Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI SISTEM INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI KERJA (STUDI KASUS: PEGAWAI NON AKADEMIK) Aisha, Atya Nur; Yassierli, Yassierli; Hardjomidjojo, Pamoedji
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 13, No. 1, Juni 2014
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v13i1.381

Abstract

Employee is one of the main assets that support the success of an organization, so their performance will affect performance of the organization as a whole. This study aims to evaluate the application and determine the effect of incentive systems and other factors on job performance. Methods of data collection in this study consists of literature review, interviews and collecting questionnaires. A total of 103 questionnaires distributed to nonacademic employees at an educational institution. Data processing in this study, among others, evaluation of incentives satisfaction, correlation test using Pearson and Partial Least Squares (PLS) to predict the relationship between the variables. The results showed that salaries are the most important priority to be obtained at work. Relationships between variables in terms of a significant correlation between the variable conditions of employment, the willingness achievers, and incentives for job performance variables. In the design of the proposed incentives, provision of incentives aimed at increasing productivity and work motivation, maintaining equality and feasibility at incentives, and maintaining the welfare of employees. In addition, the design of proposed incentives gives adjustment to the amount of family allowance, responsibility allowance, general allowance, as well as performance benefits.
Pengembangan Model Pengukuran Iklim Ergonomi dalam Manajemen Keselamatan Perusahaan ., Yassierli; Gandawijaya, Indra; Nur Aisha, Atya
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5009.548 KB) | DOI: 10.12695/jmt.2019.18.2.3

Abstract

Abstrak. Ergonomi bertujuan untuk meningkatkan aspek kesehatan dan kenyamanan kerja. Keluhan otot rangka dan stres akibat pekerjaan merupakan dua masalah yang saat ini banyak ditemui di dalam perusahaan yang diakibatkan oleh lemahnya iklim ergonomi di perusahaan. Referensi terkait iklim ergonomi masih terbatas. Salah satu paper terbaru mengukur iklim ergonomic terbatas hanya atas komitmen manajemen, keterlibatan pekerja, analisis bahaya pekerjaan, dan pelatihan dan pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pengukuran iklim ergonomi untuk digunakan di suatu perusahaan sebagai umpan balik perbaikan dalam meminimasi keluhan otot rangka dan stress kerja. Pengembangan model melibatkan sebanyak 265 responden karyawan perusahaan manufaktur pesawat. Hasil penelitian ini merekomendasikan delapan dimensi iklim ergonomi, yaitu komitmen dan keterlibatan manajemen, manajemen pengetahuan dan pelatihan, keterlibatan pekerja, sistem komunikasi dan identifikasi bahaya, sistem pelaporan bahaya dan tindak lanjut, kebijakan dan prosedur, manajemen sumber daya, dan manajemen perencanan dan prioritas. Instrumen yang telah dihasilkan kemudian diujicoba dengan melibatkan 120 responden karyawan perusahaan kontraktor pertambangan. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa iklim ergonomi berkorelasi dengan iklim keselamatan kerja dan memiliki hubungan negatif terhadap keluhan otot rangka dan stres akibat pekerjaan.Kata kunci: iklim ergonomi, manajemen keselamatan kerja, keluhan otot rangka, stresAbstract. Ergonomics is aimed to improved health and comfort at work. Musculoskeletal complaints and work-related stress are two problems that are commonly found in companies due to lack of ergonomics climate. Little references are available on the concept of ergonomics climate. A new published paper measured ergonomics climate limted to management commitment, employee engagement, occupational hazards analysis, and training and knowledge. The purpose of this study was to develop an ergonomic climate measurement model that can be praticaly used in a company to provide feedback for improvement in minimizing musculoskeletal complaints and work stress. During the model development, a total of 265 respondents were recruited from employees of a aircraft manufacturing company. Results of this study recommended eight dimensions of ergonomics climate, namely management commitment and involvement, training and knowledge management, employee involvement, communication system and hazard identification, hazard reporting system and follow-up, policy and procedure, resources management, and planning and priority management. The instrument resulted was tested to a mining contractor company by involving 120 employees as the respondents. The result showed that the ergonomics climate was significantly correlated with safety climate and had a negative relationship to musculoskeletal complaints and work-related stress.Keywords: ergonomics climate, safety management, musculoskeletal complaints, stress
Adopsi Credibility Index for SMEs (CIS) Model Jepang untuk Indonesia dan ASEAN Siswanto, Joko; Sjaruddin, Ade; Aisha, Atya Nur
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2018.17.1.5

