Status gizi siswa sangat penting karena mempengaruhi pertumbuhan, daya tahan tubuh, dan produktivitas belajar. Salah satu faktor yang dapat memmengaruhi status gizi adalah asupan zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Ketidakseimbangan asupan gizi dapat menyebabkan gangguan gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih. Observasi awal di SMA Negeri 1 Langowan menunjukkan terdapat siswa yang memiliki status gizi kurang, gizi baik, gizi lebih, dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi makro dengan status gizi siswa. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain potong lintang dengan sampel sebanyak 110 siswa kelas 10 dan 11 yang dipilih secara simple random sampling. Data diperoleh melalui wawancara food recall 2x24 jam untuk menilai asupan makanan dan pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut usia (IMT/U) untuk mengetahui status gizi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Koefisien Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 64,5% siswa memiliki status gizi baik. Sebanyak 67,3% siswa memiliki asupan karbohidrat yang cukup, 57,3% memiliki asupan protein yang cukup, dan 54,5% memiliki asupan lemak yang cukup. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi (r = 0,469) dan (p = 0,000), protein dengan status gizi (r = 0,395) (p = 0,000), dan lemak dengan status gizi (r = 0,385) (p = 0,000). Terdapat hubungan antara asupan karbohidrat, protein, dan lemak dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 1 Langowan.