Claim Missing Document
Check
Articles

TAMAN EDUKASI DI MANADO. Arsitektur Organik Bayu Maasawet; Frits O. P. Siregar; Rieneke L. E. Sela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23958

Abstract

Manado merupakan ibukota provinsi Sulawesi Utara dengan penduduk yang cukup banyak yang menjadikan kota Manado sebagai pusat kegiatan dan  juga sebagai tolak ukur atas kemajuan provinsi Sulawesi Utara dan negara Indonesia baik di bidang ekonomi, fasilitas, kekayaan alam, pendidikan dan sebagainya. Dalam tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dan menghadirkan suatu fasilitas edukasi yang menarik, rekreatif, yang dapat memberikan pengalaman edukasi dengan hubungan langsung dengan alam. Maka suatu fasilitas wahana wisata edukasi dengan tema organik yang mengoptimalkan hubungan serta keharmonisan antara manusia, bangunan, dan alam, merupakan suatu cara untuk menarik masyarakat untuk dapat menikmati edukasi non formal dengan cara berbeda dan lebih menarik. Metode yang digunakan merupakan metode perancangan dengan pendekatan Arsitektur Organik untuk dapat mengoptimalkan hubungan objek rancangan dengan  alam yang berada disekitar objek rancangan tersebut. Tujuan dari perancangan ini adalah agar dapat menghadirkan suatu fasilitas edukasi yang memiliki daya tarik bagi masyarakat luas dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan terlebih khusus di daerah yang akan dibangun fasilitas tersebut yaitu kota Manado.  Kata Kunci: Taman Edukasi, Arsitektur Organik, Manado
TALAUD BEACH RESORT. Eko Arsitektur Chesar Rumegang; Linda Tondobala; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25056

Abstract

Resort merupakan fasilitas akomodasi yang dibangun di tempat-tempat wisata. Tujuan pembagunan hotel semacam ini tentunya adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktifitas wisata.  Beach Resort merupakan resort yang terletak di daerah pantai, mengutamakan potensi alam dan laut sebagai daya tariknya. Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah yang terletak di Provinsi Suawesi Utara yang saat ini sedang dalam proses perkembangan dalam sektor pariwisata. Akomodasi penginapan dengan jumlah yang masih sedikit dalam menujang para wisatawan yang datang menjadikan sebuah masalah bagi pemerintah setempat.                        Tujuan perancangan Talaud Beach Resort ini adalah untuk menanggapi pertumbuhan perkembangan parawisata Kabupaten Kepulauan Talaud dengan cara mendesain suatu sarana akomodasi yang dapat mendukung perkembangan parawisata di Kabupaten Kepulauan Talaud. Proses perancangan Talaud Beach Resort dimulai dari metode pengumpulan data, studi literatur serta studi komparasi kemudian di analisis. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Resort, tipe dan syarat hotel, pedoman perencanaan hotel resort kemudian  tinjauan eko-arsitektur dalam mengkaji prinsip-prinsip eko-arsitektur yang diangkat dalam tema ini, dilanjutkan dengan analisis. Analisis-analisis sebagai berikut: analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis kebutuhan ruang, analisis besaran ruang, dan analisis tapak. Seluruh hasil kajian dituangkan dalam bentuk program ruang dan konsep-konsep perancangan yang diaplikasikan ke dalam desain yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar-gambar arsitektur.Dengan demikian perancangan Talaud Beach Resort menjadi sebagai suatu solusi perancangan dalam menanggapi permasalahan yang ada di sektor parawisata Kabupaten Kepulauan Talaud  dengan hasil akhir penerapan tematik pada konsep dan menghasilkan gambar gambaran perancangan berupa rencana tapak, lay out, denah bangunan, tampak bangunan, interior bangunan, exterior bangunan, yang menerapkan tema Eko-Arsitektur.Kata Kunci: Resort, Beach Resort, Kab.Kep.Talaud, Eko-Arsitektur
HOTEL RESORT DI BATU ANGUS KOTA BITUNG. Arsitektur Post Modern: Neo Vernakular Alfredo D. Angkouw; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25548

