Nanang Indardi, Nanang
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Semarang-Indonesia, Gedung F1 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp (024)8508007. Fax.8508007

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Perbedaan Kadar Kolesterol HDL pada Latihan Aerobik yang Diberikan Madu dan Tanpa Madu Indardi, Nanang
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aimed to determine the effect of aerobic exercise run 2.4 km and supplemented honey 50 g of differences HDL cholesterol (High Density Lipoprotein). This study is an intervention study with RCTs (randomizedcontrolled clinical trials). A total of 30 male subjects were randomly selected from the Faculty of Sport Science students aged 18-23 years. Subjects were divided into 2 groups, treatment group 1 (n = 15) were given only aerobic exercise running 2.4 km; treatment group 2 (n = 15) were given aerobic exercise running 2.4 km and honey 50 g for 1 month, 3 times / week. To analyze differences in HDL cholesterol changes on two groups of Independent T test analysis was used. Results: There were significant differences in HDL cholesterol difference between the treatment groups (aerobic exercise running 2.4 km and supplemented honey 50 g) in the control group (aerobic training running 2.4 km). Conclusion: Aerobic exercise of running 2.4 km and effect supplemented honey for increasing on HDL cholesterol.
Latihan Fleksi Telapak Kaki dengan Kinesio Taping pada Fleksibel Flat Foot Indardi, Nanang
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan fleksi telapak kaki tanpa kinesio taping dan dengan penambahan kinesio taping pada otot terhadap keseimbangan pada penderita fleksibel flat foot. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre and post-test group. Populasi penelitian siswa SD Negeri 2 Ceporan Kabupaten Klaten, sampel 20 siswa usia 6-12 th yang memiliki flat foot. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis data menggunakan uji t-test. Hasil penelitian untuk kelompok A (latihan keseimbangan tanpa kinesio taping) pre-test 18,1 ±18,5 detik sedang p ost-test rata-rata 18,3±28,01 detik, t=0,15, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan fleksi telapak kaki tanpa kinesio taping terhadap peningkatan keseimbangan pada penderita flat foot. Sedangkan untuk kelompok B (latihan keseimbangan dengan kinesio taping) rata-rata kesimbangan 17,9±18,5 detik dan post-test 24,3±27,3 detik, t=4,47 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan fleksi telapak kaki menggunakan kinesio taping terhadap peningkatan keseimbangan pada penderita fleksibel flat foot. Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh latihan fleksi telapak kaki tanpa kinesio taping dan latihan fleksi telapak kaki menggunakan kinesio taping terhadap peningkatan keseimbangan pada penderita fleksibel flat foot. Dimana hasilnya latihan fleksi telapak kaki menggunaan kinesio taping lebih baik dari pada latihan fleksi telapak kaki tanpa kinesio taping.
Perbedaan Kadar Kolesterol HDL pada Latihan Aerobik yang Diberikan Madu dan Tanpa Madu Indardi, Nanang
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 4, No 1 (2014): July 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/miki.v4i1.4387

Abstract

The aimed to determine the effect of aerobic exercise run 2.4 km and supplemented honey 50 g of differences HDL cholesterol (High Density Lipoprotein). This study is an intervention study with RCTs (randomizedcontrolled clinical trials). A total of 30 male subjects were randomly selected from the Faculty of Sport Science students aged 18-23 years. Subjects were divided into 2 groups, treatment group 1 (n = 15) were given only aerobic exercise running 2.4 km; treatment group 2 (n = 15) were given aerobic exercise running 2.4 km and honey 50 g for 1 month, 3 times / week. To analyze differences in HDL cholesterol changes on two groups of Independent T test analysis was used. Results: There were significant differences in HDL cholesterol difference between the treatment groups (aerobic exercise running 2.4 km and supplemented honey 50 g) in the control group (aerobic training running 2.4 km). Conclusion: Aerobic exercise of running 2.4 km and effect supplemented honey for increasing on HDL cholesterol.
Latihan Fleksi Telapak Kaki dengan Kinesio Taping pada Fleksibel Flat Foot Indardi, Nanang
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 4, No 2 (2014): December 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/miki.v4i2.5229

