Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

MODEL PENDIDIKAN ISLAM KREATIF WALISONGO, MELALUI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN Fadli, Failasafus; Susanto, Nanang Hasan
Jurnal Penelitian Vol 11, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN
Publisher : LP2M IAIN kUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jupe.v11i1.2169

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menelusuri model pendidikan kreatif yang dilakukan Walisongo, khususnya dalam menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan, hingga berhasil mendidik masyarakat Jawa dengan mengislamkan mereka dalam waktu yang relatif singkat, tanpa kekerasan. Melalui pencarian data pustaka dan menggunakan analisis deskriptif dengan kesimpulan induktif, didapatkan hasil bahwa Walisongo mendidik masyarakat Jawa menggunakan instrumen yang disukai masyarakat, seperti pertunjukan wayang, menggubah tembang-tembang macapat, dan melalui pendekatan budaya yang berkembang di masyarakat.Kata kunci: Walisongo; Pendidikan Kreatif, Pendidikan Menyenangkan
Infiltrasi Globalisasi Terhadap Identitas Budaya dan Pendidikan Karakter Negara Berkembang Susanto, Nanang Hasan
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 47, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v47i2.15291

Abstract

ABSTRAKTulisan ini bermaksud menelusuri dampak infiltrasi globalisasi terhadap identitas budaya dan pendidikan karakter dari Negara “Barat” yang superior, kepada Negara “Timur” atau Negara “berkembang” yang inferior. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui kajian pustaka dan analisis wacana. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dalam proses globalisasi, identitas budaya negara berkembang mengambil bentuk Konformasi atau internalisasi. Dimana, identitas budaya yang diperoleh merupakan hasil dari internalisasi dari kultur dominan yang sengaja dipersepsikan sebagai sesuatu yang hebat, kuat dan superior. Tulisan ini juga mengurai pandangan para ahli dan pandangan penulis sendiri untuk memperkuat identitas budaya dan pendidikan karakter, dalam menghadapi globalisasi.Kata Kunci: Globalisasi, Identitas Budaya, Pendidikan Karakter.  ABSTRACTThis paper intends to explore the impact of globalization on cultural identity and educational character, from superior state, toinferior state.This study uses a qualitative approach through literature review and discourse analysis. The results showed that in the process of globalization, the cultural identity of developing countries take the form of conformation or internalization. Where, gained cultural identity is the result of the internalization of the dominant culture that deliberately perceived as something great, powerful and superior. This paper also parse the views of experts and the views of the authors to strengthen cultural identity and character education, in the face of globalization.Keywords: Globalization, Cultural Identity, Character Education.
MENGURAI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN NASIONAL BERBASIS TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW DAN DAVID MCCLELLAND Susanto, Nanang Hasan; Lestari, Cindy -
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 47, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v47i1.15309

Abstract

AbstrakTulisan ini bertujuan untuk mennawarkan gagasan terhadap salah satu problem pendidikan nasional, berupa rendahnya prestasi belajar siswa, serta fenomena keterjebakan guru pada kurikulum yang bersifat mekanistik, melalui teori motivasi Maslow dan David McClelland. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan penelusuran pustaka serta literatur yang relevan dengan pokok bahasan. Analisis yang digunakan menggunakan analisis wacana serta analisis budaya berkaitan dengan realitas pendidikan yang terjadi di Indonesia. Melalui tulisan ini, penulis menawarkan sebuah gagasan mengenai perlunya menanamkan motivasi kepada peserta didik, baik melalui pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana teorinya Maslow, maupun dengan meningkatkan motivasi berprestasi (nAch) sebagaimana teorinya McClelland, dalam mengurai problem pendidikan nasional.Keywords : Motivasi, Teori Hierarki Kebutuhan Maslow, Teori Kebutuhan Berprestasi McClelland, Problem Pendidikan Nasional Abstract         This paper aims to offer an ideas on one of the problems of national education, in the form of low student achievement, as well as the phenomenon of teacher in a mechanistic curriculum, through motivation theory of Maslow and David McClelland. The approach used is a qualitative approach by conducting library searches and literature’s which are relevant to the subject. The analysis used discourse analysis and cultural analysis related to the reality of education that occurred in Indonesia. Through this paper, the authors offer an idea of the need to instill motivation to learners, either by fulfilling basic needs as Maslow's theory, or by increasing the achievement motivation (nAch) as McClelland's theory, in breaking down national education problems.Keywords: Motivation, Maslow's Hierarchy of Needs Theory, McClelland's Achievement Needs Theory, National Education Problem
Kontekstualisasi Pendidikan Kritis Berbasis Pemikiran Ali Syari’ati di Indonesia Susanto, Nanang Hasan; Suyuti, Imam -
Journal of Islamic Studies and Humanities Vol 3, No 1 (2018): Journal of Islamic Studies and Humanities
Publisher : UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.408 KB) | DOI: 10.21580/jish.11.2824