Abstract

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, peranan sektor pariwisata dalam menciptakan output pereokonomian dan PDB tahun 2015 mencapai 5.57% dan 5.47% sedangkan di tahun 2016 kontribusi pariwisata dalam output dan PDB Indonesia mencapai 5.89% dan 5.82%. Kota Bitung adalah sebuah Kota di provinsi Sulawesi Utara  yang memiliki potensi pariwisata yang indah. Peningkatan kunjungan wisatawan yang tidak dibarengi dengan peningkatan sarana penunjang pariwisata serta belum adanya sarana akomodasi yang representative di Kota Bitung. Hotel Resort merupakan salah satu sarana pokok dalam menyediakan penginapan dan sarana rekreasi. Perancangan Hotel Resort di Batu Angus Kota Bitung dengan tema ArsitekturPost modern : Neo Vernakular adalah penerapan elemen arsitektur yang telah ada baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosofi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyak mengalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat. Kata Kunci :    Pariwisata, Hotel Resort, Batu Angus Kota Bitung, Post Modern Architechture, Neo Vernacular
WEDDING RESORT DI TOMOHON. Arsitektur Organik Jeniffer G. Tumober; Frits O. P. Siregar; Pierre H. Gosal
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.28599

Abstract

Pernikahan adalah suatu peristiwa penting dalam hidup dimana pesta pernikahan harus dirayakan dengan sukses, indah, dan meriah. Tentunya dibalik keberhasilan suatu pesta pernikahan tersebut, memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk mempersiapkannya. Kota Tomohon adalah salah satu kota di Sulawesi Utara yang mempunyai potensi alam dari bentuk wilayah, iklim serta hasil – hasil alam menjadi daya tarik kalangan masyarakat luas untuk mengenal wilayah tersebut, namun dalam hal pelayanan pernikahan di kota tomohon belum memiliki sebuah wadah yang lengkap untuk mempersiapkan pernikahan berupa fasilitas penginapan, persiapan pernikahan, pesta pernikahan dan bulan madu yang belum representatif. Oleh karena itu pentingnya kebutuhan akan suatu wadah yang menyediakan seluruh aktifitas pernikahan yang mudah lengkap dan terpusat. Maka dari itu munculah wadah yang menampung segala yang bersangkutan dengan pernikahan yaitu Wedding Resort. Konsep yang akan digunakan dalam mendesain Wedding Resort ini yaitu Arsitektur Organik, dengan alasan menyesuaikan dengan alam dan lingkungan sekitar. Pendekatan tema Arsitektur Organik diharapkan dapat memberi kesan yang alami dengan ciri bangunan yang terinspirasi dari bentukan alam, adanya pengulangan, elastis, lentur, mengikuti aliran, unik sehingga Wedding Resort ini menjadi icon baru di Kota Tomohon.  Kata Kunci : Wedding Resort, Tomohon, Arsitektur Organik
MUSEUM MUSIK DI MANADO. Arsitektur Metafora Brandon W. Lumi; . Suryono; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.29489

Abstract

Perancangan museum musik, dilatarbelakangi dengan merespon sebuah fenomena untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap Museum Musik. Museum Musik tersebut sebagai salah satu fasilitas yang menyediakan informasi untuk mendukung budaya belajar masyarakat terhadap musik dalam negeri maupun luar negeri terutama musik tradisional. Sebuah Museum Musik dapat menjadi tempat menarik bagi semua kalangan masyarakat, khususnya anak-anak muda. Perancangan Museum Musik ini bertujuan mewadahi minat masyarakat yang mencari informasi dan pengetahuan di sekitar mereka. Pendekatan perancangan yang digunakan adalah Arsitektur Metafora, diharapkan perancangan Museum Musik tersebut akan mengubah pola pikir masyarakat terhadap museum serta musik Indonesia, menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan lebih meminati akan musik dalam negeri. Dengan prinsip-prinsip diambil dari pendekatan Arsitektur Metafora nantinya akan digunakan dalam proses merancang sehingga menemukan rumusan konsep rancangan yang berbeda dan menghadirkan makna museum yang dapat menaarik minat masyarakat untuk berkunjung.Kata Kunci : Museum Musik , Arsitektur Metafora, Musik Indonesia
CREATIVE HUB DI KOTA MANADO. Biophilic Design Belinda A. M. Rorimpandey; Jefrey I. Kindangen; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.29638

