Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

History and Relationship of Qur'an Verses to Rebo Wekasan Tradition at the Darul Ulum Islamic Boarding School in Banyuanyar, Pamekasan Romziana, Luthviyah; Lutfi, Lutfi
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 20 No. 1 (2023)
Publisher : South East Asia Regional Intellectual Forum of Qoran Hadith (SEARFIQH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jim.v20i1.17500

Abstract

Rebo Wekasan is a tradition believed by the Indonesian people, especially the Madurese community, who believe that Allah sends calamities and diseases as many as 320,000 in a day. This study aims to discuss the origin of the Rebo Wekasan ritual tradition at Darul Ulum Banyuanyar Islamic Boarding School in Madura and the correlation of Quranic verses written in the Rebo Wekasan amulet with the history of Rebo Wekasan. This research used a qualitative method with a field approach located at Darul Ulum Banyuanyar Islamic Boarding School. The results show that this ritual originated with KH. Abdul Hamid bin Istbat, who performed the ritual, and then the students and the surrounding community followed his example until now. As for the correlation of Quranic verses with the history of Rebo Wekasan, the verses written in the amulet contain the meaning of salvation and a good reward for those who are patient in facing the given test.
PEMBOROSAN MAKANAN DALAM MUKBANG: TINJAUAN AL-QUR’AN TENTANG ISRAF DI ERA DIGITAL Sofiyaturrozibala; Luthviyah Romziana
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 02 (2025): Volume 10 No. 02 Juni 2025 In Build
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i02.25251

Abstract

Fenomena Mukbang sebagai konten digital yang menampilkan seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah besar telah menjadi tren global, termasuk di Indonesia. Namun, praktik ini menimbulkan pertanyaan etis, terutama dalam konteks ajaran Islam yang menekankan kesederhanaan dan larangan terhadap pemborosan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pandangan al-Qur’an terhadap Mukbang dalam kaitannya dengan pemborosan makanan, dan mengkaji konsep israf dalam al-Qur’an dan merelevansikannya dengan fenomena Mukbang sebagai bagian dari budaya digital kontemporer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif dan analisis tematik terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan perilaku Mukbang dan israf menurut al-Qur’an. Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan al-Qur’an terhadap Mukbang dan pemborosan makanan menunjukkan praktik Mukbang terutama yang dilakukan secara berlebihan dan tidak sesuai kebutuhan termasuk dalam kategori israf atau pemborosan yang dilarang dalam Islam. Al-Qur’an secara tegas, seperti dalam QS. Al-A’raf [7]:31 dan QS. Al-Baqarah [2]:168, menekankan pentingnya sikap moderat dalam konsumsi dan melarang perilaku berlebih-lebihan. Selain itu, Mukbang juga dapat menyebarkan gaya hidup tidak sehat, yang bertentangan dengan prinsip Islam tentang menjaga kesehatan sebagai bagian dari tanggung jawab pribadi. Oleh karena itu, meskipun Mukbang berkembang sebagai hiburan modern, dalam pandangan Islam, praktik ini bisa dinilai bertentangan dengan ajaran al-Qur’an yang menekankan keseimbangan, moderasi, dan etika konsumsi.
BUDAYA FLEXING DI MEDIA SOSIAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MENTALITAS MASYARAKAT MUSLIM: PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN PSIKOLOGI SOSIAL Mala Hayati; Luthviyah Romziana
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 02 (2025): Volume 10, Nomor 02 Juni 2025 t
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i02.25280

Abstract

Di era digital seperti sekarang ini, media sosial dapat membawa banyak perubahan yang sangat cepat sehingga dapat menggeser nilai-nilai budaya yang sudah ada. Budaya flexing membawa tantangan besar terhadap umat Muslim yang mengikuti ajaran Al-Qur'an, yaitu untuk menjauhi sikap riya’, ujub, sombong. Tujuan penelitian ini, menganalisis pengertian budaya flexing perspektif Al-Qur’an dan psikologi sosial, dan mengkaji dampak budaya flexing di media sosial terhadap mentalitas masyarakat Muslim, serta mengeksplorasi solusi fenomena budaya flexing menurut Al-Qur’an dan pemikiran Ibnu Sina. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan kepustakaan (library research). Data yang digunakan berupa kitab tafsir, buku, jurnal ilmiah, dan artikel tentang fenomena flexing, psikologi sosial, dan pemikiran Ibnu Sina. Teknik analisis data yang diterapkan adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian yaitu fenomena flexing dalam Al-Qur’an dapat dikaitkan dengan konsep seperti riya' (pamer) dalam QS. An-Nisa’: 38, ‘ujub (membanggakan diri) dalam QS. Al-Hadid: 23, takabbur (kesombongan) dalam QS. Fusshilat:15, dan hubbud dunya (cinta dunia) dalam QS. Al-Hadid:20. Menurut Ibnu Sina, flexing yaitu fenomena dimana seseorang memamerkan kekayaan, pencapaian, atau gaya hidup secara berlebihan untuk mendapatkan pengakuan atau validasi dari orang lain. Dampak budaya flexing yaitu pada individu, flexing merusak akhlak dan spiritualitas, mendorong konsumerisme dan pencarian validasi eksternal. Secara sosial, flexing memperparah ketimpangan, materialisme, dan persaingan tidak sehat. Secara psikologis, flexing memicu FOMO, kecemasan, dan ketidakpuasan. Serta solusi al-Quran yaitu mengedepankan nilai-nilai zuhud (kesederhanaan dan kepuasan hati) dan tawadhu' (kerendahan hati). Sedangkan solusi menurut Ibnu Sina pengendalian temperamen melalui meditasi, mengejar kebahagiaan sejati dengan pengembangan diri, menggunakan akal untuk menganalisis perilaku, dan mencari hikmah dari pengalaman.