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan fleksi telapak kaki tanpa kinesio taping dan dengan penambahan kinesio taping pada otot terhadap keseimbangan pada penderita fleksibel flat foot. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre and post-test group. Populasi penelitian siswa SD Negeri 2 Ceporan Kabupaten Klaten, sampel 20 siswa usia 6-12 th yang memiliki flat foot. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis data menggunakan uji t-test. Hasil penelitian untuk kelompok A (latihan keseimbangan tanpa kinesio taping) pre-test 18,1 ±18,5 detik sedang p ost-test rata-rata 18,3±28,01 detik, t=0,15, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan fleksi telapak kaki tanpa kinesio taping terhadap peningkatan keseimbangan pada penderita flat foot. Sedangkan untuk kelompok B (latihan keseimbangan dengan kinesio taping) rata-rata kesimbangan 17,9±18,5 detik dan post-test 24,3±27,3 detik, t=4,47 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan fleksi telapak kaki menggunakan kinesio taping terhadap peningkatan keseimbangan pada penderita fleksibel flat foot. Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh latihan fleksi telapak kaki tanpa kinesio taping dan latihan fleksi telapak kaki menggunakan kinesio taping terhadap peningkatan keseimbangan pada penderita fleksibel flat foot. Dimana hasilnya latihan fleksi telapak kaki menggunaan kinesio taping lebih baik dari pada latihan fleksi telapak kaki tanpa kinesio taping.
Model Pengembangan Wisata Alam Gunung Telomoyo oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kedu Utara Indardi, Nanang; Sahri, Sahri
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 8, No 1 (2018): July 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/miki.v8i1.17518

Abstract

 ABSTRAK Abstrak Gunung Telomoyo merupakan salah satu kekayaan alam yang ada di Kabupaten Magelang dan menjadi destinasi wisata yang belum tergarap secara maksimal. Akses jalan menuju puncak sudah ada, tetapi kondisinya kurang begitu baik. Kondisi inilah yang menyebabkan antusias wisatawan menjadi menurun, padahal potensi alam sekitarnya sangat indah. Penelitian yang dilakukan untuk mengkaji pengembangan wisata alam gunung Telomoyo oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kedu Utara di Kabupaten Magelang. Penelitian ini untuk memudahkan pemetaan tempat garapan wisata sesuai dengan karakteristik dan potensi alam yang ada. Sehingga secara umum aktivitas wisata alam dapat berkembang dan lebih spesifiknya untuk olahraga rekreasi. Pengkajian model pengembangan wisata alam ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tanpa merusak lingkungan. Dampak positif lain yang diharapkan berupa pengembangan  pengetahuan dan managemen wisata alam yang lebih terorganisir dengan baik, serta kecerdasan emosional dalam mengelola karunia Tuhan. Penelitian bersifat eksploratif dan dilaksanakan dalam 3 tahap dengan meliputi observasi, mapping, tata kelola. Observasi dilakukan dengan menggunakan pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan media (gambar, rekaman audio/visual) serta didampingi ahli dan dilakukan berulangkali dengan melibatkan LMDH. Mapping/pemetaan tempat dilakukan dengan memperhatikan potensi alam yang mendukung (kontur tanah, sumber air, luasan lahan, dan lain-lain). Sedang tata kelola diperlukan untuk memastikan kelangsungan managemen wisata alam secara komprehensif dalam jangka waktu yang relatif lama. Kata kunci: pengembangan, wisata alam Telomoyo
Pengembangan Paralayang Ternadi di Kabupaten Kudus Indardi, Nanang; Sahri, Sahri
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 10, No 1 (2020): July 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/miki.v10i1.21480