Abstract

Abstrak. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan penting sebagai tulang punggung dalam perekonomian nasional, namun UKM memiliki hambatan dalam berkembang. Untuk memperbaiki dan mengembangkan UKM, diperlukan alat evaluasi yang komprehensif. Sistem Credibility Index for SMEs (CIS) yang diusulkan oleh Advanced Institute of Industrial Technology (AIIT) Jepang, dapat mengevaluasi aspek multidimensi yang mencakup manajemen, teknis, penjualan, sumber daya manusia, organisasi, serta finansial. Namun, karena adanya perbedaan kondisi dan karakteristik UKM di Jepang dan Indonesia, perlu dikembangkan CIS Local Model untuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem evaluasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur kondisi internal UKM. Pengembangan CIS Local Model terdiri dari beberapa tahapan, antara lain mengevaluasi CIS Base Model dari Jepang, menyelenggarakan focus group discussion, melaksanakan survei evaluasi terhadap model usulan, dan melakukan diseminasi model usulan. Pada model yang diusulkan terdapat penambahan 17 item evaluasi untuk dipertimbangkan. Sebagai tambahan, kami mengusulkan pengelompokkan item evaluasi ke dalam tiga level klasifikasi berdasarkan tujuan pencarian informasi yang diperlukan dalam rangka berkolaborasi/bekerjasama dengan UKM. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas CIS Local Model yang diusulkan telah valid dan reliabel. Dari hasil survey meskipun informasi finansial sulit untuk diperoleh, berdasarkan uji korelasi kebutuhan data terkait finansial dapat didekati berdasarkan data mengenai kapabilitas penjualan dan pengelolaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, kualitas pengelolaan sumber daya manusia menjadi faktor penting untuk dikelola pada level UKM.Kata kunci: UKM, alat evaluasi, sumber daya manusia, kapabilitas penjualan, finansialAbstract. Small Medium Enterprises (SMEs) play important roles as the backbone of national economy, but however they face some obstacles to growth. In order to improve and develop the SMEs, an effective tool for evaluating SMEs in a comprehensive way is essentially needed. The Credibility Index for SMEs (CIS) system proposed by Advanced Institute of Industrial Technology (AIIT) Japan, can evaluate multidimensional aspects including management, technical, sales, human resource, organization, and financial. However, due to the different condition between SMEs in Japan and Indonesia, we need to develop CIS Local Model. This study aims to design an evaluation system that can be used to measure the internal conditions of SMEs. The development of CIS Local Model included several stages namely, evaluating the CIS Base Model from Japan, conducting focus group discussion, conducting survey evalution to this proposed model, and disseminating the proposed model. In the proposed model, there are 17 evaluation items considered to be evaluated. In addition, we also classified the evaluation items into three levels of classifications based on the purpose of information needed to collaborate/cooperate with SME. From the validity and reliability the proposed CIS Local Model instrument were valid and reliable. From the survey, although the financial information is difficult to obtain, based on correlation test, the need for financial data can be approached from sales capability and human resource management data. Therefore, the quality of human resource management becomes an important factor that needs to be managed at the SME level.Keywords: SME, evaluation tool, human resource, sales capability, financial
PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE UNTUK MENYUSUN RPJMD KABUPATEN BANDUNG DENGAN MEMENUHI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI DAN ISO 9001:2008 KLAUSUL 7.3 BERDASARKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT Novalino Novalino; Sri Widaningrum; Atya Nur Aisha
