaran dan alternatif skenario untuk membentuk manajemen rantai pasokan sayuran yang efisien pada CV.Lestari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah alaisi deskriptif untuk menganalisis mekanisme rantai pasokan sayuran yang dilakukan oleh CV.Lestari dan Analytical Hierarchi Process (AHP) dimana metode ini bertujuan untuk mengetahui alternative yang paling efisien untuk membentu manajemen rantai pasokan pada perusahaan. Hasil yang diperoleh untuk menjawab tujuan pertama adalah dimana manajemen rantai pasokan sayuran yang terdapat pada CV.Lestari mencakup struktur manajemen, kesepakatan kerjasama, sistem transaksi dan kemitraan. Tujuan kedua dijawab dengan melakukan analisis efesiensi rantai pasokan sayuran pada CV.Lestari. hasil dari analisis tersebut menujukkan bahwa faktor mutu produk merupakan faktor utama yang paling menentukan dalam membentuk manajemen rantai pasokan sayuran yang efisien aktor yang dinilai paling berperan dalam pencapaian adanya  mutu produk yang baik guna mencapai tujuan kepuasan konsumen adalah outlet kerjasama. Dalam mencapai tujuan kepuasan konsumen alternatif skenario yang dipilih yaitu transparansi kerjasama antar pihak. Rekomendasi yang diusulkan guna membentuk manajamen rantai pasokan yang efisien, perlu dukungan dari seluruh pelaku rantai pasokan secara sungguh-sungguh agar dapat terlaksana secara optimal. 
Analisis Manajemen Rantai Pasok Kentang (Solanum Tuberosum L.) di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Lukman Nurhuda; Budi Setiawan; Dwi Retno Andriani
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.542 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2017.001.02.6

Abstract

Pertambahan penduduk meningkatkan kebutuhan pangan salah satunya adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Tingkat konsumsi yang terus meningkat ini tidak diimbangi dengan kenaikan produksi kentang. Menurut data terakhir Kementrian Pertanian data produksi kentang nasional tahun 2010 sebesar 1.060.805 dan sebesar 955.48 pada tahun 2011. Penurunan produksi kentang disebabkan minat petani menanam kentang berkuran karena produk kentang mereka kalah bersaing dengan kentang impor. Potensi kentang lokal tidak dapat dimaksimalkan manjadi keunggulan karena lemahnya koordinasi dan integrasi antar lembaga yang terlibat dalam rantai pasok kentang lokal.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kondisi rantai pasok, menganalisis efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran kentang di lokasi penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif manajemen rantai pasok dan analisis efisiensi pemasaran. Hasil analisis deskriptif didapatkan hasil yaitu anggota primer rantai pasok kentang desa Ngadas terdiri dari petani, penebas lokal, pedagang besar dan pedagang pengecer. Manajemen rantai pasok mencakup kegiatan mendapatkan bahan baku, kegiatan perencanaan produksi, kegiatan produksi dan kegiatan pendistribusian kentang ke konsumen. Pada kegiatan distribusi kentang terdapat 3 saluran utama pemasaran yaitu saluran pemasaran ke Pasar Induk gadang, Pasar Agrobisnis Mantung Kec. Pujon dan Saluran pemasaran Pasar Tradisional Wajak.Analisis data kuantitatif pada penelitian ini mendapatkan data yaitu perincian nilai total margin pada saluran pemasaran I adalah Rp. 1.600,00 /kg, pada saluran pemasaran II sebesar Rp. 2.300,00 /kg, dan saluran pemasaran III sebesar Rp. 1.300,00 /kg. Hasil analisis distribusi margin menunjukan bahwa distribusi margin pada pemasaran kentang di daerah penelitian belum merata. Hal ini dapat dilihat dari adanya lembaga pemasaran yang mengambil keuntungan lebih besar. Sedangkan dari hasil analisis share atau bagian harga yang diterima petani didapatkan hasil untuk saluran pemasaran I adalah sebesar 68.63 %, saluran pemasaran II sebesar 60.34 % dan saluran pemasaran III sebesar Rp. 68.63. Hal ini menunjukan bahwa secara share harga yang didapatkan petani semua saluran pemasaran belum efisien karena farmers share masih kurang dari 90%. Berdasarkan indikator manajemen rantai pasok, distribusi margin, share yang didapatkan petani, saluran III adalah saluran yang paling efisien dan layak untuk dikembangkan secara berkelanjutan.
Peningkatan Kinerja Agroindustri Pisang dengan Pendekatan Sustainable Livelihoods Dwi Retno Andriani; Budi Setiawan; Djoko Koestiono; Abdul Wahib Muhaimin
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.405 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2019.003.03.20