Abstract

Paralayang sejak tahun 1990an sudah berkembang di Jawa Tengah, namun sampai sekarang perkembangannya masih kalah dengan daerah Jawa Timur dan Jawa Barat. Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengembangan Paralayang Ternadi  sebagai ikon pariwisata udara oleh Pengurus Provinsi Paralayang Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan pemetaan pengembangan tempat paralayang sesuai dengan karakteristik alam setempat dan secara umum aktivitas wisata paralayang dapat berkembang dan menjadi lebih baik sesuai standar operasi prosedur serta keamanan penerbangan. Pengkajian potensi pengembangan paralayang ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan terbang, dan airmanship/tingkah laku, serta menjadi daya tarik wisata udara dalam dunia penerbangan paralayang. Tertatanya potensi pengembangan paralayang dan tata kelola paralayang yang lebih terorganisir dengan baik merupakan dampak positif yang ingin dicapai. Penelitian ini bersifat eksploratif dan dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap dengan meliputi pengamatan lapangan, pemetaan, dan tata kelola. Pengamatan lapangan dilakukan dengan menggunakan pengamatan langsung dengan menggunakan media (gambar, rekaman audio/visual) serta didampingi pakar dan melibatkan lembaga yang berkompeten. Pemetaan tempat dilakukan dengan memperhatikan potensi alam yang mendukung (ketinggian, arah angin, kontur tanah, luasan lahan, sumber air, dan lain-lain). Tata kelola diperlukan untuk memastikan kelangsungan pengembangan paralayang secara menyeluruh dalam kurun waktu yang relatif lama.Paragliding since the 1990s has been developing in Central Java, but until now its development is still inferior to the regions of East Java and West Java. The study was conducted to examine the development of Ternadi Paragliding as an icon of air tourism by the Central Java Paragliding Management. This study aims to facilitate the mapping of the development of paragliding sites in accordance with local natural characteristics and in general paragliding tourism activities can develop and become better according to standard operating procedures and flight safety. The assessment of the potential of paragliding development is expected to be able to improve knowledge, flight ability, and airmanship / behavior, as well as being an attraction for air travel in the world of paragliding flights. The organized potential of the development of paragliding governance that is better organized is a positive impact to be achieved. This research is exploratory and conducted in Kudus Regency. This research was carried out in three phases which included field observations, mapping and governance. Field observations are carried out using direct observations using media (images, audio/visual recordings) and accompanied by experts and involving competent institutions. Site mapping is done by taking into account the supporting natural potential (altitude, wind direction, land contour, land area, water source, etc.). Governance is needed to ensure the continued development of paragliding as a whole in a relatively long period of time.
Analysis of Fitness Center Infrastructure Quality on Visitor Satisfaction Indrawan, Lubis Tri; Mukarromah, Siti Baitul; Sugiarto, Sugiarto; Indardi, Nanang
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 13, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/miki.v13i2.46985

Abstract

Abstract. Visitor satisfaction with infrastructure will demand an increase in the quality and quantity of the Fitness Center which will affect the development. Preliminary study showed that there was increase in visitors from June to October 2020. The infrastructure at the PT Ganesha Mitra Perkasa Fitness Center was more complete than other gyms in Boja District. However, there were several facilities and infrastructures that were less supportive, limited tools, and some tools were poorly maintained. This study aimed to determine the infrastructure management and visitor satisfaction with the infrastructure quality. This research was qualitative research by collecting observation data, interviews, and documentation. Data source used primary dan secondary data. The results showed that the infrastructure management was good because procurement was adjusted to customer needs, evaluation was carried out once a month, and maintenance was carried out every day. Visitors were satisfied with the infrastructure because the price was quite affordable and there was no time limit, the facilities and infrastructure were safe, and if there was a damaged tool it will be evaluated for repair or replacement. The conclusion was the management of infrastructure was good and visitors were satisfied with the existing infrastructure.Abstract in Indonesia. Kepuasan pengunjung terhadap sarana prasarana akan menuntut peningkatan kualitas dan kuantitas Fitness Center sehingga akan berpengaruh terhadap pengembangan tempat tersebut. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa terdapat kenaikan jumlah pengunjung dari bulan Juni sampai Oktober 2020. Sarana prasarana di Fitness Center PT Ganesha Mitra Perkasa lebih lengkap dibandingkan tempat gym lain di Kecamatan Boja. Namun ada beberapa sarana dan prasarana yang kurang mendukung, alat yang terbatas, dan beberapa alat yang kurang terawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen sarana prasarana dan kepuasan pengunjung terhadap kualitas sarana prasarana. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sarana prasarana sudah baik karena perencanaan pengadaan sarana prasarana disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, evaluasi sarana prasarana dilakukan setiap sebulan sekali, dan pemeliharaan dilakukan setiap hari. Pengunjung merasa puas dengan sarana prasarana yang ditawarkan, karena harga cukup terjangkau dan tidak ada batas waktu, sarana dan prasarana aman, dan jika terdapat alat yang rusak akan ditampung dan dilakukan evaluasi untuk perbaikan atau diganti. Kesimpulannya yaitu manajemen sarana prasarana sudah baik dan pengunjung merasa puas dengan sarana prasarana yang ada karena sudah sesuai dengan harapan pengunjung.