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 2 No 01 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Januari 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan salah satu rencana pembangunan pemerintah yang dibuat untuk perencanaan selama lima tahun. Badan teknis pemerintahan yang bertanggung jawab membuat rencana pembangunan termasuk RPJMD adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Pemerintah telah memiliki kebijakan yang mengatur mengenai tahapan-tahapan untuk menyusun perencanaan pembangunan, termasuk RPJMD yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri merupakan panduan umum dalam menyusun perencanaan pembangunan untuk seluruh daerah, salah satunya adalah Kabupaten Bandung. Dalam hal ini, Kabupaten Bandung memiliki beberapa masalah untuk menyusun RPJMD, yaitu tidak adanya pedoman teknis dan ketidakmerataan pekerjaan antar pegawai dalam merancang RPJMD. Hal ini berdampak dengan terjadinya revisi RPJMD Kabupaten Bandung pada periode 2011-2015 pada tahun 2013. Pada penelitian ini akan dibuat Standard Operating Procedure (SOP) dalam menyusun RPJMD Kabupaten Bandung yang memenuhi requirement Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 berdasarkan metode Business Process Improvement (BPI) untuk meminimasi dan mengeliminasi masalah yang terjadi. Selain Peraturan Menteri Dalam Negeri, SOP yang dibuat memenuhi requirement ISO 9001:2008 Klausul 7.3. Peran ISO 9001:2008 Klausul 7.3 dalam menyusun RPJMD adalah memastikan bahwa output yang dihasilkan dalam sebuah perancangan dapat sesuai dengan input requirement dan stakeholders requirement. Metode BPI digunakan untuk memperbaiki bisnis proses yang akan menjadi urutan proses dalam SOP dengan dilakukan analisis aktivitas dan analisis streamlining. Penelitian ini menghasilkan model konseptual untuk memperbaiki proses bisnis penyusunan RPJMD.
ANALISIS USULAN PERENCANAAN KAPASITAS TANGKI CRUDE OIL BERDASARKAN TINGKAT KEEKONOMISAN REFINERY UNIT X PT Y Aulia F. Hadining; Atya Nur Aisha
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 2 No 02 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - April 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Crude Oil merupakan bahan utama dalam pembuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan non BBM. Crude Oil bahan baku produksi diperoleh dari berbagai macam lokasi eksplorasi di Indonesia harus ditampung terlebih dahulu dalam tangki penampungan. Penerimaan Crude Oil melalui beberapa macam jalur, yaitu kapal tongkang dan pipa. Penerimaan melalui jalur pipa diterima selama 24 jam sehari. Hal ini mengakibatkan perlunya perencanaan kapasitas tangki penampungan Crude Oil agar dapat cukup menampung Crude Oil yang diterima oleh refinery unit. Penelitian menggunakan metode deskrispsi sistem yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi dengan lebih baik. Perencanaan kapasitas menggunakan model matematis yang telah digunakan perusahaan untuk dapat memperoleh solusi optimal. Hasil analisis mengungkapkan bahwa kapasitas tangki yang dibutuhkan sebanyak 1.165,79 Mega Barel (MB) per hari dengan total cost sebesar USD 668.051,55. Hasil ini dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam simulasi untuk memperoleh kapasitas tangki paling optimal.
OFFICE ERGONOMICS ASSESSMENT PADA KANTOR BANK X Atya Nur Aisha
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 1 No 01 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan tingginya intensitas penggunaan komputer, risiko MSDs menjadi semakin tinggi. Kerja komputer memiliki tiga faktor risiko, seperti pengulangan, kekuatan statis dan postur canggung. Sebuah tindakan pencegahan untuk meminimalisir risiko adalah untuk melakukan penilaian office ergonomic. Hasil penilaian akan menjadi dasar tindakan pencegahan lebih lanjut. Pada penelitian ini, MIRTH Office digunakan untuk penilaian. Dalam kuesioner ini ada tiga bagian, yaitu informasi umum, penilaian kesesuaian, dan survei pengaduan. Data lingkungan fisik juga akan dikumpulkan pada penelitian ini. Pengolahan data dilakukan, antara lain, identifikasi masalah, masalah pengelompokan, dan pengolahan survei pengaduan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat kelompok masalah, antara lain isu manajemen workstation, lingkungan fisik, fasilitas kerja, dan istirahat. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar keluhan responden pernah mengalami rasa tidak nyaman di mata, punggung, dan pinggang. Hasil ini menunjukkan perlunya intervensi ergonomi sedini mungkin, untuk mencegah risiko gangguan musculoskeletal disorders (WMSDs). Intervensi ergonomi dapat dilakukan dengan fasilitas penyesuaian dan kondisi kerja, serta penyediaan ergonomi pelatihan yang terkait.
EVALUASI PEMENUHAN KRITERIA CPPB-IRT DAN SERTIFIKASI HALAL PADA UKM PELANGI RASA Rr. Asri Ismaya Putri; Yati Rohayati; Atya Nur Aisha
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 2 No 03 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v2i03.60