Abstract

This paper aims to find out the contextualization of the critical ideology of Ali Syari'ati in the field of Islamic education. This paper uses a qualitative approach by gathering various literature on Ali Syari'ati's critical thinking, then analyzing it in the context of national education in Indonesia. The results of the study show that: first, education must be able to free humans from all forms of colonialism. second: the aim of critical education is to create an independent person and become a social prophet (rushan fekr) whose duty is to bring the people towards the desired ideals together, namely social welfare, free from acts of tyranny and misery of the people. third: making enlightened students that they are able to get out of four social prisons which include nature, history, society and human ego. In the context of Islamic education in Indonesia it can be realized by shaping students to be highly critical, independent and socially conscious individuals.Keywords: critical education; Ali Shari'ati; independent; social awareness; human ego; Islamic education; Indonesia; AbstrakTulisan ini bertujuan untuk mengetahui  kontekstualisasi ideologi kritis Ali Syari’ati dibidang pendidikan Islam. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan berbagai literatur mengenai pemikiran kritis Ali Syari’ati, kemudian dianalisis dalam konteks pendidikan Nasional di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Pendidikan harus dapat membebaskan manusia dari semua bentuk penjajahan. kedua: tujuan pendidikan kritis adalah untuk mewujudkan pribadi yang merdeka dan menjadi nabi sosial (rushan fekr) yang bertugas untuk membawa umat menuju cita-cita yang diinginkan bersama, yaitu kesejahteraan sosial, terbebas dari tindak kezaliman dan kesengsaraan umat. ketiga: menjadikan siswa yang tercerahkan yaitu mereka mampu keluar dari empat penjara sosial yang meliputi  sifat dasar, sejarah, masyarakat, dan ego manusia. Dalam konteks pendidikan Islam di Indoenesia bisa diwujudkan dengan membentuk anak didik menjadi pribadi yang kritis, independen dan berkesadaran sosial yang tinggi.Kata Kunci:  pendidikan kritis; Ali Syari’ati; independen; kesadaran social; ego manusia; pendidikan Islam; Indonesia
GERAKAN SOSIAL PETANI DESA BANJARANYAR DALAM MEMPERJUANGKAN LAHAN PERTANIAN Susanto, Nanang Hasan
Jurnal Penelitian Vol 12 No 2: Nopember 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.976 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v12i2.655

Abstract

This study was aimed to determine the history of social movements of Banjaranyar farmers, examined political economy theories of Popkin (1979) in The Rational Peasant: The Politics Economy of Rural Society in Vietnam that the resistance movement of farmers occurred when most people feel disadvantaged, and examined the theory of Scott (1976)about the concept of leadership and social structure. Through a historical approach, with the observation method of participation (participant observation) on the field, the study concluded, that the history of the struggle of Banjaranyar Farmers had a genuine dynamic, and the political economy theory of Popkin (1979), the theory of Scot (1976) manifested in social history that took place in the village of Banjaranyar.
Petani Muslim Kuningan Dalam Pusaran Konflik Kelas Susanto, Nanang Hasan
Jurnal Penelitian Volume 13 Nomor 2 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.408 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v13i2.1198