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi kinerja agroindustri pisang dengan pendekatan faktor internal dan eksternal dalam kepemilikan sumberdaya. Permasalahan utama peningkatan agroindustri unggulan adalah ketidakmampuan dalam mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki pelaku agroindustri dan mengelola lingkungan bisnisnya, sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas, mutu, dan daya saing agroindustri. Kondisi tersebut memicu untuk melakukan kegiatan evaluasi kinerja dari faktor individu sebagai motor penggerak agroindustri unggulan. Upaya-upaya tersebut berhubungan dengan indikator akses sumber daya yang merupakan komponen dari livelihood Asset. Langkah-langkah untuk mengevaluasi kinerja agroindustri unggulan agar mampu mewujudkan suatu hasil yang sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan melalui perumusan model evaluasi kinerja sebagai salah satu usaha memperbaiki produktivitas, mutu, dan daya saing usaha. Metode analisis data menggunakan desain Data Envelopment Analysis (DEA) untuk melihat tingkat efisiensi kepemilikian sumber daya dan kondisi kerentanan pelaku agroindustri terhadap kinerja agroindustri
Analisis Peramalan Produksi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Gula Kristal Putih Pada Pabrik Gula Modjopanggoong Kabupaten Tulungagung Septia Purfadila; Dwi Retno Andriani
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.906 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2018.002.01.6

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada Pabrik Gula Modjopanggoong Kabupaten Tulungagung. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula kristal putih dan menganalisis peramalan produksi gula kristal putih untuk 3 tahun mendatang (2016, 2017, dan 2018). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dan metode winter. Hasil dari penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Faktor yang paling berpengaruh terhadap produksi gula kristal putih pada Pabrik Gula Modjopanggoong dalam masa giling tahun 2015 (12 periode) adalah jumlah tebu sebagai bahan baku utama dalam pembuatan gula kristal putih karena memiliki nilai thitung yang lebih besar daripada ttabel. Sedangkan tingkat rendemen, dan jumlah tenaga kerja dan teknologi (jam berhenti) memiliki nilai thitung yang lebih kecil daripada ttabel. Peramalan produksi gula kristal putih pada Pabrik Gula Modjopanggoong selama 3 tahun mendatang yaitu tahun 2016, 2017, dan 2018 menggunakan metode winter yaitu dengan aplikasi minitab 16 diperoleh hasil bahwa hasil peramalan produksi gula kristal putih mengalami kenaikan dan penurunan. Jumlah produksi gula paling tinggi pada periode 9 tahun 2017 sebesar 4.385,30 Ton. Sedangkan peramalan produksi gula kristal putih paling rendah pada periode 1 tahun 2018 sebesar 811.66 Ton. Jumlah keseluruhan produksi gula dari tahun 2016, 2017, dan 2018 adalah sebesar 114.535,27 Ton dengan rata-rata yaitu 3.181,53 Ton. Tingkat peramalan produksi ini ditentukan oleh tingkat bahan baku yang digunakan, pada saat awal musin giling bahan baku masih sulit untuk didapatkan karena tidak semua tebu bisa digiling. Selain itu pada akhir musim giling tebu juga sulit didapatkan karena tebu yang siap digiling sudah mulai habis, salah satu yang menyebabkan tebu pada akhir musim giling ini habis adalah banyaknya petani yang mengirimkan tebu kepada pabrik gula merah yang berada di Kabupaten Tulungagung
Tingkat Kerentanan Petani Mangga Podang Melalui Pendekatan Sustainable Livelihood Di Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri Demmy Filsafa Ratna Putra; Dwi Retno Andriani; Fadli Mulyadi
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2022.006.04.12

Abstract

Kondisi kerentanan rumah tangga petani efek dari adanya perubahan iklim. Hal tersebut dikarenakan intensitas hujan yang tidak menentu dalam 2 tahun terakhir. Pernyataan diatas sesuai dengan kondisi lapang, bahwa perubahan iklim berdampak pada proses pembungaan yang tidak maksimal sehingga produksi manga podang menjadi turun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan penghidupan petani manga podang di Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan model survei, melalui penggalian data menggunakan kuisioner. Alat analisis dengan pendekatan kuantitatif berupa livelihood vulnerability index (LVI) untuk mengetahui sejauh mana tingkat kerentanan melalui sustainable livelihood framework (SLF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 modal utama dalam analisis  livelihood vulnerability index (LVI) yaitu modal manusia (48,81 %), modal sosial  (41.42%), modal fisik (63.33) modal alam (51.42 %) dan modal finansial (44,83 %). Tingkat kerentanan dari ke-5 modal, maka modal yang paling rentan dalam menunjang pengembangan usahatani mangga podang di Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri adalah modal fisik.