Abstract

Usaha Kecil Menengah Pelangi Rasa merupakan salah satu UKM yang bergerak dalam bidang pengolahan pangan hasil perkebunan, seperti pisang, bayam, dan lain-lain. Salah satu produk andalan UKM Pelangi Rasa adalah keripik pisang sambal kampung. Potensi UKM ini cukup besar jika dilihat dari penjualannya yang terus meningkat setiap bulan. Hal tersebut membuat pemilik ingin memperluas pasarnya ke pasar modern. Namun, untuk masuk ke jaringan supermarket, terdapat beberapa syarat yang belum dapat dipenuhi oleh UKM, diantaranya Surat Perizinan Pengelolaan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dan Sertifikat Halal. Untuk mendapatkan SPP-IRT dan Sertifikat Halal, suatu UKM harus menerapkan kriteria CPPB-IRT (Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga) untuk SPP-IRT dan kriteria SJH (Sistem Jaminan Halal) untuk Sertifikasi Halal. Dari hasil analisis gap antara kondisi saat ini dengan kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal, diperoleh bahwa kondisi penerapan kriteria CPPB-IRT saat ini pada UKM Pelangi Rasa masih berada pada level 4 (empat). Penilaian tersebut didasarkan pada jumlah ketidaksesuaian kritis sebanyak 6 elemen dan jumlah ketidaksesuaian serius sebanyak 9 elemen. Sementara kondisi untuk kriteria Sertifikasi Halal (SJH) terdapat 41 elemen yang belum dipenuhi dari 72 elemen kriteria SJH. Hasil penelitian menunjukkan daftar requirement kriteria yang perlu dipenuhi dalam proses bisnis di UKM Pelangi Rasa.
ANALISIS TRUE CUSTOMER NEEDS PRODUK GREEN TEA CHOCOLATE BERDASARKAN INTEGRASI PRODUCT QUALITY DAN MODEL KANO PADA UKM ARAFA TEA Annisaa Rasyida; Yati Rohayati; Atya Nur `Aisha
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 3 No 01 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Januari 2016
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v3i01.35

Abstract

UKM Arafa Tea merupakan salah satu UKM di Bandung yang bergerak dalam produksi produk olahan teh, dengan Green Tea Chocolate (GTC) sebagai salah satu produk unggulannya. Pendapatan GTC mampu memberikan kontribusi terbesar dan memiliki perputaran uang paling cepat dibandingkan dengan produk olahan lainnya. Melihat kesempatan tersebut, UKM Arafa Tea berniat untuk memperluas pasarnya dengan mengembangkan pasar sekaligus memposisikan GTC sebagai jajanan olahan teh khas Bandung. Untuk melakukan hal tersebut, dilakukan penelitian menggunakan integrasi Product Quality dan Model Kano guna mengetahui kebutuhan dan kepuasan pelanggan GTC Arafa Tea. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan output berupa rekomendasi true customer needs yang perlu diperhatikan sebagai upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh Arafa Tea. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi 21 atribut kebutuhan yang digunakan untuk mengukur kinerja eksisting Arafa Tea dan mengategorikannya berdasarkan dampak kepuasan yang diberikan. Berdasarkan hasil integrasi diperoleh bahwa terdapat sepuluh atribut kebutuhan GTC yang memiliki nilai kepuasan pelanggan yang lemah, yang terdiri dari dua atribut one-dimensional, tiga attractive dan lima atribut must-be. Seluruh atribut ini dianalisis dan disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki UKM guna memperoleh rekomendasi akhir true customer needs. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat delapan true customer needs, diantaranya adalah peningkatan intensitas rasa cocoa, kesesuaian kombinasi rasa, peningkatan intensitas rasa manis, warna hijau yang menarik, penurunan intensitas rasa green tea, kejelasan pencantuman periode tanggal kedaluwarsa, penurunan intensitas rasa pahit dan kejelasan pencatuman merek yang menarik pada kemasan.
PERUMUSAN PROGRAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU GREEN TEA CHOCOBAR ARAFA TEA DENGAN PENDEKATAN BENCHMARKING Alan Arif Dharmasaputra; Yati Rohayati; Atya Nur Aisha
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 2 No 04 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v2i04.51