Abstract

Antusiasme perkembangan Industri 4.0 di Indonesia membuat Kota Manado juga terseret dengan arus perkembangan ini. Keanekaragaman budaya dan seni yang ada di Indonesia dan khususnya di Kota Manado dapat mempengaruhi potensi kreatif yang timbul pada masyarakat. Kota Manado merupakan salah satu kota yang mampu menarik investasi luar negeri maupun domestik di Indonesia, serta berusaha semakin baik yang disertai dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia dalam mengadopsi teknologi. Untuk membantu para pelaku industri kreatif di Kota Manado ini dibutuhkan fasilitas yang memadai yang bisa memfasilitasi melalui pendidikan, marketing, dan networking sehingga dihadirkanlah Creative Hub. Aktifitas-aktifitas dalam Creative Hub menyatukan bakat, keterampilan dan disiplin pelaku-pelaku kreatif dalam suatu komunitas kreatif lokal. Creative Hub membentuk suatu jaringan yang menggerakkan pertumbuhan industri kreatif dalam level lokal, yang kemudian berlanjut ke level regional. Creative Hub ini diharapkan nantinya menjadi ruang dinamis yang menyediakan lapangan pekerjaan lebih, memperluas layanan pendidikan, kesempatan networking dan pengembangan bisnis, serta menciptakan inovasi dengan lebih intensif dalam industri kreatif. Di Manado terlihat adanya antusiasme generasi mudanya terhadap industri kreatif, yang tercermin dari diselenggarakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan. Penerapan tema Biophilic Design diambil dalam perancangan objek dikarenakan interaksi dan keinginan alami manusia dengan alam yang telah menjadi kebutuhan sehingga bisa menciptakan objek bangunan yang bisa merelaksasikan secara fisiologis (kenyamanan) maupun psikologis (kesehatan & ketenangan) pada pengguna. Creative Hub di Kota Manado dengan pendekatan Biophilic Design ini tidak hanya akan memperhatikan estetika dan fungsional ruang namun juga dapat membantu proses terapi dalam peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara fisik dan mental dengan membina hubungan positif antara manusia dan alam. Kata Kunci: Manado, Creative Hub, Biophilic Design, Pusat Industri Kreatif
TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN DARAT KELAPA DUA DI JAYAPURA. Arsitektur Simbolisme Chintia R. Koagouw; Frits O. P. Siregar; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.29641

Abstract

Terminal merupakan wadah bagi sarana transportasi darat yang merupakan salah satu faktor penting bagi derah-daerah khususnya di papua. Terminal  juga berperan untuk menentukan perkembangan ekonomi di daerah tersebut, oleh karena itu penting bagi setiap daerah di Papua di lengkapi dengan infrastruktur yang menyediakan sarana transportasi darat. Selain untuk menunjang perekonomian daerah, ketersediaanya sarana pra sarana transportasi darat juga penting untuk menunjang kebutuhan masyarakan sehari-hari. Selain untuk menunjang dari segi ekonomi, Terminal juga sangat berperan untuk menunjang kelancaran transportasi antar kota dan kabupaten, dan merupakan pintu masuk darat bagi suatu daerah dan menjadi icon daerah tersebut. Dengan menggunakan pendekatan Arsitektur Simbolisme diharapkan dapat menghadirkan terminal dengan perpaduan fungsi, visual yang kreatif dan fasilitas yang baik sehingga memberikan kenyamanan dalam penggunannya. Kata kunci : Terminal, Jayapura, Arsitektur Simbolisme.
PUSAT WISATA KULINER DI MANADO. Arsitektur Organik Frigia M. Langi; . Sangkertadi; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.30153

Abstract

Wisata Kuliner saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup pada hampir seluruh lapisan masyarakat. Kota Manado sendiri sudah di kenal sebagai salah satu p usat kuliner nusantara, hal ini dikarenakan Kota Manado memiliki sangat banyak tempat makan. Pusat Wisata Kuliner di Manado dapat di definisikan sebagai suatu kawasan kuliner dengan sarana edukasi, rekreasi, dan informasi tentang kuliner. Dimana  pengunjung dan wisatawan  dapat memenuhi dan  menikmati berbagai wisata kuliner yang mampu mencerminkan budaya dan ciri khas Kota Manado. Maka penulis terinspirasi untuk merencanakan pembangungan Pusat Wisata Kuliner di Manado ini di rancang untuk mewadahi, menyempurnakan dan melengkapi berbagai kekurangan dari kawasan wisata kuliner yang sudah ada sebelumnya seperti kurangnya perancangan pada ruang luar dan tidak menerapkan tema arsitektur untuk menunjang perancangan lebih baik.Dengan menggunakan tema Arsitektur Organik, perancangan Pusat Wisata Kuliner di Manado ini sebagai suatu proses kemajuan dalam hal keindahan tidak hanya menekankan pada bentuk, struktur, dan segi ekonomis saja, tetapi keselarasan dengan lingkungan dan alam sekitarnya merupakan bagian yang menjadi pertimbangan dalam merancang bangunan. Arsirektur organik juga sebuah konsep arsitektur yang memadukan antara ruang dan bentuk dan juga konsep bangunan dimana manusia bisa tetap menyatu dengan alam tanpa kehilangan unsur modern-nya.Kata Kunci: Kota Manado, Pusat Wisata Kuliner, Arsitektur Organik
PUSAT SENI DAN KERAJINAN SULAWESI UTARA DI MANADO. Arsitektur Neo Vernakular Sjeren A. Saroinsong; Dwight M. Rondonuwu; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.30165