Abstract

Penelitian ini menguji teori Marx yang mengatakan bahwa dalam proses kapitalisasi, petani lahan kecil akan tergusur oleh petani lahan besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Participatory Action Research (PAR). Menggunakan teknik observasi partisipasi di lapangan, studi ini melakukan wawancara mendalam terhadap petani. Analisis data yang digunakan bersifat induktif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan, bahwa teori Marx tidak terjadi di malar Aman. Adapun penyebab menurunnya pertanian disebabkan menurunnya unsur hara tanah, mahalnya biaya produksi, alih fungsi lahan dan perubahan cuaca. Sedangkan strategi petani lahan kecil untuk mempertahankan kehidupan yaitu melakukan pola tanam tumpang sari, melakukan pekerjaan tambahan, dan mengatur keuangan.
TANTANGAN MEWUJUDKAN KESETARAAN GENDER DALAM BUDAYA PATRIARKI Susanto, Nanang Hasan
MUWAZAH Vol 7 No 2: Desember 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.527 KB)

Abstract

Although the issue of gender equality tobe a demand in almost all countries, but the fact is not easy to achieve gender equality. This appearance infected the construc of cultural patriarchy since long time ago for discriminating roles of men and women. This Social Construct go on from generation to generation. Actually, there is still hope for realize the gender equality, although it requires a process. Among them is through education by providing adequate access to women, to exercise control over every policy of gender bias, involving women to provide participation, and provide equitable benefits between men andwomen.Meskipun isu kesetaraan Gender (genderequality) menjadi tuntutan hampir di semua Negara, namun faktanya tidak mudah untuk mewujudkan kesetaraan gender. Hal ini dikarenakan konstruk budaya masyarakat melalui budaya Patriarki yang membeda-bedakan peran laki-laki dan perempuan. Konstruk budaya ini sudah berlangsung lama dari generasi ke generasi. Sebenarnya masih ada harapan untuk mewujudkan kesetaraan gender, meskipun membutuhkan proses, karena merubah budaya membutuhkan waktu yang cukup lama. Diantaranya adalah melalui pendidikan dengan pemberian akses yang cukup kepadaperempuan, melakukan kontrol terhadap setiap kebijakan yang bias gender, melibatkan perempuan untuk memberikan partisipasinya, dan memberikan benefit yang adil antara lakilaki dan perempuan.
Menangkal Radikalisme Atas Nama Agama Melalui Pendidikan Islam Substantif Susanto, Nanang Hasan
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2151

Abstract

The increase of Islamic radicalism in Indonesia are the fact on social reality in Indonesia at present day. Therefore it is necessary to trace the basic substance of Islamic education. Through literature study and descriptive analysis, this study concludes that Islamic radicalism can be prevent by understanding the basis fundamental of islamic education in the form of 3 main points, namely: First, not mistaken in interpreting the Holy Qur'an, Second, not be trapped in the formalization of religion. The efforts of religion groups to establish the Khilafah Islamiyah (Islamic Empire) which is often triggered violence’s in making it happen are categorized as a trapped on the formalization of religion. Third, implement a religious life with Hanif, that is to implement a religious life with a right attitude, Sincere and passionate truth, in accordance with what is exemplified by Prophet Ibrahim as the father of monotheis, and in accordance with the content of QS Ar-Rum verse 30.Abstrak.Menguatnya gerakan Islam radikal  merupakan  fakta yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menelusuri substansi mendasar pendidikan Islam. Melalui studi pustaka dan analisis deskriptif, penelitian ini menawarkan sebuah gagasan, bahwa radikalisme atas nama agama dapat ditangkal dengan memahami substansi mendasar pendidikan agama Islam berupa 3 hal pokok, yakni Pertama, tidak salah dalam menafsirkan kitab suci Al-Qur’an, Kedua, beragama tidak terjebak pada formalisasi agama. Upaya berbagai kelompok untuk mendirikan Khilafah Islamiyah yang seringkali disertai kekerasan dalam mewujudkannya, dikategorikan sebagai bentuk keterjebakan pada formalisasi agama. Ketiga, menjalankan kehidupan beragama dengan hanif, yakni menjalankan kehidupan beragama dengan sikap yang lurus, tulus dan bersemangat kebenaran, sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Ibrahim sebagai bapak monotheis, dan sesuai dengan kandungan Q.S. ar-Rum ayat 30.
Problematika Pendidikan Islam di Indonesia: Eksplorasi Teori Motivasi Abraham Maslow dan David McClelland Nanang Hasan Susanto; Cindy Lestari
Edukasia Islamika Volume 3, Number 2 2018, Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.673 KB) | DOI: 10.28918/jei.v3i2.1687