Abstract

Arafa Tea adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) memproduksi produk olahan teh hijau. Salah satu produk unggulannya yaitu Green Tea (GTC), yang berkontribusi besar terhadap pendapatan Arafa Tea. Namun karena daerah pemasaran masih sempit yaitu Ciburial dan Lembang dan cara komunikasi pemasaran yang digunakan hanya menggunakan kegiatan pameran, Arafa Tea memiliki keinginan untuk memperluas pasar untuk konsumen yang tinggal di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan program komunikasi pemasaran yang dapat diterapkan oleh Arafa Tea dalam memasarkan produk GTC. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode benchmarking terhadap bisnis serupa dan pesaing langsung untuk menemukan best practice sebagai dasar untuk merumuskan program komunikasi pemasaran untuk Arafa Tea. Parameter yang dijadikan acuan adalah media dan konten komunikasi yang digunakan, pemasaran stretegi, program komunikasi pemasaran. Program yang direkomendasikan akan disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki UKM Arafa Tea. Berdasarkan hasil analisis benchmarking yang telah dilakukan Arafa Tea memiliki potensi untuk memasarkan produk mereka ke kota Bandung. Untuk itu Arafa Teh perlu mengimplementasi program komunikasi pemasaran terpadu yang telah dirumuskan yaitu kemasan yang dirancang oleh desainer, penggunaan media internet, yaitu Facebook sebagai media komunikasi dan program reseller. Kata kunci: ,
Perbaikan Proses Bisnis Penyusunan Rencana Kerja DISKOPERINDAG Menggunakan Metode Business Process Improvement Berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 Serta Klausul 7.3 ISO 9001:2008 Silvi Rushanti Widodo; Yati Rohayati; Atya Nur Aisha
JATI UNIK : Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri Vol 1, No 1 (2017): October
Publisher : Industrial Engineering, Engineering of Faculty, Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (964.696 KB) | DOI: 10.30737/jatiunik.v1i1.65

Abstract

DISKOPERINDAG Bandung Regency has a role in the preparation of regional planning, one of which is the preparation of  Renja. In the actual condition the work plan compiled by DISKOPERINDAG has a problem namely inaccuracy in the preparation of Renja. This study aims to design the proposed business processes in the preparation of Renja. The business process improvement method used is Business Process Improvement (BPI). Business process improvement is carried out by identifying business process gaps in the preparation of the actual Renja with the Renja planning flow based on PERMENDAGRI Number 54 of 2010 and the requirements of clause 7.3 ISO 9001: 2008. The results of the gap analysis will be entered for analysis of activities grouped into RVA, BVA and NVA. Business process improvement is done by eliminating NVA activities, minimizing BVA activities and streamlining RVA activities. At the data collection stage, 11 business processes were developed for the actual Renja and 21 activities based on PERMENDAGRI. The results of the gap between the actual business processes and business processes based on PERMENDAGRI, there are 31 processes. The results of the activity analysis showed there were 12 RVA activities, 19 BVA, 0 NVA. Business process improvement tools used include value-added assessment, simplification, and duplication elimination. Based on the results of the comparison of the efficiency time, the existing business processes 19.14%, while the proposed business processes 21.88%. The proposed business process for the preparation of Renja is included in the preparation of SOPs and work instructions.DISKOPERINDAG Kabupaten Bandung memiliki peranan dalam penyusunan perencanaan daerah, salah satunya adalah penyusunan Renja. Dalam kondisi aktual rencana kerja yang disusun oleh DISKOPERINDAG memiliki permasalahan yakni ketidaktepatan dalam penyusunan Renja. Penelitian ini bertujuan untuk merancang proses bisnis usulan dalam penyusunan Renja. Metode perbaikan proses bisnis yang digunakan adalah Business Process Improvement (BPI). Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan mengidentifikasi gap proses bisnis penyusunan Renja aktual dengan alur perencanaan Renja berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 dan persyaratan klausul 7.3 ISO 9001:2008. Hasil analisis gap akan menjadi masukkan untuk analisis aktivitas yang dikelompokkan menjadi RVA, BVA dan NVA. Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan mengeliminasi aktivitas NVA, meminimasi aktivitas BVA dan melakukan streamlining pada aktivitas RVA. Pada tahap pengumpulan data diperoleh 11 proses bisnis penyusunan Renja aktual dan 21 aktivitas berdasarkan PERMENDAGRI. Hasil gap antara proses bisnis aktual dan proses bisnis berdasarkan PERMENDAGRI terdapat 31 proses. Hasil analisis aktivitas menunjukkan terdapat 12 aktivitas RVA, 19 BVA, 0 NVA. Tools perbaikan proses bisnis yang digunakan antara lain value-added assessment, simplification, dan duplication elimination. Berdasarkan hasil perbandingan waktu efisiensi, pada proses bisnis eksisting 19,14%, sementara pada proses bisnis usulan 21,88%. Usulan proses bisnis penyusunan Renja menjadi masukkan dalam penyusunan SOP dan instuksi kerja. 
Co-Authors ., Yassierli Adinda Diastiningrum Alan Arif Dharmasaputra Alan Arif Dharmasaputra Alan Arif Dharmasaputra, Alan Arif Alfian Kusuma Aji Annisaa Rasyida Annisaa Rasyida Annisaa Rasyida, Annisaa Ari Hendriyanto Aulia F. Hadining Aulia F. Hadining, Aulia F. Azi Ginanjar Nugraha Azzahra, Zalina Fatima Budi Praptono Budiarto, Sulistyo Chandra Alamsyah Chanita , Olivia Akma Christanto Triwibisono Devi Pratami Devia Resty Putri Dewi Larasati Dian Ayu Septina Dinni Rifani Dita Ayu Wandira Dwi Wahyuni Edwina Edwina Eko Faiqurridho Endang Chumaidiyah Erif Rifki Rediana Fakhrurrozi Fakhrurrozi Fida Nirmala Nugraha Gandawijaya, Indra Gavrila, Tobey Ghea Okta Audina Hizgion Dofesto Alsimanjuntak Ilham Reza Prasetyo Iman Sudirman Iman Sudirman Indah Kusuma M Noor Intan Permatasari Joe Monang Joe Monang Juli Trisna Aisyah Sinaga Litasari W Suwarsono Litasari W. Suwarsono Litasari Widyastuti Litasari Widyastuti Litasari Widyastuti Suwarsono Litasari Widyastuti, Litasari Lulu Kurnia Agustin Marina Yustiana Lubis Mohamad Bangun Monang, Joe Muhammad Fadli Auliyufliha Muhammad Ilham Maulana Muhammad Rizki Apriliansyah Nabila Vidya Ariani Nadira Cahya Utami Rusli Novalino Novalino Novalino Novalino, Novalino Novita Permata Sari Nugraha, Azi Ginanjar Nursyahbani, Annisa Pamoedji Hardjomidjojo, Pamoedji Permatasari, Tiara Dewi Pramesti Intan Meuthia Prantia Amanda Prasetyo, Ilham Reza Rachmat, Mochamad Daffa Praditia Raden Roro Asri Ismaya Putri Raisa Nurfadila Riandi Aditia Darmayana Roby Akbar Maulana Romyah Bighoiri Romy Rr. Asri Ismaya Putri Rr. Asri Ismaya Putri, Rr. Asri Ismaya Ruri Yandilasari Sanjaya, Manasye Surya Sari Wulandari Silvi Rushanti Widodo Siswanto, Joko Siti Hadijah Sjaruddin, Ade Sri Widaningrum Sri Yuni Oktarina Suci Rachma Sari Sudirman, Iman Suprana, Zidan Akhsan Taufan Fadhilah Iskandar Titi Melinda Widodo, Silvi Rushanti Wodhantyo Prabhasworo Yassierli Yassierli Yassierli Yassierli Yassierli Yassierli, Yassierli Yati Rohayati Yati Rohayati, Yati Yesica Berliana Chrismadora Yona Rizkita Cindo Yussi Perdana Saputera Zahroh Oliviany Fadilah Thomas