Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

KAJIAN COD DAN BOD DALAM AIR DI LINGKUNGAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH KALIORI KABUPATEN BANYUMAS Sri Royani; Adita Silvia Fitriana; Afresa Bias Putri Enarga; Hanif Zufrialdi Bagaskara
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 13 No. 1 (2021): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol13.iss1.art4

Abstract

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Kaliori Banyumas merupakan TPA non aktif yang masih terdapat timbunan sampah dan air lindi di lokasinya.  Telah dilakukan penelitian untuk mengkaji polutan organik Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) dalam air lindi, air sumur dan air sungai di lingkungan TPA tersebut. Berdasakan hasil pengujian, kadar COD air lindi melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. P59/Menlhk/Setjen/kum.1/7/2016, sedangkan kadar BOD masih berada di bawah ambang batas maksimal yang ditetapkan. Sedangkan untuk air sumur,  hanya air sumur dengan kode SUM3 dan SUM5 yang memenuhi kualitas air kelas pertama dilihat dari parameter BOD dan COD berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001, dan masih diperbolehkan sebagai air baku untuk air minum. Selain itu, air sumur dengan kode SUM2, SUM3, SUM4 dan SUM5 masih aman jika digunakan untuk prasarana mandi, cuci dan kakus karena memenuhi nilai baku mutu air kelas kedua. Nilai BOD dan COD dalam air sungai tidak memenuhi kualitas air yang bagus, baik kelas satu, dua, tiga maupun kelas empat berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001. Rasio BOD/COD yang diperoleh sebesar 0,9 memungkinkan untuk dilakukan biodegradasi guna menghasilkan air yang lebih baik kualitasnya. Kata kunci: air lindi, air sumur, air sungai, BOD, COD.
Chalcone Based Colorimetric Sensor for Anions: Experimental and TD-DFT Study Adita Silvia Fitriana; Harno Dwi Pranowo; Bambang Purwono
Indonesian Journal of Chemistry Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.232 KB) | DOI: 10.22146/ijc.21181

Abstract

The interactions between sensor chalcone of 3-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)-1-phenyl-2-propen-1-one (1) and anions (F–, Cl–, Br–, CN–, CO32–, and SO42–) have been experimentally and TD-DFT theoretically investigated. Sensor (1) showed a naked-eye detectable color change from yellow to red upon addition of F–, CO32–, CN–, and SO42– anions in DMSO, whereas no significant color change was observed upon addition of Cl– and Br– anions. The interaction models were predicted by optimizing (1)-anion complex using DFT/B3LYP method. Optimized (1)-anion complexes showed that sensor (1) was deprotonated by CO32–, CN–, F–, and SO42–. The formation of deprotonated sensor (1)– was responsible for the colorimetric signaling. Absorption spectra of neutral and deprotonated sensor were calculated using TD-DFT method. The calculated spectra were in good agreement with experimental results.
Self-Management dan Monitoring Kadar Glukosa Darah sebagai Penguatan Pilar Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 Dwi Novitasari; Adita Silvia Fitriana; Awal Tunis Yantoro; Afresa Bias Putri Enarga
KOLABORASI JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 2 No 5 (2022): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.208 KB) | DOI: 10.56359/kolaborasi.v2i5.175

Abstract

Introduction: Diabetes Mellitus Type 2 DM (T2DM) is a metabolic disorder that accounts for 90% to 95% of all cases of DM. The success of T2DM therapy in controlling blood glucose with self-management can be influenced by individual characteristics, knowledge, health status, health system, and selection of anti-diabetic drugs. Self-management of DM patients is the attitude that patients apply to their understanding of DM, such as controlling diet, physical activity, medication adherence, and glucose management. Education by health workers about basic information on controlling glucose levels and the prevention of complications will improve the self-management of T2DM patients. Objective: This Community Service Program (CSP) aims to increase knowledge, self-management, and control of glucose levels in T2DM patients. Method: This CSP method uses lectures with leaflet media, discussions, questions and answers, and interviews, covering the preparation to evaluation stages individually. Measurement of self-management using the Diabetes Self-management  Questionnaire (DSMQ). PCM partner is an Integrated Service for the Elderly in Tipar Kidul Village, Ajibarang. Result: The results of this CSP are that the blood glucose levels of CSP participants have an average blood glucose value of 244.8 mg/dl. As many as 26 (86.3%) are in the uncontrolled and hyperglycemic categories. The result was that the participants' blood glucose levels were 244.8 mg/dl, and 26 (86.3%) were in the uncontrolled or hyperglycemic category. Participants' self-management had a mean value of 37.4, included in the high or good level, and 19 (63%) were in the sufficient category. Conclusion: The outputs of this CSP activity are leaflets as educational media, intellectual property rights certificates of educational brochures, and publications in CSP journals.
Analisis Kandungan Parasetamol pada Jamu Pegal Linu yang Diperdagangkan di Kabupaten Brebes Khofifatul Muamanah; Adita Silvia Fitriana; Galih Samodra; Nur Rahmawati
Pharmacogenius Journal Vol 2 No 1 (2023): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.17 KB) | DOI: 10.56359/pharmgen.v2i1.171