Abstract

Keberadaan seni  dan kerajinan dalam kehidupan manusia merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan. Seni dan kerajinan  selalu tumbuh dan berkembang sejalan dengan kehidupan manusianya, serta memiliki arti penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Seni dan kerajinan terlahir sebagai ekspresi diri dari dalam jiwa manusia yang dinamis dan menyatu. Seni dan kerajinan sendiri dapat diekspresikan dengan berbagai macam cara dan media. Dengan menggunakan tema Arsitektur Neo Vernakular, perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Sulawesi Utara dibuat dengan mengaplikasikan budaya yang ada salah satunya dengan menerapkan salah satu alat musik tradisional Minahasa yaitu musik bambu dalam pola atap bangunan yang direncanakan dengan gaya masa kini atau modern. Tujuan dari perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Sulawesi Utara  adalah untuk menghadirkan  suatu wadah yang dapat menampung dan menunjang berbagai aktivitas seni dan kerajinan Sulawesi Utara di Kota Manado yang terpusat serta bersifat edukatif, dan rekreatif bagi para seniman, pengrajin, pelajar, masyarakat , dan tak menutup kemungkinan bagi para wisatawan-wisatawan asing yang datang. Metode perancangan ini menggunakan metode proses desain John Zeisel dengan pendekatan perancangan terhadap 3 point utama yaitu, pendekatan terhadap tipologi, pendekatan terhadap tema dan pendekatan terhadap kajian tapak dan lingkungan. Sehingga menghasilkan suatu desain berupa layout plan, site plan, denah, tampak bangunan, potongan bangunan, detail, utilitas bangunan , spot interior, spot eksterior dan gambar perspektif.Kata Kunci: Pusat Seni dan Kerajinan, Arsitektur Neo Vernakular, Sulawesi Utara 
RUMAH RAMAH LANSIA DI MANADO. Arsitektur Perilaku Prity G. Luly; Sonny Tilaar; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.31006

Abstract

Rumah Ramah Lansia merupakan Orang Lanjut usia yang terlantar dalam  masalah gejala sosial yang sudah lama hadir ditengah kita. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 19 tahun 2012 tentang pedoman pelayanan sosial lanjut usia mendefinisikan bahwa lanjut usia terlantar adalah orang yang berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosialnya. Dengan adanya Rumah Ramah Lansia ini menjadi salah satu alternatif tempat tinggal bagi lansia. Kesibukan anggota keluarga yang semakin tinggi serta adanya perubahan pola hidup keluarga di kota besar dari extended family menjadi nuclear family, memperkuat alasan lansia untuk tinggal di Rumah Ramah Lansia. Ruamah Ramah Lansia dipilih karena dianggap mampu memenuhi berbagai kebutuhan lansia misalnya perawatan kesehatan dari tenaga profesional, serta adanya pelayanan intensif dari pengurus Rumah Ramah Lansia. Melihat Kurangnya fasilitas Rumah Ramah Lansia di Manado yang dapat menampung para lansia untuk berlindung, maka penulis terinspirasi untuk merencanakan pembangunan Rumah Ramah Lansia di Manado, tepatnya di Ring Road 2 kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara. Dengan menggunakan tema Arsitektur Perilaku, perancangan Rumah Ramah Lansia di Manado di buat dengan melihat karakter dan menekankan pada aspek kenyamanan fisik, aspek psikologi juga ditekankan. Kata kunci : Rumah Ramah Lansia, Arsitektur Perilaku , Kecamatan Mapanget, Sulawesi Utara.