Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN TELUR CACING PADA LALAPAN KUBIS DI WARUNG MAKAN SARI LAUT SEPANJANG JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KOTA MAKASSAR Haderiah haderiah; Febriyanti Ramadhani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1151

Abstract

Penerapan higiene sanitasi yang buruk sering ditemukan pada pedagang makanan seperti kurangnya penerapan higiene personal penjamah, cara pengolahan, penyimpanan dan penyajian yang kurang baik terutama pada saat akan mengolah sayuran seperti lalapan sehingga masyarakat perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi lalapan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi dengan keberadaan telur cacing pada lalapan kubis di warung makan sari laut sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel bebas dan variabel terikat dibandingkan secara bersamaan untuk mengetahui hubungan antara variable – variable tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan higiene personal penjamah dengan keberadaan telur cacing (sig = 0,683 ; t hitung = 0,411), ada hubungan pengolahan dengan keberadaan telur cacing (sig = 0,038 ; t hitung = 2,138), tidak ada hubungan penyimpanan makanan dengan keberadaan telur cacing (sig = 0,767 ; t hitung = 0,298), dan tidak ada hubungan penyajian dengan keberadaan telur cacing (sig = 0,785 ; t hitung = 0,275). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan pengolahan dengan keberadaan telur cacing, dan tidak ada hubungan higiene personal penjamah, penyimpanan, dan penyajian makanan dengan keberadaan telur cacing pada lalapan kubis. Saran bagi penjamah makanan agar menjaga kebersihan diri, kebersihan tempat, peralatan dan bahan sayuran kubis pada saat pengolahan.Kata Kunci : Higiene personal penjamah, sanitasi makanan, telur cacing, lalapan kubis.
GAMBARAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA PENTOL GORENG DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN GOWA haderiah haderiah; Nurindah Sari
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1212

Abstract

Pentol goreng adalah sebutan untuk sejenis jajanan yang  berbentuk bakso yang dijual di Depan Sekolah Dasar. Hal tersebut memudahkan pentol goreng terkontaminasi dengan bakteri yang terbawah dengan debuh yang hinggap dimakanan (Pentol Goreng) bakteri merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit.Tujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri Angka Lempeng Total(ALT) pada pentol goreng di Sekolah Dasar di Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Penelitian ini merupakan observasional dengan pendekatan deskriptif yang akan memberikan gambaran tentang kualitas bakteriologis Angka Lempeng Total (ALT) pada pentol goreng pada Sekolah Dasar Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Dengan jumlah sampel sebanyak 7 penjual pentol goreng.Hasil penelitian ini dengan jumlah sampel sebanyak 7 sampel diperoleh hanya 1 sampel pentol goreng yang memenuhi syarat menurut SNI 7388 tahun 2009 Tentang Batasan Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan.Dapat disimpulkan bahwa uji laboratorium yang telah dilakukan pada pentol goreng yang dijual di Kabupaten Gowa maka diperoleh hasil postif  mengandung jumlah kuman pada pentol goreng. Diharapkan pada seluruh penjual pentol goreng yang ada di Sekolah Dasar Kecamatan barombong Kabupaten Gowa agar menjaga kebersiahan hygiene dan sanitasi dengan baik. Kunci : Pentol Goreng, Hygiene Sanitasi, Angka Lempeng Total
PERILAKU PENJAMAH MAKANAN DALAM PENERAPAN HIGENE DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN DI RSUD ANDI MAKKASAU KOTA PAREPARE Haderiah Haderiah; St. Khadijah Djawad
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 1 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i1.2712

Abstract

Perilaku penjamah makanan yang kurang mengindahkan praktek pengolahan makanan yang memenuhi kaidah higienitas merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya bahaya pada makanan. Prinsip higiene dan sanitasi dalam suatu penyelenggaraan makanan meliputi bahan makanan, tenaga penjamah makanan, prosedur kerja, sarana fisik dan lingkungan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan, penggunaan bahan makanan, fasilitas penyehatan serta cara pengawasan dalam prosedur kerja. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui perilaku penjamah makanan meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan penjamah makanan dalam penerapan higiene dan sanitasi pengolahan makanan serta kondisi sanitasi peralatan dan tempat pengelolaan makanan di Instalasi Gizi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare. Adapun hasil penelitian ini yaitu penjamah memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi sebanyak 9 orang (53%), sebanyak 9 orang (53%) memiliki sikap yang baik , sebanyak 12 orang (71%) memiliki tindakan yang baik dalam penerapan higiene dan sanitasi pengolahan makanan serta kondisi sanitasi peralatan dan tempat pengolahan makanan dalam keadaan baik dengan persentase 91%.Berdasarkan data hasil penilitian, disarankan kepada pengelola instalasi gizi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare agar meningkatkan kegiatan pelatihan dan pembinaan khusus kepada penjamah mengenai bagaimana penerapan higiene dan sanitasi pengolahan makanan dengan baik dan benar serta melakukan pengawasan terkait penggunaan Alat Pelindung Diri pada penjamah makanan.Kata Kunci : Perilaku Penjamah Makanan, Higiene Sanitasi Pengolahan Makanan.
GAMBARAN HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS PADA AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR Sukmawati Sukmawati; Wahyuni Sahani; Haderiah Haderiah
GLOBAL HEALTH SCIENCE Vol 3, No 2 (2018): Juni 2018
Publisher : Communication and Social Dinamics (CSD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.084 KB) | DOI: 10.33846/ghs.v3i2.200