Abstract

Pendahuluan: Jamu merupakan obat tradisional yang telah digunakan masyarakat Indonesia untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya yaitu pegal linu. Persaingan industri jamu yang semakin ketat menyebabkan beberapa produsen jamu menambahkan bahan kimia obat (BKO) ke dalam jamu. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan bahan kimia obat parasetamol serta menentukan kadarnya pada jamu pegal linu yang diperdagangkan di Kabupaten Brebes. Metode: Penelitian ini menggunakan 29 sampel jamu pegal linu dengan merk berbeda yang diperdagangkan di Kabupaten Brebes. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan analisis kuantitatif dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil: Hasil analisis menunjukkan terdapat 4 sampel jamu pegal linu yang positif mengandung parasetamol dengan kadar 0,116%; 0,119%; 0,131%; dan 0,137%. Kesimpulan: Penambahan bahan kimia obat masih dilakukan oleh beberapa produsen jamu yang dibuktikan dengan adanya sampel jamu pegal linu yang positif mengandung parasetamol.
Identifikasi Kandungan Bahan Kimia Obat Deksametason dalam Obat Tradisional Penggemuk Badan yang Dijual di Banyumas Erni Lovianasari; Adita Silvia Fitriana; Rani Prabandari
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.094 KB)

Abstract

Jamu merupakan salah satu contoh obat tradisional dan warisan budaya yang berupa bahan atau ramuan berbahan dasar tumbuhan herbal dan telah digunakan secara turun-temurun di bidang kesehatan. Namun, beberapa pelaku industri menambahkan Bahan Kimia Obat (BKO) seperti Deksametason ke dalam jamu penggemuk badan.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya campuran bahan kimia obat Deksametason pada jamu penggemuk badan dan mengetahui kadarnya. Metode Penelitian ini dilakukan secara kuliatatif menggunakan pereaksi warna asam sulfat dan asam asetat anhidrat serta menggunakan Kramoatografi Lapis Tipis dengan fase gerak etanol 96% : kloroform (1:9). Analisis kadar dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil dengan pereaksi warna dan kromatografi lapis tipis dari 12 sampel jamu penggemuk badan yang dianalisis terdapat 2 buah sampel jamu yang mengandung Deksametason. Jamu penggemuk badan yang dijual di Banyumas diduga mengadung Deksametason dan diketahui dengan kadar Deksametason didalam 0,1 gram sampel jamu penggemuk badan SJ-A sebesar 1,163 mg dan sampel SJ-L sebesar 0,986 mg.
Perbandingan Kadar Protein pada Kacang Hijau dan Sari Kacang Hijau yang Diperjualbelikan dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Riska Norma Sarita; Adita Silvia Fitriana; Rani Prabandari
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1242.251 KB)

Abstract

Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) adalah sumber protein nabati dengan kandungan protein yang cukup tinggi. Kandungan protein dapat mengalami penurunan setelah mengalami proses pengolahan makanan, namun ternyata kadar air pada suatu bahan juga berpengaruh terhadap kadar proteinnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan melihat perbedaan kadar protein sari kacang hijau dengan kacang hijau asli. Penelitian ini dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis dengan pereaksi Lowry. Hasil penelitian menunjukan kadar protein pada biji kacang hijau lebih tinggi dibandingkan dengan sari kacang hijau. Kadar protein pada biji kacang hijau sebesar 1,265%, sedangkan pada sampel sari kacang hijau sebesar 0,541; 0,77; 0,500; 0,441; 0,314; 0,256; 0,396; 0,407; 0,476; dan 0,327%. Hasil uji One-Way ANOVA menunjukan nilai signifikasi sebesar <0,001 yang berarti p < 0,05 sehingga dapat dinyatakan ada perbedaan yang signifikan pada kadar protein biji kacang hijau dan sari kacang hijau.
Pengaruh Lama Waktu Penyeduhan dan Bentuk Sediaan Teh Herbal Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) terhadap Aktivitas Antioksidan Nisa Nur Fadilah; Adita Silvia Fitriana; Rani Prabandari
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1255.71 KB)