Abstract

This paper aims to offer a comprehensive idea for one of the issues of Indonesia’s education, particularly in Islamic education. The issues deal with low student achievement as well as the phenomenon of teacher situated in a mechanistic curriculum, through motivation theories proposed by Abraham Maslow and David McClelland. A qualitative approach was designed in this library research. The study employed discourse analysis and cultural analysis as the methods of data analysis regarding the reality of Indonesia’s education. This study promotes the urgency of enhancing students’ motivation in experiencing Islamic education, either by fulfilling five basic needs as suggested in the Maslow’s theory or by fostering need for achievement (nAch) as portrayed in the McClelland’s theory, to explore the national education problems. This study depicts that motivation constitutes the main factor that significantly contributes to students’ achievement. It, likewise, denotes the students’ abilities in developing learning materials through their creativity and innovations in terms of their own potential, specifically for Islamic education
Menangkal Radikalisme Atas Nama Agama Melalui Pendidikan Islam Substantif Nanang Hasan Susanto
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2151

Abstract

The increase of Islamic radicalism in Indonesia are the fact on social reality in Indonesia at present day. Therefore it is necessary to trace the basic substance of Islamic education. Through literature study and descriptive analysis, this study concludes that Islamic radicalism can be prevent by understanding the basis fundamental of islamic education in the form of 3 main points, namely: First, not mistaken in interpreting the Holy Qur'an, Second, not be trapped in the formalization of religion. The efforts of religion groups to establish the Khilafah Islamiyah (Islamic Empire) which is often triggered violence’s in making it happen are categorized as a trapped on the formalization of religion. Third, implement a religious life with Hanif, that is to implement a religious life with a right attitude, Sincere and passionate truth, in accordance with what is exemplified by Prophet Ibrahim as the father of monotheis, and in accordance with the content of QS Ar-Rum verse 30.Abstrak.Menguatnya gerakan Islam radikal  merupakan  fakta yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menelusuri substansi mendasar pendidikan Islam. Melalui studi pustaka dan analisis deskriptif, penelitian ini menawarkan sebuah gagasan, bahwa radikalisme atas nama agama dapat ditangkal dengan memahami substansi mendasar pendidikan agama Islam berupa 3 hal pokok, yakni Pertama, tidak salah dalam menafsirkan kitab suci Al-Qur’an, Kedua, beragama tidak terjebak pada formalisasi agama. Upaya berbagai kelompok untuk mendirikan Khilafah Islamiyah yang seringkali disertai kekerasan dalam mewujudkannya, dikategorikan sebagai bentuk keterjebakan pada formalisasi agama. Ketiga, menjalankan kehidupan beragama dengan hanif, yakni menjalankan kehidupan beragama dengan sikap yang lurus, tulus dan bersemangat kebenaran, sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Ibrahim sebagai bapak monotheis, dan sesuai dengan kandungan Q.S. ar-Rum ayat 30.