Abstract

Air merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting, agar tetap sehat air minum harus memenuhi persyaratan biologis sesuai Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010. Untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat, pemilihan air minum isi ulang menjadi salah satu alternatif karena harganya murah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan higiene sanitasi dan kualitas bakteriologis air minum isi ulang di Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah depot yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi (kelaikan fisik) yaitu sebanyak 7 (58,3%) depot dan yang memenuhi syarat sebanyak 5 (41,7%) depot. Berdasarkan uji laboratorium 9 (75%) sampel air baku tidak memenuhi syarat dengan jumlah bakteri berkisar 4 sampai lebih besar 2400 /100 ml. Untuk sampel air minum isi ulang 9 (75%) tidak memenuhi syarat dan jumlah bakteri yang ditemukan bakteri coliform berkisar 0 sampai lebih besar 240 /100 ml. Dapat disimpulkan bahwa kualitas air minum isi ulang yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor higiene sanitasi seperti, lokasi dan bangunan, sarana pengolahan, fasilitas sanitasi, higiene karyawan, dan air baku. Kata kunci: Higiene, Sanitasi, Air minum isi ulang
Kemampuan Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus L. Merr) Dalam Mematikan Jentik Nyamuk Culex sp Marlita Pasinggi; Erlani Erlani; Haderiah Haderiah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 2 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i2.2905

Abstract

ABSTRACTCulex sp mosquitoes are known as a type of mosquito vector that can transmit filariasis. Filariasis (elephantiasis) is a disease caused by filarial worms. Control to reduce mosquitoes so far is still focused on chemical control which has a negative impact on the environment, it is necessary to develop the use of pesticides that are environmentally friendly and easily biodegradable.The purpose of this study was to determine the ability of pineapple peel extract to kill Culex sp. This type of research is experimental research. The sample in this study was 20 Culex sp larvae per treatment, so the total larvae used were 300 larvae which would be exposed to pineapple peel extract with concentrations of 1%, 2%, 3% and 4%, whose mortality was calculated every 60 minutes for 3 hours, with 3 repetitions.The results showed that pineapple peel extract at a concentration of 1% was able to kill Culex sp larvae with a mortality percentage of 25%, a concentration of 2% with a mortality percentage of 30%, a concentration of 3% with a mortality percentage of 35%, while at a concentration of 4% it was able to kill 12 larvae. which is the highest percentage of deaths with a mortality percentage of 60%.The conclusion of this study was that pineapple peel extract was only able to kill Culex sp larvae up to 60% so it was not said to be effectivebecause it had not killed larvae up to 80%.
Indonesia Hidayat; La Taha; Haderiah; Putri Noviyanti
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 8 No 3 (2022): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fatigue is a condition in which a person feels very tired, tired or sleepy due to lack of sleep, prolonged physical and mental work, or feelings of excessive stress and anxiety. Boring or repetitive work can increase feelings of fatigue (Canadian Center for OHS, 5 2012). This study aims to determine the factor of work fatigue on inter-district bus drivers at the Manggala Trans Tana Toraja Otobus Company. This type of research is an analytical observational study with a cross sectional approach to determine the analysis of work fatigue factors on inter-district bus drivers in Tana Toraja. In collecting data, using questionnaires or interviews, for the main driver and the auxiliary bus driver for the Toraja-Makassar and Makassar-Toraja routes, the source of the data was obtained from respondents, namely people who responded or answered the researcher's questions, both written and oral questions. Based on the four variables studied, it shows the results of the work fatigue factor for inter-district bus drivers, namely there is no relationship between age and work fatigue for bus drivers, there is a relationship between driving duration and work fatigue for bus drivers, there is no relationship between working period and work fatigue for bus drivers. , and there is a relationship between sleep quantity and work fatigue on bus drivers at the Mangala Trans Autobus Company. Keywords: work fatigue, age, driving duration, working period, sleep quantity
Evaluation of the PHBS Program For 2018, 2019, and 2020 In Masalle Village, Enrekang Regency Haderiah Haderiah; Muhammad Ikbal Arif; La Taha La Taha; Sulasmi Sulasmi; Hidayat Hidayat
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2167.846 KB) | DOI: 10.59188/eduvest.v2i2.351

Abstract

PHBS is all healthy behaviors that are carried out on the basis of awareness to help themselves and family members in the health sector and can play an active role in carrying out public health activities. Clean culture is a reflection of people's attitudes and behavior in maintaining and maintaining personal and environmental hygiene in everyday life. The PHBS indicators that are the center of this research are healthy latrines, clean water supply, hand washing with soap, and smoking habits.This study aims to evaluate the PHBS program in the village of Masalle, Enrekang Regency. This type of research is a descriptive research which describes, discloses and presents what is in accordance with the data and facts regarding the PHBS program that has been launched. The number of samples was 4 PHBS indicators, namely healthy latrines, clean water supply, washing hands with soap, and smoking habits.The results obtained from the results of the PHBS study in Masalle Village, namely in 2018, the indicators for healthy latrines were 94.0%, PAB was 100%, CTPS was 99.1%, smoking habits were 53.3%. In 2019 the indicators for healthy latrines were 94.8%, PAB was 100%, CTPS was 100%, smoking habits were 53.3%. In 2020 the indicators for healthy latrines are 95.3%, PAB is, CTPS is 100%, smoking habits are 53.3%.
KANDUNGAN KLORIN PADA BERAS DI PASAR TRADISIONAL SIDRAP Rafidah Rafidah; Chalina Diza Azzahrah; Haderiah Haderiah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i1.415

Abstract

Beras merupakan suatu bahan pokok makanan yang berguna sebagai sumber energy tubuh manusia. Dari khasiat yang terkandung pada beras, tidak produsen menggunakan bahan tambahan pangan dengan tujuan memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur, cita rasa, dan warna. Salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang ditambahkan pada beras adalah klorin. Penambahan klorin ini bertujuan agar beras yang standar medium terlihat seperti beras yang berkualitas super. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya Zat Klorin pada beras Medium dan Premium yang Dijual Di Pasar Tradisional Sidrap.Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan uji pemeriksaan laboratorium. Sampel yang akan diteliti sebanyak 25 sampel. Hasil penelitian yang menunjukkan dari 25 sampel beras yang diperiksa negative mengandung klorin. Dan hasil observasi pedagang beras yaitu sumber beras berasal dari pabrik, lama penjualan yaitu 2 – 3 minggu, 4 pedagang melakukan pengolahan beras seperti mencuci kembali sisa beras. Kesimpulan bahwa dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada 25 sampel beras yang beredar di pasar tradisional di Kabupaten Sidrap membuktikan bahwa beras tersebut negatif mengandung klorin. Kata kunci : Beras, Klorin
KANDUNGAN KLORIN PADA BERAS DI PASAR TRADISIONAL SIDRAP Rafidah, Rafidah; Azzahrah, Chalina Diza; Haderiah, Haderiah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i1.415

Abstract

Beras merupakan suatu bahan pokok makanan yang berguna sebagai sumber energy tubuh manusia. Dari khasiat yang terkandung pada beras, tidak produsen menggunakan bahan tambahan pangan dengan tujuan memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur, cita rasa, dan warna. Salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang ditambahkan pada beras adalah klorin. Penambahan klorin ini bertujuan agar beras yang standar medium terlihat seperti beras yang berkualitas super. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya Zat Klorin pada beras Medium dan Premium yang Dijual Di Pasar Tradisional Sidrap.Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan uji pemeriksaan laboratorium. Sampel yang akan diteliti sebanyak 25 sampel. Hasil penelitian yang menunjukkan dari 25 sampel beras yang diperiksa negative mengandung klorin. Dan hasil observasi pedagang beras yaitu sumber beras berasal dari pabrik, lama penjualan yaitu 2 – 3 minggu, 4 pedagang melakukan pengolahan beras seperti mencuci kembali sisa beras. Kesimpulan bahwa dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada 25 sampel beras yang beredar di pasar tradisional di Kabupaten Sidrap membuktikan bahwa beras tersebut negatif mengandung klorin. Kata kunci : Beras, Klorin
Analisis Korelasi Antara Implementasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 2 dan 3 dengan Tingkat Kejadian Diare di Desa Lagego, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur Hasta, Meisya; Hidayat, Hidayat; Sulasmi, Sulasmi; Haderiah, Haderiah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 1 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i1.475

Abstract

Diarrhea is having three or more bowel movements a day with the consistency of loose stools which may be accompanied by vomiting or bloody stools.This study aims to determine the relationship between the implementation of Community-Based Total Sanitation (STBM) Pillars 2 and 3 with the incidence of diarrhea in Lagego Village, Burau District, East Luwu Regency. This type of research is analytic observational with a cross-sectional approach, that is going directly to the field using a questionnaire to the causal relationship between the two variables on an observational basis. The Result of this study indicate that 56 respondents have not implemented STBM pillar 2 and 30 respondents have implementes STBM pillar 2. As for the implementation of STBM pillar 3, there are 11 respondents who have not implemented STBM pillar 3 and 47 respondents who have implemented STBM pillar 3. The results of the analysis show that there is a relationship between the application of community-based total sanitation (STBM) pillar 2 with the incidence of diarrhea (p=0.000<0.05) and pillar 3 with the incidence of diarrhea (p=0.001<0.05). This is because the community still considers the behavior of washing hands with soap and the management of household food drinking water not included in things that are very important to do. Marry people especially those in the research locations have not implemented the STBM Pillars 2 and 3, so there are still many people who suffer from diarrhea. So that the community is advised to be able to apply STBM Pillar 2 (washing hands with soap) and Pillar 3 (management of household food drinking water) programs to avoid the occurence of diarrheal diseases.  Keywords : Community Based Total Sanitation, Pillars 3 and 3 STBM, Diarrhar