Abstract

Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memiliki potensi sebagai antioksidan alami. Salah satu pemanfaatan kulit buah naga adalah dibuat sediaan teh, karena minuman teh banyak digemari masyarakat Indonesia setelah air putih. Aktivitas antioksidan pada teh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah bentuk sediaan dan lama waktu penyeduhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari lama waktu penyeduhan dan bentuk sediaan teh herbal kulit buah naga merah terhadap aktivitas antioksidan. Metode penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Sampel teh celup dan teh tubruk kulit buah naga merah diseduh dengan variasi waktu penyeduhan 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit. Variasi waktu penyeduhan tersebut diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-pycrylhydrazyl). Hasil penelitian menunjukkan bentuk sediaan teh kulit buah naga merah berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan ditandai dengan nilai P Value 0,020 <0,05, lama waktu penyeduhan teh celup kulit buah naga merah tidak berpengaruh terhadap aktivitas ditandai dengan nilai P Value 0,249 > 0,05 dan lama waktu penyeduhan teh tubruk kulit buah naga merah berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan ditandai dengan nilai P Value 0,018 < 0,05.
Pengaruh Jenis Emulgator pada Formulasi Sediaan Krim Tipe M/A dari Kombinasi Ekstrak Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight) dan Daun Pepaya (Carica Papaya L) Afni Mirlandari; Galih Samodra; Adita Silvia Fitriana
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.149 KB)

Abstract

Daun salam (Sygyzium polyanthum Wight) dan daun pepaya (Carica papaya L) merupakan tanaman yang berpotensi sebagai antiinflamasi karena mengandung senyawa flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak daun salam dan daun pepaya menjadi sediaan krim dengan perbedaan jenis emulgator. Krim dibuat dalam 6 formula dengan variasi jenis emulgator yaitu emulgator anionik (asam stearat dan TEA) dan emulgator nonionik (tween 80 dan span 80). Uji stabilitas sediaan krim ditentukan berdasarkan pengamatan organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, tipe emulsi dan uji cycling test. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum Wight) dan daun pepaya (Carica papaya L) dapat dijadikan sediaan krim yang stabil secara fisik berdasarkan parameter-parameter uji. Uji stabilitas fisik menunjukan bahwa variasi jenis emulgator tidak mempengaruhi sifat fisik sediaan.
Formulasi dan Uji Sifat Fisik Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun Kecombrang (Nicolaia Speciosa) Tanti Purwanti; Desy Nawangsari; Adita Silvia Fitriana
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1242.615 KB)

Abstract

Daun kecombrang merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sediaan farmasi karena kandungan senyawa kimianya seperti alkaloid, flavanoid, saponin, tanin dan minyak atisri. Pada penelitian ini ekstrak etanol daun kecombrang dimanfaatkan sebagai sediaan sabun cair. Pembuatan sabun cair yakni lewat reaksi saponifikasi dari minyak serta lemak yang direaksikan dengan KOH. Tujuan penelitian ini guna melaksanakan optimasi formula sabun cair dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kecombrang 0%, 10%, 15% dan 20% serta diketahuinya sifat fisika serta kimia sediaan. Ekstrak daun kecombrang didapatkan lewat cara ekstraksi menggunakan metode remaserasi menggunakan etanol 96%, lalu dilakukan evaporasi menggunakan instrument rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental. Evaluasi sediaan meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, tinggi busa, kadar air serta kadar alkali. Peneltian ini punya hasil yakni sabun cair yang diformulasi dari ekstrak daun kecombrang berwarna putih susu untuk konsentrasi ekstrak etanol daun kecombrang 0% dan berwarna hitam kental untuk konsentrasi ekstrak etanol daun kecombrang 10%, 15% dan 20%. pH sediaan sabun cair berkisar antara 10,3-10,9. Viskositas sediaan antara 618-1126 cPs. Tinggi busa sediaan antara 87-98 mm. Kadar air sediaan sebesar 8-10%. Sedangkan kadar alkali sediaan antara 0.07-0.14%.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Pelepah Pisang Nangka (Musa Paradisiaca Var. Formatypicaatu) dengan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl) Iga Melasasi; Adita Silvia Fitriana; Dina Febrina
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1274.353 KB)

Abstract

Antioksidan merupakan suatu senyawa kimia yang dalam jumlah tertentu mampu menghambat atau memperlambat kerusakan sel. Akibat adanya kerusakan tersebut antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi dari serangan radikal bebas. Sumber antioksidan alami bisa berasal dari tanaman, yaitu tanaman pisang. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari pelepah pisang nangka (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu). Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl) menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis. Sebagai pembanding digunakan vitamin C, karena vitamin C merupakan salah satu antioksidan sekunder yang mampu mencegah berbagai radikal bebas. Hasil uji metabolit sekunder menunjukkan bahwa pelepah pisang nangka mengandung fenol, tanin dan flavonoid. Nilai IC50 dari vitamin C sebesar 7,23 ppm. Nilai IC50 dari ekstrak etanol pelepah pisang nangka yaitu 34,12 ppm. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol pelepah pisang nangka memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat.